Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN

STRATEGI PELAKSANAAN

KEPERAWATAN JIWA

PADA Nn.S DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH :

YULITA SOFIATUN (18012349)

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS ANNUR PURWODADI

TA 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Masalah Utama: Defisit Perawatan Diri


I. PROSES TERJADINYA MASALAH
a. Pengertian
Defisit keperawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa merupakan
defisit perawatan diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun
(Keliat dan Akemat, 2007)

Menurut Potter, Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan


untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis

b. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan Tidak melakukan


diri seimbang diri kadang tidak perawatan diri pada
saat stres

Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan
mampu untuk berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri
2. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan
stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresso (Ade, 2011)
c. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003) faktor predisposisi deficit
perawatan diri adalah:

a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.

b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri

c) Kemampuan Psikologis menurun


Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri. Masalah psikologi tersebut contohnya harga
diri rendah : klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat diri,
body image: gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri, misalnya individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.

d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkngan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.

2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, gangguan kognitif atau perceptual, cemas, lelah atau lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri. Faktor-faktor yang mempengaruhi :

a) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik, individu
tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

b) Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c) Status Sosial Ekonomi


Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.

d) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan.

e) Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.

f) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain-lain.

g) Kondisi fisik atau psikis


Pada keadaan tertentu / sakit, kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

b. Tanda dan Gejala


Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri
maka tanda dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada pasien yaitu:

1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
2. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien
laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
4. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik
setelah BAB/BAK
c. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri
Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan ata menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
sendiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatn kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.
d. Akibat
1. Dampak fisik
Banyak gangguan Pemeliharaan Kesehatan (Budiana K, Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa Jilid 2), Gangguan pemelihaaan kesehatan
ini bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa terjadinya infeksi kulit
(scabies, panu, kurap) dan juga gangguan yang lain seperti gastritis kronis
(karena kegagalan dalam makan), penyebaran penyakit orofecal ( karena
hiegene bab/bak sembarangan) dan lain-lain. gangguan fisik yang seering
terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah
gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Damaiyanti, 2012

1. Keperawatan
Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang
tidak dapat merawat diri sendiri adalah :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
1) Bina hubungan saling percaya.
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
3) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
1) Bantu klien merawat diri
2) Ajarkan ketrampilan secara bertahap
3) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
1) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
2) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
3) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien
misalnya, kamar mandi yang dekat dan tertutup.
d. Penatalaksanaan

Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, Makan minum dan


berdandan)

Defisit perawatan diri

Harga Diri Rendah

Isolasi sosial
2. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
a) Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Data subyektif : Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa
melakukan apa-apa,
Data obyektif : Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan,
halitosis, badan bau, kulit kotor
b) Isolasi Sosial
Data subyektif : Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
Data obyektif : Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis,
Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin
pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan
c) Defisit Perawatan Diri
Data subyektif
a. Pasien merasa lemah
b. Malas untuk beraktivitas
c. Merasa tidak berdaya.
Data obyektif
a. Rambut kotor, acak – acakan
b. Badan dan pakaian kotor dan bau
c. Mulut dan gigi bau.
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku panjang dan tidak terawat
3. Diagnosa Keperawatan
1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi Sosial
3. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
4. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Utama : Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan,


makan, BAB/BAK
Tujuan Umum : Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri
Tujuan Khusus :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
SP 1 :
a. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
1) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
SP 2 :
b. Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias
SP 3 :
c. Melatih pasien makan secara mandiri
1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
2) Menjelaskan cara makan yang tertib
3) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
4) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
SP 4 :
d. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
1) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Strategi Pelaksanaan pada keluarga

1. SP 1 keluarga :
1) Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya defisit
perawatan diri (gunakan booklet).
3) Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri.
4) Latih cara merawat : kebersihan diri.
5) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
2. SP 2 keluarga :
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
kebersihan diri. Beri pujian. 2) Bimbing keluarga membantu pasien
berdandan.
2) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.
3. SP 3 keluarga :
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian.
2) Bimbing keluarga membantu makan dan minum pasien.
3) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.
4. SP 4 keluarga :
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
kebersihan diri, berdandan, makan dan minum. Beri pujian.
2) Bimbing keluarga merawat buang air besar dan buang air kecil pasien.
Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, F,dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondhoutomo.2003

Damaiyanti. (2012). Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Herman ade. (2011). buku ajar asuhan keperawatan jiwa. yogyakarta: nuha medika.

Keliat, B.A. 2007. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Perry, Potter.2005. Buku Ajar FundamentalbKeperawatan. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai