Anda di halaman 1dari 6

Nama : Meilanda Manahampy

Nim : 183145453042
Kelas : 18B

ANALISIS LOGAM BERAT

A. Pemeriksaan Arsen (As)


Arsen dikenal dengan simbol As, memiliki nomor atom 33,
merupakan unsur yang terdapat di berbagai tempat dan terbentuk secara
alami di dalam lapisan bumi. Keberadaan arsen di alam sangat
berlimpah, menduduki peringkat ke-20 di dalam lapisan kerak bumi,
peringkat ke-14 di air laut dan ke 12 dalam tubuh manusia. Mekanisme
masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari
makanan atau minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap
lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah. Arsen
adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum.
1. Prosedur Pemeriksaan
Metode yang digunan dalam pemeriksaan Arsen adalah
Kolorimetri
a) Alat dan bahan
1. Erlenmeyer
2. Arsenict Tes
3. Mortal dan pastel
4. Timbangan analitik
5. Gelas ukur
6. beaker glass 80 ml
7. botol sample 5 ml
8. Sampel (udang mentah)
9. Aquades

b) Prosedur kerja
1. Sediakan alat dan bahan
2. Potong aluminium foil secukupnya letakkan di atas
timbangan analitik
3. Timbang sampel sebanyak 10 g
4. Pindahkan sampel ke beacker glass 80 mL
5. Masukkan kedalam mortal lalu tumbuk dengan pestle
sampai terlihat sedikit halus
6. Pindahkan ke beacker glass
7. Tambahkan aquades sampai 50 mL
8. Setelah itu tuangkan ke botol sampel sebanyak 5 mL
9. Pindahkan ke botol arsenic tes
10. Tambahkan reagen arsen 1 dan 2 masing-masing 1
sendok, lalu homogenkan
11. Masukkan kertas arsenic test, kertas tidak boleh kontak
langsung dengan air sampel
12. Tunggu hingga 20 menit
13. Amati perubahannya dan bandingkan dengan indikator
perubahan warna.
14. Jika terjadi perubahan warna pada kertas arsenik maka
dikatakan positif arsen.
B. Pemeriksaan Timbal (Pb)
Timbal adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam
kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses
alami. Timbal yang ada di lingkungan lebih banyak dihasilkan oleh
kegiatan manusia dibandingkan timbal yang berasal dari proses alami.
Timbal di udara terutama berasal dari penggunaan bahan bakar
bertimbal yang dalam pembakarannya melepaskan timbal oksida
berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia. Debu
Timbal juga dapat mengkontaminasi tanah pertanian dan mencemari
hasil pertanian yang dikonsumsi manusia. Penggunaan bahan bakar
bertimbal melepaskan 95% timbal yang mencemari udara di negara
berkembang. Pencemaran lingkungan yang mencapai titik kritis dan
menimbulkan dampak yang sangat berat pada kesehatan manusia
terutama anak balita.
Pb dapat mencemari udara, air, tanah, tumbuhan, hewan, bahkan
manusia. Masuknya Pb ke tubuh manusia dapat melalui makanan dari
tumbuhan yang biasa dikonsumsi manusia seperti padi, teh dan
sayursayuran. Logam Pb terdapat di perairan baik secara alamiah
maupun sebagai dampak dari aktivitas manusia. Logam ini masuk ke
perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan.
Selain itu, proses korofikasi dari batuan mineral juga merupakan salah
satu jalur masuknya sumber Pb ke perairan

1. Prinsip AAS
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom.
Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang
tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Sampel Pb diatomisasi
dengan nyala maupun dengan tungku. Pada atomisasi temperatur
harus benar-benar terkendali dengan sangat hati-hati agar proses
atomisasinya sempurna. Biasanya temperatur dinaikkan secara
bertahap, untuk menguapkan dan sekaligus mendisosiasikan
senyawa yang dianalisis. Sumber radiasi harus bersifat sumber yang
kontinyu. Analisis dengan AAS menganut hukum Lambert Bee
Prosedur untuk menyatakan hubungan antara absorbansi yang
terukur dengan konsentrasi sampel.
2. Prosedur Pemeriksaan
a) Pembuatan Larutan Standar Timbal (Pb)
1) Larutan Baku Timbal (Pb) 100 ppm
a. Pipet 1 mL larutan baku timbal (Pb) 1000 ppm dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
b. Tambahkan larutan pengencer (aquadest) sampai tanda
batas.
2) Pembuatan Larutan Seri Standar Timbal (Pb)
a. Larutan baku Timbal (Pb) 10 ppm dipipet 0,0 mL; 0,5
ml; 1,0 mL; 2,0 mL; 5,0 mL; 10,0 mL; dan 20,0 mL.
b. Masing-masing larutan dimasukkan kedalam labu ukur
100 mL.
c. Larutan ditambahkan larutan pengencer (aquadest)
sampai tanda batas, hingga diperoleh kadar Timbal (Pb)
0,0 ppm; 0,05 ppm; 0,1 ppm; 0,2 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm;
dan 2 ppm.
d. Pengukuran larutan standar dengan Spektrofotometer
Serapan Atom (AAS) pada panjang gelombang 283,3
nm.
3) Cara Pemeriksaan Sampel
a.Sampel dihomogenkan dengan cara di kocok.
b.Dimasukkan 100 mL sampel yang sudah dihomogenkan
ke dalam gelas piala.
c.Tambahkan 5 mL asam nitrat (HNO3) ke dalam gelas
piala yang berisi d.sampel.
e.Sampel dipanaskan di pemanas listrik sampai larutan
sampel hampir kering.
f. Sampel yang hampir kering tersebut, kemudian
ditambahkan 50 mL aquadest.
g.Sampel disaring dengan kertas saring dan dimasukkan
kedalam labu ukur 100 mL
h.Tambahkan aquadest sampai tanda batas.
i. Pengukuran kadar sampel dengan Spektrofotometer
Serapan Atom (AAS) pada panjang gelombang 283,3 nm.
4) Pembuatan kurva kalibrasi
a. Pembuatan kurva kalibrasi dlakukan sebagai berkut :
b. Alat AAS diatur dan dioptimalkan sesuai dengan
petunjuk penggunaan alat untuk pengujian logam.
c. Diukur masing-masing larutan kerja yang telah dibuat
pada panjang gelombang 283,3 nm. Kemudian dicatat
masing-masing serapannya (absorbans).
d. Dibuat kurva kalibrasi dari data-data yang telah diperoleh
dan ditentukan persamaan garis lurusnya yaitu Y = bX + a
5) Cara Pengujian Sampel
Diukur masing-masing larutan uji yang telah dipreparasi
pada panjang gelombang 283,3 nm dengan Spektrofotometer
Serapan Atom (AAS) menggunakan lampu holow katoda Pb.

Anda mungkin juga menyukai