Anda di halaman 1dari 5

Makalah

Keperawatan Medikal Bedah

DOSEN PEMBIMBING :

Almaini,SKp,M.Kes

DISUSUN OLEH:

Dhea Rizki .R

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu
Jurusan Keperawatan Program Studi
Diploma III Curup
Tahun 2020
A. Jelaskan mekanisme odema paru pada pasien GGK
Edema paru adalah suatu kondisi yang ditandai dengan gejala sulit bernapas akibat
terjadinya penumpukan cairan di dalam kantong paru-paru (alveoli). Kondisi ini dapat
terjadi tiba-tiba maupun berkembang dalam jangka waktu lama. Dalam kondisi
normal, udara akan masuk ke dalam paru-paru ketika bernapas. Namun, pada kondisi
edema paru, paru-paru justru terisi oleh cairan. Sehingga oksigen yang dihirup pun
tidak mampu masuk ke paru-paru dan aliran darah.
Ada beberapa macam penyebab edema paru, biasanya berhubungan dengan gangguan
pada jantung. Namun, edema paru juga dapat terjadi tanpa gangguan jantung. Jantung
berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dari bagian rongga jantung yang
disebut ventrikel kiri. Ventrikel kiri mendapat darah dari paru-paru, yang merupakan
tempat pengisian oksigen ke dalam darah untuk kemudian disalurkan ke seluruh
tubuh. Darah dari paru-paru, sebelum mencapai ventrikel kiri, akan melewati bagian
rongga jantung lainnya, yaitu atrium kiri. Edema paru yang disebabkan oleh gangguan
jantung terjadi akibat ventrikel kiri tidak mampu memompa masuk darah dalam
jumlah yang cukup, sehingga tekanan di dalam atrium kiri, serta pembuluh darah di
paru-paru meningkat. Peningkatan tekanan ini kemudian menyebabkan terdorongnya
cairan melalui dinding pembuluh darah ke dalam alveoli. Beberapa penyakit jantung
yang dapat menyebabkan edema paru, antara lain: Penyakit jantung koroner,
Kardiomiopati, Hipertensi, Penyakit katup jantung.
Selain akibat masalah yang berkaitan dengan jantung, edema paru juga bisa
disebabkan oleh beberapa kondisi atau faktor lainnya, seperti: Gagal ginjal, Acute
respiratory distress syndrome, Infeksi virus, Emboli paru, Cedera pada paru-paru,
Tenggelam.

B. Meringkas materi
A. Asuhan keperawatan batu saluran kemih
a. Definisi Batu Saluran Kemih
Definisi BSK Batu saluran kemih adalah batu yang terbetuk dari berbagai
macam proses kimia di dalam tubuh manusia dan terletak di dalam ginjal serta
saluran kemih pada manusia seperti ureter
b. Etiologi
 Faktor intrinsik: herediter, usis, jenis kelamin.
 Faktor ekstrinsik: geografi, iklim dan suhu, asupan air, diet, pekerjaan
c. Patofisiologi
Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada
tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (stasis urine),
yaitu sistem kalises ginjal atau buli-buli.
d. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala BSK antara lain:
1.    Kolik renal dan non kolik renal merupakan 2 tipe nyeri yang berasal dari
ginjal kolik renal umumnya disebabkan karena batu melewati saluran
kolektivus atau saluran sempit ureter, sementara non kolik renal disebabkan
oleh distensi dari kapsula ginjal. 
2.    Hematuria pada penderita BSK seringkali terjadi hematuria (air kemih
berwarna seperti air teh) terutama pada obstruksi ureter.
3.    Infeksi jenis BSK apapun seringkali berhubungan dengan infeksi
sekunder. 
e. Komplikasi Batu Saluran Kemih
1.    Pembendungan dan pembengkakan ginjal
2.    Kerusakan dan gagal fungsi ginjal,
3.    Infeksi saluran kemih
f. Pengkajian
1.    Identitas
2.    Riwayat penyakit sekarang
3.    Pola psikososial
4.    Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
5. Pemeriksaan fisik
g. Diagnosa keperawatan
1.    Nyeri akut
2. Gangguan Eliminasi Urine
3.    Retensi urine

B. Asuhan keperawatan diabetes insipidus


a. Definisi
Diabetes insipidus (DI) adalah istilah untuk penyakit yang ditandai dengan
poliuria dan polidipsia. Diabetes insipidus dapat dibagi menjadi dua golongan
utama yaitu Cranial diabetes insipidus (CDI) dan  Nephrogenic diabetes
insipidus (NDI).
b. Penyebab
Kekurangan hormon antidiuretik (ADH) yang ditandai oleh jumlah urine yang
besar. Penyakit ini dapat disebabkan oleh tumor pada tangkai hipofisis
kadang-kadang penyebabnya tidak diketahui.
Vasopresin agrinin merupakan suatu hormon antidiuretik (ADH) ysng dibuat
nukleus supraoptik peraventrikuler hipotalamus dengan protein pengikatnya
yaitu neurofisin. Gangguan sekresi vasopresin dibagi 2 yaitu:
 Diabetes insipidus sentral yaitu destruksi nekleus kaudatus
hipotalamus temoat sintesa vosapresin
 Diabetes indipidus nefrogenik yaiutu tidak responsifnya tubulus ginjal
pada vasopresin.
c. Fisiologi vasopresin
Peningkatan osmolitas cairan ekstraseluler/penurunan volume intravasler
menjadi merangsang peningkatan sekresi vasopresin menjadi meningkatkan
permeabilirasi epitel duktus pengumpul ginjal terhadap air dan terbentuk
konsentrasi kemih meningkat dan osmilalitasi serum menurun
d. Gambaran klinik lainnya
Adanaya poli uri, poli dipsi, dan adanya rasa lemah.
e. Asuhan keperawatan
a) Pengkajian
b) Pemeriksaan fisik
c) Diagnosa keperawatan
d) Penanganan

C. Asuhan keperawatan gagal ginjal kronis


a. Penurunan fungsi ginjal dapat diukur melalui penurunan laju filtrasi
glomerolus (LFG) yang berfungsi sebagai indicator kemampuan ginjal dalam
menyaring darah.
b. Fungsi ginjal
Fungsi Regulator: Filtrasi, Reabsorbsi Selektif, Ekskresi
Fungsi produksi: Hormon eritroprotein, Vitamin D Aktif, Hormon Renin,
Hormon Prostaglandin.
c. Etiologi
Etiologi GGK sangat bermacam-macam dan kompleks.
 Penyakit infeksi ginjal (glomerulonefritis, pyelonefritis)
 ARF
 Penyakit ginjal polikistik
 Obstruksi ginjal (neoplasma), prostate, striktura
 Nefrotoksik (analgetik, kanamisin)
 Penyakit sistemik (DM, Hipertensi, SLE, Gout)
d. Patofisiologi
 Terjadi kerusakan dan penurunan progresif fungsi nefron. Saat terjadi
penurunan nilai GFR dan klirens serum ureum dan kreatinin
meningkat.
 Nefron yang masih sehat mengalami hipertropi karena terus
menggantikan semua fungsi nefron yang rusak. Hal ini menyebabkan
ginjal kehilangan kemampuan untuk memekatkan urine secara baik.
e. Pemeriksaan diagnostik
a. Lab : ureum /creatinin; hemoglobin, analisa gas darah, CCT, (Na, K,
Ca, P), albumin, gula darah, trigliserida
b. Diagnostik : biopsy ginjal
c. Radiologi : BNO/ foto polos abdomen, IVP, USG, renogram, foto
jantung, foto paru, foto tulang
d. ECG
f. Penatalaksaan medis
1. Penatalaksaan konservatif
2. Dialisis: Hemodialisis, Peritoneal Dialisis
3. Transplantasi Ginjal: Donor hidup, Donor Cadaver,Dialisis dan
transplantasi dilakukan pada pasien GGK yang tahap terminal.
g. Asuhan keperawatan
a) Pengkajian

b) Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan:
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh kurang dari yang
dibutuhkan berhubungan dengan:

Anda mungkin juga menyukai