• Alat : kaca mulut, sonde, pinset, round, fissure, inverted diamond bur, fine finishing bur,
highspeed, stone bur, spatula agate, glass plate, pfi, air spray
• Bahan : cotton roll, cotton pellet, dentin conditioner, glass ionomer cement, paper pad,
microbrush, celluloid strip/matrix band, zinc phosphat cement, varnish, articulating paper
Manipulasi GIC
1. Dilakukan pada glass plate yang dilapisi paperpad menggunakan agate spatel
2. Perbandingan bubuk dengan cairan = 3: 1 (sesuai aturan pabrik), waktu meneteskan cairan
posisi botol vertical, agar udara ke luar
3. Bubuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama. Pada bagian ½ dicampur dengan cairan dengan
cepat, gerakan memutar dan melipat selama kurang lebih 10 detik, kemudian ditambah
dengan bubuk lagi sampai dengan konsistensi dempul yang cukup kental dan tampak
mengkilap “puty like consistency”
4. Pencampuran selesai dalam waktu 30- 40 detik
Setelah aplikasi GI, aplikasi varnish. Aplikasi varnish/cocoa butter untuk mencegah water
in/water out. Varnish merupakan bahan lapisan pelindung gigi, berperan dalam mengurangi
masuknya cairan mulut pada permukaan tumpatan dan gigi. Palikasi varnish pada permukaan GI
dapat mencegah tumpatan GI dari kekeringan selama proses settin/maturasi dengan cara
mengubah mekanisme water loss dari tumpatan GI. Aplikasi varnish juga dapat mencegah
kontaminasi saat proses setting atau maturasi tumpatan GI
Tumpat kelas 1 (GIC tipe 2) :
1. Isolasi daerah kerja
2. Preparasi kavitas sesuai outline
Preparasi karies klas 1
1. Membuat outline form preparasi kavitas klas I
2. Masuki daerah pit fissure dengan bur bulat No. ½ sampai kedalaman ±2 mm.
3. Dengan mempertahankan kedalaman ini, kavitas diperluas ke semua alur pit
fissure sampai kerusakan fissure hilang dengan menggunakan bur fissured
berujung datar (mengikutsertakan pit dan fissure yang dalam)
4. Dasar kamar pulpa diratakan dengan bur inverted cone
hati-hati untuk tidak mengambil bagian bawah dinding secara berlebihan selama
preparasi.
3. Irigasi dan keringkan dengan mengunakan air spary dan keringkan dengan menggunakan
tampon
4. Bila kavitas dalam (basis dengan menggunakan CAOH2 / zinc fosfat) dan tunggu hingga
kering
5. Ulas dg dentin conditioner menggunakan microbrush 15-20 s
6. Irigasi dan keringkan
7. Aplikasikan GIC tipe 2
8. Cek oklusi menggunakan articulating paper
9. Polishing menggunakan stone bur (setelah 24 jam)
Hasil Preparasi Klas I pada
gigi 46
tampon.
4. Bila kavitas dalam (basis dengan menggunakan CAOH2 / zinc fosfat) dan tunggu hingga
kering.
5. Aplikasikan dentin conditioner dengan menggunakan microbrush 15-20 detik.
6. Kemudian irigasi dan keringkan dengan dengan mengunakan air spary dan keringkan
dengan menggunakan tampon.
7. Pasangkan celluloid strip untuk menumpat dengan GIC pada gigi yang akan ditumpat.
8. Aplikasikan GIC tipe 2 (Lakukan pengadukan bahan GI pada paper pad dialasi glass
plate. Siapkan bubuk dan cairan dengan perbandingan 1 sendok peres bubuk berbanding
1 tetes liquid. Bubuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama, bagian yang setengah dicampur
ke liquid dan aduk dengan gerakan memutar dan melipat hingga konsistensi dempul
(putty like consistency). Aplikasikan GI ke kavitas dengan plastis filling instrument dan
di bentuk anatomisnya dengan bantuan celluloid strip).
9. Polishing dilakukan 24 jam setelah menumpat.
10. Pasien diberi instruksi berupa KIE yaitu tidak boleh makan-makanan yang keras atau
lengket, menggosok gigi dengan hati-hati tidak boleh terlalu keras, menghindari makanan
yang merubah warna restorasi seperti teh, kopi, jika tumpatan lepas bisa menghubungi
operator atau dokter.
TAF : pada semua gigi bebas karies
1. Daerah gigi di brush dg pumice
2. Irigasi dan keringkan dengan mengunakan air spary dan keringkan dengan menggunakan
tampon
3. Isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton roll
4. Semua gigi yg karies di tumpat sementara (caviton)
5. Aplikasikan TAF (Snf, Naf, APF)ke seluruh permukaan gigi dengan menggunakan
microbrush dan bagian interdental menggunakan dental flos dan tunggu hingga kering 3-
5 menit
6. Lepaskan tambalan sementara
7. Instruksi pasien (gak boleh kumur dulu, minum makan selama 30 menit, kalau gosok
gigi tetep pakek pasta gigi)
Fissure sealant (Resin) : pada gigi p/m pit dan fisure yang dalam
1. Daerah gigi di brush dengan pumice
2. Irigasi dan keringkan dengan mengunakan air spary dan keringkan dengan menggunakan
tampon
3. Isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton roll
4. Etsa dan tunggu
5. Irigasi dan keringkan dengan mengunakan air spary dan keringkan dengan menggunakan
tampon
6. Bonding
7. Sinar dg light cure
8. Aplikasikan sealant (komposit)
9. Sinar dg light cure
10. Cek oklusi dg articulating paper
11. Polishing
Kie fs : makan secara perlahan, jangan yang keras keras duluuu
Fissure sealant (GIC tipe 4) : pada gigi p/m pit dan fisure yang dalam
1. Daerah gigi di brush dengan pumice
2. Irigasi dan keringkan dengan mengunakan air spary dan keringkan dengan menggunakan
tampon
3. Isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton roll
4. Oleskan dentin conditioner dan tunggu hingga kering
5. Irigasi dan keringkan dengan mengunakan air spary dan keringkan dengan menggunakan
tampon
6. Aplikasi sealant (gic tipe 4)
7. Cek oklusi dg articulating paper
8. Polishing
Kie fs : makan secara perlahan, jangan yang keras keras duluuu
PAR TIPE B
ALAT
1. Alat Dasar Diagnostik (kaca mulut, pinset,sonde, eskavator)
2. Bur
3. PFI
4. Spatula Semen
5. Alat Pulas (brush)
6. Handpiece
7. Light cured
8. Diamond bur
9. Rubber dam
10. Burnisher
BAHAN
1. Cotton roll
2. Cotton pellet
3. Disclosing agent
4. Pumice
5. Etsa
6. Bonding agent
7. Sealant
8. Articulating paper
9. Resin komposit
10. Liner CaOH2
11. Microbrush
12. Saliva ejector
PROSEDUR
1. Bersihkan oklusal gigi dengan brush dan pumish, keringkan dengan air spray
2. Deteksi karies pada pit dan fissure menggunakan sonde.
3. Isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton roll dan lakukan pemasangan saliva ejector.
4. Preparasi kavitas untuk menghilangkan karies yang kedalamannya sebatas dentin yang
dangkal atau mengenai sedikit dentin dari pit dan fissure ± 2mm, menggunakan round bur no
1 atau 2.
5. Menghaluskan seluruh permukaan bidang preparasi dengan menggunakan inverted bur.
Preparasi PAR Tipe B pada
gigi 44
6. Irigasi dan keringkan dengan mengunakan air spary dan keringkan dengan menggunakan
tampon.
7. Aplikasikan dentin conditioner dengan menggunakan microbrush 15-20 detik.
8. Dentin yang terbuka di beri liner GIC dan tunggu hingga kering.
1. Aplikasikan bahan etsa menggunakan microbrush pada seluruh permukaan oklusal selama 60
detik asam phospat 37%, bilas 20 detik dan keringkan 10 detik
9. Aplikasikan bonding agent (intermediate resin layer of composite) dengan menggunakan
cotton pellet/microbrush kemudian dikeringkan dengan air spray/chip blower supaya merata
dan disinar dengan menggunakan light cure selama 20 detik.
11. Lepas cotton roll menggunakan pinset dan juga lepaskan saliva ejector.
12. Cek ulang pit dan fissure menggunakan sonde
2. Cek oklusi dengan menggunakan articulating paper. Jika terdapat teraan yang tebal atau saat
oklusi terasa mengganjal dapat dilakukan pengurangan menggunakan
PROSEDUR :
1. Anastesi gigi yang akan dipreparasi, non vital tanpa anastesi
2. Isolasi (rubber dam atau cotton roll)
3. Preparasi kavitas sampai atap pulpa terbuka
4. Vital & Non vital : Pembuangan jaringan nekrotik
Devital : Paraformaldehid 1-2 minggu, Tumpat sementara, Pembuangan jaringan nekrotik di
kamar pulpa
5. Irigasi dengan H2O2 dan NaOCl bergantian
6. Pengeringan dengan cotton pellet
7. Vital : Aplikasi formokresol (bahan fiksasi), ZOE + formokresol (pasta antiseptik)
Devital & Non vital : ZOE + formokresol (pasta antiseptik)
8. Basis ZnPO4
9. Tumpatan sementara
10. Kontrol 1 minggu
11. Tumpatan tetap ((GIC, Komposit, Amalgam, Stainless Steel Crown)
PULPEKTOMI
Alat:
1. Alat dasar
2. Round bur
3. Fissure bur
4. Jarum ekstirpasi
5. K-File
6. Jarum lentulo
7. Ekskavator
Bahan:
1. Alkohol
2. Paperpoint
3. Cotton roll
4. Cotton pellet
5. Bahan pengisian saluran akar (ZnOE)
6. Bahan basis (Zinc Phosphat)
7. Bahan tumpat sementara (Dentorit)
Prosedur :
Untuk memperluas dan menghaluskan kavitas akses denggan menggunakan fissure bur.
Kavitas diirigasi dengan aquades steril sampai bersih dari serbuk dentin yang terasah lalu
dikeringkan dengan cotton pellet.
6. Membersihkan jaringan pulpa yang berada di ruang pulpa dengan menggunakan ekskavator
7. Ekstirpasi Jaringan Pulpa
Setelah dilakukan preparasi cavity entrance, dilakukan ekstirpasi jaringan pulpa
menggunakan jarum ekstirpasi. Caranya yaitu jarum ekstirpasi dimasukkan dalam saluran
akar kemudian diputar agar jaringan pulpa terkait pada jarum ekstirpasi kemudian jarum
ditarik.
8. Pengukuran panjang gigi
Melakukan DWP (pengukuran panjang kerja) dengan menggunakan jarum miller. Jarum
miller dimasukkan ke dalam saluran akar. Dikarenakan tidak dilakukan foto DWP maka
nilai panjang kerja=nilai jarum miller yang masuk ke dalam saluran akar dikurangi 1 mm.
9. Preparasi Saluran Akar
Teknik preparasi yang digunakan adalah teknik konvensional.
Teknik konvensional
Preparasi saluran akar dilakukan dengan menggunakan K-File. Sebelum melakukan
preparasi saluran akar, jarum untuk preparasi saluran akar diletakkan pada endostand atau
kotak yang diberi spon. Cara preparasi yakni sebagai berikut:
K-File #15 diberi stopper karet dan diukur panjang file menggunakan endoblock.
Setelah panjang sesuai, file dimasukkan saluran akar dan digerakkan dengan
memutar alat 90o sampai 180 o searah dengan jarum jam kemudian diputar kembali
berlawanan arah. Saat preparasi, alat preparasi saluran akar menempel pada dinding
saluran akar sampai stopper tepat pada batas cusp tertinggi atau sesuai dengan
panjang kerja dan alat dapat digerakkan tanpa hambatan
Saluran akar diirigasi untuk membersihkan serbuk dentin yang terasah
Apabila dengan K-File #15 sulit mencapai panjang kerja yang diinginkan, maka awal
preparasi dapat menggunakan K-File #8 atau #10 atau Nitiflex #15
K-File #15 dimasukkan lagi ke dalam saluran akar sampai stopper tepat pada batas
cusp tertinggi dan dengan gerakan pull and push mengasah dinsing saluran akar
sehingga dinding saluran akar menjadi halus. Kemudian lakukan irigasi kembali.
Preparasi selanjutnya dilakukan dengan K-File #20 dengan cara yang sama seperti di
atas, demikian seterusnya. File digunakan secara berurutan dimulai dari nomor yang
terkecil dapat masuk saluran akar, hingga nomor lebih besar dengan panjang kerja
tetap sama. Apabila K-File #20 masih sulit untuk dimasukkan sesuai panjang kerja,
maka dapat melakukan preparasi menggunakan Nitiflex #20.
Tahap preparasi saluran akar dianggap selesai yaitu apabila bagian dentin yang
terinfeksi telah terambil, saluran akar cukup lebar untuk tahap pengisian saluran
akar, sesuai dengan panjang kerja, dan dinding saluran akar sudah halus.
Preparasi dengan K-File nomor 08 Preparasi dengan K-File nomor 55
10. Dilakukan sterilisasi pada ruang pulpa dengan menggunakan ChKM atau cresophene dengan
cara cotton pellet dibasahi dengan ChKM atau cresophene setelah itu diserapkan ke tampon,
cotton atau cotton pellet yang lain, karena kita hanya akan menggunakan uap dari ChKM
atau cresophene saja (dalam onsite kali ini tidak dilakukan sterilisasi dengan ChKM atau
cresophene)
11. Pengisian Saluran Akar
Teknik pengisian saluran akar yang digunakan untuk preparasi saluran akar secara
konvensional yaitu teknik single cone. Pengisian saluran akar dengan pasta ZnOE
menggunakan jarum lentulo. Pengisian saluran akar dengan pasta ZnOE dicamupur sampai
menjadi putty like consistency, pilih ukuran yang sesuai dengan 1-2 ukuran lebih kecil dari
file yang terakhir digunakan. Hal ini untuk mencegah patahnya jarum di dalam saluran akar
saat pengisian saluran akar. Jarum lentulo diberi stopper sesuai dengan panjang kerja dan
diberi pasta saluran akar sepanjang saluran akar saja. Jarum lentulo dan pasta saluran akar
dioleskan ke dinding saluran akar.
Alat:
1. Citoject
2. Sonde lurus
3. Pinset
4. Tang Siku
Bahan:
1. Povidon Iodine
2. Cotton Roll
3. Cotton Pellet
4. Anestesi Topikal
Tahapan Kerja Simulasi Pencabutan Gigi dengan Citoject
1. Melakukan persiapan yaitu cuci tangan, menggunakan handscoon, masker, jas klinik
2. Melakukan pembersihan dan pengeringan mukosa daerah kerja
3. Isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton roll
4. Aplikasi bahan anestesi topikal di mukosa bukal/labial dan lingual
5. Jarum (citoject) disuntikkan dengan arah 30o sepanjang setiap akar gigi pada permukaan
mesiobukal. Jarum suntik ditekan sampai masuk di antara gigi dan tulang alveolar
6. Bahan anastesi dideponir dengan menggunakan tekanan atau back-pressure
7. Tunggu 5-10 detik agar bahan anestesi dapat mengalir keluar dari catridge
8. Pemeriksaan tanda-tanda subjektif seperti rasa kebas/kesemutan yang teranestesi
9. Pemeriksaan objektif dengan menggunakan sonde pada daerah yang teranestesi
10. Observasi adanya tanda-tanda komplikasi pasca anestesi seperti alergi atau syok
11. Setelah dilakukan pemeriksaan subjektif dan objektif, itu menandakan bahan anastesi
sudah bekerja.
12. Kemudian dilakukan ekstraksi, disini saya akan mengekstraksi gigi 41, ekstraksi dengan
menggunakan tang siku dengan gerakan luksasi kemudian rotasi
13. Kemudian gigi terektraksi
SIMULASI PENCABUTAN GIGI DENGAN CE
1. Ketepatan pemilihan bahan dan peralatanan anastesi
2. Persiapan: cuci tangan, handschoen, masker, jas klinik
3. Tahap kerja anastesi dengan chlor ethyl (CE):
a. Pembersihan dan pengeringan mukosa daerah kerja
b. Isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll
c. Penyemprotan CE ke tampon dengan jarak ± 2 cm, tunggu sampai tampon diliputi
salju/bunga es
d. Aplikasi CE ke mukosa dengan cara ditekan di sebelah bukal dan lingual/palatal ± 15
detik sampai mukosa pucat
e. Pemeriksaan tanda-tanda subyektif seperti rasa kebas/kesemutan pada daerah
(mukosa) yang teranastesi
4. Observasi adanya tanda-tanda komplikasi pasca anastesi seperti alergi atau syok