Anda di halaman 1dari 6

JOURNAL READING 2

Maternal risk factors associated with


persistent placenta prev ia

SUMBER:
Nama: Anak Agung Avrella  KING, L., DHANYA MACKEEN, A., NORDBERG, C.
Shora Yuananda AND PAGLIA, M., 2020. MATERNAL RISK FACTORS
ASSOCIATED WITH PERSISTENT PLACENTA
NIM: 2071121036 PREVIA. PLACENTA, 99, PP.189-192.

Pembimbing: dr. A.A. Gede *RINGKASAN HASIL JURNAL READING


Raka Budayasa, Sp.OG(K)
1. Pendahuluan
Hari/Tanggal: 1 Januari 2021
Plasenta previa (PP) ditandai dengan implantasi
Waktu: 19.00 WITA
jaringan plasenta yang abnormal di atas ostium

endoserviks. PP dikaitkan dengan peningkatan

morbiditas dan mortalitas maternal. Wanita dengan

PP memiliki risiko tinggi Post Partum Hemorrhage

(PPH). Maka ibu dengan PP akan memiliki risiko yang

lebih tinggi dalam membutuhkan transfuse darah,

histerektomi emergensi post -partum, dan durasi

hospitalisasi post -partum yang lebih lama.

Paling sering terjadi pada fase hidup dekade kedua

(10-19 tahun) dan dekade ketiga (20-29) karena

pengaruh hormon eksogen, kehamilan, atau fluktuasi


hormon, dan umumnya akan stabil pada ukuran 1-3

cm (maka dari itu tidak perlu dilakukan bedah)

Tetapi jika terdapat lesi fibroepitel dengan

peningkatan elemen stroma dalam perlakuan core

biopsy, tumor filoides menjadi diagnosis banding.

Pada kondisi tersebut, bedah eksisi disarankan.

Akan tetapi beberapa praktek tetap melakukan

eksisi terhadap fibroadenoma yang terbukti oleh hasil

biopsi (biopsy-proven fibroadenoma) karena

kekhawatiran terjadinya malignansi.

Faktor risiko ibu yaitu: advanced maternal age

(AMA), riwayat bayi lahir dalam keadaan meninggal,

riwayat SC, riwayat dilatasi dan evakuasi (D&E),

jumlah kehamilan, penggunaan tobako, dan

penyalahgunaan zat -zat terlarang

2. Materi dan Metode

 Studi kohort retrospektif dilakukan di mana 705

wanita hamil yang didiagnosis dengan Low -

Lying Plasenta atau Plasenta Previa antara usia

kehamilan 17 dan 24 minggu diidentifikasi dari

satu institusi antara tahun 2003 dan 2017.

 Kriteria inklusi:

◦ Diagnosis Ultrasound LLP atau PP

sebelum kehamilan 24 minggu 6 hari


◦ Telah dilakukan ultrasound transvaginal

untuk mengkonfirmasi diagnosis sebelum

kehamilan 28 minggu

◦ Dokumentasi ultrasound letak plasenta

pada trimester ketiga

◦ Persalinan dilakukan didalam institusi

 Data diperoleh melalui rekam medis elektronik

dan grafik manual

 Dilakukan 2 analisis:

◦ Evaluasi seluruh wanita dengan

diagnosis awal LLP dan PP

◦ Evaluasi seluruh wanita dengan

diagnosis awal hanya PP


3. Hasil
4. Diskusi

Kekurangan penelitian:

-Populasi pasien yang homogen – kaukasia dan

obesitas

-Karena menggunakan grafik review, hasil penelitian

sangat bergantung dengan akurasi dan kebenaran

dari dokumentasi yang ada

-Kecilnya ukuran sampel PP

Mayoritas kasus LLP (98,4%) dan PP (82,9%) teratasi

sebelum persalinan, sesuai dengan rate migrasi


plasenta yang ditemukan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa antara wanita

dengan Plasenta Previa yang didiagnosis pada

trimester kedua, mereka dengan riwayat persalinan

sesar atau operasi intrauterin memiliki kemungkinan

Persistent Plasenta Previa yang meningkat, masing-

masing 7,0% dan 2,5%.

Anda mungkin juga menyukai