Anda di halaman 1dari 5

1.

Jelaskan pengertian hukum internasional dan membedakannya dengan


hukum nasional !

Jawab :

Hukum Internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas


berskala internasional. Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan
sebagai perilaku dan hubungan antarnegara namun dalam perkembangan pola
hubungan internasional semakin kompleks pengertiannya. Hukum internasional
juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi internasional dan pada batas
tertentu, perusahaan multinasional dan individu.

Hukum Nasional adalah peraturan hukum yang berlaku di suatu Negara yang
terdiri atas prinsip-prinsip serta peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat
pada suatu Negara.

Perbedaan Sumber Hukum

Hukum nasional bersumberkan pada hukum kebiasaan dan hukum tertulis suatu
Negara sedangkan hukum internasional berdasarkan pada hukum kebiasaan dan
hukum yang dilahirkan atas kehendak bersama Negara-negara dalam
masyarakat internasional.

Perbedaan Mengenai Subjek


Subjek hukum nasional adalah individu-individu yang terdapat dalam suatu
Negara. Sedangkan subjek hukum internasional adalah Negara-negara anggota
masyarakat internasional.

Perbedaan Mengenai Kekuatan Hukum


Hukum nasional mempunyai kekuatan mengikat yang penuh dan sempurna
kalau dibandingkan dengan hukum internasional yang lebih banyak bersifat
mengatur hubungan Negara-negara secara horizontal.

Pandangan dualisme ini dibantah golongan Monisme dengan alasan bahwa :


Walaupun kedua sistem hukum itu mempunyai istilah yang berbeda namun
system hukumnya tetap sama, yaitu bukankah pada akhirnya yang diatur oleh
hukum internasional adalah individu-individu yang terdapat dalam suatu Negara.

Sama-sam mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Disaat diakuinya hukum


internasional sebagai suatu system hukum maka tidaklah mungkin untuk
dibantah bahwa hukum internasional dan hukum nasional merupakan bagian dari
suatu kesatuan ilmu hukum dan karena itu kedua perangkat hukum tersebut
sama-sama mempunyai kekuatan mengikat apakah terhadap individu-individu
ataupun Negara.
2. Jelaskan sumber hukum internasional dan subyek hukum internasional !

Jawab :

Sumber Hukum Internasional


Sumber hukum dalam arti materiil adalah bagaimana isi atau materi hukum,
sementara sumber hukum dalam arti formil adalah lebih kepada membicarakan
bentuk atau wadah aturan hukum.

Ketika mengadili sebuah perkara suatu Negara, mahkamah internasional


menggunakan empat sumber hukum internasional di antaranya adalah :

a. Perjanjian internasional
Perjanjian internasional merupakan kesepakatan antar bangsa-bangsa dengan
tujuan untuk menghasilkan hukum tertentu. Perjanjian internasonal ini bisa
berupa :

Pakta
Konvensi
Piagam
Charter
Deklarasi
Protokol
Accord
Modus vivendi
Arrangement
Covenant

b. Kebiasaan internasional
Kebiasaan internasional adalah sebuah kebiasaan umum yang kemudian
diterima sebagai hukum. Untuk bisa diakui sebagai kebiasaan maka syarat yang
harus dimiliki adalah :

Memiliki kebiasaan yang mana pola tindakan itu sifatnya umum.


Kebiasaan itu bisa diterima sebagai hukum

c. Prinsip hukum umum yang telah diakui oleh bangsa-bangsa yang


beradab
Prinsip hukum yang diakui adalah sistem hukum yang sudah modern dengan
berdasar pada asas dan lembaga hukum negara Barat dan Romawi.
d. Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana cerdas yang
terkemuka dari berbagai negara.
Maksud dari pendapat para sarjana adalah adanya sumber hukum tambahan
yang mana keputusan pengadilan meminta pendapat dari para ahli yang memiliki
kredibiltas dalam ranah hukum.

Subjek Hukum Internasional

Pihak yang dapat dibebani oleh hak dan kewajiban hukum internasional adalah
subjek dari hukum internasional itu sendiri. Adapun hak dan kewajiban yang
diatur bisa berupa material dan formal. Adapun subjek-subjek dari hukum
internasional adalah :

a. Negara
Negara adalah subjek pertama dalam hukum internasional. Agar suatu negara
bisa menjadi sebuah subjek hukum internasional, maka negara tersebut harus
memiliki penduduk yang tetap, sebuah wilayah yang jelas dan memiliki
pemerintah serta bisa menjalin sebuah hubungan internasional.

b. Tahta Suci
Subjek kedua dari hukum internasional adalah tahta suci atau Vatikan. Vatikan
adalah peninggalan sejarah masa lalu yang dipimpin oleh Paus. Sosok seorang
Paus bukan sekedar menjadi seorang Kepala Gereja Roma tapi juga berkuasa di
dunia.

Tahta Suci Vatikan sendiri mempunyai memiliki perwakilan diplomatiknya di


beberapa ibu kota yang ada di dunia. Sebagai subjek hukum maka tahta suci
juga mempunyai kedudukan sejajar sama halnya sebuah negara.

Kedudukan yang didapatkan Vatikan ada setelah terjadi perjanjian dengan Italia
pada tanggal 11 Februari 1929. Perjanjian ini terkenal dengan sebutan perjanjian
Lateran di mana isi dari perjanjian ini adalah pemerintah Italia mengembalikan
sebidang tanah yang ada di Roma kepada Tahta Suci.

Sebidang tanah yang diberikan oleh pemerintah Italia itulah yang kemudian
didirikan sebuah Negara Vatikan

c. Palang Merah

Subjek hukum internasional yang ketiga adalah Palang Merah Internasional atau
PMI. PMI ini diakui sebagai organisasi internasional yang memiliki kedudukan
yang sama sebagaimana negara dan tahta suci hanya saja ruang lingkupnya
terbatas.
Menurut beberapa warisan sejarah, Palang Merah Internasional diakui sebagai
subjek hukum internasional tidak secara penuh karena PMI ini bergerak dalam
ranah sosial. Ya, Palang Merah dahulu didirikan oleh Henry Dunant.
PMI adalah sebuah himpunan yakni anggotanya memberikan pertolongan
sukarela kepada siapa saja yang membutuhkan pertolongan.

Tidak peduli dari mana asalnya,bangsanya, golongannya ataupun agamanya.


PMI akan selalu membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan dalam
sebuah bencana. Latar belakang berdirinya Palang Merah adalah karena pada
tahun 1859 terjadi perang antara Prancis dan Italia melawan Austria di Selferino
(Italia Utara).

d. Organisasi Internasional
Organisasi Internasional mempunyai kedudukan sebagai badan hukum
internasional yang memiliki hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam hukum
internasional.

Hanya saja hak dan kewajiban organisasi internasional masih dibatasi oleh tugas
organisasi itu sendiri. Non-Government Organization (NGO) atau lembaga non
pemerintah adalah salah satu organisasi internasional.

e. Pemberontakan dan Pihak dalam Sengketa


Sebagaimana dalam hukum perang maka seorang pemberontak bisa
memperoleh kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersengketa atau disebut
belligerent. Namun ada beberapa kasus dalam sebuah perang, kasus ini hampir
sama dengan pengakuan terhadap status pihak yang bersengketa.

Seperti pengakuan terhadap gerakan pembebasan yang dilakukan di Palestina.


The Palestine Liberation Organization (PLO) berdiri pada tanggal 28 Mei 1964
dengan tujuan untuk kemerdekaan negara Palestina.

Pengakuan adanya gerakan pembebasan adalah bagian dari subjek hukum


internasional. Belligerent merupakan perwujudan dari suatu pemikiran yang
diikuti oleh negara-negara dunia ketiga. Pemikiran itu memiliki pandangan bahwa
bangsa-bangsa mempunyai hak asasi seperti bebas memilih sistem ekonomi,
politik, dan sosialnya sendiri.

Sebuah bangsa juga memiliki hak untuk menguasai sumber kekayaan alam di
wilayah yang mereka tinggali dan mereka berhak menentukan nasib bangsanya
sendiri.
3. Kemukakan praktek hukum internasional yang paling nyata disekitar anda !

Jawab :

Konvensi Perlindungan Lapisan Ozon Tahun 1985


Lebih dikenal sebagai protokol montreal yang merupakan konvensi yang
dilakukan dalam upaya untuk melindungi lapisan ozon dari zat zat berbahaya.
Traktat ini dibuat sebagai sebuah bentuk kesepakatan untuk meniadakan
sejumlah zat berbahaya yang bertanggung jawab terhadap mulai berkurangnya
lapisan ozon yang kian menipis. Traktat ini ditandatangani pada 16 September
1987 dan mulai di berlakukan sejak 1 Januari 1989.

Sejak diresmikan dan mulai diberlakukan, traktat ini sudah mengalami revisi
sebanyak 5 kali. yakni pada tahun 1990 di London , 1992 di kopenhagen, Tahun
1995 di Vienna, tahun 1997 di Montreal dan pada tahun 1999 di Beijing. Hasil
positof dari adanya perjanjian tersebut adalah mulai nampak adanya perbaikan
pada lapisan ozon dan diperkirakan pada tahun 2050 dan 2070 lapisan ozon
akan kembali pada kondisinya seperti tahun 1980. Dikarenakan tingkat
penerapan dan implementasinya yang luas, traktat ini dianggap sebagai contoh
kesuksesan hukum internasional sehingga tidak menyebabkan penyebab konflik
antar agama dan akibat konflik antar agama dalam masyarakat majemuk,
ataupun penyebab konflik sosial.

Anda mungkin juga menyukai