kearah paru
Kondisi tekanan pada Resting End
Expiratory Level
Pada keadaan istirahat (akhir
ekspirasi tenang) jaringan paru
dan dinding dada pada
kedudukan “Resting End
Expiratory Level (REEL)”
- Keadaan seimbang
- Resultan sifat paru yang
cenderung kolaps dan dinding
dada yang cenderung
mengembang
Inspirasi
Inspirasi dan Ekspirasi
Pertukaran O2 dan CO2
Transport O2 dan CO2 dalam Darah
Selain PO2, beberapa faktor lain mempengaruhi jumlah O2
yang dilepaskan oleh hemoglobin:
• Karbon dioksida. PCO2 meningkat dalam jaringan
apapun, hemoglobin melepaskan O2 lebih mudah.
Dengan demikian, hemoglobin melepaskan lebih O2
sebagai mengalir darah melalui jaringan aktif yang
memproduksi lebih banyak CO2, seperti jaringan otot
selama latihan.
• Keasaman. Dalam lingkungan asam, hemoglobin
melepaskan O2 lebih mudah. Selama latihan, otot
menghasilkan asam laktat, yang mempromosikan
pelepasan O2 dari hemoglobin.
• Suhu. Jaringan aktif menghasilkan panas lebih banyak,
yang mengangkat suhu lokal dan mempromosikan
pelepasan O2
Transport Karbon dioksida
Karbon dioksida diangkut dalam darah dalam tiga bentuk utama
1. CO2 terlarut persentase terkecil sekitar 7% terlarut dalam plasma darah. Setelah
mencapai paru-paru, berdifusi ke alveolar dan dihembuskan.
2. Terikat menjadi asam amino. Persentase agak lebih tinggi, sekitar 23%, menggabungkan
dengan kelompok amino dari asam amino dan protein dalam darah. Karena protein yang
paling umum dalam darah adalah hemoglobin (sel darah merah di dalam), sebagian besar
CO2 diangkut dengan cara ini terikat pada hemoglobin. Hemoglobin yang telah terikat CO2
disebut carbaminohemoglobin (Hb-CO2)
3. Hemoglobin Carbon dioxide Carbaminohemoglobin
Dalam kapiler jaringan PCO2 relatif tinggi, yang mempromosikan pembentukan
carbaminohemoglobin. Namun dalam kapiler paru, PCO2 relatif rendah, dan CO2 mudah
terpisah dari hemoglobin dan memasuki alveoli oleh difusi.
Ion bikarbonat:
• Persentase terbesar dari CO2 sekitar 70% diangkut dalam plasma darah sebagai bikarbonat
ion (HCO3 -). CO2 berdifusi ke jaringan kapiler dan memasuki sel-sel darah merah, bergabung
dengan air membentuk asam karbonat (H2CO3).
• Enzim dalam sel darah merah yang mendorong reaksi ini adalah karbonat anhidrase (CA).
Asam karbonat kemudian terurai menjadi ion hidrogen (H) dan HCO3
Pengaruh lain pada Respirasi
Faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap regulasi respirasi :
• Stimulasi sistem limbik. Antisipasi kegiatan atau kecemasan emosional dapat
merangsang sistem limbik, yang kemudian mengirimkan masukan rangsang ke
daerah inspirasi, meningkatkan laju dan kedalaman ventilasi.
• Stimulasi proprioceptor respirasi. Segera setelah Anda mulai berolahraga, tingkat
dan kedalaman pernapasan meningkat, bahkan sebelum perubahan PO2, PCO2,
atau pH terjadi. Stimulus utama untuk perubahan cepat dalam ventilasi masukan
dari proprioceptors, yang memantau pergerakan sendi dan otot. Impuls saraf dari
proprioceptors merangsang daerah inspirasi dari medulla oblongata.
• Suhu. Peningkatan suhu tubuh, seperti yang terjadi selama demam atau latihan otot
yang kuat, meningkatkan tingkat respirasi; penurunan suhu tubuh menurun tingkat
pernapasan. Sebuah stimulus dingin tiba-tiba (seperti terjun ke air dingin)
menyebabkan apnea sementara (AP-ne; a- tanpa; napas -pnea), tidak adanya
pernapasan.
• Nyeri. sakit parah mendadak membawa apnea singkat, tapi rasa sakit somatik
berkepanjangan meningkatkan laju pernapasan. Nyeri viseral dapat memperlambat
laju pernapasan.
• Iritasi saluran nafas. Iritasi fisik atau kimia dari faring atau laring batuk atau
bersin.
• Refleks inflasi. Terletak di dinding bronkus dan bronkiolus adalah tekanan-sensitif
stretch reseptor. Ketika reseptor ini menjadi membentang selama overinflation dari
paru-paru, daerah inspirasi dihambat. Akibatnya, pernafasan dimulai. Refleks
mekanisme pelindung untuk mencegah inflasi yang berlebihan dari paru-paru.
TAHANAN JALAN NAPAS
• Hampir 90% tahanan jalan napas disebabkan
trakhea & bronkus yang memiliki struktur yang
kaku dengan area cross sectional total yang
sempit
• Bronkiolus dapat m↑ tahanan jalan napas
dengan bronkokonstriksi
• Diameter bronkiolus dipengaruhi oleh sistem
saraf, hormon & pengaruh lokal
CROSS SECTIONAL AREA
Cross sectional area
• Penurunan cross-sectional area dari acinus ke trachea
menyebabkan peningkatan resistensi
• Area Cross-sectional :
TAHANAN JALAN NAPAS-Diameter Bronkiolus
Patologis
Spasme jalan napas (mis. karena alergi)
Sumbatan jalan napas (mis. karena mukus, edema)
Ns. Maria Lousiana Suwarno, SKep.,MBiomed
Test Diagnostik
Chest X-Ray
Computed Tomography
MRI
Hemoglobin
Hematokrit
AGD
Oximetry
Sputum Culture dan sitologi
Bronchoscopy
Biopsi Paru
Thoracentesis
Ns. Maria Lousiana Suwarno, SKep.,MBiomed
Ns. Maria Lousiana Suwarno, SKep.,MBiomed
Pengkajian
• Pola Persepsi Pemeliharaan Kesehatan
– Jelaskan akivitas sehari-hari klien. Memiliki gangguan pernapasaan setelah
melakukan aktivitas.
– Bagaimana mengatasi masalah tersebut?
– Apakah merokok? Jika berhenti apa alasannya?
– Apakah anda merokok bersamaan dengan pengobatan yang diberikan.
– Perlengkapan apa yang digunakan untuk mengatasi masalah pernapasan anda?
• Pola Nutrisi Metabolik
– Apakah mengalami penurunan BB karena kesulitan makan akibat gangguan
pernapasan? Berapa banyak?
– Apakah ada makanan yang menyebabkan produksi sputum meningkat atau
menyebabkan kesulitan bernapas.
Ns. Maria Lousiana Suwarno, SKep.,MBiomed
• Pola Eliminasi
– Apakah masalah pernapasan menyebabkan kesulitan untuk ketoilet?
– Apakah masalah pernapasan yang menyebabkan anda kurang aktivitas berkaitan dengan
konstipasi?
• Pola Aktivitas dan Latihan
– Apakah pernapsan anda dangkal dan cepat saat melakukan aktivitas?
– Berapa langkah yang bisa anda lakukan selama dirumah?
– Dapatkah anda berjalan tanpa berhenti?
– Dapatkah anda menjelaskan pola aktivitas anda?
– Apa yang anda lakukan bila anda sesak?
• Pola tidur istirahat
– Apakah sesak anda menyebabkan anda lelah dan sulit tidur waktu malam?
– Apakah anda dapat berbaring datar?Jika tidak berapa bantal yang anda gunakan?
– Apakah anda harus tidur bersandar dikursi?
– Apakah anda mengdengkur waktu tidur?
– Apakah anda merasa lelah saat pagi hari meskipun anda sudah tidur malam?
– Apakah anda keluhan sakit kepala dipagi hari?
– Apakah anda mudah tidur setiap hari?
Ns. Maria Lousiana Suwarno, SKep.,MBiomed
Pola Persepsi Sensori Kognitif
Apakah ada keluhan nyeri ? Jelaskan keluhan nyeri saat bernafas dan skalanya.
Apakah bertambah nyeri bila untuk bernapas?
Apakah anda merasa tidak nyaman, sensitif atau bingung tanpa ada alasan?
Apakah anda mengalami kesulitan mengingat sesuatu?
Pola Persepsi Konsep Diri
Jelaskan masalah pernafasan berpengaruh dalam hidup anda!
Apakah anda dapat bepergia tanpa membawa oksigen ? Kapan dan
Bagaimana?
Pola hubungan dengan sesama
Apakah masalah pernapasan menyebabkan kesulitan hubungan dalam
pekerjaan, keluarga atau hubungan sosial lainnya?
Pola Aktivitas sexual
Apakah masalah pernapasan menyebabkan gangguan dalam hubungan seksual
Apakah mengalami dyspnea saat melakuka hubungan sexual
Ns. Maria Lousiana Suwarno, SKep.,MBiome
• Pola Coping Toleransi Terhadap Stres
– Berapa lama anda meninggalkan rumah?
– Apakah anda inut dalam kelompok rehabilitasi paru?
– Apakah stres yang ada menyebabkan kesulitan
bernapas?
– Apakah masalah emosi berkaitan dengan keluhan
pernapasan anda?
• Pola nilai dan kepercayaan
– Apa yang anda yakini yang menyebabkan gangguan
pernapasan?
– Apakah keyakinan yang anda miliki membantu
meringankan masalah pernapsan anda?
Pemeriksaan fisik normal pada sistem