Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI

KORUPSI MENGHAMBAT UTAMA TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK


DAN BERSIH ( CLEAN GOVERNANCE DAN GOOD GOVERNANCE )

Dosen Pengampu : A. Rizani,SKM.,M.PH

Disusun Oleh :

Aulia Fitriani ( P07124119008 )


Fitri Wulandari ( P071241190
Frishelia Chanita Kumala ( P07124119024 )
Mira Nur Auliva (P071241190)
Nurul Padillah ( P071241190
Nurul Rahmi ( P071241190 )
Rizky Agustina ( P071241190
Sri Melliyani ( P07124119094 )
Zoraya Defada Nawiswari ( P07124119103 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN KEBIDANAN

DIPLOMA III

SEMESTER 2

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan tuntutan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat sebagai laporan tugas PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KOURPSI dan
merupakan salah satu bentuk usaha penulis untuk menambah wawasan tentang Korupsi
Menghambat Utama Tata Kelola. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak , utamanya kepada yang terhormat Bapa A. Rizani,S.KM.,M.PH
yang sangat mendukung kami selama penulisan makalah ini.untuk itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, mengigat banyaknya kekurangan yang
penulis miliki, baik dari segi isi, penyajian maupun penulisan itu sendiri. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan pendapat,saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah inidapat menjadi inspirasi dan memberikan manfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, 17 Maret

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
INDONESIA di tengah dinamika perkembangan global maupun nasional, saat ini
menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan perhatian serius semua pihak.
Good Governance atau tata pemerintahan yang balk, merupakan bagian dari
paradigma baru yang berkembang dan memberikan nuansa yang cukup mewarnai
terutama pasca krisis multi dimensi seining dengan tuntutan era reformasi. Situasi
dan, kondisi ini menuntut adanya kepemimpian nasional masa depan, yang
diharapkan marnpu menjawab tantangan bangsa Indonesia mendatang.
Perkembangan situasi nasional dewasa ini, dicirikan dengan tiga fenomena yang
dihadapi, yaitu :
1) Permasalahan yang semakin kompleks (multi-dimensi)
2) Perubahan yang sedemikian cepat (regulasi, kebijakan, dan aksi-reaksi
rnasyarakat)
3) Ketidakpastian yang relatif tinggi (bencana alam yang silih berganti, situasi
ekonomi yang tak mudah diprediksi, dan perkembangan politik yang "up and down".
Kesenjangan proses komunikasi politik yang terjadi di Indonesia antara
pemerintah dengan rakyatnya mapun partai yang mewakili rakyat dengan
konstituennya, menjadikan berbagai fenomena permasalahan sulit untuk dipahami
dengan logika awam masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Good and Clean Governance
2. Apa yang menyebabkan Korupsi sebagai Penghambat Utama Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Bersih
3. indikator pengukuran dalam Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih yang
mencegah Korupsi

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari Good and Clean Governance
2. Mengetahui penyebab Korupsi sebagai Penghambat Utama Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Bersih
3. Mengetahui indikator pengukuran dalam Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan
Bersih yang mencegah Korupsi

D.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Pengertian Good and Clean Governance……………………………………………


B. Apa yang menyebabkan Korupsi sebagai Penghambat Utama Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Bersih………………………………………………..
C. indikator pengukuran dalam Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih yang
mencegah Korupsi………………………………………………..

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesimpulan...........................…………………………………………………………17
B. Saran…………………………………………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................1

ii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Good and Clean Governance


Istilah good and clean governance merupakan wacana baru dalam kosakata
ilmu politik dan muncul pada awal 1990-an. Secara umum, istilah
good and clean governance memiliki pengetian akan segala hal yang terkait dengan
tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau
mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari
Beberapa pengertian good governance sebagai berikut, :

1. Bank World

Good Governance ialah suatu konsep pada penyelenggaraan manajemen


pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan demokrasi dan
pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dan investasi yang langka dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administrative, menjalankan
disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya
aktivitas kewiraswastaan.

2. Mardiasmo
Good Governance yaitu salah satu konsep pendekatan yang berorientasi
kepada pembangunan sector public oleh pemerintahan yang sangat baik

3. Bintoro Tjokroamidjojo
Good Governance yakni sebuah bentuk manajemen pembangunan, yang juga
disebut administrasi pembangunan, yang menempatkan peran pemerintah sentral
yang menjadi agent of change dari suatu masyarakat yang berkembang di dalam
negara berkembang.

4. PP No. 101 tahun 2000


Good Governance merupakan suatu pemerintahan yang dapat
mengembangkan dan menetapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas,
transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum
dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.

5. Nugroho
Government ini sangat indentik pada pengelolaan atau pengurus dengan
makna spesifik atau pengurus negara.

2
B. Korupsi sebagai Penghambat Utama Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih
Tindakan penyalahgunaan Anggaran Pembangunan dan Biaya Daerah
( APBD ) yang dilakukan oleh Pemda dan anggota legislatif ( DPRD ) oleh sejumlah
Lembaga, seakan belum cukup untuk mengikis tindakan korupsi di kalangan pejabat
negara. Menurut Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan ( BPKP ), korupsi
merupakan tindakan yang merugikan kepentingan dan masyarakat luas demi
keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.
Menurut data Indeks Persepsi Korupsi 2011 yang dilansir oleh situs resmi
transparansi Internasional, dalam hal persepsi publik terhadap korupsi sektor publik
Indonesia masuk urutan ke- 100 dunia dengan skor rendah ( 3 ). Sementara di antara
negara-negara di Kawasan Asia Pasifik-Indonesia bertandang di urutan ke-20.

C. indikator pengukuran dalam Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih yang
mencegah Korupsi
Tindakan korupsi yang berpotensi memincangkan tata kelola pemerintahan
menggerogoti Indonesia sebagai masalah yang sangat serius. Kemudian Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) didirikan sebagai lembaga independen pada 2002.
Pemerintah sebelumnaya juga menetapkan UU nomor 28 tahun 1998 tentang
penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Berdasarkan definisi di atas, setidaknya good governance memiliki beberapa indikator
pengukuran. Diantara indikator tersebut adalah:
1. Transparansi
Transparansi merupakan proses keterbukaan menyampaikan informasi
atau aktivitas yang dilakukan. Harapannya, agar pihak-pihak eksternal yag
secara tidak langsung ikut bertanggung jawab dapat ikut memberikan
pengawasan. Memfasilitasi akses informasi menjadi faktor penting terciptanya
transparansi ini.
2. Partisipasi
Partisipasi merujuk pada keterlibatan seluruh pemangku kepentingan
dalam merencanakan kebijakan. Masukan dari berbagai pihak dalam proses
pembuatan kebijakan dapat membantu pembuat kebijakan mempertimbangkan
berbagai persoalan, perspektif, dan opsi-opsi alternatif dalam menyelesaikan
suatu persoalan. Proses partisipasi membuka peluang bagi pembuat kebijakan
untuk mendapatkan pengetahuan baru, mengintegrasikan harapan publik
kedalam proses pengambilan kebijakan, sekaligus mengantisipasi terjadinya
konflik sosial yang mungkin muncul. Komponen yang menjamin akses
partisipasi mencakup, tersedianya ruang formal melalui forum-forum yang
relevan, adanya mekanisme untuk memastikan partisipasi publik, proses yang
inklusif dan terbuka, dan adanya kepastian masukan dari publik akan
diakomodir di dalam penyusunan kebijakan.
3. Akuntabilitas
Akuntabilitas didefinisikan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
peraturan yang telah dibuat. Proses ini juga sekaligus menguji seberapa
kredibel suatu kebijakan tidak berpihak pada golongan tertentu. Akuntabilitas

3
akan melewati beberapa proses pengujian tertentu. Proses yang terstruktur ini
diharapkan akan mampu membaca celah-celah kekeliruan, seperti
penyimpangan anggaran atau pelimpahan kekuasaan yang kurang tepat.
Mekanisme akuntabilitas juga memberikan kesempatan kepada para
pemangku kebijakan untuk untuk meminta penjelasan dan
pertanggungjawaban apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan
konsesus dalam pelaksanaan tata kelola di bidang tertentu.
4. Koordinasi
Koordinasi adalah sebuah mekanisme yang memastikan bahwa seluruh
pemangku kebijakan yang memiliki kepentingan bersama telah memiliki
kesamaan pandangan. Kesamaan pandangan ini dapat diwujudkan dengan
mengintegrasikan visi dan misi pada masing-masing lembaga. Koordinasi
menjadi faktor yang sangat penting, karena kekacauan koordinasi dapat
menyebabkan efisiensi dan efektivitas kerja menjadi terganggu.

Anda mungkin juga menyukai