Kata pneumatik diturunkan dari kata bahasa Yunani Pnema yang berarti udara. Lebih jauh,
pneumatik didefenisikan sebagai suatu ilmu mengenai sistim-sistim udara bertekanan. Sebelum
era 1950-an, sistim-sistim pneumatik telah dipergunakan dalam proses-proses mekanis
sederhana. Sekarang ini, sistim-sistim pneumatik memainkan peranan yang sangat penting
didalam bidang otomatisasi, hal ini ditunjang pula oleh perkembangan teknologi di bidang
sensor, prosesor dan actuator.
Secara umum, pneumatik berarti suatu aplikasi udara bertekanan sebagai media kerja dan media
kendali pada aplikasi-aplikasi industri. Silinder pneumatik merupakan jenis actuator yang umum
digunakan sebagai actuator gerakan lurus, hal ini disebabkan karena silinder tersebut memiliki
harga yang murah, mudah dipasang, konstruksi yang kuat dan tersedia dalam berbagai ukuran
langkah kerja.
Sebaliknya jika tekanan pada tangki penampung turun dari nilai yang telah ditentukan, maka
saklar tekanan akan menyambungkan daya listrik ke kompresor. Dengan demikian, tekanan
udara di dalam tangki penampung dapat dijaga pada suatu tekanan yang relatif konstan.
Selanjutnya udara bertekanan dialirkan melalui peralatan-peralatan pneumatik untuk dipakai
mengangkat beban (W). Pada saat udara bertekanan mengalir melalui saluran masuk A, silinder
pneumatik akan memanjang keatas, sehingga beban terangkat. Sebaliknya jika udara bertekanan
dialirkan melalui saluran masuk B, maka silinder pneumatik akan memendek dan beban (W)
dibawa turun. Saluran buang berguna untuk melepaskan udara bertekanan ke atmosfir setelah
digunakan didalam silinder pneumati.
Gambar 2 menunjukkan contoh aplikasi sistim pneumatik di industri, dimana sebuah silinder
pneumatik dipakai untuk mendorong/mengeluarkan benda kerja dari tempat penyimpanan benda
kerja.
2
1.2 Sistim Pengumpan Benda Kerja
Aplikasi lain sistim pneumatik diperlihatkan juga pada Gambar 3. Disini sistim pneumatik
digunakan pada sistim pengumpan berputar untuk benda kerja berupa lembaran-lembaran. Benda
kerja yang berupa lembaran diambil dari tempat penyusunannya (8) oleh pengisap-pengisap (1)
yang ditempatkan pada piringan yang dapat berputar (4), kemudian ditempatkan pada konveyor
belt (2) untuk diproses lebih lanjut pada mesin (3). Alat pemutar (5) berfungsi untuk memutar
pengisap-pengisap, sedangkan alat pengangkat (6) berfungsi untuk menggerakan alat transport
naik - turun. Alat pengangkat elektromekanik (7) digerakan oleh penggerak (6) untuk bergerak
naik – turun. Benda kerja yang berupa lembaran-lembaran disusun diatas dudukan pengangkat
(10)
Diameter: 6 - 320 mm
Panjang langkah (stroke): 1 - 2000 mm
Tenaga: 2 – 50 kN
Kecepatan torak: 0.02 – 1 m/s
3
3.1. Elemen sistim pneumatik
Komponen-komponen dasar dari suatu sistim pneumatik dan susunan koneksi tiap elemen
diperlihatkan pada Gambar 4. Bagian paling bawah dari susunan koneksi terdapat elemen
sumber tenaga atau sumber energi, yang tentu saja berupa udara bertekanan yang dihasilkan oleh
kompresor. Sumber tenaga angin dihubungkan kepada elemen penerima sinyal input (dalam hal
udara bertekanan) dan selanjutnya melanjutkan udara bertekanan tersebut kepada elemen
pemroses. Berikutnya, elemen pemroses menggerakan elemen output atau actuator untuk
melakukan kerja (dalam hal ini melakukan gerakan).
4
BAB 3
Detail yang lebih diperluas dari Gambar 4 ditunjukkan pada Gambar 5, pada mana gambaran
yang lebih lengkap dari elemen-elemen penyusun suatu sist
5
Gambar 6. Diagram Aliran Sinyal dan Susunan Hardware Sistim Pneumatik
6
3.1 Produksi dan distribusi udara bertekanan
Sumber energi atau sumber udara bertekanan yang digunakan untuk menggerakan sistim
pneumatik terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
Kompresor
Tangki udara
Pada Gambar 7, ditunjukkan layout perpipaan dari saluran distribusi udara bertekanan dengan
gardien kemiringan sebesar 1 – 2 % yang bertujuan untuk menangkap air agar dapat mengalir
keluar ke saluran pembuangan. Jika terjadi tingkat kondensasi yang tinggi pada udara bertekanan
yang dihasilkan maka diperlukan untuk menggunakan alat pengering udara agar tingkat
kelembaban dari udara yang dihasilkan dapat diatur sesuai kebutuhan. Kelembaban yang tinggi
akan pada dari udara bertekanan dapat merusak suatu sistim pneumatik.
Udara dikompresi sehingga berkurang kerapatannya sebesar 1/7 dari ukuran semula. Kegagalan-
kegagalan pada sistim pneumatik dapat dikurangi melalui penyiapan udara bertekanan untuk
menggerakan sistim dengan benar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat
menghasilkan udara bertekanan yang bermutu tinggi adalah hal-hal sebagai berikut:
7
Tersedianya jumlah udara yang cukup untuk seluruh keperluan pemakaian.
Tipe kompresor yang digunakan harus sesuai dengan yang diperlukan oleh sistim.
Kapasitas tangki penyimpanan udara dengan volume yang sesuai untuk menyimpan udara
bertekanan.
Pengawasan terhadap kandungan uap air dari udara yang dikompresi untuk mencegah
korosi dan kelembaban pada instalasi pneumatik.
Hindari benturan-benturan yang dapat berasal dari tekanan udara dan dari hal-hal lainnya.
Hal ini mirip dengan menghindari fluktuasi tegangan didalam sitim kelistrikan.
Rancangan sistim distribusi udara harus sesuai dengan standar teknis yang telah
ditetapkan.
Saringan berfungsi untuk memisahkan materi-materi yang tidak diinginkan dari udara bertekanan
yang dihasilkan, sebelum didistribusikan ke peralatan penumatik. Saringan juga berfungsi untuk
memisahkan air yang berasal dari kondensasi uap air di dalam udara bertekanan yang dihasilkan.
Hasil penyaringan dari partikel-partikel yang tidak diinginkan dan air ditampung pada bagian
dasar dari unit filter. Air dan partikel yang tertampung harus sering dibuang melalui saluran
pembuangan untuk mencegahnya masuk ke dalam komponen-komponen pneumatik melalui
udara bertekanan yang didistribusikan.
8
3.3 Pengatur Tekanan Udara
Alat ini digunakan untuk mengatur besar-kecilnya tekanan udara sekunder dari udara bertekanan
yang dikirim ke komponen pneumatik. Pengaturan tekanan dicapai melalui pengaturan sekrup
pengatur yang terdapat pada bagian atas dari pengatur tekanan.
Alat ini digunakan untuk mencampur dan mendistribusikan minyak pelumas dalam bentuk uap
ke komponen-komponen sitim pneumatik. Minyak pelumas digunakan untuk melumasi bagian
dalam dari komponen pneumatik untuk mengurangi gesekan dan mencegah korosi.
BAB IV
Penentuan label komponen terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai suatu
komponen didalam diagram sistim pneumatik.
9
Gambar 8. Contoh Diagram Sistim Pneumatik
Terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai suatu komponen didalam
diagram sistim pneumatik.
10
1S1, 1S2, Elemen-elemen masukan (katup yang diaktifkan
dst secara mekanis atau secara manual)
Komponen dengan label 1.6 bekerja sebagai pengolah sinyal (signal processor) Hasil pengolahan
sinyal dikirmkan melalui komponen dengan label 1.1 ke actuator (silinder pneumatik) dengan
label 1.0. Komponen dengan label 1.1 merupakan elemen kendali akhir yang berupa katup
kendali arah dengan 5 saluran (ports) masukan dan memiliki dua arah gerak. Sinyal hasil olahan
pengolah sinyal diterima oleh komponen dengan label 1.0 dan sebagai hasilnya poros silinder
pneumatik bergerak ke arah posisi sensor dengan label 1.3.
11
Gambar 9. Simbol-Simbol untuk Komponen Transmisi Udara Bertekanan
Katup pneumatik merupakan salah satu komponen penting di dalam peralatan pneumatik. Fungsi
utama dari katup-katup didalam suatu sistim pneumatik adalah untuk mengubah, membangkitkan
atau menghentikan sinyal untuk keperluan keperluan penginderaan, pemrosesan, dan
pengendalian. Katup dibagi-bagi menjadi beberapa golongan berdasarkan fungsinya didalam
rangkaian penumatik. Katup juga dapat dibagi-bagi berdasarkan jenis sinyal yang diterima,
metode pengaktifan, metode kembali ke posisi semula dan konstruksinya.
Katup yang dioperasikan sebagai element sinyal akan menghasilkan sinyal jika diaktifkan (mis.
katup tuas dan katup roler) dan katup jenis ini akan menghasilkan sinyal yang berguna untuk
memberikan informasi mengenai posisi dari poros suatu silinder pneumatik.
Jumlah saluran (ports) yang dimilikinya. Misalnya katup dengan tipe 2,3,4,5 port.
12
Metode pengaktifan, misalnya secara manual, dengan tekanan udara, atau dengan
solenoid (listrik).
Metode pengembalian ke posisi awal, misalnya dengan tenaga pegas, tenaga udara
bertekanan atau dengan tenaga listrik (solenoid).
Fungsi operasi khusus, misalnya melalui fungsi pengambil alihan secara manual.
Banyaknya terminal input-outpu atau port dari suatu katup ditunjukkan melalui jumlah garis
lurus yang digambar pada bagian luar dari kotak. Contohnya ditunjukkan pada Gambar 10.
Katup dengan tipe saklar tekan dengan 3 port dan 2 posisi atau lebih sering disebut sebagai katup
3/2 ditunjukkan simbolnya pada Gambar 13. Disebut katup 3/2 karena memiliki 3 port atau
terminal dan 2 posisi kerja yakni posisi kiri dan kanan.
Katup jenis ini diaktifkan dengan menekannya seperti halnya saklar tekan pada sistim listrik.
Gambar 11 (A) menunjukkan posisi atau keadaan katup sebelum ditekan atau diaktifkan,
sedangkan Gambar 11 (B) menunjukkan posisi atau keadaan setelah katup diaktifkan/diaktifkan
(bergeser ke kanan). Jika tidak ditekan katup akan kembali ke posisi normal (bergeser ke kiri)
akibat daya dorong oleh pegas.
13
Gambar 11. Saklar Tekan (push-button) Pneumatik
Pada posisi awal dimana katup belum diaktifkan, udara bertekanan tertahan pada port no.1. Bila
katup diaktifkan, maka ruangan (kotak) sebelah kiri akan bergeser ke kanan sehingga port no. 1
dan no. 2 akan terhubung. Dengan demikian udara akan mengalir dari port no. 1 ke port no. 2
dan selanjutnya keluar dari katup.
Keterangan:
14
Penggunaan Katup Saklar Tekan 3/2
15
4.7 Katup Pneumatik Saklar Tekan
Gambar 13. Adalah diagram rangkaian pneumatik yang menunjukan penggunaan saklar tekan
pneumatik yang secara langsung (direct) menggerakan aktuator atau elemen daya (silinder
pneumatik).
Gambar 13. Contoh Aplikasi Saklar Tekan Pneumatik (Simbolik) – Direct Drive
16
Gambar 14. Simbol untuk Metode Aktivasi Katup-katup Pneumatik
Catatan:
Spring centered: berada pada posisi tengah dengan gaya tekan pegas
17
Idle return roller: roller yang bekerja hanya dalam satu arah (arah maju roller bekerja –
arah mundur tidak)
18
Gambar 15. Simbol untuk Katup-katup Pneumatik
19
Gambar 16. Penampang Melintang Silinder Pneumatik dalam Keadaan Memanjang (A) dan
keadaan Memendek (B)
Katup pengendali arah berfungsi untuk mengatur aliran sinyal udara bertekanan. Penamaan
standar untuk katup jenis terdiri dari dua digit angka yang dipisah oleh tanda garis miring (/).
Contoh penamaan diberikan pada keterangan dibawah ini,
Sebagai contoh suatu katup yang diberi kode 3/2 berarti memiliki 3 port (saluran udara) dan dua
posisi kerja.
power elements (Elemen Daya), signaling elements (Elemen persinyalan) dan processing
elements (Elemen Pemrosesan).
20
Gambar 17. Simbol Katup-katup Pengendali Arah
Keterangan:
Gambar A: Katup 3/2 aktifasi dengan udara – single piloted (NC), kembali ke posisi awal
dengan tekanan udara
Gambar B: Katup 3/2 aktifasi dengan udara – doubble piloted (NC), kembali ke posisi
awal dengan udara bertekanan
Gambar C: Katup 5/2 aktifasi dengan solenoid (NC), kembali ke posisi awal dengan
tekanan pegas
Gambar D: Katup 5/2 aktifasi dengan udara bertekanan ganda – doubble piloted (NC),
kembali ke posisi awal dengan udara bertekanan
Katup pengendali arah yang difungsikan sebagai elemen daya mengatus aliran udara bertekanan
ke silinder pneumatic yang akan dikerjakan. Untuk keperluan ini, katup berfungsi sebagai
elemen pengatur gerak maju-mundur dari silinder yang dihubungkan dengan katup tersebut.
Contoh aplikasi dari katup pengendali arah dengan fungsi ketenagaan diperlihatkan pada Gambar
18. Pengaturan gerakan maju-mundur dari silinder diatur dengan memberikan sinyal komando
yang sesuai pada port 12 untuk gerakan mundur dan port 14 untuk gerakan maju. Sinyak
komando dengan tekana udara yang rendah sebesar 6 bar digunakan untuk mengatur kerja maju-
mundur dari silinder pneumatik yang memiliki tekan udara kerja yang lebih besar yakni sebesar
100 bar.
21
Gambar 18. Aplikasi Katup 5/2 aktifasi dengan udara(A) dan
Keterangan:
Keterangan:
23
Gambar 21. Aplikasi Katup Push-button3/2 dan katup 3/2 air piloted – spring return untuk
menggerakan silinder pneumatic (indirect drive)
Keterangan :
Gambar 21 menunjukan cara pengendalian gerakan silinder pneumatic secara tidak langsung
(indirect dirive) dimana elemen 1.1 katup 3/2 spring return berfungsi sebagai elemen kendali
arah bagi gerakan maju mundur silinder sebagai akibat komando yang diberikan dari penekanan
katup push-button.
24
Gambar 22. Rangkaian Pneumatik Logika AND (atas) dan Logika OR (bawah)
Catatan:
25
Tabel Logika
Input X Input Y Output A (AND) Output A (OR)
1 0 0 1
0 1 0 1
1 1 1 1
Catatan:
26
Supply element (0Z, 0S): elemen-elemen pemasok udara bertekanan
Gambar 24. Perbandingan Aliran Informasi antara Sistim Pneumatik dengan Sistim Elektronik
27
Diagram Displacement-Step (D-S) Sistim 2 Silinder
28
Gambar 27. Urut-urutan kerja sistim 2 silinder
29
Gambar 29. Diagram Rangkaian– Posisi Awal
30
Diagram Displacement-Step (D-S) Sistim 2 Silinder (lanjutan)
31
Gambar 31. Diagram Rangkaian - Langkah 4 (atas) & Langkah 5 (bawah)
32
Gambar 32. Diagram Rangkaian - Langkah 5 (selesai)
Contoh soal
Problem I. Jika tombol start push button diaktifkan solenoid Y1 energized kemudian
menghubungkan port 1 dan 4 dari katup solenoid 5/2 solenoid. Hasilnya, silinder pneumatic
melakukan gerakan maju. Pada saat silinder mencapai maskimum, sensor A1 aktif, selnajutnya
relay K1 energized. Pada relay K1 energize, kontak K1 bertukar dari posisi NO ke posisi NC dan
solenoid Y2 energized. Pada saat solenoid Y2 energize, port 1 dihubungkan ke port 2 pada katup
solenoid 5/2. koneksi antara port 1 ke port 2 memundurkan silinder ke posisi awalnya. Contoh
soal yang mirip akan diberikan dalam UAS dimana suatu diagram lengkap tanpa label komponen
akan diberikan. Selanjutnya, peserta ujian diminta untuk memberikan label yang benar pada
komponen-komponen dan menjelaskan kerja sistim secara lengkap dengan menggunakan standar
label komponen yang telah dibuat.
33
Problem II.Jika tombol push button Set diaktifkan relay K2 energize dan lampu menyala
(Perhatikan bahwa tombol push buton Reset digunakan dengan konfigurasi koneksi Normal
Closed (NO)). Setelah relay K2 energize, kontak K2 terhubung dan solenoid Y3 energize.
Selanjutnya, port 1 terhubung ke port 2 pada katup solenoid 3/2 solenoid dengan spring returns.
Hasilnya, silinder bergerak maju hingga posisi maksimumnya. Silinder ditahan pada posisi
memanjang hingga tombol [ush button Reset diaktifkan. Rangkaian ini menggunakan prinsip
dasar rangkaian latching dimana kondisi Set dikunci hingga sinyal Reset diberikan.
Problem ini dapat menjadi salah satu soal UAS, dimana peserta diminta untuk menggambarkan
rangkaian lengkap, baik untuk bagian pneumatik maupun the elektro-pneumatik. Selanjutnya,
diminta juga untuk memberikan label yang sesuai untuk semua komponen dan menjelaskan
dengan lengkap urutan operasi dari sistim.
Gambar 34. Rangkaian Set dan Reset dengan Single Acting Cylinder
34