Anda di halaman 1dari 9

Lex Privatum Vol. VII/No.

6/Jul-Sep/2019

HUKUM HARTA WARISAN ATAS TANAH tertib, serta menjamin kedudukan hukum yang
MENURUT HUKUM PERDATA1 sama bagi warga masyarakat. Penegasan bahwa
Oleh : Karel Wowor2 Negara hukum adalah cita hukum (rechtsidee)
Indonesia yang secara normatif di atur dalam
ABSTRACT Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
The state of the Republic of Indonesia is a amandemen ketiga, yang menyebutkan bahwa:
state of Law based on the 1945 constitution, "Negara Indonesia adalah Negara hukum
which has the goalof realizing the life of the (Rechtsstaaf) tidak berdasar atas kekuasaan
state and the nation which is just and belaka (Machtsstaai)", dan "Pemerintahan
prosperous, secure peaceful and orderly and berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar)
guaranteed the same legal position for the tidak bersifat absolutism (kekuasaan yang tidak
same citizens. One of the elements of the terbatas)".
ruleof law is a guarantee for the protection of Salah satu unsur dari Negara hukum adalah
human. rights inheritance law according to the Jaminan terhadap perlindungan hak-hak asasi
concept of west civil law originating from BW, manusia. Pasal 28 A-J Undang-Undang Dasar
is part of the hokum Asset. Inherintace law is a 1945. Dari ketentuan pasal-pasal tersebut, salah
collection of regulations governing the law of satu di antaranya yaitu sesuai Pasal 28 H ayat (4)
wealth due to the death/death of sameone, menyebutkan bahwa "Setiap orang berhak
namely the transfer of wealth left by mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
someone. tersebut tidak boleh diambil alih secara
Keyword : There is inheritance law according sewenang-wenang oleh siapa pun".
to civil law, customary law, Islamic law. Pasal 36 Undang-Undang No. 39 Tahun
1999 Tentang Hak Asasi Manusia,
ABSTRACT menyebutkan bahwa "Pada dasamya setiap
Negara Republik Indonesia adalah Negara orang berhak mempunyai hak milik baik
Hukum berdasarkan Undang-Undang Dasar sendiri maupun bersama-sama dengan
1945, yang memiliki tujuan mewujudkan tata orang lain untuk pengembangan diri, maupun
kehidupan Negara dan bangsa yang adil dan keluarganya, dan pemilikan hak atas tanah
sejahtera, aman, tentram dan tertib serta tersebut dapat memberikan manfaat dan
terjamin kedudukan hukum yang sama bagi kegunaan dalam berbagai aspek kehidupan
warga Negara yang sama. Salah satu unsur dari pemiliknya, baik dalam aspek ekonomi,
Negara hukum adalah jaminan terhadap maupun aspek sosial".
perlindungan hak-hak asasi manusia. Hukum Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
waris menurut konsepsi Hukum Perdata Barat pemilikan hak atas tanah memiliki peranan yang
yang bersumber pada BW, merupakan bagian yang sangat penting, hal ini dapat dilihat dari
dari Hukum Harta Kekayaan. Hukum waris pengertian hak milik itu sendiri, yang bersifat
adalah kumpulan peraturan yang mengatur turun temurun, terkuat, dan terpenuh, yang
hukum kekayaan karena wafat/matinya dapat dipunyai orang atas tanah. Dari kata turun
seseorang, yaitu pemindahan kekayaan yang temurun tersebut artinya hak atas tanah tersebut
ditinggalkan seseorang. dapat diwariskan kepada ahli-ahli warisnya.
Keyword : Ada Hukum Waris Menurut Hukum waris menurut konsepsi hukum
Perdata, Hukum Adat, Hukum Islam. perdata Barat yang bersumber pada BW,
merupakan bagian dari hukum harta kekayaan.
PENDAHULUAN Oleh karena itu, hanyalah hak dan kewajiban
Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berwujud harta kekayaan yang merupakan
hukum berdasarkan Pancasila dan Undang- warisan dan yang akan diwariskan. Hak dan
Undang Dasar 1945, yang memiliki tujuan kewajiban dalam hukum publik, hak dan kewajiban
mewujudkan tata kehidupan Negara dan bangsa yang timbul dari kesusilaan dan kesopanan tidak
yang adil dan sejahtera, aman, tentram, dan akan diwariskan, demikian pula halnya dengan
hak dan kewajiban yang timbul dari hubungan
1 Artikel hukum keluarga, ini juga tidak dapat diwariskan.
2 Magister Hukum; Fakultas Hukum Universitas Kristen Kiranya akan lebih jelas apabila kita
Indonesia Tomohon

100
Lex Privatum Vol. VII/No. 6/Jul-Sep/2019

memperhatikan rumusan hukum waris yang kekayaan yang ditinggalkan. Mulai terhitung
diberikan oleh Pith di bawah ini, rumusan tersebut sejak meninggalnya pewaris, maka hak dan
menggambarkan bahwa hukum waris merupakan kewajibannya demi hukum akan beralih kepada
bagian dari kenyataan, yaitu: para penerima waris. Dengan demikian,
"Hukum waris adalah kumpulan peraturan berdasarkan ketentuan Pasal 834 Kitab Undang-
yang mengatur hukum mengenai kekayaan Undang Hukum Perdata, penerima waris berhak
karena wafatnya seseorang, yaitu mengenai menguasai kekayaan pewaris (boedel)
pemindahan kekayaan yang ditinggalkan berlandaskan pada haknya sebagai penerima
oleh si mati dan akibat dari pemindahan ini waris dari pewaris. Klaim ini serupa dengan klaim
bagi orang-orang yang memperolehnya, kepemilikan lainnya dalam arti bahwa hak
baik dalam hubungan antar mereka dengan tersebut dapat ahli waris pertahankan terhadap
mereka, maupun dalam hubungan antara siapapun juga (ahli waris lainnya) yang memiliki
mereka dengan pihak ketiga". klaim sama.
Adapun kekayaan yang dimaksud dalam Masalah warisan memang selalu enak untuk
rumusan di atas adalah sejumlah harta kekayaan dikaji, karena tidak jarang masalah hukum yang
yang ditinggalkan seseorang yang meninggal satu ini menjadi masalah serius rusaknya tatanan
dunia berupa kumpulan aktiva dan pasiva. Pada ikatan persaudaraan yang sudah dibangun
dasarnya proses beralihnya harta kekayaan berpumh-puluh tahun karena perebutan warisan
seseorang kepada ahli warisnya, yang dinamakan khususnya menyangkut warisan atas tanah.
pewarisan, terjadi hanya karena kematian. Oleh Hubungan persaudaraan bisa berantakan jika
karena itu, pewarisan baru akan terjadi Jika masalah pembagian harta warisan seperti rumah
terpenuhi tiga persyaratan, yaitu : atau tanah tidak dilakukan dengan adil. Untuk
1. Ada seseorang yang meninggal dunia; menghindari masalah, sebaiknya pembagian
2. Ada seseorang yang masih hidup sebagai warisan diselesaikan dengan adil. Salah satu
ahli waris yang akan memperoleh warisan caranya adalah menggunakan Hukum Waris
pada saat pewaris meninggal dunia; menurut Undang-Undang (KUH Perdata).
3. Ada sejumlah harta kekayaan yang Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis
ditinggalkan pewaris. merasa perlu untuk mengadakan penelitian
Dalam hukum waris menurut BW berlaku sebagai bahan penulisan
suatu asas bahwa "apabila seseorang meninggal
dunia, maka seketika itu juga segala hak dan METODE PENELITIAN
kewajibannya beralih kepada sekalian ahli Metode penelitian merupakan ilmu mengenai
warisnya". Hak-hak dan kewajiban-kewajiban jenjang- jenjang yang harus dilalui dalam suatu
yang beralih pada ahli waris adalah sepanjang proses penelitian. Agar suatu penelitian ilmiah
termasuk dalam lapangan hukum harta kekayaan dapat berjalan dengan baik maka perlu
atau hanya hak dan kewajiban yang dapat dinilai menggunakan suatu metode penelitian yang baik
dengan uang. dan tepat. Metodologi merupakan suatu unsur di
Di dalam konsep hukum nasional, hukum dalam penelitian yang mutlak harus ada di dalam
waris di atur dalam KUH Perdata bagian V penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
tentang hukum waris. Harta waris adalah harta Metode penelitian yang akan digunakan pada
peninggalan orang tua untuk anak-anak yang penulisan ini yaitu :
ditinggalkan sebagai penerus atau ahli waris atas 1. Jenis Penelitian
harta yang ditinggalkan oleh orang tua yang telah Jenis penelitian yang akan digunakan dalam
meninggal dunia. penulisan hukum ini adalah penelitian hukum
Pewarisan hanya terjadi bilamana ada normatif yaitu penelitian yang dilakukan
kematian (dari pewaris). Prinsip ini ditegaskan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data
dalam ketentuan Pasal 830 Kitab Undang- sekunder yang terdiri dari bahan hukum
Undang Hukum Perdata (Civil Code/Burgerlijke primer, bahan hukum sekunder, dan bahan
Wetboek). Seketika seseorang meninggal dunia, hukum tersier dari masingmasing hukum
para ahli waris demi hukum akan menggantikan normatif. Bahan- bahan tersebut disusun
kedudukan pewaris sebagai pihak yang secara sistematis, dikaji, kemudian
berwenang memiliki atau mengurus harta dibandingkan dan ditarik suatu kesimpulan

101
Lex Privatum Vol. VII/No. 6/Jul-Sep/2019

dalam hubungannya dengan masalah yang 5. Teknik Pengumpulan Data


diteliti. Kegiatan yang akan dilakukan dalam
2. Pendekatan Penelitian pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
Dalam penelitian hukum dikenal adanya Studi Pustaka dengan cara identifikasi isi. Alat
suatu pendekatan penelitian. Pendekatan pengumpulan data dengan mengidentifikasi
tersebut memungkinkan diperolehnya isi dari data sekunder diperoleh dengan cara
jawaban yang diharapkan atas permasalahan membaca, mengkaji, dan mempelajari bahan
hukum yang ada. Dalam penelitian ini akan pustaka baik berupa peraturan perundang-
menggunakan pendekatan konseptual undangan, artikel ,dari internet, makalah
(conceptual approach) mengenai masalah seminar nasional, jurnal, dokumen, dan data-
masalah penegakan perlindungan pasien data lain yang mempunyai kaitan dengan
serta digunakan pendekatan perundang- data penelitian ini.
undangan (statue approach) terutama
pengaturan dalam KUHPerdata, Undang- 6. Teknik Analisa Data
Undang Pokok Agraria. Teknik analisis data yang digunakan dalam
3. Jenis Data penelitian hukum ini menggunakan pola pikir/
Jenis data yang digunakan dalam penulisan logika induktif, yaitu pola pikir untuk menarik
hukum ini adalah data sekunder yaitu data kesimpulan dari kasus- kasus individual nyata
yang diperoleh dari bahan pustaka berupa menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Pada
keterangan-keterangan yang secara tidak dasarnya pengolahan dan analisis data
langsung diperoleh melalui studi kepustakaan, bergantung pada jenis datanya. Pada penelitian
bahan-bahan dokumenter, tulisan- tulisan hukum berjenis normatif, maka dalam
ilmiah dan sumber- sumber tertulis lainnya. mengolah dan menganalisis bahan hukum
4. Sumber data primer, bahan hukum sekunder dan bahan
Di dalam penelitian hukum ini, dipergunakan hukum tersier tidak dapat lepas dari berbagai
jenis data sekunder, yang dari sudut kekuatan penafsiran hukum yang dikenal dalam ilmu
mengikatnya digolongkan ke dalam beberapa hukum.
sumber data, yaitu :
a. Bahan hukum primer PEMBAHASAN
Adalah bahan hukum yang dikeluarkan A. Unsur-Unsur Dan Syarat-Syarat Pewarisan
oleh pemerintah dan bersifat mengikat 1. Unsur-unsur Pewarisan
berupa peraturan perundang- undangan, Unsur terjadinya pewarisan diperlukan unsur-
yang dalam hal ini berupa KUHPerdata, unsur sebagai berikut :
dan UU lainnya. a) Adanya orang yang meninggal dunia
b. Bahan hukum sekunder (erflater), yang meninggalkan harta
Adalah bahan yang memberikan warisan yang disebut pewaris.
penjelasan mengenai bahan hukum b) Adanya orang yang masih hidup
primer, seperti hasil ilmiah para sarjana, (erfgenaam), yaitu orang yang menurut
hasil penelitian, buku-buku, Koran, Undang-undang atau testaman berhak
majalah, dokumen- dokumen terkait, mendapat waris, yang disebut ahli waris.
internet, dan makalah, yang dalam c) Adanya benda yang ditinggalkan (erfenis
penelitian ini peneliti menggunakan tialatemchap), yaitu segala sesuatu yang
literatur yang berhubungan dengan ditinggalkan oleh pewaris pada saat ia
hukum. meninggal dunia yang disebut harta
c. Bahan hukum tersier warisan, bisa berbentuk aktiva atau
Adalah bahan hukum yang bersifat passiva.
menunjang bahan hukum primer dan
sekunder yang berupa kamus bahasa 2. Syarat- syarat Pewaris
Indonesia, ensiklopedia bidang kesehatan Pewaris adalah seseorang yang meninggal
dan indeks kumulatif. dunia, baik laki-laki maupun perempuan yang
meninggalkan sejumlah harta kekayaan maupun
hak-hak yang diperoleh beserta kewajiban-

102
Lex Privatum Vol. VII/No. 6/Jul-Sep/2019

kewajiban yang harus dilaksanakan selama waris artinya mereka yang mewaris
hidupnya, baik dengan surat wasiat atau tanpa berdasarkan penggantian tempat,
surat wasiat mewaris pancang demi pancang.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi Mewaris karena penggantian tempat
dalam unsur-unsur pewarisan adalah : diatur dalam pasal 841 sampai dengan
a). Syarat-syarat yang berhubungan dengan 848 KUHPerdata." Penggantian
pewaris memberi hak kepada seorang yang
Untuk terjadinya maka si pewaris mengganti, untuk bertindak sebagai
harus sudah meninggal dunia pengganti dalam derajat dan dalam
sebagaimana disebutkan pada pasal 830 segala hak orang yang diganti.
KUH Perdata Pewarisan hanya b) Adanya pemberian wasiat yang
berlangsung karena kematian. diberikan oleh pewaris untuk para ahli
b). Syarat-syarat yang berhubungan dengan waris atau testaminair (pasal 875
ahli waris. KUHPerdata). Adapun yang dinamakan
1. Mempunyai hak atas harta peninggalan surat wasiat atau testamen ialah
pewaris hak ini ada karena : suatu fakta yang memuat pernyataan
a) Adanya hubungan darah atau seseorang tentang apa yang
perkawinan antara ahli waris dengan dikehindakinya. akan terjadinya setelah
pewaris disebut ahli waris menurut ia meninggal dunia, dan yang olehnya
undang-undang (Ab- intestato), (pasal dapat dicabut kembali. Yang paling lazim
874 KUHPerdata). Ada dua cara suatu testamen berisi apa yang
mewaris berdasarkan undang-undang, dinamakan suatu "erfsteling" yaitu
berdasarkan kedudukan sendiri (Uit penunjukan seorang atau beberapa
Eigen / Hoofde) atau dengan mewarisi orang menjadi ahli waris yang akan
langsung, ahli warisnya adalah/ mendapat seluruh atau sebagian dari
mereka yang terpanggil untuk warisan, orang yang ditunjuk itu
mewaris berdasarkan kedudukan dinamakan " testamentaire
sendiri pada asasnya ahli waris mewaris erfgenaam".
kepala demi kepala yang tercantum 2. Ahli waris ada atau masih hidup pada saat
pada pasal 852 ayat 2 KUHPerdata kematian pewaris
yang isinya". Mereka mewaris kepala 3. Tidak terdapat sebab-sebab atau hal-hal
demi kepala, jika dengan si meninggal yang menurut undang-undang, ahli waris
mereka bertalian keluarga dalam tidak patut atau terlarang (onwaarding)
derajat kesatu dan masing-masing untuk menerima warisan dari si pewaris.
mempunyai hak kerena diri sendiri. Menurut pasal 830 Kitab Undang-Undang
Orang yang mewaris karena Hukum Perdata ada empat kelompok yang
kedudukannya sendiri dalam tidak patut menjadi ahli waris dan
susunan keluarga si pewaris karenanya
mempunyai posisi yang memberikan
kepadanya hak untuk mewaris. B. Pengaturan Warisan Menurut Hukum Perdata
Haknya tersebut adalah haknya Ahli Hukum Indonesia telah mencoba
sendiri, bukan menggantikan hak memberikan rumusan mengenai pengertian
orang lain. Mewaris kepala demi kepala hukum waris yang disusun dalam bentuk batasan
artinya tiap-tiap ahli waris menerima (definisi). Sebagai pedoman dalam upaya
bagian yang sama besarnya. Dan memahami pengertian hukum waris secara utuh,
berdasarkan penggantian (Bij ada beberapa definisi mengenai waris dan hukum
plaatvervulling), Yakni pewarisan waris yang diberikan oleh beberapa sarjana.
dimana ahli waris menggantikan ahli Wirjono Prodjodikoro, memberikan rumusan
waris yang berhak menerima warisan warisan adalah soal apakah dan bagaimanakah
yang telah meninggal dunia lebih berbagai hak-hak dan kewajiban-kewajiban
dahulu dari pewaris. Dalam mewaris tentang kekayaan seseorang pada waktu ia
berdasarkan penggantian tempat ahli meninggal dunia akan beralih kepada orang yang

103
Lex Privatum Vol. VII/No. 6/Jul-Sep/2019

masih hidup. Kemudian, Soepomo memberikan undang ialah bahwa dalam pewarisan menurut
rumusan hukum waris, yaitu bahwa: "Hukum waris undang-undang, keluarga sedarah yang
memuat perturanperaturan yang mengatur proses terdekat selalu mengenyampingkan atau
meneruskan serta mengoperkan barang-barang menindih keluarga yang lebih jauh sehingga
harta benda dan barang-barang yang tidak keluarga yang lebih jauh itu tidak ikut
berwujud benda (immateriele goederen) dari mewaris". Pada pewarisan karena undang-
suatu angkatan manusia (generatie) kepada undang adanya beberapa golongan yang
turunannya. Proses ini telah mulai pada waktu ditentukan, sehingga golongan yang terdekat
orang tua masih hidup. dari pewaris merniliki prioritas utama untuk
Proses tersebut tidak menjadi "akut" oleh menjadi ahli waris dari pewaris. Golongan
sebab orang tua meninggal dunia. Memang tersebut yaitu, golongan pertama, golongan
meninggalnya bapak atau ibu adalah suatu kedua, golongan ketiga dan golongan
peristiwa yang penting bagi proses itu, akan tetapi keempat. Setiap golongan adanya kategori
sesungguhnya tidak mempengaruhi secara tertentu dan pembagian yang berbeda pula.
radikal proses penerusan dan pengoperan harta a. Golongan pertama
benda dan harta bukan benda tersebut". Lebih Golongan pertama merupakan golongan
lanjut, R. Santoso Pudjosubroto, mengemukakan paling dekat dengan pewaris yaitu istri dan
bahwa: "Hukum warisan adalah hukum yang anak-anak. Dalam hal ini berlaku adanya
mengatur apakah dan bagaimanakah hak-hak posisi penggantian 46, maksudnya bila
dan kewajibankewajiban tentang harta benda mana anak dari pewaris meninggal dunia
seseorang pada waktu ia meninggal dunia akan namun adanya keturunan dari anak
beralih kepada orang lain yang masih hidup". tersebut (cucu) maka keturunan dari anak
Dari rumusan tentang waris atau hukum waris pewaris naik menggantikan ayah atau
di atas, dapat disimpulkan bahwa: "Hukum waris, ibunya sebagai ahli waris. Begitu juga
adalah kumpulan peraturan, yang mengatur selanjutnya kepada ahli waris yang di
hukum mengenai kekayaan karena wafatnya bawahnya, jika ahli waris yang diatasnya
seseorang yaitu mengenai pemindahan kekayaan telah meniggal terlebih dahulu dari
yang ditinggalkan oleh si mati dan akibat dari pewaris.
pemindahan ini bagi orang-orang yang b. Golongan kedua
memperolehnya, baik dalam hubungan antara Apabila bila seorang meningal dunia tanpa
mereka dengan mereka, maupun dalam hubungan meninggalkan suami atau istri atau
antara mereka dengan pihak ketiga".Suatu hal keturunan, maka dipanggillah sebagai
yang perlu diperhatikan, yaitu walaupun ahli waris orang tuanya, saudara dan
terdapat rumusan dan uraian yang beragam keturunan dari saudara. Pembagian antara
tentang hukum waris, pada umumnya para ahli waris golongan kedua ini telah diatur
sarjana hukum sependapat bahwa, "Hukum waris dengan baik dalam Pasal 854 sampai
itu merupakan perangkat kaidah yang mengatur dengan Pasal 857 Kitab Undang-Undang
tentang cara atau proses peralihan harta kekayaan Hukum Perdata dan Pasal 859 Kitab
dari pewaris kepada ahli waris atau para / ahli Undang-Undang Hukum Perdata."
warisnya". Kemudian dalam Kamus Hukum, Golongan kedua adalah orang tua dan
pengertian warisan adalah harta peninggalan saudara pewaris atau keturunan saudara
yang berupa barangbarang atau hutang dari pewaris. Tiap orang tua yang ditinggal
orang yang meninggal, yang seluruhnya atau medapat bagian yang sama besarnya
sebagian ditinggalkan atau diberikan kepada ahli dengan tiap saudara pewaris, tetapi tidak
waris atau orang-orang yang telah ditetapkan boleh kurang dari 1/4 (sepermpat) bagian
menurut surat wasiat. dari warisan, dengan ketentuan lagi bahwa
1. Ahli waris karena undang-undang ( ab hanya untuk menentukan bagian orang tua,
intenstato) saudara lain bapak atau lain ibu dihitung
Ahli waris karena undang-undang atau ab sebagai saudara penuh pewaris".
intestato merupakan keluarga yang sedarah, Berdasarkan Pasal 854 sampai dengan
baik sistem kekeluargaan ke atas maupun ke Pasal 855 Kitab I Undang-Undang Hukum
bawah. "Prinsip yang dipegang oleh undang- Perdata, dimana jika pewaris tidak adanya

104
Lex Privatum Vol. VII/No. 6/Jul-Sep/2019

meninggalkan istri atau suami serta Perkawinan, yang mana menyatakan anak
keturunan yang sah, maka harta yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam
peninggalan berhak jatuh kepada orang atau sebagai akibat perkawaninan yang
tua dan saudara-saudara kandung dari sah, sedangkan Pasal selanjutnya yaitu
pewaris. Pasal 43 menyatakan anak yang dilahirkan
c. Golongan ketiga diluar perkawinan hanya mempunyai
Bilamana orang yang meninggal dunia hubungan perdata dengan ibunya dan
(pewaris) tidak meninggalkan keturunan keluarga ibunya.
atau suami atau istri atau orang tua, Bagi anak luar kawin adanya pilihan yang
saudara atau keturunan saudara, maka dapat ditempuh bagi orang tua anak luar kawin
sanak keluarga dalam garis lurus keatas tersebut agar adanya hubungan perdata yang
merupakan ahli waris".56 "Jika seorang timbul antara anak luar kawin dan orang tuanya,
meninggal tanpa keturunan, suami atau terutama ayah biologis dari si anak luar kawin itu.
istri, ataupun saudrasaudara, harta warisan Pilihan yang dapat ditempuh adalah dengan cara
dibelah dua (kloving) antara hubungan pengesahan atau pengakuan. Segala hal tersebut
darah di garis ayah dan hubungan darah di bertujuan untuk kesejahteraan anak diluar kawin
garis ibu, kedua-duanya di garis lurus. tersebut. Dalam hal anak luar kawin Kitab
Berdasarkan ketentuan undang-undang Undang-Undang Hukum Perdata tidak membagi
Pasal 843 dan 851 Kitab secara jelas yang anak luar kawin ini, namun dari
UndangUndang Hukum Perdata : Pasal 272 dan Pasal 283 Kitab Undang-Undang
1) Tidak ada penggantian tempat atau Hukum Perdata dapat disimpulkan bahwa anak
kedudukan terhadap keluarga luar kawin adanya pembagian, yaitu:
sedarah, dalam garis menyimpang ke 1) Anak luar kawin biasa;
atas, dan 2) Anak zinah dan;
2) Pembelahan atau kloving itu hanya 3) Anak sumbang.
terjadi satu kali saja, sehingga dalam Anak luar kawin biasa, maksudnya dimana anak
cabang-cabang pembagian tidak tersebut dibenihkan oleh wanita dan pria yang
terjadi lagi pembelahan. Pada kasus tidak terikat perkawinan dan tidak adanya
terjadinya pembelahan atau kloving hubungan tali darah. Baik gadis dengan bujang
perlu diperhatikan hal-hal sebagai maupun janda dengan duda ataupun
berikut : kebalikarmya, yang intinya wanita dan pria itu
tidak dalam ikatan perkawinan dengan pasangan
d. Anak luar kawin lainnya. Sehingga adanya keleluasaan dalam
Ahli waris ab intestato,dalam hal keturunan pengesahan maupun pengakuan, sedangkan
sedarah salah satunya adalah anak. Adanya bagi anak zinah dan anak sumbang tidak
anak sah dan anak luar kawin, anak sah diperbolehkan pengakuan apalagi pengesahan.
merupakan anak yang dibenihkan atau a. Pengakuan
dilahirkan dalam perkawinan yang sah dari Anak luar kawin bertindak sebagai ahli
kedua orang tuanya, baik sah menurut waris dalam hukum waris sepanjang
agama dan sah menurut perturan adanya hubungan perdata antara anak
perundang-undangan. Sedangkan anak tersebut dengan pewaris. Antara anak
luar kawin merupakan anak yang lahir dari dengan ayah hubungan waris mewaris
hubungan kedua orang tua yang tidak terjadi hanya dengan adanya pengakuan.
menikah melainkan hidup bersama Anak yang tidak sah, hubungan perdata
(samenleven). dengan satu orang tuanya, dinamakan anak
Anak yang terlahir dari hubungan hidup luar kawin dari orang tua itu. Dengan
bersama hanya ada hubungan hukum, kelahirannya, maka anak yang tidak sah itu
terutama hukum perdata terhadap ibunya menjadi anak luar kawin dari ibunya,
dan keluarga ibunya, sedangkan dari ayah dengan adanya pengakuan dari ayah anak
harus adanya pengakuan terlebih dahulu. tersebut merupakan anak luar kawin dari
Sesuai dengan ketentuan Pasal 42 Undang- ayah yang mengakuinya. Hubungan anak
undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang luar kawin yang diakui tidak adanya

105
Lex Privatum Vol. VII/No. 6/Jul-Sep/2019

hubungan perdata dengan keluarga orang bunyi Pasal 865 Kitab Undang-Undang
tua yang mengakuinya. Sebaliknya juga Hukum Perdata, "jika seorang anak luar
begitu, keluarga dari orang tua yang kawin meninggal dunia lebih dahulu,
mengakui anak luar kawin itu tidak ada maka sekalian anak luar kawin mendapat
hubungan perdata dengan anak luar kawin seluruh warisan".
yang diakui. Pengakuan anak luar kawin menurut
Pengakuan merupakan suatu pernyataan Pasal 281 Kitab Undang-Undang Hukum
yang dilakukan oleh seseorang dalam Perdata dapat dilaksanakan dengan 4
bentuk yang ditetapkan oleh undang- cara, yaitu:
undang, bahwa yang membuat 1) Dengan akta Notaris;
pernyataan itu adalah ayah atau ibu dari 2) Pada akta kelahiran;
seorang anak yang lahir diluar 3) Pada akta perkawinan, yang mana
perkawinan 61. Kedudukan anak luar sekaligus pengesahan;
kawin yang diakui oleh orang tuanya 4) Dengan akta khusus dari Kantor Dinas
mempunyai kedudukan yang terbelakang Kependudukan.
dibandingkan dengan anak yang sah. Salah satu contoh kasus pewarisan bagi
Dengan adanya pengakuan terhadap anak anak luar kawin yang telah diakui adalah
luar kawin maka adanya hak mewaris bagi kasus keluarga Boenjamin, yang mana
anak yang diakui tersebut. pewaris semasa hidup menikah dua kali
Pengakuan bagi anak luar kawin dan sekali hidup bersama
merupakan pengakuan yang dilakukan oleh (samenleven). Anak yang dilahirkan
orang tua dari anak luar kawin itu baik ayah dari samenleven tersebut ada 6 anak dan
maupun ibunya mengakui anak luar kawin keenamnya di akui sebelum perkawinan
tersebut sebelum perkawinan selanjutnya kedua oleh pewaris. Sehingga adanya hak
dari salah satu orang tuanya. Jika mewaris bagi keenam anak tersebut.
pengakuan dilaksanakan dalam masa b. Pengesahan
perkawinan salah satu dari orang tua anak Pengesahan terhadap anak luar kawin
luar kawin tersebut, baik ayah maupun dalam Kitab Undang-Undang Hukum
ibunya, maka dampak hukum waris untuk Perdata diatur mulai Pasal 272 hingga
pengakuan anak tersebut tidak ada sama Pasal 279 . 'Tengesahan merupakan satu
sekali. Hak mewaris dari anak luar kawin lembaga hukum yang jika dipergunakan
tersebut tidak ada, hanya sebatas akan mengakibatkan anak yang diakui, naik
pengakuan saja bagi orang tuanya. statusnya menjadi anak yang disahkan".
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Pengesahan dilaksanakan dengan
Perdata menentukan "anak luar kawin pernikahan kedua orang tua anak yang
yang dapat diakui adalah anak yang status awalnya diakui. Dimana orang tua
dilahirkan oleh seorang ibu, tetapi tidak biologis dari si anak yang diakui. Dengan
dibenihkan oleh seorang pria yang berada demikian anak yang statusnya dari diakui
dalam ikatan perkawinan yang sah dengan menjadi sah sama dengan anak sah yang
ibu anak tersebut, dan tidak termasuk lahir dari perkawinan resmi dari pasangan
dalam kelompok anak zina atau anak suami istri, baik secara agama maupun
sumbang". Pasal 285 Kitab Undang-Undang secara hukum. Naiknya status anak yang
Hukum Perdata menyatakan "pengakuan diakui menjadi anak yang disahkan, maka
yang dilakukan sepanjang perkawinan oleh akibat hukum dari pengakuan berubah
suami atau istri atas kebahagiaan anak juga, dimana pada pengakuan anak yang
luar kawin yang sebelum kawin telah diakui hubungan perdata hanya sebatas
olehnya dibuahkan. orang tua yang mengakui tidak sampai
Pada bagian dimana si meninggal tidak kepada keluarga dari orang tua yang
adanya meninggalkan ahli waris sedarah mengakui, baik keluarga garis keatas
maka anak luar kawin yang diakui maupun keluarga garis kebawah.
tersebut dapat keseluruhan harta Lain halnya dengan pengesahan, anak yang
warisan dari si meninggal, sebagaimana disahkan telah sama statusnya dengan anak sah,

106
Lex Privatum Vol. VII/No. 6/Jul-Sep/2019

dimana hubungan perdata tidak hanya sebatas b. Adanya orang yang masih hidup
orang tua tapi juga adanya timbul hubungan (erfgenaam), yaitu orang yang
perdata terhadap dua keluarga, baik keluarga menurut Undang-undang atau
ayah maupun keluarga ibu dari anak yang testaman berhak mendapat waris,
disahkan tadi. yang
1. Surat wasiat olograpis, adapun yang disebut ahli waris.
dimaksud dengan surat wasiat olograpis c. Adanya benda yang ditinggalkan
adalah surat wasiat yang dibuat dan ditulis (erfenis tialatemchap), yaitu segala
sendiri oleh testateur. Surat wasiat yang sesuatu yang ditinggalkan oleh
demikian harus seluruhnya ditulis sendiri oleh pewaris pada saat ia meninggal dunia
testateur dan ditanda tangani olehnya, yang disebut harta warisan, bisa
sebagaimana Pasal 932 Kitab Undang-Undang berbentuk aktiva atau passiva.
Hukum Perdata. Kemudian surat wasiat Syarat-syarat waris:
tersebut dibawa ke Notaris untuk dititipkan a). Syarat-syarat yang berhubungan
atau disimpan dalam protokol Notaris. Notaris dengan pewaris
yang menerima penyimpanan wasiat b). Syarat-syarat yang berhubungan
olograpis, wajib dengan dihadiri oleh 2 orang dengan ahli waris
saksi,membuat akta penyimpanan atau 1) Mempunyai hak atas harta
disebut akta van depot. Sesudah dibuat akta peninggalan pewaris
van depot dan ditandatangani oleh testateur, 2) Ahli waris ada atau masih hidup
saksi-saksi dan Notaris, maka surat wasiat pada saat kematian pewaris
tersebut mempunyai kekuatan yang sama 3) Tidak terdapat sebab-sebab atau
dengan wasiat umum, yang dibuat di hal-hal yang menurut undang-
hadapan Notaris, berdasarkan Pasal 932 ayat undang.
(2) dan Pasal 933 Kitab Undang-Undang 2. Pewarisan perdata tidak membedakan
Hukum Perdata. jenis kelamin dalam pembagian warisan,
2. Surat wasiat umum, surat wasiat umum selagi keluarga sedarah dan diakui sah
adalah surat wasiat yang dibuat oleh testateur bagi anak luar kawin maka adanya hak
di hadapan Notaris. Ini merupakan bentuk untuk menuntut bagian dari pembagian
testament yang paling umum yang paling warisan. Begitu juga dengan status anak
sering muncul, dan paling paling dianjurkan, dari perkawinan terdahulu maupun
karena Notaris sebagai seorang yang ahli perkawinan yang baru, jika pewaris
dalam bidang ini, berkesempatan dan meninggal maka anak yang sedarah
malahan wajib memberikan bimbingan dan dengan pewaris tetap berhak mendapatkan
petunjuk, agar wasiat tersebut dapat terlaksana warisan, dan anak dari perkawinan
sedekat mungkin dengan kehendak testateur. keberapapun selagi masih sedarah dan
3. Surat wasiat rahasia, wasiat ini dibuat oleh adanya pengakuan bagi anak luar kawin
testateur sendiri dan kemudian tetap mendapatkan bagian warisan. Lain
diserahkan kepada Notaris dalam keadaan hal dengan istri atau suami, jika putusnya
tertutup atau disegel. Notaris yang menerima perkawinan karena perceraian maka
penyerahan wasiat yang demikian, harus hubungan harta dan hubungan perdata
membuat akta pengalamatan atau akta antara suami dan istri telah berakhir dan
superscnptie, dengan dihadiri oleh empat adanya pemisahan tersendiri.
orang saksi.
B. Saran
PENUTUP 1. Hendaknya dalam pembagian warisan
A. Kesimpulan para ahli waris menghindari dari
1. Unsur terjadinya pewarisan diperlukan konflik/sengketa waris, karena dapat
unsur-unsur sebagai berikut: berdampak pada terganggunya
a. Adanya orang yang meninggal dunia hubungan kekeluargaan di antara
(erflater), yang meninggalkan harta pewaris.
warisan yang disebut pewaris.

107
Lex Privatum Vol. VII/No. 6/Jul-Sep/2019

2. Penyelesian sengketa waris dapat


diselesaikan melalui pengadilan / di luar
pengadilan, namun demikian sebaiknya
penyelesaian sengketa waris dilakukan di
luar pengadilan.

DAFTAR PUSTAKA
Anita Kamilah, Bangun Guna Serah (Build
Operate And Transfer/BOT)
Membangun Tanpa Harus Memiliki
Tanah (Perspektif Hukum Agraria,
hukum Perjanjian Dan Hukum Publik,
Keni Media, Bandung, 2013
Andre Ata Ujan, Filsafat Hukum, Yogyakarta:
Kanisius, 2009
Darji Darmodiharjo, dan Shidarta, Pokok-
Pokok Filsafat Hukum, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2008 Hans Kelsen,
Pengantar Teori Hukum, penerjemah:
Siwi Purwadi, Nusa Media, Bandung,
2009
Johny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian
Hukum Normatif, Bayumedia, Malang,
2011
Otje Salman, Pengantar Emu Hukum Sebuah
Sketsa, Refika Aditama, Bandung, 2010.
Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian
Hukum. Ul-Press. Jakarta. 2006
Soepomo, Bab-bab Tentang Hukum Adat,
Penerbitan Universitas, Jakarta, 1996
Syahril Sofyan, Bebearapa Dasar Teknik
Pembuatan Akta (Khusus Warisari),
Medan: Pustaka Bangsa Press, 2011
Subekti R, Hukum Keluarga dan Hukum Waris,
Intermasa, Jakarta, 1990
Wilbert D. Kolkman etal. (eds), Hukum Tentang
Orang, Hukum Keluarga Dan Hukum
Waris Di Belanda Dan Indonesia,
(Denpasar: Pustaka Larasan);
Wirjono Prodjodikorio, Hukum Perdata tentang
Persetujuan Persetujuan Tertentu,
Sumur Bandung, Bandung, 1991.

Perundang-Undangan :
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

108

Anda mungkin juga menyukai