180501127
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
TUGAS
1) Langkah apa yang dilakukan bank Indonesia untuk mejaga stabilitas
perekonomian,khusunya nilai tukar rupiah pada tahun 2018?
Jawab:
Bank Indonesia menempuh langkah antisipatif untuk menjaga stabilitas
perkonomian,khusunya nilai tukar rupiah. Bab 5, kebijakan moneter ditempuh secara pre-
emptive, front loading, dan ahead of the curve guna menjaga daya tarik aset pasar keuangan
Indonesia dan mengendalikan defisit transaksi berjalan berada pada level yang sehat. . Suku
bunga kebijakan, Bank Indonesia 7-Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR), naik 175 basis
points (bps) sepanjang 2018. Kebijakan nilai tukar juga ditempuh untuk menjaga stabilitas
nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya, dengan tetap mendorong mekanisme pasar.
Kebijakan nilai tukar turut didukung oleh inisiatif pendalaman pasar keuangan termasuk
pemberlakuan transaksi domestic non-deliverable forward (DNDF) mulai 1 November 2018,
yang secara tidak langsung memengaruhi pergerakan nilai tukar Rupiah menjadi lebih stabil.
Kebijakan nilai tukar ditopang pula upaya untuk menjaga kecukupan likuiditas di pasar valas
domestik sehingga meminimalkan risiko lanjutan kepada nilai tukar Rupiah.
Terakhir, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas
terkait dan mendukung serangkaian kebijakan Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
untuk pengendalian defisit transaksi berjalan melalui peningkatan ekspor dan pengendalian
impor.Respons kebijakan yang ditempuh dalam perkembangannya mendukung terkendalinya
nilai tukar Rupiah
2) Gambarkan dan Jelaskan diagram determinasi inflasi 2018 !
Jawab:
Determinan Inflasi 2018
Faktor Eksternal:
Harga pangan global turun Faktor Domestik:
Inflasi besi, baja, dan emas turun -Tekanan permintaan dapat direspons oleh sisi produksi
Inti 3,07% - Ekspektasi inflasi terjangkar dalam sasaran inflasi
Inflasi minyak dan kapas naik
Depresiasi nilai tukar meningkat - Exchange rate pass through rendah
IHK 3,13%
Kebijakan AP Minimal:
Penurunan tarif angkutan darat dan rokok
Terbatasnya dampak kenaikan harga minyak dunia melalui BBM nonsubsidi Pasokan Pangan Terjaga:
AP 3,36% VF 3,39%
Berlakunya dampak kenaikan inflasi listrik 2017 (base effect) Pasokan didukung dari dalam dan luar negeri
Harga pangan global turun
3,5% -+ 1% Pemantauan & pengawasan distribusi
3) Jelaskan dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi inti pada tahun 2018?
Jawab:
Dampak pelemahan Rupiah terhadap inflasi inti yang terbatas juga tergambar pada beberapa
indikator. Sejak awal tahun hingga bulan Desember 2018, rerata inflasi inti sebesar 2,81%,
lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata depresiasi nilai tukar Rupiah sebesar 6,34% .
Dampak pelemahan Rupiah terutama terlihat di tingkat pedagang besar sebagaimana
tercermin dari indeks harga perdagangan Besar (IHPB) impor yang meningkat. Inflasi IHPB
meningkat seiring dengan kenaikan biaya produksi yang juga dipengaruhi kenaikan harga
minyak dan besi baja. Namun demikian, dampak pelemahan Rupiah tersebut tidak seluruhnya
dibebankan kepada konsumen, tergambar pada inflasi IHK yang terbatas. Perkembangan ini
tidak terlepas dari dampak positif berbagai perbaikan struktural.
Jawab:
Kebijakan pemerintah di tingkat pusat untuk mengendalikan inflasi pangan antara lain
ditempuh melalui empat langkah:
Kedua, penguatan koordinasi dilakukan bersama dengan Pemerintah Daerah, instansi terkait,
dan pelaku usaha untuk membahasupaya pemenuhan stok, evaluasi harga pangan, dan
kebijakan yang ditempuh dalam pengendalian harga.
Ketiga, Pemerintah memantau dan mengawasi stabilisasi bahan pokok di seluruh wilayah
Indonesia. Langkah ini untuk memastikan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga,
termasuk menjamin pendistribusian bahan pokok.
Keempat, upaya khusus dengan melakukan penetrasi pasar dalam bentuk pasar murah
menjelang periode HBKN.
5) Sebutkan Kebijakan pasokan dan stabilitasi harga per jenis komoditas pada tahun
2018 ?
Jawab:
Jawab:
Upaya memperkuat kelancaran distribusi dilakukan melalui inisiatif kerja sama perdagangan
antardaerah yang menjadi salah satu strategi utama untuk mendukung keseimbangan pasokan
dan permintaan daerah,antara lain dalam bentuk pemberdayaan kerjasama perdagangan oleh
badan usaha milik daerah (BUMD).
Peningkatan produksi melalui program ekstensifikasi dan intensifikasi juga terus diinisiasi
secara meluas di sejumlah daerah. Program ekstensifikasi produksi pangan antara lain
dilakukan melalui upaya cetak sawah, termasuk berupa optimalisasi lahan rawa dan gambut
untuk pertanian pangan yang antara lain dilakukandi Kalimantan. Sementara itu, upaya
intensifikasi produksi pangan ditujukan untuk mendorong peningkatan produktivitas melalui
implementasi inovasi pola budidaya, penguatan kelembagaan petani, pengembangan klaster
pangan, dan urban farming.15 Selain itu, untuk menjaga kesinambungan pasokan, sejumlah
daerah juga telah memanfaatkan teknologi penyimpan produk pertanian (cold storage).
Untuk mendukung upaya-upaya tersebut, Pemerintah secara aktif juga turut mendorong
peningkatan kualitas infrastruktur dan sarana pendukung pertanian di daerah melalui
optimalisasi dana transfer daerah termasuk dana desa.
7) Apa yang membuat tekanan terhadap rupiah tetap pada ahun 2018 ?
Jawab:
Tekanan terhadap Rupiah yang tetap terkendali di tengah ketidakpastian global yang tinggi
tidak terlepas dari struktur pasar valas yang tetap efisien. Perkembangan ini tercermin dari
bid-ask spread transaksi spot Rupiah terhadap dolar AS yang berada di level yang rendah,
meskipun sedikit meningkat. Rerata bid-ask spread pada 2018 berada pada level 7 Rupiah per
dolar AS, tidak berbeda jauh dibandingkan dengan rerata spread pada 2017 yang sebesar 5
Rupiah per dolar AS. Kondisi pasar yang efisien ini pada gilirannya berkontribusi pada
transaksi pasar spot yang meningkat dari 3,36 miliar dolar AS per hari pada 2017 menjadi
3,59 miliar dolar AS per hari pada 2018
Jawab:
9) Sebutkan apa saja kebijakan Bank Indonesia dan kebijakan Pemerintah untuk menjaga
nilai tukar rupiah ?
Jawab:
1. Keterjangkauan Harga
2. Ketersediaan Pasokan
3. Kelancaran Distribusi
4. Komunikasi Efektif
10) Jelaskan apa yang terjadi pada pasar valas domestik terhadap pelaku nonresiden ?
Jawab:
Berdasarkan pelaku, tekanan di pasar valas domestik pada 2018 tergambar pada penurunan
penawaran neto dari pelaku nonresiden. Permintaan valas neto nonresiden sempat terjadi
pada triwulan II 2018 hingga mencapai 3,9 miliar dolar AS akibat ketidakpastian global yang
tinggi, sehingga nonresiden mengalihkan kepemilikan aset domestik dari negara berkembang.
Pada periode ini, nonresiden juga melakukan pembelian valas untuk mengalihkan pendapatan
yang diperoleh dari aset domestik, yaitu dividen dan kupon, ke mata uang dolar AS.
Pelaku nonresiden mencatatkan kembali berdasarkan jenis instrumen, aliran dana terutama
masuk pada instrumen surat utang negara (SUN) yang mencapai 4,1 miliar dolar AS
dipengaruhi oleh imbal hasil yang cukup menarik. Instrumen SUN yang meningkat cukup
besar terutama dalam bentuk obligasi negara (ON) mencapai 4,1 miliar dolar AS, sedangkan
instrumen surat perbendaharaan negara (SPN) mengalami aliran dana keluar untuk
keseluruhan tahun 2018. Sementara itu, nonresiden mencatat aliran dana masuk sebesar 62
juta dolar AS pada instrumen sertifikat Bank Indonesia (SBI).