Anda di halaman 1dari 37

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

1. Definisi

a) Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik

ringan maupun berat.

b) Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah

mengalaminya (Tamsuri, 2007).

c) Menurut Mc. Coffery (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu

keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya

diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.

d) Menurut Keperawatan, nyeri adalah apapun yang menyakitkan

tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada

kapan pun individu mengatakannya.

e) Menurut International Association for Study of Pain

(IASP), nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak

menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual

maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan.

f) Definisi ini tidak berarti bahwa anak harus mengatakan bila sakit.

Nyeri dapat diekspresikan melalui menangis, pengutaraan, atau


isyarat perilaku (Mc Caffrey & Beebe, 1989 dikutip dari Betz &

Sowden, 2002).

2. Etiologi Nyeri

Adapun Etiologi Nyeri yaitu:

a) Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat

bedah atau cidera

b) Iskemik jaringan

c) Spasmus Otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak

disadari atau tak terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit.

Spasme biasanya terjadi pada otot yang kelelahan dan bekerja

berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam

menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama.

d) Inflamasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan

tek anan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan

zat kimia bioaktif lainnya.

e) post operasi setelah dilakukan pembedahan

3. Patifisiologi

Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka

terbentuklah zat-zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim

proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung

saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke

hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan

di persiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan


ke hypotalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor

mekanin sensitive pada termosensitif sehingga dapat juga

menyebabkan atau mengalami nyeri (wahit chayatin,N.mubarak,2007)

4. Sifat-Sifat Nyeri

a) Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi.

b) Nyeri bersifat subjektif dan individual.

c) Nyeri tidak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X dan lab

darah.

d) Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat

perubahan fisiologis, tingkah laku, dan dari pernyataan klien.

e) Hanya pasien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa

rasanya.

f) Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis.

g) Nyeri merupakan tanda peringatan adanya suatu kerusakan

jaringan.

h) Nyeri mengawali ketidakmampuan.

i) Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri

yang tidak optimal.

Secara ringkas sifat nyeri dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Nyeri bersifat individu.

b) Nyeri tidak menyenangkan.

c) Merupakan suatu kekuatan yang mendominasi.

d) Bersifat tidak berkesudahan.


5. Fisiologis Nyeri

Untuk memudahkan dalam memahami nyeri, maka perlu mempelajari

3 komponen fisiologi nyeri, antara lain:

a) Resepsi      : Proses perjalanan nyeri.

b) Persepsi     : Kesadaran seseorang terhadap nyeri.

Adanya stimuli yang mengenai tubuh ( mekanik, termal, kimia )

akan menyebabkan pelepasan substansi kimia ( histamine, bradikinin,

kalium ). Substansi tersebut menyebabkan nosiseptor bereaksi, apabila

nosiseptor mencapai ambang nyeri maka akan timbul impuls saraf

yang akan dibawa menghantarkan sensasi berupa sentuhan, getaran,

suhu hangat dan tekanan halus. Reseptor terletak di struktur

permukaan.

a) Reaksi       : Respon fisiologis dan perilaku setelah

mempersepsikan nyeri.

6. Penghantaran Transmisi Nyeri

Ganong, (1998), mengemukakan proses penghantaran transmisi

nyeri yang disalurkan ke susunan syaraf pusat oleh 2 (dua) sistem serat

(serabut) antara lain:

a) Serabut A – delta (Aδ) Bermielin menghantarkan impuls dengan

kecepatan 12 – 30 m/detik yang disebut juga nyeri cepat (test pain)

dan dirasakan dalam waktu kurang dari satu detik, serta memiliki

lokalisasi yang jelas dirasakan seperti ditusuk, tajam berada dekat

permukaan kulit.
b) Serabut C, merupakan serabut yang tidak bermielin mempunyai

kecepatan menhantarkan impuls 0,4 –1,2 m/detik disebut juga

nyeri lambat di rasakan selama 1 (satu) detik atau lebih, bersifat

nyeri tumpul, berdenyut atau terbakar.

7. Reseptor Nyeri

Reseptor nyeri disebut Nosireseptor

Nosireseptor terdapat di:

a) Kulit (Kutaneus)

dari Serabut A Delta dan Serabut C

b) Somatik dalam (deep somatic)

Reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf,

otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya

komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit

dilokalisasi.

c) Daerah Viseral

Reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati,

usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini

biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat

sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.

8. Klasifikasi Nyeri

a) Berdasarkan sumbernya

1) Cutaneus/ superficial, yaitu nyeri yang mengenai kulit atau

jaringan subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar).


Contoh: Terkena ujung pisau atau tergunting

2) Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari

ligament, pembuluh darah, tendon dan saraf, nyeri menyebar

dan lebih lama daripada cutaneus.

Contoh: Sprain sendi

3) Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dalam

rongga abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena

spasme otot, ischemia, regangan jaringan.

b) Berdasarkan Penyebabnya

1) Fisik

Bisa terjadi karena stimulus.

Contoh: fraktur femur

2) Psycogenik

Terjadi karena sebab yang kurang jelas/ susah diidentifikasi,

bersumber dari emosi/ psikis dan biasanya tidak disadari.

Contoh: orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada

dadanya.

c) Berdasarkan lama/ durasi

1) Nyeri akut

Nyeri akut didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung

beberapa detik hingga enam bulan (Brunner & Suddarth, 1996).

Nyeri akut terjadi segera setelah tubuh mengalami cedera, atau

intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan


intensitas bervariasi dari berat sampai ringan. Fungsi nyeri ini

adalah sebagai pemberi peringatan akan adanya cedera atau

penyakit yang akan datang. Nyeri ini kadang bisa hilang sendiri

tanpa adanya intervensi medis, setelah keadaan pulih pada area

yang rusak.Nyeri akut menurun sejalan dengan

penyembuhannya.

Berger (1992) menyatakan bahwa nyeri akut merupakan

mekanisme pertahanan yang berlangsung kurang dari enam

bulan.Secara fisiologis terjadi perubahan denyut jantung,

frekuensi nafas, tekanan darah, aliran darah perifer, tegangan

otot, keringat pada telapak tangan, dan perubahan ukuran pupil.

2) Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang

menetap sepanjang satu periode waktu. Nyeri kronis sering

didefenisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam

bulan atau lebih (Brunner & Suddarth, 1996 dikutip dari

Smeltzer 2001). Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan

yang ditetapkan dan sering sulit untuk diobati karena biasanya

nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang

diarahkan pada penyebabnya.

Menurut Taylor (1993) nyeri ini bersifat dalam, tumpul,

diikuti berbagai macam gangguan, terjadi lambat dan

meningkat secara perlahan setelahnya, dimulai setelah detik


pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau

menit.Nyeri ini berhubungan dengan kerusakan jaringan, ini

bersifat terus-menerus atau intermitten.

Perbedaan nyeri akut dan nyeri kronis


Nyeri akut Nyeri kronik
1. Lamanya dalam hitungan 1. Lamanya dalam hitungan bulan
menit (lamanya 1 detik (> 6 bulan).
sampai kurang dari 6 bulan).
2. Ditandai dengan 2. Fungsi fisiologis bersifat normal.
peningkatan BP, nadi, dan
respirasi.
3. Respon pasien: fokus pada 3. Tidak ada keluhan nyeri.
nyeri, menyatakan nyeri
dengan menangis atau
mengerang.
4. Tingkah laku menggosok 4. Tidak ada aktifitas fisik sebagai
bagian yang nyeri. respon terhadap nyeri.

d) Berdasarkan lokasi/ letak

1) Radiating pain

Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di dekatnya

(contoh: cardiac pain).

2) Reffered pain

Nyeri di rasakan pada bagian tubuh tertentu yang diperkirakan

berasal dari jaringan penyebab.

3) Intracable pain
Nyeri yang sangat susah dihilangkan (contoh: nyeri kanker

maligna).

4) Phantom pain

Sensasi nyeri dirasakan pada bagian tubuh yang hilang (contoh:

bagian tubuh yang di amputasi) atau bagian tubuh yang lumpuh

karena injury medulla spinalis.

9. Respon Terhadap Nyeri

a) Respon Psikologis

respon psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman klien

terhadap nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien. Arti nyeri

bagi setiap individu berbeda-beda antara lain :

1) Bahaya atau merusak

2) Komplikasi seperti infeksi

3) Penyakit yang berulang

4) Penyakit baru

5) Penyakit yang fatal

6) Peningkatan ketidakmampuan

7) Kehilangan mobilitas

8) Menjadi tua

9) Sembuh

10) Perlu untuk penyembuhan

11) Hukuman untuk berdosa

b) Respon fisiologis terhadap nyeri


Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial)

1) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

2) Peningkatan heart rate

3) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP

4) Peningkatan nilai gula darah

5) Diaphoresis

6) Peningkatan kekuatan otot

7) Dilatasi pupil

8) Penurunan motilitas GI

Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

1) Muka pucat

2) Otot mengeras

3) Penurunan HR dan BP

4) Nafas cepat dan irregular

5) Nausea dan vomitus

6) Kelelahan dan keletihan

10. Faktor Yang Mempengaruhi Respon Nyeri

a) Usia

b) Jenis Kelamin

c) Kultur

d) Makna nyeri

e) Perhatian

f) Ansietas
g) Pengalaman masa lalu

h) Pola koping

i) Support keluarga dan social

11. Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah

nyeri dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat

subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas

yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda.

Beberapa cara untukmengetahui intensitas nyeri seseorang adalah

sebagai berikut:

a) Face Pain Rating Scale

b) Word Grapic Rating Scale (Deskriptif)

a. Skala identitas nyeri numerik


b. Skala analog visual

12. Management Nyeri

a) Management Farmakologi, terdiri atas:

1) Analgesik non opioids

Termasuk nonsteroidal anti inflamatory drugs

( NSAIDS ), seperti: Aspirin, acetaminophen, dan

ibuprofen. Menurut American Pain Society, obat-obatan ini

bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan

tingkat/ level inflamasi.

2) Analgesik opioids

Analgesik opioids termasuk opium derivate, seperti

morfin dan kodein. Obat-obat ini bekerja dengan cara

mengubah mood, perhatian, perasaan pasien menjadi lebih

baik, dan lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.


3) Analgesik adjuvant.

Analgesik adjuvant adalah terapi pengobatan selain

menggunakan analgesic, tetapi dapat mengurangi tipe-tipe

nyeri kronik. Contohnya Diazepam (Valium) yang dapat

menggunakan rasa nyeri pada saat terjadi spasme otot

membantu bisa tidur nyenyak.

b) Management non Farmakologi, terdiri atas:

1) Intervensi fisik

Tujuan dari intervensi fisik adalah:

a) Membuat nyaman.

b) Mengurangi disfungsi fisik.

c) Menormalkan respon fisiologis.

d) Mengurangi ketakutan.

2) Cutaneous Stimulation

Yang termasuk cutaneous stimulation:

a) Pemijatan/massage

b) Kompres panas/dingin

c) Asupressure

d) Contralateral Stimulation

3) Immobilisasi

Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan

pada saat kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot.


Splint ini harus diubah posisinya tiap 30 menit untuk

mencegah terjadinya penyakit baru seperti dicubitus.

4) Tens

Transcutaneous electrice nerve stimulation (TENS)

adalah noninvasive, teknik control nyeri nonalgesic untuk

klien dengan nyeri akut ataupun kronik.

5) Akupuntur

Akupuntur telah diterapkan di China dan mendapat

perhatian tinggi dari Amerika Utara. Biasanya digunakan

untuk nyeri akut.

6) Placebo

Placebo adalah salah satu bentuk treatment seperti

medikasi atau tindakan keperawatan ya ng menghasilkan

efek pada klien, bahwa tindakan yang dilakukan atau yang

diberikan perawat dapat menyembuhkan penyakit.

7) Distraksi

Contoh dari distraksi adalah pada saat klien

dipindahkan dari ruang bedah mungkin tidak merasakan

nyeri saat melihat pertandingan sepak bola di televisi, tapi

nyeri akan dirasakan lagi pada saat pertandingan itu sudah

selesai.

8) Hypnosis
Hypnosis digunakan untuk memfokuskan

konsentrasi dan meminimalisir distraksi.

9) Relaksasi

Macam-macam teknik relaksasi : meditasi, yoga,

dan latihan relaksasi progresif. Teknik ini tidak dilakukan

pada pasien yang nyeri akut karena ketidakmampuan

berkonsentrasi. Latihan relaksasi progresif mencakup

latihan control nafas, kontraksi, dan relaksasi otot.

13. Asuhan Keperawatan

a) Pengkajian

Pengkajian nyeri akurat penting untuk upaya

penatalaksanaan nyeri yang afektif.Karena nyeri merupakan

pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada

masing-masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua

factor yang mempengaruhi nyeri, seperti factor fisiologis,

psikologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural.Pengkajian

nyeri terdiri atas dua komponen utama, yakni (a) riwayat nyeri

untuk mendapatkan data dari klien dan (b) observasi langsung

pada respon perilaku dan fisiologis klien.

Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman

objektif terhadap pengalaman subjek. Pengkajian dapat

dilakukan dengan cara PQRST :


P (pemicu) yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau

ringannyanyeri.

Q (quality) dari nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat.

R (region) yaitu daerah perjalanan nyeri.

S (severty) adalah keparahan atau intensits nyeri.

T (time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.

1) Riwayat  Nyeri

Saat mengkaji riwayat nyeri, perawat sebaiknya

memberikan klien kesempatan untuk mengungkapkan cara

pandang mereka terhadap nyeri dan situasi tersebut dengan

kata-kata mereka sendiri. Langkah ini akan membantu

perawat memahami makna nyeri bagi klien dan bagaimana

ia berkoping terhadap aspek, antara lain :

a. Lokasi

Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta

klien menunjukkan area nyerinya.

b. Intensitas Nyeri

Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode

yang mudah dan terpercaya untuk menentukan

intensitas nyeri pasien.Skala nyeri yang paling sering

digunakan adalah rentang 0-5 atau 0-10.

Keterangan

 0 :Tidak nyeri
 1-3  :Nyeri ringan (secara obyektif klien

dapat  berkomunikasi dengan baik).

 4-6 : Nyeri sedang (secara obyektif klien

mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan

lokasi nyeri, dapat mendeskribsikan nyeri, dapat

mengikuti perintah dengan baik).

 7-9 : Nyeri berat (secara obyektif klien

terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi

masih respon terhadap tindakan, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

mendeskripsikan nyeri, tidak dapat diatasi

dengan alih posisi, napas panjang dan distraksi.

 10 :Nyeri sangat berat (klien sudah tidak bisa

berkomunikasi).

c. Kualitas Nyeri

Terkadang nyeri bisa terasa seperti “dipukul-pukul”

atau “ditusuk-tusuk”.Perawat perlu mencatat kata-kata

yang digunakan klien untuk menggambarkan nyerinya

sebab informasi yang akurat dapat berpengaruh besar

pada diagnosis dan etiologi nyeri serta pilihan tindakan

yang diambil.

d. Pola
Pola nyeri meliputi: waktu awitan, durasi/lamanya

nyeri dan kekambuhan atau interval nyeri. Karenanya,

perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa

lama nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang dan

kapan nyeri terakhir kali muncul.

e. Faktor  Presipitasi

Terkadang aktivitas tertentu dapat memicumunculnya

nyeri.

f. Gejala yang menyertai

Gejala ini meliputi: mual, muntah, pusing dan diare.

g. Pengaruh aktifitas sehari-hari

Beberapa aspek kehidupan yang perlu dikaji terkait

nyeri adalah tidur, nafsu makan, konsentrasi, pekerjaan,

hubungan interpersonal

h. Sumber koping

Setiap individu memiliki strategi koping yang

berbeda dalam menghadapi nyeri.

i. Respon afektif

Perawat perlu mengkaji adanya perasaan ansietas,

takut, lelah, depresi atau perasaan gagal pada diri klien.

2) Observasi respons perilaku dan fisiologis


Banyak respons nonverbal/perilaku yang bisa

dijadikan indikator nyeri diantaranya:

a. Ekspresi wajah:

 Menutup mata rapat-rapat

 Membuka mata lebar-lebar

 Menggigit bibir bawah

b. Vokalisasi:

 Menangis

 Berteriak

c. Imobilisasi (bagian tubuh yang mengalami nyeri akan  

digerakan tubuh tanpa tujuan yang jelas):

 Menendang-nendang

 Membolak-balikkan tubuh diatas kasur

Sedangkan respons fisiologis untuk nyeri bervariasi,

bergantung pada sumber dan durasi nyeri. Pada awal

awitan nyeri akut, respons fisiologis:

 Peningkatan tekanan darah

 Nadi dan pernapasan

 Diaforesis

 Dilatasi pupil akibat terstimulasinya sistem saraf

simpatis.

Akan tetapi, jika nyeri berlangsung lama dan saraf

simpatis telah beradaptasi, respon fisiologis tersebut


mungkin akan berkurang atau bahkan tidak ada.

Karenanya, penting bagi perawat untuk mengkaji lebih

dari satu respons tersebut merupakan indikator yang

buruk untuk nyeri.   

b) Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.

2) Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan.

c) Perencanaan Keperawatan

1) Nyeri Akut

Tujuan: Setelah dilakukan selama 1x24 jam tindakan

diharapkan nyeri berkurang.

Kriteria hasil:

a. Nyeri berkurang

b. Ekspresi wajah tenang

c. Tanda-tanda vital (TD: 120/80 mmHg, N: 60-100

x/menit, R: 16-20 x/menit).

d. Klien dapat istirahat dan tidur normal sesuai dengan

usianya.
Intervensi Rasional
1. Pantau karakteristik nyeri, 1. Variasi penampilan dan perilaku
catatan laporan verbal, pasien karena nyeri terjadi sebagai
petunjuk nonverbal dan temuan pengkajian
respon hemodinamik
2. Ambil gambar lengkap 2. Nyeri sebagai pengalaman subjektif
terhadap nyeri dari pasien dan harus digambarkan oleh pasien.
termasuk lokasi dan Bantu pasien untuk menilai nyeri
intensitas lamanya, dengan membandingkan dengan
kualitas( dangkal atau pengalaman nyeri
menyebar) dan penyebaran
3. Anjurkan pasien untuk 3. Penundaan pelaporan nyeri
melaporkan nyeri dengan menghambat peredaran
segera nyeri/memerlukan peningkatan
dosis obat. Selain itu nyeri berat
dapat menyebabkan syok dengan
merangsang system syaraf simpatis,
mengakibatkan kerusakan lanjut dan
mengganggu diagnostic serta
hilangnya nyeri
4. Bantu melakukan teknik 4. Membantu dalam penurunan
relaksasi misalnya : nafas persepsi/respon nyeri
dalam perlahan perilaku
distraksi
5. Visualisasi dan bimbingan 5. Memberikan control situasi,
imajinasi meningkatkan perilaku positif
6. Periksa tanda-tanda vital 6. Hipotensi/depresi pernafasan dapat
sebelum atau sesudah terjadi sebagai akibat pemberian
penggunaan obat narkotik. narkotik
Berikan obat analgesic sesuai Membantu proses penyembuhan pasien
indikasi
2) Nyeri kronis

Tujuan: Setelah dilakukan selama 2x24 jam tindakan

diharapkan   nyeri teratasi sebagian.

Kriteria hasil:

 Skala nyeri dalam rentang 1-3.

 Raut muka tidak menahan nyeri.

 Klien sudah tidak memegangi area yang nyeri.         

Intervensi Rasionalisasi
1. Catat karakteristik nyeri 1. Mempermudah dalam tindakan
pengobatan kepada klien
2. Berikan posisi semi fowler 2. Membantu memberikan rasa
nyaman kepada klien
3. Ajarkan teknik relaksasi 3. Menambah pengetahuan pasien
dalam mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi pemberian obat 4. Membantu pasien dalam
analgesic sesuai dengan mengurangi rasa nyeri
indikasi

d) Evaluasi

Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai

kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri, di antaranya

hilangnya perasaan nyeri, menurunnya intensitas nyeri, adanya

respon fisiologis yang baik dan pasien mampu melakukan

aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.

B. Konsep Tindakan Massage


1. Definisi

Massage punggung adalah teknik pijat yang memberikan

penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanyapada otot, tendon

atau ligament, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi

sendi gguna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan

meningkatkan (Henderson, 2006). Intervensi massage punggung

dilakukan dengan freekuesi dua kali seminggu di dalam lima minggu

dapat mengurangi hormone stress dan kadar hormone serotonin

meningkat kenyaman ibu hamil dalam mengatasi nyeri punggung

( Jackson, 2014 ).

2. Tujuan

Tujuan dari massage punggu ini adalah :

a) Melancarkan peredaran darah terutama peredaran darah vena

( pembuluh balik ) dan peredaran getah bening.

b) Menghancurkan pengumpulan sisa-sisa pembakaran di dalam sel-

sel otot yang telah mengeras yang disebut miogelesis ( asam

laktat ).

c) Menyempurnakan pertukaran gas-gas dan zat-zat makanan

keselurah tubuh.

d) Menambahkan keelastisan otot ( kekenyalan otot ).


3. Manfaat

Banyak jenis pijat menawarkan manfaat yang lebih besar dari pada

sekedar relaksasi. Berikut ini adalah beberapa maslaah yang mungkin

mendapat manfaat dari terapi pijat:

a) Sakit punggung

Terapi pijat mampu mengurangi rasa nyeri, pegal dan

ketidaknyamanan pada punggung.

b) Sakit kepala

Terapi pijat dapat mengurangi jumlah migraine seseorang dan juga

memperbaiki kualitas tidur.

c) Osteoarthritis

Terapi pijat swedia dapat bermanfaat untuk osteoarthritis lutut

d) Kanker

Terapi pijat digunakan sebagai pelengkap pengobatan

konvensionaluntuk meningkatkan relaksasi.

e) Gangguan kecemasan

Terapi pijat membantu meredakan depresi dan kecemasan.

4. Efek samping dan resiko terapi pijat

Diluar dari manfaatnya yang begitu banya, terapi pijat juga memiliki

beberapa resiko kesehatan dan efek samping. Aturan – aturan yang

harus diperhatikan dalam pelaksanaan terapi pijat, anatara lain :

a) Pijatan yang kuat tidak boleh di terapkan pada pasien dengan

gangguan perdarahan atau jumlah trombosit darah yang rendah.


b) Terapi pijat tidak boleh dilakukan pada bagian tubuh manapun

yang mengalami pembengkuan darah, putah tulang, luka terbuka,

infeksi kulit, atau kelemahan tulang ( seperti osteoporosis atau

kanker tulang ).

c) Secara umum terapi pijat aman untuk pasien kanker, walau

demikian mereka harus berkonsultasi dengan ahli onkologi

sebelum melakukan terapi pijat, khususnya melibatkan tekanan

yang dalam atau intens.

d) Ibu hamil harus berkonsultasi dengan dokter atau bidan sebelum

melakukan terapi pijat.

Selain aturan – aturan diatas, ada beberapa hal lain yang perlu di

pertimbangkan ketika mengambil terapi pijat sebagai pengobatan

komplementer dan alternative yaitu :

a) Jangan menggunakan terapi pijat sebagai mengganti perawatan

medis rutin atau sebagai alasan untuk nunda menemui dokter atau

bidan yang menangani masalah kesehatan.

b) Orang memiliki kondisi kesehatan tertentu dan tidak yakin apakah

terapi pijat akan sesuai untuknya sebaiknya mendiskusikan

kekhawatiran tersebut dengan dokter atau bidan.

c) Jika terapi pijat menyarankan untuk menggunakan praktik

komplementer lain ( minsalnya, obat herbal atau suplemen, atau

makanan khusus ), diskusikan terlebih dahulu dengan dokter atau

bidan yang menangani masalah kesehatan.


5. Cara Melakukan Massage Punggung

a) Posisi ibu hamil dalam keadaan duduk diatas kursi dengan

sandaran pada punggungnya, namun tanpa sandaran tangan.

Posisikan ibu hamil dengan cara bersandar pada punggung kursi

tersebut. Dapat menambahkan ganjalan bantal pada area tubuh agar

lebih nyaman ketika sedang di pijat. Dengan begitu ibu hamil dapat

bersandaran kursinya.

b) Pijatan dapat dilakukan pada bagian tulang belakang dari bagian

atas hingga ke bagian bawah dengan menggunakan kedua jari.

Lakukan penekanan pada bagian terebut secara perlahan. Ketika

pemijatan sudah samoai oanggul, selanjutnya dapat menggunakan

tumit tangan dengan gerakan gerakan lembut di kedua sisi panggul.

c) Pada posisi diatas, juga dapat memijat dengan menggunakan ujung

jari kedua telapak tangan dan juga jempoltangan. Anda dapat

melakukan pijatan sampai ibu hamil merasakan kenyamanan.

d) Melakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang sampai ibu

hamil merasa nyaman.

e) Bereskan alat yang telah digunakan

f) Cuci tangan

6. Jenis jenis terapi pijat

Berikut ini adalah terapi pijat yang populer dan manfaatnya

masing-masing :
a) Pijat swedia

Gerakan pijat ini melibatkan tekanan-tekanan lembut, memanjang,

serta gerakan ringan ritmikdan menekan pada lapisan otot paling

atas. Lima gerakan umum pijat swedia adalah :

1) Elffleurage, yakni gerakan meluncur mulus yang di gunakan

untuk mengendurkan jaringan lunak

2) Petrissage, yakni gerakan meremas, mengulingkan otot, atau

menguleni.

3) Tapotement, menepuk secara berirama dan bergantian, dan

dilakukan dengan tangan yang di tangkupkan, jari, atau tepi

tangan.

4) Friction, gerakan ini bertujuan menciptakan panas otot-otot jadi

rileks.

5) Vibrations or Shaking, teknik ini membantu melonggarkan

otot-otot dengan menggunakan gerakan maju mundur dari

ujung jari atau pangkal telapak tangan di atas kulit.

b) Pijat terapi neuromuscular

Terapi neuromuscular adalah bentuk manipulasi jaringan

lunak yang bertujuan untuk mengobati penyebab nyeri kronis

akibat gangguan pada system otot dan saraf. Bentuk pijatan yang

berorientasi pada medis ini memunculkan titik pemicu ( titik-titik

otot yang lembut ), sirkulasi, kompresi saraf, masalah postural, dan


masalah biomekanik yang disebabkan oleh cidera gerakan

berulang.

c) Pijat jaringan dalam ( Deeo Tissue Massage )

Pijat jaringan dalam memberikan perhatian besar pada

“titik masalah” yang menimbulkan rasa sakit dan kaku pada tubuh.

Terapi pijat menggunakan pijatan lambat yang memfokuskan

tekanan pada lapisan otot, tendon, atau jaringan lain di bawah kulit.

d) Pijat olahraga

Teknik pijat ini dikembangkan untuk memperbaiki cidera system

otot yang terjadi akibat olahraga tertentu.

e) Pijat shiatsu

Dalam bahasa jepang, shiatsu berarti “tekanan jari.” Untuk pijatan

shiatsu, terapis menggunakan tekanan berirama yang bervariasi

pada titki-titik tertentu dalam tubuh. Titik-titik ini disebut titik

akupresur, dan diyakini penting untuk aliran energy vital tubuh

atau QI.

f) Pijat ala Thailand

Selama pijatan ala Thailand, terapis menggunakan tubuhnya untuk

memijat pasien dari berbagai posisi.

g) Pijat batu panas ( Hot Stone Massage )

Untuk pijat jenis ini, terapis menetapkan batu hangat pada bagian

tubuh tertentu, seperti titik akupresur. ( Snyder, M. & Lindquist, R.

2002.)
C. Konsep Kehamilan

1. Definisi

Kehamilan adalah periode unik dalam kehidupan yang terkait

dengan perubahan hormonal dan fisiologis lainnya pada seorang

wanita hamil, yang dapat memicu atau mengubah jalannya neurologis

dan kejiwaan. Selain itu, banyak prosedur diagnostik yang dapat

dilakukan pada wanita normal tidak hamil yang dilarang selama

kehamilan untuk alasan kesehatan ibu hamil. ( kurniawati devi

purnamasari, 2019 ). Kehamilan terdiri dari proses penyatuan sel mani

atau sperma dengan sel telur di tuba falopi yang disebut dengan

fertilisasi kemudian dilanjutkan oleh proses pembelahan awal mitosis

sampai beberapa kali diikuti dengan proses implamantasi atau nidasi

yaitu tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium (Rukiah, dkk.

2013).

Bila dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9-10 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan di bagi menjadi 3

trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu ( minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan

trimester ketiga minggu ke-28 hingga minggu ke-40 (Walyani, 2015).

Nyeri punggung merupakan salah satu ketidaknyamanan yang paling

umum dirasakan oleh ibu hamil trimester III selama masa kehamilan.

Nyeri punggung yang terjadi pada kehamilan trimester III seiring


dengan membesarnya rahim dengan adanya pertumbuhan janin titik

berat tubuh lebih condong ke depan sehingga ibu hamil harus

menyesuaikan posisinya untuk mempertahankan keseimbangan,

akibatnya tubuh akan berusaha menarik bagian punggung agar lebih ke

belakang, tulang punggung bagian bawah pun lebih melengkung

(lordosis) serta otot- otot tulang belakang memendek (Mafikasari dan

Kartikasari, 2015).

2. Tahap – tahap kehamilan

a. Trimester pertama ( minggu ke 0 – 12 )

Dalam fase ini ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai

dari periode germinal sampai periode terbentuknya janin

1) Periode germinal ( minggu 0 – 3 ). Proses pembuahan telur

oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 di hari pertama

menstruasi terakhir. Teluar yang sudah di buahi sperma

bergerak dari tuba falopi dan menempel di dinding uterus

( endometrium).

2) Periode embrionik ( minggku 3 – 8 ). Proses dimana system

saraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai

terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk,

sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai

berubah dari blastosit menjadi embrio berukuran 1,3 cm

dengan kepala yang besar.


3) Periode fetus ( minggu 9 – 12 ). Periode dimana semua organ

penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan

aktivitas otak sangat tinggi.

b. Trimester kedua ( minggu ke 12 -24 )

Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan

janin. Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan

ultrasonografi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi

plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit serta

rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21.

Indra penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak

mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin ( fetus ) mulai

tampak sosok manusia panjang 30 cm .

c. Trimester ketiga ( minggu ke 24 – 40 )

Pada trimester ini semua organ tumbuh dengan sempurna.

Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi

menendang atau menonjok serta dia sudah mempunyai periode

tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lebih lama

dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi

sempurna. Pada bulan kesembilan, janin mengambil posisi kepala

di bawah dan siap untuk di lahirkan. Berat bayi lahir antara 3 kg

sampai 3,5 kg dengan panjang 50 cm. ( Kusmiyati, 2009 )


3. Patafisiologi

Kehamilan merupakan suatu proses yang alami dan normal. Selain

hamil seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik

fisik maupun pasikologis. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan

ibu hamil mengalami ketidaknyamanan. Rasa tidak nyaman dirasakan

oleh ibu hamil biasanya berbeda-beda pada setiap trimester kehamilan.

Sebagian besar juga mengalami ketidaknyamanan minor pada saat

hamil sampai tingkat disepanjang kehamilan, diantaranya adalah mual,

nyeri ulu hati, nyeri sendi, nyeri punggung, dispnea, hidung tersumbat,

varises vena, kram kaki ( Bobak, 2004 ).

Nyeri punggung merupakan nyeri yang terjadi pada area

lumboskral. Nyeri punggung biasanya akan meningkat intensitasnya

seiiring dengan bertambahan usia kehamilan karena nyeri ini

merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi dan perubahan postur

tubuhnya ( Varney, 2008 ). Perubahan ini disebabkan oleh berat uterus

yang membesar, membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa

istirahat, dan angkat beban. Gejala nyeri punggung ini juga disebabkan

oleh hormone estrogen dan progesterone yang mengendurkan sendi,

ikatan tulang dan otot pinggul ( Tiran, 2008 ).

4. Pathway
5. Ketidaknyamanan

Ketidaknyamanan adalah keluhan yang umum terjadi pada masa

kehamilan dan dalam ruang lingkup fisiologi. Adapun berbagai bentuk

ketidaknyamanan yang mungkin dialami ibu hamil diantaranya adalah:

a. Rasa nyeri, lembek dan geli pada payudara

Biasanya terjadi pada trimester pertama. Penyebabnya

adalah hopertrofi kelenjar, hipervaskularisasi, pigmentasi, ukuran


payudara, putting serta areola bertambah akibat peningkatan

hormon.

b. Mengidam

Mengidam biasanya terjadi pada awal kehamilan. Ditandai

dengan keinginan ibu terhadap makanan atau minuman tertentu

yang rasa aneh ( tidak sseperti biasanya ), kadang-kadang uang

diinginkan bukan makanan.

c. Tidak nafsu makan

Ibu hamil muda seringkali merasa tidak nafsu makan

bahkan tidak tahan terhadap bau-bauan tertentu. Namun keluhan

tersebut biasanya akan menghilang dengan sendirinya seiring

bertambah besarnya kehamilan. Keluhan ini biasanya dihubungkan

dengan mual muntah.

d. Mual dan muntah

Mual dan muntah pada ibu hamil dapat terjadi kapan saja

atau bahkan sepanjang hari. Jika terjadi pada pagi hari disebut

morning sickness. Mual merupakan masalah umum yang dialami

wanita hamil, sehingga menjadi salah satu tanda dugaan hamil.

e. Sering kencing

Keluhan ini dapat terjadi pada trimester pertama dan ketiga.

Pada trimester pertama keluhan sering kenceng disebabkan oleh

peningkatan berat pada fundus uteri. Peningkatan berat ini


menyebabkan istimus melunak sehingga posisi uterus menjadi

anteflksi dan menekan kandung kemih.

f. Mudah lelah

Keluhan mudah lelah biasanya sering dialami wanita di trimester

pertama, namun alasannya belum diketahui. Beberapa hal yang

diduga menjadi penyebab keluhan mudah lelah diantaranya

penurunana drastic metabolism tubuh pada awal kehamilan.

g. Peningkatan pigmentasi (hiperpigmentasi), jerawat dan kulit

menjadi berminyak

Umumnya lebih jelas pada trimester kedua. Di pengaruhi

oleh hormone MSH ( melasionosit stimulating hormone ) yang

diproduksi oleh hipofosis anterior. Biasanya akan sembuh dengan

sendirinya pada masa nifas, namun untuk pigmentasi tidak hilang

sepenuhnya, hanya memudar.

h. Pelupis

Peningkatan esterogen menyebabkan gusi membengkak

dan lunak, sehingga menjadi mudah berdarah jika ada trauma atau

keluhan sakit gigi. Biasanya timbul pada bulan ketiga dan uterus

membesar seiring pertambahnya usia kehamilan.

i. Sakit kepala ( pusing )

Keluhan sakit kepala dapat terjadi sampai minggu ke-26

kehamilan. Biasanya disebabkan oleh sering migren, mata lelah


serta gangguan vaskuler dan kongestil/sumbatan sinus akibat

pengaruh hormone.

j. Konstipasi

Keluhan konstipasi biasanya muncul pada trimester kedua

dan ketiga. Konstipasi disebabkan oleh penurunan peristaltic usus

sebagai akibat relaksasi usus halus karena peningkatan

progesterone.

k. Insomnia

Secara umum insomnia dapat disebabkan oleh

kekhawatiran, kecemasan atau perasaan terlalu gembira. Pada ibu

hamil terdapat beberapa kondisi fisik yang menyebabkan insomnia

seperti uterus yang semakin besar, ketidaknyamanan selama hamil

dan juga pergerakan janin.

l. Nyeri punggung bagian atas

Nyeri punggung bagian atas biasanya terjadi pada trimester

pertama dan ketiga yang diakibatkan peningkatan ukuran payudara

yang menjadi payudara menjadi berat sehingga terjadi penarikan

otot.

m. Nyeri punggung bagian bawah

Nyeri punggung bawah adalah nyeri penggung yang terjadi

pada area lumbosakral. Pada wanita hamil berat uterus yang

semakin membesar akan menyebabkan punggung lordosis


sehingga terjadi lengkungan punggung yang mengakibatkan

peregangan dan menimbulkan rasa nyeri.

Anda mungkin juga menyukai