Bagian pertama yang berisi unsur unsur dasar sikap yang disebut attitudes.
Attitudes bisa bersifat permanen dan tidak mudah berubah di masa depan.
Bagian kedua berisi unsur unsur keyakinan atau disebut juga capital
personality dan bersifat lebih fleksibel dan mudah dirubah atau dapat
dievaluasi atau direkonstruksi kembali di kemudian hari.
2) Fase Kedua
Dorongan- dorongan (drives)
Naluri (instinct)
Getaran hati (emosi)
Intelegensi (IQ)
Bakat (talent)
KONSEP HOSPITALISASI
A. PENGERTIAN
Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.
B. PENYEBAB HOSPITALISASI
Beberapa faktor yang menyebabkan stres akibat hospitalisasi pada anak adalah :
1) Lingkungan
2) Berpisah dengan Keluarga
3) Kurang Informasi
4) Masalah Pengobatan
C. Reaksi Hospitalisasi
Reaksi-Reaksi Saat Hospitalisasi Sesuai dengan Perkembangan Anak:
1. Bayi (0-1 tahun)
Bila bayi berpisah dengan orang tua, maka pembentukan rasa percaya dan
pembinaan kasih sayangnya terganggu.
2. Toddler (1-3 tahun)
Hubungan anak dengan ibu sangat dekat sehingga perpisahan dengan ibu akan
menimbulkan rasa kehilangan orang yang terdekat bagi diri anak dan lingkungan
yang dikenal serta akan mengakibatkan perasaan tidak aman dan rasa cemas.
3. Pra Sekolah (3-6 tahun)
Pada usia ini anak merasa takut bila mengalami perlukaan, anak memgangap
bahwa tindakan dan prosedur mengancam integritas tubuhnya. Anak akan
bereaksi dengan agresif, ekspresif verbal dan depandensi.
4. Sekolah (6-12 tahun)
Anak telah dapat mengekpresikan perasaannya dan mampu bertoleransi terhadap
rasa nyeri. Anak akan berusaha mengontrol tingkah laku pada waktu merasa nyeri
atau sakit denga cara menggigit bibir atau menggengam sesuatu dengan erat.
5. Remaja (12-18 tahun)
Adanya perubahan dalam body image akibat penyakit atau pembedahan dapat
menimbulkan stress atau perasaan tidak aman. Remaja akan berespon dengan
banyak bertanya, menarik diri dan menolak orang lain.
D. Dampak Hospitalisasi
Hospitalisasi menimbulkan dampak pada beberapa aspek, yaitu:
1. Privasi
2. Gaya Hidup
3. Otonomi
4. Peran
E. Cara Mengatasi Hospitalisasi
Menurut Supartini (2004, hal. 196), cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
dampak hospitalisasi adalah sebagai berikut :
a. Upaya meminimalkan stresor
Dilakukan dengan cara mencegah atau mengurangi dampak perpisahan,
mencegah perasaan kehilangan kontrol dan mengurangi/ meminimalkan rasa
takut terhadap pelukaan tubuh dan rasa nyeri
b. Untuk mencegah/meminimalkan dampak perpisahan
1) Melibatkan keluarga berperan aktif dalam merawat pasien dengan cara
membolehkan mereka tinggal bersama pasien selama 24 jam (rooming
in).
2) Modifikasi ruangan perawatan dengan cara membuat situasi ruangan rawat
perawatan seperti di rumah dengan cara membuat dekorasi ruangan.
F. Peran Perawat dalam Mengurangi Stress Akibat Hospitalisasi
1. Mencegah atau meminimalkan dampak dari perpisahan, terutama pada anak usia
kurang dari 5 tahun.
2. Mencegah perasaan kehilangan control
3. Meminimalkan rasa takut terhadap perlakuan tubuh dan rasa nyeri
4. Memaksimalkan manfaat dari hospitalisasi
Nama : LINA MALIA PRIHATININGTYAS
KONSEP SEKSUALITAS
1. DIMENSI SEKSUALITAS
a. Dimensi Biologis
b. Dimensi Psikologis
d. Dimensi Sosiokultural
Identitas Seksual
Identitas Seksual adalah bagaimana seseorang mendefinisikan dan
memperkenalakan dirinya di masyarakat mengacu pada orientasi seksual
tertentu
Macam-macan Identitas :
4. RESPONS SEKSUALITAS
a. Fase kegembiraan, adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung dari beberapa
menit sampai beberapa jam.
c. Fase orgasme, adalah puncak dari siklus respons seksual, dan merupakan fase
terpendek, hanya berlangsung beberapa detik.
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan
d. Implementasi
e. Evaluasi
2. SUMBER STRESOS
Stressor, faktor yang menimbulkan stress berasal dari sumber :
a. Internal, faktor internal stress bersumber dari diri sendiri dengan fisik
tubug,penyakit yang dialami dan masa pubertas.
b. Eksternal, faktor eksternal stress dapat bersumber dari keluarga, masyarakat dan
lingkungan.
3. JENIS STRESS
Ditinjau dari penyebabnya, stress dapat dibagi dalam beberapa jenis sebagai berikut :
a. Stress fisik, stress yang disebabkan oleh keadaan fisik seperti, suhu yang
terlalu tinggi atau rendah,suara bising,sinar matahari yang terlalu menyengat
b. Stress kimiawi, stress yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang
terdapat pada obat obatan, zat beracun asam,basa,faktor hormone atau gas.
c. Stress mikrobiologis, stress yang disebabkan oleh kuman
(virus,bakteri,parasit)
d. Stress fisiologis, stress yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh.
e. Stress proses tumbuh kembang, stress yang disebabkan oleh proses tumbuh
kembang seperti pada masa pubertas,pernikahan dan pertumbuhan usia.
f. Stress psikologis dan emosional, stress yang disebabkan oleh gangguan
ssituasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk
menyesuaikan diri.
4. MODEL STRESS
Model stress ini dapat digunakan untuk membantu pasien mengatasi respons yang
tidak sehat dan tidak produktif terhadap stressor :
a. Model Berdasarkan Respons
b. Model Berdasarkan Adaptasi
c. Model Berdasarkan Stimulasi
d. Model berdasarkan Transaksi
5. TANDA STRESS
Berikut beberapa tanda gejala orang yang sedang mengalami stress dan depresi antara
lain adalah :
a. Insomnia
b. Sembelit, diare, sakit perut
c. Sakit kepala
d. Depresi
6. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRESS
1. Faktor Lingkungan
2. Faktor Organisasi
a. Role Demands
b. Interpersonal Demand
c. Organizational Structure
d. Organizational Leadership
3. Faktor Individu
7. Tahapan Stres
Martaniah dkk 1991 ( dalam rumiani,2006 ) menyebutkan bahwa stress terjadi
melalui tahapan :
a. Tahap 1 : stress padaa taahaap ini justru dapat membuat seseorang lebih
bersemangat,, penglihatan lebih tajam, peningkatan energi’
rasa puas dan senaang, muncul rasa gugup tapi mudah diatasi.
b. Tahap 2 : menunjukkan keletihan, otot tegang, dan gangguan
pencernaan.
c. Tahap 3 : menunjukkan gejalaseperti tegang, sulit tidur, badan terasa
Lesu dan lemas.
d. Tahap 4 dan 5 : pada tahaap ini seseorang akan tidak mmpu menanggapi
situasi
dan konsentrasi menurun dan mngalami insomnia.
e. Tahap 6 : gejalaa yang muncul detaak jantung meningkat, gemetar
sehingga dapat pula mengakibatkan pingsan