PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia. Dalam mencapai manusia yang sehat secara fisik, manusia harus
tahu bahwa sistem imunlah yang bekerja dalam menangkal semua penyakit
yang menyerang tubuh kita. Di dalam melindungi tubuh kita, sistem imun
Sampai saat ini dikenal 2 macam hemofilia yang diturunkan secara sex-
(faktor Christmas)
1
Sedangkan hemofilia C merupakan penyakit perdarahn akibat
kromosom 4q32q35.
Penyakit ini pertama kali dikenal pada keluarga Judah yaitu sekita
abad kedua sesudah Masehi di Talmud. Pada awal abad ke-19 sejarah baru
Inggris mengenai penyakit ini oleh Otta (1803). Sejak itu hemofilia
2
Penyakit ini bermanifestasi klinis pada laki-laki. Angka kejadian
30.000 orang. Belum ada angka mengenai kekerapan di Indonesia saat ini.
perdarahan yang kedua terbanyak dalam survei ini setelah hemofilia yaitu
sebesar 39.9%.
konsep dasar tentang penyakit hemofilia ini agar dapat menjadi acuan kita
3
B. Rumusan Masalah
hemofilia agar dapat menjadi acuan dan konsep dasar kami untuk
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi tahu
apa itu hemofilia dan apa saja asuhan keperawatan pasien dengan
hemofilia.
2. Tujuan khusus
untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah sistem imun & hematologi
mampu :
4
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
hemophilia.
2. Bagi masyarakat
dextro.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Hemofilia
intermiten. Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (F VIII) atau
dan anak laki-laki tidak terkena. Anak laki-laki dari perempuan yang
karier), tetapi keadaan ini sangat jarang terjadi. Kira-kira 33% pasien tidak
Pettit, 2011).
2010).
6
Hemofilia adalah penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor
kurang lebih satu per 10.000 kelahiran. Jumlah orang yang terkena di
B. Klasifikasi
sebagai berikut.
perlekatan trombosit dan defesiensi F VIII dapat terjadi pada pria dan
wanita.
7
Hemofilia juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
struktur abnormal.
faktor koagulasi IX. Kedua bentuk ditentukan oleh sebuah gen mutan
dekat telomer lengan panjang kromosom X (Xq), tetapi pada lokus yang
8
chrismast disease. Hemofilia B Leyden, bentuk peralihan defisiensi
operasi, cabut gigi, atau mengalami luka yang serius (Betz, Cecily
Lynn. 2010).
9
C. Etiologi
penyakit resesif terkait –X. Oleh karna itu semua anak perempuan dari
laki-laki yang menderita hemofilia adalah karier penyakit, dan anak laki-
laki tidak terkena. Anak laki-laki dari perempuan yang kerier memiliki
keadaan ini sangat jarang terjadi .kira-kira 30% pasien tidak memiliki
2011).
mendapatkan mutasi gen resesif X-linked dari pihak Ibu. Gen F VIII dan F
dibawa oleh perempuan (karier, XXh) dan bermanifestasi klinis pada laki-
hemofilia karena adanya defisiensi salah satu faktor yang diperlukan untuk
koagulasi darah akibat kekurangna faktor VIII atau XI, terjadi hambatan
10
oleh defisiensi F VIII, sedangkan hemofilia B disebabkan karena defisiensi
F IX.
seperlimanya.
D. Patofisiologi
diturunkan oleh gen resesif terkait-X dari pihak ibu. F VIII dam F IX
Betz, 2010)
11
Cedera pada pembuluh darah akan menyebabkan vasokonstriksi
Faktor von Willebrand (vWF) akan teraktifasi dan diikuti adesi trombosit.
Cedera pada pembuluh darah juga melepaskan tissue faktor dan mengubah
dan menghasilkan fibrin. Selanjutnya bekuan fibrin dan trombosit ini akan
maka pembentukan bekuan darah terlambat dan tidak stabil. Oleh karena
itu penderita hemofilia tidak berdarah lebih cepat, hanya perdarahan sulit
berhenti. Pada perdarahan dalam ruang tertutup seperti dalam sendi, proses
perdarahan terhenti akibat efek tamponade. Namun pada luka yang terbuka
dimana efek tamponade tidak ada, perdarahan masif dapat terjadi. Bekuan
darah yang terbentuk tidak kuat dan perdarahan ulang dapat terjadi akibat
12
Defisit F VIII dan F IX ini disebabkan oleh mutasi pada gen F8
2500 jenis mutasi yang dapat terjadi, namun inversi 22 dari gen F8
secara x-linked resesif sehingga anak laki-laki atau kaum pria dari pihak
ibu yang menderita kelainan ini. Pada sepertiga kasus mutasi spontan
13
Gambar.1
E. Manifestasi Klinis
dan perdarahan terjadi setelah trauma berat atau operasi,. Pada hemofilia
perdarahan ke dalam sendi, otot dan organ dalam. Perdarahan dapat mulai
14
hemofilia berat perdarahan sudah mulai terjadi pada usia di bawah 1 tahun.
sendi lutut, pergelangan kaki dan siku tangan, otot iliospoas, betis dan
khususnya pada otot betis, otot-otot region iliopsoas (sering pada panggul)
15
Pembengkakan, keterbatasan gerak, nyeri dan kelainan degenerative pada
al, 2010).
klinis perdarahan.
U/ml (%)
Frek Hemofilia A (%) 70 15 15
Frek Hemofilia B (%) 50 30 20
Usia awitan ≤ 1 tahun 1-2 tahun 2 tahun
Gejala neonates Sering PCB Sering PCB Tak pernah PCB
ICB
Perdarahan otot/sendi Tanpa trauma Trauma ringan Trauma cukup
kuat
Perdarahan SSP Resiko tinggi Resiko sedang Jarang
Perdaran post-op Sering dan fatal Butuh bebat Pada operasi
besar
Perdarahan oral Sering terjadi Dapat terjadi Kadang terjadi
F. Pemeriksaan Penunjang
16
25%) dari aktivitas satu atau lebih factor koagulasi plasma (F XII, F
2. Pemeriksaan kadar factor VIII dan IX. Bila APPT pada pasien dengan
memastikan diagnose.
a. Jumlah trombosit
b. Masa protombin
G. Penatalaksanaan
1. Terapi Suportif
17
f. Rehabilitasi medik, sebaiknya dilakukan sedini mungkin secara
3. Terapi lainnya
VIII.
18
e. Membersihkan mulut sebagai upaya pencegahan
H. Komplikasi
1. Arthritis
2. Sindrom kompartemen
3. Atrofi otot
4. Kontraktur otot
5. Paralisis
6. Perdarahan intracranial
7. Kerusakan saraf
8. Hipertensi
9. Kerusakan ginjal
10. Splenomegali
11. Hepatitis
12. Sirosis
19
13. Infeksi HIV karena terpajan produk darah yang terkontaminasi
17. Thrombosis
1. Pengkajian
a. Biodata Klien
20
terjadi perdarahan yang terus-menerus pada daerah sendi akan
yang:
yang ada kaitannya dengan penyakit yang diderita klien saat ini.
e. Riwayat Psikososial
f. Pola Aktifitas
21
Klien sering mengalami nyeri dan perdarahan yang
menangis.
2. Diagnosis Keperawatan
hematom
trauma
3. Rencana Intervensi
adanya hematom
22
Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam terdapat penurunan respon nyeri
dada
Intervensi :
penyebarannya
Istirahatkanlah klien
pengunjung
23
Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam
Beri kompres es
efek vasokontriksi
Analgesic
24
analgetika oral dan opioid diberikan untuk menghindari
dapat dinaikkan.
Asam tranexamic
trauma
25
Kriteria hasil : klien dan keluarga mau berpartisipasi terhadap
Intervensi :
meningkatkan cidera
urine.
26
monitor adanya pedarahan dari kulit, membrane mukosa
sangat hati-hati
nyeri
27
anjurkan untuk mengubah lingkungan rumah sedemikian
kebersihan mulut
pemberian laxantia
yang baik
28
7) Evaluasi tanda atau gejala perluasan cidera jaringan
dan demam)
Intervensi
derajat ketiadakmampuan
29
sedangkan yang lain mempunyai kesulitan membandingkan
emosional
30
menyebabkan episode perdarahan akut dan mengganggu
kegiatan normal
keluargnya
kebiasaan
proses rehabilitasi
31
R/ meningkatkan kemandirian untuk membantu pemenuhan
kegiatan sosial
perkembangan perasaan
Intervensi
2) Hindari konfrontasi.
32
R/ konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan
diharapkan.
ansietasnya.
33
dan pengalihan (membaca akan menurunkan perasaan
terisolasi).
diazepam.
BAB III
34
PENUTUP
A. Kesimpulan
intermiten. Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (F VIII) atau
maka pembentukan bekuan darah terlambat dan tidak stabil. Oleh karena
itu penderita hemofilia tidak berdarah lebih cepat, hanya perdarahan sulit
berhenti. Pada perdarahan dalam ruang tertutup seperti dalam sendi, proses
perdarahan terhenti akibat efek tamponade. Namun pada luka yang terbuka
dimana efek tamponade tidak ada, perdarahan masif dapat terjadi. Bekuan
darah yang terbentuk tidak kuat dan perdarahan ulang dapat terjadi akibat
35
Menurut Handayani (2010), komplikasi yang dapat terjadi pada
hematom
B. Saran
maka untuk penderita hemophilia kami sarankan agar tetap sabar dan
36
DAFTAR PUSTAKA
Aru et al. 2010. Ilmu Penyakit dalam Jilid II: Edisi V. Jakarta: Interna Publishing
Betz, Cecily L.. 2010. Buku Saku Keperawatan Pediatrik E/3. Jakarta: Penerbit
EGC.
Kedokteran EGC
Handayani, Wiwik. 2010. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Muscari, Mary E.. 2010. Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik, E/3. Jakarta:
Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
37
Nur Arif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Action Publishing.
Sudoyo, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2 Edisi 4. Jakarta :
Indonesia
38