Latar Belakang
Status gizi balita di Indonesia masih meresahkan. Angka stunting di Indonesia pada tahun
2019 adalah 27,9%, sementara angka gizi kurang adalah 16,29%. Sesuai dengan tujuan kita
untuk meningkatkan SDM Indonesia, maka status stunting dan gizi kurang juga harus
diturunkan, karena status gizi juga berpengaruh terhadap perkembangan seorang anak. Bagi
anak dengan status gizi buruk, keadaan ini masih dapat diperbaiki, asalkan koreksi pola dan
jumlah makan dilakukan sedini mungkin. Oleh karena hal ini, dibutuhkan konsultasi gizi per
orangan untuk perencanaan diet yang sesuai.
Permasalahan
Pada kunjungan 22 Oktober 2020, An. R, berusia 2 tahun memiliki berat badan 8,9 kg dan
tinggi 80,5 cm (BB/TB WHO = z-score <-2), sehingga status nutrisi An. R tergolong gizi
buruk. An. R lebih senang mengemil jajanan dibandingkan makanan utamanya, cenderung
memuntahkan makanan utama yang diberikan padanya. Dari anamnesis, didapatkan ibu An.
R belum memiliki jadwal makan untuk An. R yang teratur, selain itu belum muncul usaha ibu
dalam mendorong anaknya untuk makan-makanan utama, karena sudah terkenyangkan dari
mengemil. Asupan yang kurang ini menyebabkan An. R belum bisa mendapatkan
imunisasinya sejak usia 18 bulan (campak), padahal imunisasi hanya bisa dikejar sampai usia
3 tahun. Maka, aspek tumbuh kembang anak yang terganggu dalam kasus ini adalah nutrisi
dan imunisasi sekaligus.
Pelaksanaan
Berdasarkan hasil konseling, disepakati makan besar An. R adalah sebanyak 3 kali dapat
terdiri dari 1 centong nasi, sepotong ikan, dan sayuran rebus (3 x 200 kalori). Sebagai
pengganti ikan, dapat diberikan telur atau ayam yang disukai An. R. Sementara selingan
diberikan sebanyak 4 kali dalam sehari, bubur kacang hijau (2 x 108 kalori) dan susu bubuk
(2 x 120 kalori). Pada selingan kacang hijau, disarankan menambahkan susu kental manis
untuk menambah selera, tetapi susu kental manis tidak bisa menggantikan susu. Jadwal
ditulis dalam secarik kertas dan diberikan pada ibu. Diharapkan dengan perencanaan makan
ini, dapat meningkatkan berat badan An. R sebanyak 0,5 ons (0,05 kg) per minggu.
Pertemuan berikutnya direncanakan 2 minggu lagi, sehingga diharapkan berat badan An. R
meningkat 0,1 kg pada pertemuan berikutnya.