Anda di halaman 1dari 10

Dielektrika, ISSN 2086-9487 1

Vol. 3, No. 1 : 1 -10 , Pebruari 2016

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK MENGGUNAKAN POWER SYSTEM


STABILIZER (PSS) BERBASIS ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE
SYSTEM (ANFIS) PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESN
Improvement Dynamic Stability using the Power System Stabilizer (PSS) Based On
Adaftive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) of the Multimechine System
1 1 1
Imam Takharruby 1 , I.Made Ginarsa2 , Agung Budi Muljono3

ABSTRAK

Sistem multimesin merupakan sistem interkoneksi yang berinteraksi antara mesin yang
satu dengan mesin yang lain, sistem ini rentan terjadi adanya gangguan karena sistem yang
melibatkan banyak pembangkit, sehingga dilakukan suatu perbaikan kestabilan tegangan dan
frekuensi dengan menambahkan sebuah piranti kontrol seperti PSS. PSS merupakan
perangkat yang memberi redaman tambahan saat terjadi osilasi frekuensi dan daya yang
langsung terhubung dengan peralatan sistem eksitasi dan regulator tegangan pada
pembangkit.Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan kestabilan sistem dalam menentukan
respon perubahan kecepatan sudut rotor dengan sistem PSS dan ANFIS. Didapatkan hasil
dengan waktu kstabilan dari ANFIS yang lebih baik dibandingkan dengan PSS konvensional
dengan waktu persentase rata-rata pada perubahan kecepatan sudut rotor mencapai 17,97%
dengan persentase berbaikan overshoot rata-rata sebesar 10,72%.

Kata Kunci:PSS,Stabilitas Dinamik, Sistem Multimesin,Adaptive Neuro-Fuzzy Inference Sistem

ABSTRACT

Multimachine system is a system that interacts interconnection between one machine to


another machine, the system is susceptible to interference because the system involves a lot of
plants, so do the voltage and frequency stability improved by adding a control device such as
PSS. PSS is a device that provides additional damping occurs when the oscillation frequency
and power are directly connected with the equipment and the excitation system voltage
regulator on the generator. This research aims to simulate the stability of the system in
determining the response of the degree rotor speed changes by looking at the comparison of
systems using the PSS and PSS using ANFIS. Stability time obtained from ANFIS faster than
the conventional PSS with an average percentage of time the rotor angular velocity change
reaches 17.97 % with the percentage overshoot make up an average of 10.72 % .

Keywords: PSS,Dinamic stability, multimachine system, nuero-fuzzy adaptive inference system

PENDAHULUAN pemadaman secara langsung dan dalam


jangka waktu yang lama, untuk itu diperlukan
Seiring dengan perkembangan pengontrolan sistem stabilizer atau PSS pada
zaman dan jumlah konsumen pengguna listrik pembangkit guna untuk menstabilkan sistem
sekarang ini menyebabkan bertambahnya tenaga listrik agar tidak terjadi gangguan serta
juga sistem pembangkitan yang diikuti dengan untuk menanggulangi sistem yang terdapat
banyak pembuatan pembangkit-pembangkit gangguan dengan cepat sehingga.
sistem tenaga listrik yang baru guna untuk pemadaman sistem cepatkembali pada
memenuhi serta mengimbangi jumlah kondisi operasi stabil yang baru.
konsumen pengguna listrik untuk kelancaran Selain dengan adanya PSS banyak
hidup, Dengan pembangunan pembangkit juga jenis-jenis penanggulan gangguan yang
baru untuk memenuhi pengguna listrik digunakan untuk membandingkan waktu
diperlukan juga adanya sistem pengontrolan perbaikan sistem yang menggunakan PSS
yang mantab yang sangat dibutuhkan oleh dengan sistem yang menggunakan
pembangkit supaya rentan dari gangguan, penambahan ANFIS seperti pada penelitian
baik gangguan yang berupa gangguan seperti kali ini guna membuat sistem menjadi
hubung singkat maupun pelepasan beban semakin cepat dalam mengatasi gangguan
secara mendadak yang dapat menyebabkan sehingga dapat kembali ke dalam posisi

1
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
2 Dielektrika, 3 (1),Pebruari 2016

operasi awalnya atau kondisi kestabilan yang karena itu perlu dirancang suatu pengontrolan
baru. yang dpat menjaga sistem tenaga listrik stabil,
yang lazim disebut Power Sistem Stabilizer
Stabilitas Sistem Tenaga Listrik. Sistem (PSS).
tenaga listrik yang besar umumnya
merupakan sistem tenaga multimesin yang Power System Stabilizer.Power System
terhubung ke infinite bus. Semakin Stabilizer (PSS) pada dasarnya berfungsi
berkembangnya suatu sistem tenaga listrik sebagai untuk memperluas batas stabilitas
maka semakin rentan juga terhadap dengan memodulasi eksitasi generator untuk
terjadinya gangguan, terutama gangguan menghasilkan redaman osilasi rotor motor
hubung singkat. Salah satu akibat gangguan sinkron. Osilasi tersebut biasanya terjadi
hubung singkat adalah terjadinya osilasi daya dalam rentang frekuensi sekitar 0,2 sampai
yang akan menyebabkan sistem keluar dari 3,0 Hz dan dapat mengganggu kemampuan
area kestabilannya dan dapat mengakibatkan sistem dalam mentransmisikan daya listrik.
dampak yang lebih buruk lagi saperti Guna meredam osilasi tersebut, PSS harus
terjadinya pemadamna total. mampu menghasilkan komponen torsi elektrik
Berdasarkan data dari Westinghouse sesuai dengan perubahan kecepatan rotor
probabilitas terjadinya gangguan hubung generator.
singkat untuk berbagai tipe gangguan yaitu Pada dasarnya implementasi PSS
untuk gangguan tiga fase sebesar 5%, secara rinci itu berbeda-beda antara satu
gangguan dua fase ke tanah sebesar 10%, sistem dengan sistem lainnya, tergantung
gangguan fase ke fase sebesar 15% dan pada sinyal masukan yang diberikan. Akan
gangguan satu fase ke tanah sebesar 70%. tetapi, untuk setiap sinyal masukan yang
Pada dasarnya, stabilitas sistem diberikan, fungsi alih PSS harus dapat
tanaga listrik terbagi dalam stabilitas transien mengkonpensasi gain dan fase sistem
dan stabilitas steady state.Stabilatas transien eksitasi generator.Untuk sistem tenaga listrik
berhubungan dengan gangguan besar yang yang kompleks (sistem multimesin),
terjadi secara tiba-tiba, seperti gangguan penggunaan PSS sangat diperlukan karena
hubung singkat, pemutusan saluran, semakin kompleks sistem maka semakin
pemindahan atau pemutusan beban. rentan terhadap gangguan.
Sedangkan stabilitas steady state Dengan implementasi PSS berarti
berhubungan dengan kemampuan sistem mengatur karakteristik frekuensi dan gain
tenaga listrik untuk kembali pada kondisi untuk menghasilkan redaman osilasi sistem
operating point-nya setelah terjadi gangguan yang diinginkan dalam rentang frekuensi 0,2
kecel seperti perubahan daya atau perubahan sampai 3,0 Hz. Fungsi allih PSS secara
beban secara perlahan. umum dinyatakan dalam Persamaan (1).
Stabilitas steady state juga disebut
    

stabilitas dinamik. Perubahan kecil pada   =   ......................(1)



    
beban akan mengakibatkan perubahan
kecepatan sudut pada rotor dan tegangan
terminal generator. Kecepatan sudut akan Dengan KS mempresentasikan gain stabilizer
berayun di sekitar kecepatan sinkron dan dan Gf(s) mempresentasikan kombinasi
tegangan terminl generator konvergen di fungsi alih tapis torsional (jika dipelukan) dan
sekitar tegangan nominalnya. sinyal masukan transducer. Karakteristik
Pada sistem multimesin, suatu sistem frekuensi diatur dengan memvariasikan
dikatakan stabil secara dinamik apabila konstanta waktu Tω ,T1, T2, T3 dan T4.
setelah gangguan (perubahan) selisih sudut
rotor menuju pada nilai tertentu yang Metode Neuro Fuzzy Adaptif. Metode neuro-
berhingga.Bila ada selisih sudut rotor fuzzy yang sangat populer sering dikenal
generator semakin lama semakin membesar dengan sebutan Adaptive Nuero-Fuzzy
maka sistem tidak stabil.Dikarenakan Inference System (ANFIS).ANFIS merupakan
perubahan beban pada studi kestabilan jaringan adaptif berbasis pada sisteminferensi
dinamik relatif kecil maka model sistem logikan fuzzy.Dengan adanya implementasi
tenaga listrik yang dipakai dalam studi ini sistem inferensi logika fuzzy pada jaringan
adalah model linier atau model non-linier yang adaptif maka sifat-sifat jaringan adaptif dapat
dilinierkan.Perubahan beban yang kecil pada digunakan untuk mengadaptasi sistem
sistem tenaga listrik adalah suatu hal yang inferensi tersebut, dalam hal ini tergabung
tidak dapat dihindari dan selalu terjadi.Oleh dua metode untuk mendapatkan hasil yang
Imam Takharruby, I.Made Ginarsa, Agung B. Muljono: Perbaikan Stabilitas Dinamik Menggunakan power 3

diinginkan yaitu metode adaptif yang biasa Lapis 1: Pada lapisan berikut mentransmisi-
dipakai pada sistem jaringan neural artifisial kan secara langsung input yang masuk,
dan fuzifikasi yang biasa dipakai pada setiap node pada lapis ini adalah node adaptif
pengendali fuzzy.Dua metode ini dalam dengan fungsi node:
pemakaiannya menggunakan dua sumber O1,i = µAi(x), untuk i = 1,2,
informasi yang berbeda yakni metode numerik atauO1,i=µBi(y),untuki=3,4 .............................(2)
dan metode fuzifikasi menggunakan data
Node-node layer ini berperan sebagai
linguistik.Kedua jenis informasi inilah yang
membership function untuk menyatakan
bisa didapatkan dalam sistem kendali,
istilah linguistik dari variabel masukan.
sehingga diharapkan dapat dibuat sistem
Lapis 2 : Setiap simpul pada lapisan ini
kendali yang optimal.
adalah simpul tetap yang diberi tanda Π,
Parameter ANFIS dipisahkan menjadi
dimana keluarnya memiliki persaman sebagai
dua yaitu parameter premis dan parameter
berikut:
konsekuensi. Proses adaptasi dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan O2,i=Wi=µAi(x)µBi(y),i=1,2..............................(3)
parameter-parameter tersebut agar terbentuk
suatu jaringan adaptif yang mem- Tiap keluaran simpul memiliki kekuatan
tembakan dari suatu aturan.Secara umum,
presentasikan sistem inferensi yang
biasanya operator yang dipakai adalah
diinginkan. Proses pencarian parameter
operator fuzzy AND.
premis dan parameter konsekuensi sering
dikenal dengan proses pembelajaran atau Lapis 3 : Setiap simpul pada layer ini adalah
proses pelatihan. Proses pelatihan untuk adaptif node dengan fungsi node adalah
ANFIS yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
yaitu hibrid (gabungan propagasi balik dan
least square estimation, LSE). O3,i=Wifi..................................................................................... (4)
Arsitektur ANFIS tergantung pada
jenis sistem inferensi yang akan Dimana Wi merupakan hasil output dari layer
diimplementasikan, sebagai contoh sistem 2, sedangkan fi merupakan nilai konsekuen.
inferensi logika fuzzy orde pertama tipe
Sugeno dengan dua masukan dan dua aturan Lapis 4 : Pada layer ini setiap simpul pada
sebagai berikut, seperti ditunjukkan pada layer ini merupakan fixed node, hasil dari
Gambar 1.Jika x adalah A1 dan y adalah B1 penjumlahan seluruh output dari layer 2 dan
maka f1 = p1x + q1x + r1 hasil penjumlahan dari layer 3. Penjumlahan
Jika x adalah A2 dan y adalah B2 maka f2 = dari layer 3
p2x + q2x + r2.
O4,i=∑   ...................................................(5)

Penjumlahan dari layer 2

O4,i=∑  ......................................................(6)

Lapis 5 : Pada layer ini merupakan fixed


node, pada layer ini disebut berat
ternormalisasi
∑  
Gambar 1 struktur ANFIS O5,i= ∑ 
.................................................. (7)

Sesuai dengan namanya jaringan adaptif Pada saat permise parameters


merupakan suatu struktur jaringan yang terdiri ditemukan, keluaran yang terjadi akan
dari sejumlah simpul yang terhubung melalui merupakan kombinasi linier dari consequent
penghubung secara langsung (directional parameters, yaitu:
link). Tiap simpul menggambarkan sebuah
unit proses, dan penghubung antara simpul =

 +

 ................................ (8)
menentukan hubungan kausal antara simpul     

yang saling berhubungan. Simpul-simpul


tersebut dibentuk dalam struktur jaringan =    
   +    +   + 
ANFIS yang terdiri dari lima lapis (layer). +   +  
Fungsi dari setiap lapis tersebut adalah
sebagai berikut:
4 Dielektrika, 3 (1),Pebruari 2016

   + 
=      + 
  Perubahan kecepatan akan
+     + 
   disensor oleh governor yang akan bekerja

+   untuk mengatur katup masukan pada
turbin sehingga daya mekanik yang
adalah linier terhadap parameter Cij (i=1,2 dan dikeluarkan oleh turbin akan berubah.
j=0,1,2). Sistem ini akan membawa kecepatan
generator berada pada kondisi steady
METODELOGI PENELITIAN state yang baru. Pemodelan governor
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk ditunjukkan pada berikut.
simulasi dengan mendesain penggunaan PSS
(power system stabilizer) ke dalam metode
ANFIS (adaptive nuero fuzzy inference
system) dengan membandingkan hasil
keluaran sistem PSS dengan ANFIS dalam
bentuk grafik dengan bentuk saluran sistem
tenaga yang terdiri dari 5 generator dengan 7
bus, penelitian ini dilakukan dengan
memberikan gangguan pada genrator 1 Gambar 4 Blok Diagram Model Governor Turbin
dengan swing bus pada bus 4 dengan bentuk Uap
sebagai berikut.
3. Model Eksiter. Terdapat banyak tipe
eksiter.Sistem eksiter modern
menggunakan sumber listrik AC yang
dilewatkan pada rectifiersolid state seperti
SCR. Tegangan keluaran dari eksiter
merupakan suatu fungsi yang nonlinier.
Hal ini disebabkan oleh adanya efek
saturasi pada rangkaian medan. Oleh
karena itu, tidak ada hubungan yang
Gambar 2 sistem tenaga listrik model sederhana antara tegangan terminal dan
(soprijanto,dkk,2000) tegangan medan pada eksiter. Terdapat
banyak model dengan berbagai derajat
Pelaksanaan penelitian. Penelitian ini
kepuasan yang telah dikembangkan dan
dilaksanakan dengan langkah-langkah
tersedia pada publikasi IEEE.Pemodelan
sebagai berikut
eksiter modern yang paling umum
1. Membuat model dari sistem tenaga listrik digunakan adalah pemodelan linier yang
tanpa control menggunakan time konstan dan
mengabaikan saturasi atau sifat nonlinier
lainnya.

vd id 1
-v F iF id
Terminator omega_0
0 v1 iD
To Workspace
Constant vq iq 2 Terminator1

0 v2 iQ iq
Terminator2
Constant1 Tm w 4
1 0 v3 del 3 w
VD Constant2 delta
Subsystem1

Gambar 3 simulink kecepatan rotor tanpa VD


vq
2
Kontrol VQ
VQ
delta vd
W

DQ-dq

2. Model Governor. Ketika beban elektrik Out1 In1

Scope

generator tiba - tiba meningkat, energi FastExciter governor

3 VR deltaout
listrik yang diperlukan akan melebihi daya In1

In2
Vt VR VT
pss
Ef d -1
To Workspace1

mekanik yang diinputkan. Kekurangan Subsystem


Gain

daya ini diatasi oleh energi kinetik yang Ground

tersimpan pada sistem yang berputar. Gambar 5 Blok Diagram Sistem Eksiter IEEE
Pengurangan energi kinetik menyebabkan tipe STI
kecepatan turbin dan frekuensi pada
sistem menurun.
Imam Takharruby, I.Made Ginarsa, Agung B. Muljono: Perbaikan Stabilitas Dinamik Menggunakan power 5

4. Model PSS. Model PSS yang digunakan


pada penelitian ini sebagai berikut:

∆V1i ∆V2i ∆vp


∆ωi
sTW 1 + sT1 1+sT3
KSTAB
1+ sTW 1 + sT2 1+sT4
Gain
Washout Compesation

Gambar 6 Blok Diagram Simulink PSS

Pada model PSS ini diatur


masukan setiap parameter dengan nilai
yang sesuai untuk mendapatkan bentuk
keluaran yang baik, dari mengatur nilai
parameter untuk gain, washout dan
compensation dengan nilai yang telah Gambar 8 Bentuk awal ANFIS editor
ditentukan.
Gambar 8 adalah learning untuk me-
load data.Data yang di jadikan sarana training
5. Model ANFIS. Model ANFIS yang
ANFIS adalah gabungan antara masukan
digunakan pada penelitian ini dengan
dangan keluaran.Dari kombinasi-kombinasi
mengikutsertakan FLC sebagai tempat
yang dapat dibentuk menjadi matriks dengan
penanaman pada logika kontrol fuzzy
jumlah kolom sebanyak tiga kolom yang
sebagai berikut ditunjukkan pada gambar
menggambarkan dua masukan dan satu
7 blok Diagaram Simulink model ANFIS
keluaran.Kombinasi matriks ini didapat pada
commond window dengan “train_data” yang
telah tersimpan pada matlab dengan bentuk
m.file.kembali ke ANFIS editor, pada isian
load data, klik tombol worksp, yang artinya
kita akan memanggil data dari workspace
command window. Klik load data, maka kita
akan diminta mengisikan variabelnya, ketik:
train_data, lalu OK.
Pada isian Generate FIS, pilih tombol
ratio load from file, karena kita akan
memanggil FIS hasil kreasi kita sebelumnya.
Klik load, dan arahkan ke file fis. Berikutnya
pada isian train FIS, klik train now dengan
epoch yang digunakan misalnya 10.

Gambar 7 menunjukkan simulasi


Pemasangan ANFIS pada sistem
multimesin sebagai perbandingan setelah
pemasangan simulasi PSS konvensional yang
menggunakan pelatihan ANFIS pada ANFIS
editor dalam softwere matlab dengan inputan
berupa data dari hasil simulasi pemasangan
PSS dan ANFIS.
Gambar 9 Bentuk hasil ANFIS editor dengan
Langkah-langkah training ANFIS. Dalam pemasukan Tran_data
penelitian ini pelatihan ANFIS yang digunakan
adalah dengan melatih ANFIS pada “ANFIS Kemudian kita dapat membuat FIS
editor” dari matlab dengan langkah sebagai secara otomatis. Pada isian Generate FIS,
berikut: pilih grid partition, yang dilanjutkan dangan
mengklik Generate FIS, akan muncul jendela
isian tentang tipe fungsi keanggotaan. Pilih
6 Dielektrika, 3 (1),Pebruari 2016

trimf dengan masing-masing 3 fungsi yang Dengan mengganti input 1 menjadi


ada pada isian number of MFs berisi 3 3. Klik sebagai x, input 2 menjadi y dan output
OK. Pada ANFIS info jika kita klik Structure, menjadi W pada isian Name di Current
maka akan muncul informasi neuron pada Varible seperti Gambar 12 ,kemudian double
ANFIS yang baru kita Generate FIS. klik pada input variabel (y) maka akan
memunculkan membership function editor,
kemudian mengganti nama yang sesuai
misalnya bagus, sedang dan jelek seperti
pada gambar di bawah ini. Lakukan hal yang
sama untuk input variabel (x) dengan nama
misalnya baik, sedang dan buruk.

Gambar 10 Bentuk struktur dari ANFIS editor 2


input 1 output

Untuk menyimpan dapat dilakukan


dengan mengklik: file – export. Ada dua
pilihan yang tersedia, yaitu to workspace dan
to file. Setelah diklik to file, beri nama, file
fuzzy akan tersimpan dengan ekstensi “fis”.
Pada Gambar 10 bentuk struktur dari
ANFIS di atas, parameter input yang diberikan
adalah input x dan y, untuk inputmf dengan Gambar 12 Bentuk Membership Function ANFIS
type trimf kemudian double klik pada input x
dengan memberikan nama misalnya baik, Dengan mengklik pada bagian rule,
sedang dan buruk, dengan range (-0,1) maka akan muncul logika dengan input rule 3
sampai (0,06) sedangkan untuk inputmf sebagai berikut.
kemudian double klik pada input y diberi
nama bagus, sedang dan jelek dengan range
(-0,8) sampai (1,2) yang terlihat pada
membership function dengan outputmf
konstan dengan memberi nama output W.

Gambar 11 Bentuk ANFIS editor type Sugeno Gambar 13. Bentuk Rule Logika ANFIS editor
Imam Takharruby, I.Made Ginarsa, Agung B. Muljono: Perbaikan Stabilitas Dinamik Menggunakan power 7

Diagram alir penelitian

Respon Kecepatan Sudut Rotor


start 0.6
No Control
PSS
0.4 ANFIS

Masukan data saluran,

K e c e p a ta n S u d u t R o to r (p u )
beban, dan parameter mesin 0.2

Run Program SistemMultimesin(5 generator dan7 bus) -0.2


model STLSoeeprijanto

-0.4

Perancangan Perancangan Perancangan -0.6


SistemMultimesin SistemMultimesin SistemMultimesin
Tanpa Control dengan PSS PSSANFIS
Penambahan Step -0.8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Time (second)

Gambar 15 Grafik kecepatan sudut rotor dengan


Run ProgramStabilitas Multimesin hasil Rancangan
input step 0,15 pu

Tabel 1. Data kecepatan sudut rotor


Tidak
Uji Kondisi Jenis Kecepatan sudut rotor
metode Overshoot (pu) Settlingtime (s)
Tanpa
Ya -0,5156 Diatas 10
control
Cetakhasil:
-Tabel
PSS -0,0685 5,5
-Grafik PSS
-0,0722 5,2
ANFIS

Analisis PengaruhANFIS Pada SistemMultimesin


-Tanpa ANFIS
-DenganPSS ANFIS
Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa
sistem yang menggunakan kontrol PSS
ANFIS lebih baik dalam meredam osilasi
Kesimpulan
dengan waktu yang lebih cepat mencapai
kestabilan dibandingkan dengan sistem yang
dikontrol PSS dan sistem tanpa kontrol.
Input step penambahan beban sebesar
selesai
0,2 pu didapatkan perbandingan kecepatan
Gambar 14 Diagram alir penelitian sudut rotor pada grafik berikut.

Respon Kecepatan Sudut Rotor


0.8
HASIL DAN ANALISA No Control
PSS
0.6
ANFIS
Setelah melakukan simulasi maka
didapatkan hasil dari simulasi dan dapat di 0.4
K e c e p a ta n S u d u t R o to r (p u )

analisa dalam bentuk grafik perbandingan 0.2


perubahan kecepatan sudut rotor antara
sistem yang menggunakan PSS dengan 0

sistem menggunakan ANFIS dengan -0.2


memberikan tambah input step sebagasai
inisialisasi gangguan yang di tempatkan pada -0.4

generator 1 dengan variasi nilai antara 0,15, -0.6


0,2, 0,3, 0,45 dan 0,65 pu, maka untuk
hasilnya dapat ditunjukkan dalam perbaikan -0.8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dari ke dua sistem sebagai berikut. Time (second)

Step penambahan beban sebesar 0,15 Gambar 16 Grafik kecepatan sudut rotor dengan
pu didapatkan perbandingan kecepatan sudut input step 0,2 pu
rotor pada grafik berikut.
8 Dielektrika, 3 (1),Pebruari 2016

Tabel2 perbandingan respon terhadap input step Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa
penambahan beban 0,2 pu pada generator 1 sistem yang menggunakan kontrol ANFIS
lebih baik dalam meredam osilasi dengan
waktu yang lebih cepat mencapai kestabilan
Kecepatan sudut rotor dibandingkan dengan sistem yang dikontrol
Jenis metode PSS dan sistem tanpa kontrol.
Overshoot (pu) Settlingtime (s)
Step penambahan beban sebesar 0,45
pu didapatkan perbandingan kecepatan sudut
Tanpa control -0,6509 Diatas 10 rotor pada grafik berikut.
PSS -0,1068 5,5
Respon Kecepatan Sudut
0.8
PSS ANFIS -0,1181 5,1 No Control
0.6 PSS
ANFIS
Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa 0.4
sistem yang menggunakan kontrol ANFIS
K e c e p a ta n S u d u t (p u )
0.2
lebih baik dalam meredam osilasi dengan
waktu yang lebih cepat mencapai kestabilan 0
dibandingkan dengan sistem yang dikontrol
PSS dan sistem tanpa kontrol. -0.2
Input step penambahan beban sebesar
-0.4
0,3 pu didapatkan perbandingan kecepatan
sudut rotor pada grafik berikut. -0.6

-0.8
Respon Kecepatan Sudut
0.8
No Control -1
PSS 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.6
ANFIS Time (second)
0.4
Gambar 18 Grafik kecepatan sudut rotor dengan
input step 0,45 pu
K e c e p a ta n S u d u t ( p u )

0.2

0
Tabel 4 perbandingan respon terhadap input step
-0.2 penambahan beban 0,45 pu pada generator 1

-0.4
Kecepatan sudut rotor
-0.6 Jenis metode
Overshoot (pu) Settlingtime(s)
-0.8

-1 Tanpa control -0,8216 Diatas 10


0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Time (second)
PSS -0,2310 5,8
Gambar 17 Grafik kecepatan sudut rotor dengan
input step 0,3 pu
PSS ANFIS -0,2554 4,4
Tabel 3 perbandingan respon terhadap input step
penambahan beban 0,3 pu pada generator Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa
1 sistem yang menggunakan kontrol ANFIS
lebih baik dalam meredam osilasi dengan
Kecepatan sudut rotor waktu yang lebih cepat mencapai kestabilan
dibandingkan dengan sistem yang dikontrol
Jenis metode
Overshoot (pu) Settlingtime(s)
PSS dan sistem tanpa kontrol.
Step penambahan beban sebesar 0,65
Tanpa control -0,8297 Diatas 10
pu didapatkan perbandingan kecepatan sudut
rotor pada grafik berikut.
PSS -0,1801 5,6

PSS ANFIS -0,2036 4,6


Imam Takharruby, I.Made Ginarsa, Agung B. Muljono: Perbaikan Stabilitas Dinamik Menggunakan power 9

Respon Kecepatan Sudut dengan pemakaian PSS rata-rata sebesar


0.4
No Control
10,72% angka ini merupakan perbaikan atas
0.3
PSS Overshoot pemasangan ANFIS dengan
ANFIS
pemasangan PSS sebesar (-0,6922) menjadi
0.2 (-0,6252) pu.
K e c e p a ta n S u d u t ( p u )

0.1 Tabel 6 Rangkuman data hasil simulasi kecepatan


sudut rotor untuk berbagai kondisi gangguan
0 pembebanan pada generator 1
-0.1
Kecepatan Sudut Rotor
-0.2
step Overshoot (pu) Settling time (s)
-0.3
pss anfis % pss anfis %
-0.4 0,15 -0,069 -0,072 5,4 5,5 5,2 5,4
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Time (second) 0,2 -0,107 -0,118 10,58 5,5 5,1 7,3
17,8
Gambar 19 Grafik kecepatan sudut rotor dengan 0,3 -0,180 -0,204 13,04 5,6 4,6
6
input step 0,65 pu 0,45 -0,231 -0,255 10,56 5,8 4,4
24,1
4
Tabel 5 perbandingan respon terhadap input step 0,65 -0,233 -0,258 10,74 6 4 33,3
penambahan beban 0,65 pu pada generator 1 Rer 17,9
-0,625 -0,692 10,72 4,73 3,88
ata 7
Max -0,233 -0,258 13,04 6 5,2 33,3
Jenis Kecepatan sudut rotor
Min -0,069 -0,072 5,4 5,5 4 5,4
metode
Overshoot (pu) Settlingtime(s) Selain perubahan nilai overshoot,
Tanpa tabel 6 juga memuat penurunan nilai settling
-0,3461 Diatas 10
control time. Settling time adalah waktu yang
PSS -0,2328 6 diperlukan sistem untuk menjadi stabil dengan
PSS ANFIS -0,2578 4 perubahan beban yang diatur. Didapatkan
nilai yang signifikan mengenai pengaruh
pemasangan ANFIS terhadap settling time
Dari Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata sebesar 17,97%.
sistem yang menggunakan kontrol ANFIS
lebih baik dalam meredam osilasi dengan KESIMPULAN
waktu yang lebih cepat mencapai kestabilan
dibandingkan dengan sistem yang dikontrol Dari hasil simulasi dan analisa yang
PSS dan sistem tanpa kontrol. dilakukan maka diperoleh kesimpulan dengan
Dengan mengubah-mengubah nilai menarik point-point penting dari penelitian
fungsi input step sebagai penambahan beban 1. Respon perbaikan perubahan kecepatan
pada Generator 1 dengan variasi nilai step sudut rotor yang diperoleh dengan
gangguan yang dilakukan kemudian memberikan gangguan berupa input step
melakukan simulasi pada bahasan 3.1.1 dan dengan nilai variasi 0,15, 0,2, 0,3, 0,45 dan
3.1.2 maka didapatkan rangkuman data hasil 0,65 pu, rata-rata overshoot omega (ω)
perubahan kecepatan sudut rotor dengan sebesar 10,72 % dengan perubahan
pembacaan data respon perbaikan kecepatan sudut rotor pada settling time
perbandingan untuk kondisi pembeban mencapai waktu rata-rata sebesar 17,97%.
selanjutnya dapat ditampilkan pada tabel 6 2. Penggunaan dengan desain ANFIS hasil
berikut. yang diperoleh lebih baik dalam meredam
Berdasarkan Tabel 6 diketahui osilasi dibandingkan dengan PSS dengan
pemasasngan ANFIS akan berdampak pada memberikan gangguan pada input step di
pengurangan penyimpangan respon generator 1 dalam memperbaiki respon
o
gelombang yang lazim disebut Overshoot. dengan rata-rata overshoot dari (-0,6922)
o
Semakin besar perubahan beban yang pumenjadi (-0.6252) pupada settling time
diberikan, maka Overshoot respon kecepatan rata-rata dari (4,73) s menjadi (3,88)s.
sudut semakin besar, nilai Overshoot sistem
dapat di kurangi dengan menambah redaman,
dalam penelitian ini redaman diberikan oleh
perangkat PSS. Penurunan nilai Overshoot
10 Dielektrika, 3 (1),Pebruari 2016

DAFTAR PUSTAKA Praja, L. I. W. P., 2008, “Simulasi Penerapan


Power System Stabilizer (PSS) Pada
Kundur, P., 1993, “Power System Stability Sistem Tenaga Listrik Pulau Lombok”,
And Control”, McGraw-Hill, USA Skiripsi, Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknik Elektro
Kusumadewi, S., Hartati, S.,2010, “NEURO-
FUZZY : Integrasi Sistem Fuzzy dan Soeprijanto, A., Yorino, N., Sasaki, H., 2000
Jaringan Syaraf” , Edisi Ke dua – “A Method For Constructing Reduced
Yogyakarta; Graha Ilmu , 2010 Models Effective For Designing
Coordinated H∞ PSS’s”, T. IEE Japan,
Masrul, R., 2009, “Analisis Penggunaan vol. 120-B, no. 11.
Power System Stabilizer (PSS) Dalam
Perbaikan Stabilitas Dinamik Sistem Jamal, A., Syahputra, R., 2011, “Model Power
Tenaga Listrik Multimesin”, Skiripsi, Sistem Stabilizer Berbasis Neuro-Fuzzy
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Adaptif”, Semesta Teknika, Vol.14,
Teknik, Universitas Sumatera Utara, No.2, 139-149.
Medan
Wenxin, L., Venayagamoorthy, G. K.,
Nrartha, I. M. A., Muljono, A. B., 2010, Wunsch, D. C., 2005, “A Heuristic-
“Pengaruh Power System Stabilizer Dynamic-Programming-Based Power
Pada Sistem Tenaga Listrik Dengan System Stabilizer for a Turbogenerator
Unit Pembangkit Tersebar”, Teknologi in a Single-Machine Power System”.
Elektro, Vol.9, No.1. IEEE Transactions on Industry
Applications, vol. 41, no. 5.
Padiyar, K. R., 1996, “Power System
Dynamics Stability And Control”, Indian
Institute of Science, Bangalore, India

Anda mungkin juga menyukai