Stabilizer (PSS) Berbasis Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (Anfis) Pada Sistem Tenaga Listrik Multimesn
Stabilizer (PSS) Berbasis Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (Anfis) Pada Sistem Tenaga Listrik Multimesn
ABSTRAK
Sistem multimesin merupakan sistem interkoneksi yang berinteraksi antara mesin yang
satu dengan mesin yang lain, sistem ini rentan terjadi adanya gangguan karena sistem yang
melibatkan banyak pembangkit, sehingga dilakukan suatu perbaikan kestabilan tegangan dan
frekuensi dengan menambahkan sebuah piranti kontrol seperti PSS. PSS merupakan
perangkat yang memberi redaman tambahan saat terjadi osilasi frekuensi dan daya yang
langsung terhubung dengan peralatan sistem eksitasi dan regulator tegangan pada
pembangkit.Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan kestabilan sistem dalam menentukan
respon perubahan kecepatan sudut rotor dengan sistem PSS dan ANFIS. Didapatkan hasil
dengan waktu kstabilan dari ANFIS yang lebih baik dibandingkan dengan PSS konvensional
dengan waktu persentase rata-rata pada perubahan kecepatan sudut rotor mencapai 17,97%
dengan persentase berbaikan overshoot rata-rata sebesar 10,72%.
ABSTRACT
1
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
2 Dielektrika, 3 (1),Pebruari 2016
operasi awalnya atau kondisi kestabilan yang karena itu perlu dirancang suatu pengontrolan
baru. yang dpat menjaga sistem tenaga listrik stabil,
yang lazim disebut Power Sistem Stabilizer
Stabilitas Sistem Tenaga Listrik. Sistem (PSS).
tenaga listrik yang besar umumnya
merupakan sistem tenaga multimesin yang Power System Stabilizer.Power System
terhubung ke infinite bus. Semakin Stabilizer (PSS) pada dasarnya berfungsi
berkembangnya suatu sistem tenaga listrik sebagai untuk memperluas batas stabilitas
maka semakin rentan juga terhadap dengan memodulasi eksitasi generator untuk
terjadinya gangguan, terutama gangguan menghasilkan redaman osilasi rotor motor
hubung singkat. Salah satu akibat gangguan sinkron. Osilasi tersebut biasanya terjadi
hubung singkat adalah terjadinya osilasi daya dalam rentang frekuensi sekitar 0,2 sampai
yang akan menyebabkan sistem keluar dari 3,0 Hz dan dapat mengganggu kemampuan
area kestabilannya dan dapat mengakibatkan sistem dalam mentransmisikan daya listrik.
dampak yang lebih buruk lagi saperti Guna meredam osilasi tersebut, PSS harus
terjadinya pemadamna total. mampu menghasilkan komponen torsi elektrik
Berdasarkan data dari Westinghouse sesuai dengan perubahan kecepatan rotor
probabilitas terjadinya gangguan hubung generator.
singkat untuk berbagai tipe gangguan yaitu Pada dasarnya implementasi PSS
untuk gangguan tiga fase sebesar 5%, secara rinci itu berbeda-beda antara satu
gangguan dua fase ke tanah sebesar 10%, sistem dengan sistem lainnya, tergantung
gangguan fase ke fase sebesar 15% dan pada sinyal masukan yang diberikan. Akan
gangguan satu fase ke tanah sebesar 70%. tetapi, untuk setiap sinyal masukan yang
Pada dasarnya, stabilitas sistem diberikan, fungsi alih PSS harus dapat
tanaga listrik terbagi dalam stabilitas transien mengkonpensasi gain dan fase sistem
dan stabilitas steady state.Stabilatas transien eksitasi generator.Untuk sistem tenaga listrik
berhubungan dengan gangguan besar yang yang kompleks (sistem multimesin),
terjadi secara tiba-tiba, seperti gangguan penggunaan PSS sangat diperlukan karena
hubung singkat, pemutusan saluran, semakin kompleks sistem maka semakin
pemindahan atau pemutusan beban. rentan terhadap gangguan.
Sedangkan stabilitas steady state Dengan implementasi PSS berarti
berhubungan dengan kemampuan sistem mengatur karakteristik frekuensi dan gain
tenaga listrik untuk kembali pada kondisi untuk menghasilkan redaman osilasi sistem
operating point-nya setelah terjadi gangguan yang diinginkan dalam rentang frekuensi 0,2
kecel seperti perubahan daya atau perubahan sampai 3,0 Hz. Fungsi allih PSS secara
beban secara perlahan. umum dinyatakan dalam Persamaan (1).
Stabilitas steady state juga disebut
diinginkan yaitu metode adaptif yang biasa Lapis 1: Pada lapisan berikut mentransmisi-
dipakai pada sistem jaringan neural artifisial kan secara langsung input yang masuk,
dan fuzifikasi yang biasa dipakai pada setiap node pada lapis ini adalah node adaptif
pengendali fuzzy.Dua metode ini dalam dengan fungsi node:
pemakaiannya menggunakan dua sumber O1,i = µAi(x), untuk i = 1,2,
informasi yang berbeda yakni metode numerik atauO1,i=µBi(y),untuki=3,4 .............................(2)
dan metode fuzifikasi menggunakan data
Node-node layer ini berperan sebagai
linguistik.Kedua jenis informasi inilah yang
membership function untuk menyatakan
bisa didapatkan dalam sistem kendali,
istilah linguistik dari variabel masukan.
sehingga diharapkan dapat dibuat sistem
Lapis 2 : Setiap simpul pada lapisan ini
kendali yang optimal.
adalah simpul tetap yang diberi tanda Π,
Parameter ANFIS dipisahkan menjadi
dimana keluarnya memiliki persaman sebagai
dua yaitu parameter premis dan parameter
berikut:
konsekuensi. Proses adaptasi dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan O2,i=Wi=µAi(x)µBi(y),i=1,2..............................(3)
parameter-parameter tersebut agar terbentuk
suatu jaringan adaptif yang mem- Tiap keluaran simpul memiliki kekuatan
tembakan dari suatu aturan.Secara umum,
presentasikan sistem inferensi yang
biasanya operator yang dipakai adalah
diinginkan. Proses pencarian parameter
operator fuzzy AND.
premis dan parameter konsekuensi sering
dikenal dengan proses pembelajaran atau Lapis 3 : Setiap simpul pada layer ini adalah
proses pelatihan. Proses pelatihan untuk adaptif node dengan fungsi node adalah
ANFIS yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
yaitu hibrid (gabungan propagasi balik dan
least square estimation, LSE). O3,i=Wifi..................................................................................... (4)
Arsitektur ANFIS tergantung pada
jenis sistem inferensi yang akan Dimana Wi merupakan hasil output dari layer
diimplementasikan, sebagai contoh sistem 2, sedangkan fi merupakan nilai konsekuen.
inferensi logika fuzzy orde pertama tipe
Sugeno dengan dua masukan dan dua aturan Lapis 4 : Pada layer ini setiap simpul pada
sebagai berikut, seperti ditunjukkan pada layer ini merupakan fixed node, hasil dari
Gambar 1.Jika x adalah A1 dan y adalah B1 penjumlahan seluruh output dari layer 2 dan
maka f1 = p1x + q1x + r1 hasil penjumlahan dari layer 3. Penjumlahan
Jika x adalah A2 dan y adalah B2 maka f2 = dari layer 3
p2x + q2x + r2.
O4,i=∑ ...................................................(5)
O4,i=∑ ......................................................(6)
+
= +
Perubahan kecepatan akan
+ +
disensor oleh governor yang akan bekerja
+ untuk mengatur katup masukan pada
turbin sehingga daya mekanik yang
adalah linier terhadap parameter Cij (i=1,2 dan dikeluarkan oleh turbin akan berubah.
j=0,1,2). Sistem ini akan membawa kecepatan
generator berada pada kondisi steady
METODELOGI PENELITIAN state yang baru. Pemodelan governor
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk ditunjukkan pada berikut.
simulasi dengan mendesain penggunaan PSS
(power system stabilizer) ke dalam metode
ANFIS (adaptive nuero fuzzy inference
system) dengan membandingkan hasil
keluaran sistem PSS dengan ANFIS dalam
bentuk grafik dengan bentuk saluran sistem
tenaga yang terdiri dari 5 generator dengan 7
bus, penelitian ini dilakukan dengan
memberikan gangguan pada genrator 1 Gambar 4 Blok Diagram Model Governor Turbin
dengan swing bus pada bus 4 dengan bentuk Uap
sebagai berikut.
3. Model Eksiter. Terdapat banyak tipe
eksiter.Sistem eksiter modern
menggunakan sumber listrik AC yang
dilewatkan pada rectifiersolid state seperti
SCR. Tegangan keluaran dari eksiter
merupakan suatu fungsi yang nonlinier.
Hal ini disebabkan oleh adanya efek
saturasi pada rangkaian medan. Oleh
karena itu, tidak ada hubungan yang
Gambar 2 sistem tenaga listrik model sederhana antara tegangan terminal dan
(soprijanto,dkk,2000) tegangan medan pada eksiter. Terdapat
banyak model dengan berbagai derajat
Pelaksanaan penelitian. Penelitian ini
kepuasan yang telah dikembangkan dan
dilaksanakan dengan langkah-langkah
tersedia pada publikasi IEEE.Pemodelan
sebagai berikut
eksiter modern yang paling umum
1. Membuat model dari sistem tenaga listrik digunakan adalah pemodelan linier yang
tanpa control menggunakan time konstan dan
mengabaikan saturasi atau sifat nonlinier
lainnya.
vd id 1
-v F iF id
Terminator omega_0
0 v1 iD
To Workspace
Constant vq iq 2 Terminator1
0 v2 iQ iq
Terminator2
Constant1 Tm w 4
1 0 v3 del 3 w
VD Constant2 delta
Subsystem1
DQ-dq
Scope
3 VR deltaout
listrik yang diperlukan akan melebihi daya In1
In2
Vt VR VT
pss
Ef d -1
To Workspace1
tersimpan pada sistem yang berputar. Gambar 5 Blok Diagram Sistem Eksiter IEEE
Pengurangan energi kinetik menyebabkan tipe STI
kecepatan turbin dan frekuensi pada
sistem menurun.
Imam Takharruby, I.Made Ginarsa, Agung B. Muljono: Perbaikan Stabilitas Dinamik Menggunakan power 5
Gambar 11 Bentuk ANFIS editor type Sugeno Gambar 13. Bentuk Rule Logika ANFIS editor
Imam Takharruby, I.Made Ginarsa, Agung B. Muljono: Perbaikan Stabilitas Dinamik Menggunakan power 7
K e c e p a ta n S u d u t R o to r (p u )
beban, dan parameter mesin 0.2
-0.4
Step penambahan beban sebesar 0,15 Gambar 16 Grafik kecepatan sudut rotor dengan
pu didapatkan perbandingan kecepatan sudut input step 0,2 pu
rotor pada grafik berikut.
8 Dielektrika, 3 (1),Pebruari 2016
Tabel2 perbandingan respon terhadap input step Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa
penambahan beban 0,2 pu pada generator 1 sistem yang menggunakan kontrol ANFIS
lebih baik dalam meredam osilasi dengan
waktu yang lebih cepat mencapai kestabilan
Kecepatan sudut rotor dibandingkan dengan sistem yang dikontrol
Jenis metode PSS dan sistem tanpa kontrol.
Overshoot (pu) Settlingtime (s)
Step penambahan beban sebesar 0,45
pu didapatkan perbandingan kecepatan sudut
Tanpa control -0,6509 Diatas 10 rotor pada grafik berikut.
PSS -0,1068 5,5
Respon Kecepatan Sudut
0.8
PSS ANFIS -0,1181 5,1 No Control
0.6 PSS
ANFIS
Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa 0.4
sistem yang menggunakan kontrol ANFIS
K e c e p a ta n S u d u t (p u )
0.2
lebih baik dalam meredam osilasi dengan
waktu yang lebih cepat mencapai kestabilan 0
dibandingkan dengan sistem yang dikontrol
PSS dan sistem tanpa kontrol. -0.2
Input step penambahan beban sebesar
-0.4
0,3 pu didapatkan perbandingan kecepatan
sudut rotor pada grafik berikut. -0.6
-0.8
Respon Kecepatan Sudut
0.8
No Control -1
PSS 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.6
ANFIS Time (second)
0.4
Gambar 18 Grafik kecepatan sudut rotor dengan
input step 0,45 pu
K e c e p a ta n S u d u t ( p u )
0.2
0
Tabel 4 perbandingan respon terhadap input step
-0.2 penambahan beban 0,45 pu pada generator 1
-0.4
Kecepatan sudut rotor
-0.6 Jenis metode
Overshoot (pu) Settlingtime(s)
-0.8