Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK 7

KEPERAWATAN KELUARGA

TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK DEWASA

Dosen Pengampu: Wisnu Probo Wijayanto. S.kep., Ners., MAN

Disusun Oleh:

1. Mellany (1701028)
2. Meitalia Mahanani (1701026)
3. Elma Liana Nurfadilah (1701010)
4. Malik Ibrahim (1701023)

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“Keperawatan Keluarga: Keluarga Dengan Anak Usia Dewasa” tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih, penulis menyadari
laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan siapa saja yang membacanya.

Pringsewu, 19 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………..

KATA PENGANTAR………………………

DAFTAR ISI………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang………………………………….
B. Tujuan……………………………………………
C. Manfaat………………………………………………

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Mengetahui konsep dasar keluarga


B. Mengetahui konsep dasar keluarga dengan tahap anak dewasa
C. Mengetahui tugas perkembangan keluarga dengan tahap anak usia dewasa
D. Mengetahui perkembangan social dewasa awal
E. Mengetahui masalah kesehatan
F. Mengetahui peran perawat dalam keluarga dengan tahap perkembangan anak
usia dewasa

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang
memberi dasar prilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari
keluarga. Salah satu nya adalah belajar menghormati orang yang lebih tua
serta membantu menyelesaikan berbagai masalah yang timbul. Orang tua
diharapkan dapat membantu anak dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan untuk mengatasi masalah secara realistis dan simpati.
Oleh karena itu, keluarga adalah tempat untuk mengkondisikan
pemberian nilai positif pada anak. Tujuan utama dari keluarga adalah
sebagai perantara yaitu menanggung semua harapan-harapan dan
kewajiban masyarakat serta membentuk dan mengubah sampai taraf
tertentu hingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap
anggota individu dalam keluarga. Setiap anggota keluarga memiliki
kebutuhan dasar fisik, pribadi, dan sosial. Keluarga harus berfungsi
menjadi perantara bagi tuntunan-tuntunan dan harapan dari semua
individu yang ada dalam unit keluarga.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui konsep dan tahap perkembangan
keluarga dengan anak dewasa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep dasar keluarga
b. Mengetahui konsep dasar keluarga dengan tahap anak dewasa
c. Mengetahui tugas perkembangan keluarga dengan tahap anak usia
dewasa
d. Mengetahui perkembangan sosial dewasa awal
e. Mengetahui masalah kesehatan
f. Mengetahui peran perawat dalam keluarga dengan tahap
perkembangan anak usia dewasa

C. Manfaat
Untuk mengetahui konsep dan tahap perkembangan keluarga dengan
anak dewasa serta dapat memberi manfaat dan wawasan yang baru untuk
mahasiswa yang membaca
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


1. Pengertian keluarga
a. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Jhonson L & Lenny R, 2010)
b. Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang masing-masing yang mempunyai hubungan kekerabatan
yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek (Raisner, 1980
dalam jhonson L & Lenny R, 2010)
c. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing, dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya
(Bailon & Maglaya 1978 dalam Andarmoyo, 2012)

B. Konsep Dasar Keluarga dengan Tahap Anak Dewasa


1. Pengertian
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal dimulai saat
anak pertama meninggalkan rumahnya. Lamanya tahap ini tergantung
pada jumlah pada anak dalam keluarga atau jika anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap
ini adalah mengorganisasi kembali untuk tetap berperan dalam melepas
anak untuk hidup mandiri. Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua
untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir
untuk hidup mandiri (Mubarak, 2011)
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah
berkisaran ke angka diatas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode
yang penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana
mempersiapkan masa depan, penentu karir dan masa usia memasuki dunia
perkerjaan dan masa muda perkarieran, masa mempersiapkan mempunyai
keturunan dan masa usia matang.
Dewasa awal menurut Santrock (2011) berusia 18-25 tahun yang
mengalami masa peralihan dari masa remaja ke masa dewasa. Masa
dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian, masa dewasa
dapat dibagi dalam beberapa fase yaitu:
a. Fase dewasa awal
Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai berkarya dan mulai
melepaskan ketergantungan kepada orang lain.
b. Fase dewasa tengah
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih
teman hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan
energy sesuai kemampuan nya untuk menyesuaikan konsep diri dan
citra tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan pada penampilan
fisik.
c. Fase dewasa akhir
Fase dewasa akhir (41-50/55 tahun) ditandai karya produktif, sukses
sukses berprestasi dan puncak dalam karir. Sebagai patokan, pada
masa ini dapat dicapai kalau status pekerjaan dan social seseorang
sudah mantap.

2. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa


Sebagaimana keluarga membantu anak tertua dalam melepaskan diri,
orang tua juga membantu anak mereka yang lebih kecil agar mandiri. Dan
ketiga anak laki-laki atau perempuan yang “dilepas” menikah, tugas
keluarga adalah memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga yang baru lewat perkawinan dan menerima nilai-nilai dan gaya
hidup dari pasangan itu sendiri.
Tugas perkembangan dari dewasa awal adalah melakukan penyesuaian
diri dari transisi masa remaja ke masa dewasa, menyelesaikan pendidikan
mulai bertanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan secara mandiri,
mencari pekerjaan dan nafkah, mencari pasangan hidup dan membangun
keluarga baru (Hurlock, 2011)
Tugas perkembangan keluarga menurut Setiadi, 2008 hal 16 pada
tahap ini adalah:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
c. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anak
d. Berperan suami/istri, kakek/nenek

3. Perkembangan Sosial Fase Dewasa Awal


Menurut teori perkembangan yang telah dikemukakan (Feldman 2018)
masa usia menikah adalah usia dewasa awal yaitu antara 20-40 tahun.
Setiap tahap perkembangan pasti memiliki masa kritisnya, begitu pula
dengan masa dewasa awal. Dewasa awal memiliki kognitif dan fisik yang
berfungsi secara optimal serta dituntut untuk belajar menjadi individu
dewasa dari segi perilaku, pemikiran, dan bertanggung jawab sehingga
membutuhkan penyesuaian tugas-tugas orang dewasa.
Tahun-tahun awal masa dewasa, individu menghadapi krisis yang
disebut dengan quarterlife cricis yang dihadapkan dengan kesulitan
menyelesaikan pendidikan, mencari lapangan pekerjaan, memulai hidup
mandiri, menghadapi perpisahan dalam hubungan percintaan, dan
berulang kali kembali kegagalan yang dialami (Robinson & Wright, 2013)
Terdapat aspek-aspek kerja yang harus diperhatikan pada seseorang
yang telah memasuki dewasa awal diantaranya adalah usia, peran jenis
kelamin, perilaku dan ferfomance, dan bagaimana kecendrungan
pekerjaan dalam keluarga. Perkembangan fisik dewasa awal :
a. Dewasa muda sebagai masa transisi : Transisi fisik, transisi intelektual
transisi peran sosial
b. Aspek perkembangan fisik
1) Kekuatan dan energy, selepas dari bangku pendidikan tinggi,
seorang dewasa muda berusaha menyalurkan seluruh potensinya
untuk mengembangkan diri melalui jalur karir. Kehidupan karir,
sering kali menyita perhatian dan energy dari seorang individu. Hal
ini karena mereka sedang merintis dan membangun kehidupan
ekonomi agar benar benar mandiri dari orang tua. Selain itu,
mereka yang menikah harus memikirkan ekonomi keluarga. Oleh
karena itu, mereka memiliki energy yang tergolong luar biasa
seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asik dengan
pekerjaannya.
2) Ketekunan, untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis seseorang
harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan.
Ketika menemukan posisi kerja yang sesuai dengan minat,
bakat,dan latar belakang pendidikannya, mereka umumnya akan
tekun mengerjakan tanggung jawab pekerjaannya dengan
baik,ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam
meraih suatu karir pekerjaan. Karir yang cermelang akan
mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga yang baik pula,
sebaliknya bila karir yang suram kehidupan ekonomi seseorang
pun suram.
3) Motivasi, maksud nya dari motivasi disini ialah dorongan yang
berasal dari kesadaran diri sendiri untuk dapat meraih keberhasilan
dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain, motivasi yang
dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang memiliki
motivasi internal, biasanya ditandai dengan usaha kerja kelas tanpa
dipengaruhi lingkungan eksternal seseorang kan berkerja secara
tekun sampai benar benar mencapai tujuan yang diharapkan, tanpa
putus asa walaupun memperoleh hambatan atau rintangan dari
lingkungan eksternal.

c. Perkembangan kognitif dewasa muda awal


Masa perkembangan dewasa muda (Young Adulthood) ditandai
dengan keinginan mengaktualisasikan segala ide pemikiran yang
dimatangkan selama mengikuti pendidikan tinggi (Universitas atau
Akademi) mereka bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan
ekonomi yang tinggi (mapan). Karena itu mereka berlomba atau
bersaing dengan orang lain guna membuktikan kemampuannya.
Segala daya upaya berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan
yang selalu ditempuh dan diikuti sebab dengan keberhasilan itu, ia
akan meningkatkan harkat dan martabat hidup dimata orang lain.
Ketika memasuki dewasa muda, biasannya individu telah
mencapai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan
modal itu seorang individu akan siap menerapkan keahlian tersebut
kedalam dunia pekerjaaan. Dengan demikian individu akan mampu
memecahkan masalah secara sistematis dan mampu mengembangkan
daya inisiatif- kreatifnya sehingga ia akan memperoleh pengalaman
pengalam baru. Dengan pengalaman pengalaman tersebut akan
semakin mematangkan kualitas mentalnya.
4. Masalah kesehatan
a. Masalah fisologis dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai
masalah kesehatan utama minimum. Akatan gaya hidup mereka dapat
menepatkan mereka pada resiko penyakit atau kecactan selama masa
dewasa tengah atau akhir. Dewasa awal mungkin juga rentan secara
genetic terhadap penyakit kronis tertentu seperti diabetes mellitus dan
hiperkolesterolemia keturunan (Price dan Wilsom, 2005). Penyakit
corhn radang kronis pada usus halus lebih umum terjadi pada usia 15-
30 tahun. Insiden infertalitas juga meningkat pada masa sekarang yang
mempengaruhi 15-20% dewasa sehat lain, banayak klien infertile
merupakan dewasa awal ( Bobak dan Jensen, 1993).
1) Faktor Risiko, Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal
dari komunitas, gaya hidup dan riwayat keluarga. Factor risiko ini
mempunyai kategori sebagai berikut:
a) Kematian dan cedera karena kekerasan, kekerasan adalah
penyebab terbesar mortalitas dan morbilitas pada populasi
dewasa awal. Kematian dan cidera dapat terjadi karena serang
fisik, kecelakaan kendaraan bermotor, atau kecelakaan lain, dan
berusaha bunuh diri. Pengkajian factor yang mempredisposisi
kekerasan yang mengakibatkan cedera atau kematian yaitu:
kemiskinan, keretakan keluarga, penganiayan, pengabaian
anak. Penting sekali bila seorang perawat melakukan
pengkajian psikososial secara keseluruhan termasuk seperti:
pada prilaku, riwayat penganiayaan fisik, dan penyalahan zat,
pendidikan, riwayat pekerjaan, dan system pendukung social
untuk mengetahui factor risiko terhadap kekerasan personal dan
lingkungan.

b) Penyalahgunaan zat, penyalahgunaan zat langsung maupun


tidak langsung berperan terhadap mortalitas dan morbilitas
pada dewasa awal. Intoksikasi pada dewasa awal dapat
menyebabkan cedera berat dalam kecelakaan kendaraan
bermotor yang dapat mengakibat kan kematian atau kecacatan
permanen. Penyalahgunaan pada obat stimulant dan depresan
yang (upper) dapat menekan sistem kardiovaskuler dan
persyarafan yang dapat meluas sehingga menyebabkan
kematian.
Penyalahgunaan zat tidak selalu dapat di diagnosa khusus nya
pada tahap dewasa awal. Informasi yang penting mungkin di
peroleh dengan membuat pertanyaan yang spesipik tentang
masalah medis dimasa lalu, perubahan masukan makanan, pola
tidur atau masalah labilitas emosi.
c) Kehamilan yang tidak di inginkan, kehamilan yang tidak
direncanakan meskipun lebih umum terjadi pada masa remaja,
sebanyak 55% kehamilan terjsdi pada wanita dewasa awal dan
tengah (Alland Guttmacher Institute) kehamilan yang tidak
direncanakan dapat mempunyai efek fisik dan emosianal
jangka panjang pada masa dewasa awal. Kehamilan yang tidak
direncanakan adalah sumber stress yang berkelanjutan. Sering
kali dewasa awal yang mempunyai tujuan pendidikan, karir dan
mengutamakan perkembangan keluarganya. Gangguan pada
tujuan tersebut dapat mempengaruhi hubungan masa depan dan
hubungan dan orang tua anak nantinya.
d) Penyakit menular seksual (PMS), penyakit menular seksual
yaitu sifilis, klamidia, gonore, herpes genital dan AIDS.
Penyakit seksual menular mempunyai efek yang cepat seperti
keluar nya rabas, ketidaknyamanan dan infeksi. PMS juga
memicu gangguan kronis yang diakibatkan penyakit herpen
genital infertilitas, yang diakibatkan gonore atau kematian yang
disebabkan AIDS. Penyakit ini dapat terjadi pada orang yang
aktif secara seksual dan perkirakan hamper 2/3 kasus PMS
terjadi pada individu berusia antara 15-24 tahun.
e) Faktor lingkungan dan pekerjaan, faktor lingkungan dan
pekerjaan yang umum yaitu: paparan terhapan partikel udara
yang dapat menyebabkan penyakit paru dan kanker. Penyakit
paru yang termasuk silicosis yang berasal dari inhalasi bedah
atau debu silicon dan emfisema karena kanker disebakan
paparan tentang pekerjaan dapat menyerang paru, hati, otak,
darah atau kulit. Pertanyaan tentang paparan pekerjaan terhadap
bahan-bahan berbahaya harus menjadi bagian rutin pengkajian
perawat.

2) Gaya hidup
a) Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stress, kurang large dan
hygiene personal yang buruk meningkatkan risiko penyakit
dimasa depan. Riwayat keluarga seperti kardivaskular, ginjal,
endokrin, atau neoplastic meningkatkan risiko penyakit juga.
Peran perawat dalam meningkatkan kesehatan yaitu
mengindetifikasi faktor yang meningkatkan risiko masalah
kesehatan pada dewasa awal.
b) Merokok adalah faktor risiko penyakit paru, jantung dan
vaskuler yang diketahui dengan baik pada perokok dan orang
yang menghisap asap rokok. Inhalasi polutan rokok
meningkatkan risiko kanker, paru-paru, emfisema dan
bronchitis kronis.nikotin pada tembakau adalah vasokontritor
yang bekerja pada arteri coroner, dalam meningkatkan risiko
penyakit angina, infermiokard dan arteri coroner.
c) Stress lama meningkatkan wear and fear pada kapasitas adaptif
tubuh. Pola latihan dapat mempengaruhi status kesehatan.
Latihan yang dilakukan terus menerus meningkatkan frekuensi
nadi selama 15menit sampai 20menit 3x seminggu
meningkatkan fungsi kardiopulmonal dengan menurunkan rata-
rata tekanan darah dan denyut jantung, selain itu latihan
menurunkan kecenderungam mudah lelah dan insomnia,
ketegangan dan iritabilitas. Perawat harus melakukan
pengkajian muskulokeletal secara menyeluruh, termasuk
mobilitas sendi dan tonus otot, dan pengkajian psikososial
untuk meningkatkan toleransi terhadap stress dalam
menentukan efek-efek latihan.
d) Pada semua kelompok usia, kebiasan hygiene personal pada
dewasa awal dapat menjadi faktor risiko. Meminjamkan
peralatan makan dengan seseorang yang mempunyai penyakit
yang mudah menular meningkatkan risiko penyakit. Hygiene
gigi yang buruk meningkatkan risiko penyakit periodontal.
e) Riwayat penyakit dalam keluarga memepatkan dewasa awal
pada resiko berkembangnya penyakit pada masa dewasa tenah
atau dewasa atau dewasa akhir. Contohnya, seorang peria muda
yang ayahnya dan kakek dari ayahnya yang mempunyai infark
miokard (serangan jantung) pada usia 50-an mempunyai resiko
infark miokard dimasa depan. Adanya penyakit tertentu dalam
keluarga meningkatkan resiko bagi anggota keluarga terhadap
perkembangan penyakit itu. Resiko penyakit keluarga jelas
merupakan penyakit herediter.

3) Infertilitas
a) Infertilitas adalah ketidakmampuan konsepsi involunter pada
pria, wanita atau pasangan. Masalah utama kesehatan meliputi
masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua
mereka; masalah –masalah transisi peran bagi suami istri,
masalah orang yang memberikan perawatan (bagi orang tua
lanjut usia) dan munculnya kondisi kesehatan tingkat kolestrol
tinggi, obesitas dan tekanan darah tinggi, dan masalah gaya
hidup mendapatkan perhatian antara lain: kebiasaan minum,
merokok yang lama, dan praktek diet dan semakin lebih jelas.

5. Peran perawat dalam keluarga dengan tahap perkembangan anak


usia dewasa
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa
muda dengan orang tua merek; masalah masalah transisi peran bagi suami
istri, masalah orang yang memberikan perawatan (bagi orang tua lanjut
usia) dan munculnya kondisi kesehtan tingkat kolestrol tinggi, obesitas
dan tekanan darah tinggi keluarga berencana bagi remaja dan dewasa
muda tetap penting. Masalah manupous dikalangan wanita umum terjadi,
efek-efek yang dikaitkan dengan kebiasan minum, merokok yang lama
dan praktek diet semakin lebih jelas. Terkhir, perlunya strategi promosi
kesehatan dan “gaya hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota
keluarga yang dewasa (Feldman, 2018):
a. Memberikan pendidikan konseling pada keluarga.
b. Merawat orang tua lanjut usia dengan keluarga bermasalah lain.
c. Mengkaji kebutuhan permasalahan keluarga dan berupa
menanggulanginya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat, selain keluarga itu juga
mempunyai tahap perkembangan salah satu nya keluarga dengan anak
dewasa. Kondisi keluarga usia dewasa anak telah meninggalkan rumah atau
sudah menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan usia ini ini
adalah mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua, lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan
perkawinan.

B. Saran
1. Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan
sifat empati bukan simpati, dan mengetahui tugas perkembangan keluarga
khususnya keluarga dengan anak usia dewasa.
2. Keluarga
Keluarga memahami tugas perkembangan khusus nya pada keluarga
dengan usia dewasa pertengahan dan mampu mengaplikasikan nya
terhadap keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistiyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan

Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jhonson L & Lenny R. 2010. Keperawatan Keluarga Plus Askep Keluarga.

Yogyakarta: Nuha medika

Setiadi. 2008. KOnsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan

Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Santrok John W. 2011. Perkembangan Anak Edisi 7 Jilid 2. (Terjemahan: Sarah

Genis B). Jakarta: Erlangga

Hurlock, E.B. 2011. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Feldman, R.S. 2018. Development Across the Life Span: Eight Edition. England:

Pearson Education Limited

Robinson, O.C., &Wright, G.R.T. 2013. The prevalence, types and perceived

outcomes of crisis episodes in early adulthood and midlife: a structured


retrospective-autobiographical study. Internasional Journal of Behavioral

Development 37 (50: 407-416

Price, SA, Wilson, LM. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Proses Penyakit.

Volume 2 Ed/6. Hartanto H, Susi N, Wulansari P , Mahanani DA, Editor,

Jakarta EGC ;2005 BAB 53, Penyakit Serebrovaskular; Hal 1106-1129

Anda mungkin juga menyukai