Asuhan Keperawatan Miomektomy Fajar
Asuhan Keperawatan Miomektomy Fajar
T
DENGAN MIOMEKTOMY
Disusun Oleh
FAJAR SIDIK
15824
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Rahim merupakan jaringan otot yang kuat terletak di pelvis minor diantara
kandung kemih dan rectum. Dinding belakang dan dinding depan Rahim dan bagian atas
Rahim tertutup peritoneum. Sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung
kemih. Untuk mempertahankan posisinya rahim disangga oleh beberapa ligamentum,
jaringan ikat dan parametrium. Dinding rahim terdiri dari tiga lapisan:
Peritoneum
Peritoneum meliputi dinding rahim bagian luar dan menutupi bagian uterus, peritoneum
merupakan penebalan yang diidi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe serta urat syaraf.
Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari 3 lapisan : lapisan luar, dalam dan tengah.
Lapisan luar berbentuk cup melengkung dari fundus uteri menuju ligamentum. Lapisan
dalam berasal dari osteum tuba uteri sampai osteum uteri internum. Lapian tengah
terletak antara 2 lapisan tersebut, membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim.
Lapisan tengah di tembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot
ini membentuk angka delapan, sehingga saat kontraksi pembuluh darah terjepit rapat,
dengan demikian perdarahan dapat terhenti.
Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar
endometrium. Variasi tebal tipisnya fase pengeluaran lender endometrium ditentukan
oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Kedudukan uterus dalam tulang
panggul ditentukan oleh otot rahim sendiri, otot tonus ligamentum yang menyangga dan
tonus otot–otot dasar panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah ligamentum
latum, ligamentum rotundum, dan ligamentum infundibulum pelvicum.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari penyusunan makalah ini
6. Mengetahui efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien
KONSEP DASAR
A. Medis
1. Deefinisi
Miomektomi adalah pengambilan mioma saja tanpa
2. Etiologi
namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa mioma
uteri terjadi tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada “Cell
pendukung terjadinya mioma adalah: wanita usia 35-45 tahun, hamil pada
pencetus dari terjadinya mioma uteri adalah adanya sel yang imatur.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga
Estrogen.
tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma
miometrium normal
Progesteron
Hormon Pertumbuhan
Estrogen.
uteri, yaitu :
Umur
tahun.
Paritas
Lebih sering terjadi pada nulipara atau pada wanita yang relatif
mempengaruhi.
3. Manifestasi Klinis
• Nyeri
• Konstipasi
4. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium, darah lengkap, urin lengkap, gula darah, tes fungsi hati,
Tes kehamilan.
Mioma Uteri
Kontraksi otot
uterus
Syok Hipovolemik
Kematian
7. Pathway miomektomy
miomektomy
Akumulasi
Intoleransi Resti Infeksi Gangguan Rasa Sekret
Aktifasi Nyaman Nyeri meningkat
Syok
Hipovolemik,
kurang volume
cairan
8. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengumpulan Data.
Usia :
Keluhan Utama
Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis operasi adalah rasa
yang perlu
dikaji pada rasa nyeri tersebut adalah :
1. Lokasi nyeri
2. Intensitas nyeri
4. Kwalitas nyeri.
5. Riwayat Reproduksi
Haid
Data Psikologi.
perasaan kewanitaan.
Perasaan seksualitas dalam arti hubungan seksual perlu ditangani.
Status Respiratori
anaestesi general.
Tingkat Kesadaran
syok.
Status Urinari
Status Gastrointestinal
Fungsi gastrointestinal biasanya pulih pada 24-74 jam setelah
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar
Pemeriksaan dalam
Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat
Pre operasi:
tindakan operasi.
Post Operasi:
setelah operasi .
tindakan operasi.
Pre Operasi
mengurangi nyeri
tindakan operasi.
Tujuan :
a). Pasien paham terhadap proses penyakit atau operasi dan harapan
operasi.
Kriteria Hasil :
pemecahan masalah.
pasien.
Post Operasi
Tujuan:
Intervensi:
analgetik
mengurangi nyeri.
mempertahankan ventilasi.
dalam.
Rasional : Untuk mengefektifan jalan nafas
setelah operasi .
Tujuan :
Kritria Hasil :
pasien.
tindakan operasi.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
tindakan.
tindakan.
LAPORAN KASUS
Ilustrasi Kasus
Pasien dating ke kamar operasi tanggal 29 july 2020 pada pukul 15.00 dari ruang perawatan,
pasien atas nama Ny. R dengan P1A0 direncanakan pukul 17.00 operasi histerektomi atas
indikasi mioma uteri oleh dokter I SpOG. Pasien langsung diantar oleh petugas kamar
perawatan Zr. U menggunakana brankard dan dipindahkan ke ruangan persiapan. Tim kamar
operasi menghubungi tim operasi untuk memgingatkan 1 jam sebelum operasi, pasien
selanjutnya perawat kamar operasi melakukan operan dengan perawat ruangan. Pasien telah
di inform konsen untuk persetujuan tindakan dan anastesi, pasien tersedian persediaan daran
Pasien dipasang infus 2 line taka Nacl 0.9 % 30tpm, taki RL 20 tpm, akral dingin,
Time out dilakukan oleh Br. F 15 menit sebelum operasi dimulai, Saturasi 99%
dengan tekanan darah 100/60 mmHg, HR : 70 x/menit, nadi teraba lemah, akral dingin.
Dr.Anastesi menginstruksikan untuk pemberian cairan tetesan cepat RL serta tranfusi. Pukul
19. 00 WIB operasi di mulai dengan spinal anastesi oleh dr. N SpaN. Pada 30 menit pertama
intra operasi Operator mulai melakukan prosedur histerektomi dengan memotong bagian
Pasien mengalami perdarahan total 500cc, pengeluaran urine 250cc dan in take cairan
meringis. dr. N span menginstruksikan untuk memberikan obat tramadol 3x1 dalam RL 500
cc dengan tetesan 20 tpm, fentanyl 50 mcg diberikan secara iv, 25 mcg dicampur RL 500cc
20 tpm.
ASUHAN KEPERAWATAN HISTEREKTOMI
I. Pengkajian
Tanggal Pengkajian: 29 July 2020
Identitas Pasien
Nama : Ny T
Tanggal Lahir : 04/02/1987
Usia : 33 tahun
Suku : jawa, Indonesia
Alamat : kp. Lebak. rt 001/009. no 32, Kel. rawa rengas,kec. kosambi
II. Anamesa
a. Pra Operasi
- Keadaan umum : Sakit sedang
- Kesadaran : Compos Mentis
- GCS :E:4M:6V:5
- Tanda-tanda vital :
TD: 130/80 mmHg
HR: 70x/menit
nadi teraba lemah dalam
- TB : 150cm BB : 53 kg
- Golongan Darah : B Rhesus : Positif
- Asesmen Nyeri : Ada
- Status mental : Orientasi
- Riwayat penyakit pasien : mioma uteri
- Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
- Indikasi operasi : mioma Uteri
- Jenis Operasi : miomektomy
- Keluhan utama : Pasien mengatakan lemas dan pusing
- Pengobatan saat ini : Tidak ada
- Alat bantu yang digunakan : Tidak ada
- Operasi sebelumnya : miomektomy
- Komplikasi operasi / anestesi yang lalu : tidak ada
- Alergi : Tidak ada
- Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 2-3 pembalut/sehari
Warna darah : merah
Sifat darah : encer
Dismenore : tidak
Teratur/tidak : tidak
Flour albus : tidak
HPHT : lupa
- Riwayat Penyakit Pasien
Jantung : tidak ada
Hepatitis : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
Gangguan siklus haid : tidak ada
DM : tidak ada
TBC : tidak ada
Asma : tidak ada
Tumor : tidak ada
Kanker : tidak ada
- Riwayat Penyakit Keluarga
Jantung : tidak ada
Tumor : tidak ada
Kanker : tidak ada
Gangguan siklus haid : tidak ada
DM : tidak ada
Hepatitis : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
TBC : tidak ada
- Status Perkawinan
Menikah 1 kali
- Riwayat Persalinan yang lalu
Laki-laki / normal / 3100 gr / 50 cm / bidan
- Pemeriksaan Kebidanan
perdarahan pervaginam 500 cc
- Pemeriksaan Penunjang
USG Kebidanan
Terdapat miom di rahim
Laboratorium
Hb: 9,3 g/dl dari hb awal 5 g/dl
Leukosit : 15100 /ul
Hematokrit : 32.0 %
Trombosit: 313.000 /ul
Gol.darah: B (+)
Pemeriksaan Fisik
Dalam
batas Jika tidak dalam batas normal, jelaskan!
normal
√
√ Perdarahan pervaginam
√
Sign In
2. Informed consent Ya
3. Tindakan bedah Ya
4. Tindakan anasthesi Ya
8. Pulse oximeter Ya
9. Iv line Ya
N : 80x/m
S : 36.5 C
RR : 20x/m
sediadaah
PRC
500cc
1. Time out : Ya
24. Tanda – tanda vital : TD: 110/70 – 100/60 mmHg, N: 60 - 70x/mnt, RR: 20x/mnt, S
:36,5oC TB : 150 BB : 50 kg
ANALIS DATA
PRE OPERATIF
pusing Kekurangan
Volume cairan
DO : TD : 110/70 mmHg
N : 70 x/m
S : 36.5 C
RR : 20x/m
Hb : 7
Hipovolemik
Do :pasien tampak pucat,
perdarahan 90cc
Perfusi Jaringan
N : 70 x/m
S : 36.5 C
RR : 20x/m
Hb : 7
akan dilakukan
elektromedik
aktivitas
Ds : kaki sulit untuk digerakan
nyeri 6
1. Pre-Operatif
2. Intra operatif
elektromedik
3. Pasca Operatif
kontuinitas jaringan
D Diagnosa Tanggal Tujuan Kriteria hasil Rencana Tgl
X Keperawat ditegaka tindakan teratasi
an n& dan
nama nama
perawat perawat
I Syok 29/07/20 Teratasi Pasien Kaji keluhan 29/07/20
Hipovole 20 setlah tampak segar pasien 20
mik Zr. N dilakukan Tanda – Obs TTV Zr. N
berhubung tindakan tanda vital Beri
an dengan 1x 24 jam dalam batas oksigenasi
perdarahan normal yang cukup
Pasien kolaborasi
mengatakan untuk
sudah tidak pemberian
pusing dan cairan
lemas parenteral
berkurang penkes
tentang
kebutuhan dan
pentingnya
nutrisi
Libatkan
keluarga
dalam proses
keperawatan
Kolaborasi
dengan DPJP
untuk therapy
syok
II Resti 29/07/20 Teratasi Menunjukka - Kaji keluhan
Kurang 20 setelah n pasien
Volume Zr. N dilakukan keseimbanga - Obs ttv
Cairan tindakan n cairan - Membantu
selama dengan untuk mika
1x24 jam parameter miki
- Melibatkan
keluarga
kolaborasi
III Ganguan 29/07/20 Teratasi Tidak terjadi - kaji keluhan 29/07/20
Perfusi 20 setelah hipoksia pasien 20
Jaringan dilakukan - obs ttv Zr. N
tindakan - memberi
selama oksigen
3x24 jam - kolaborasi
pemberian
cairan
parenteral
- kolaborasi
apemberian
teraphy
IV Kupeng 29/07/20 Teratasi Menyata - Kaji 29/07/20
keluarga 20 Setelah kan tingkat 20
berhubung dilakukan kesiapan kecemas Zr. N
an dengan tindakan operasi an
tidak keperawat Keluarg keluarga
mengetahu an 1x 24 a pasien
i tentang jam tampak (gelisah,
proses tenangl menolak
penyakit Keluarg )
dan a pasien - mengaja
prosedur tidak rkan
operasi bertanya Teknik
yang akan -tanya relaksasi
dilakukan lagi - gunakan
tentang sumber
penyakit sumber
nya bahan
pengajar
an sesuai
keadaan
- pengajar
an pra
operasi
secara
individu
tentang
pembata
san dan
prosedur
pra
operasi
- informas
i kepada
pasien
keluarga
atau
orang
terdekat
tentang
rencana
prosedur
tindakan
PEMBAHASAN
Pada BAB ini membahas mengenai kesenjangan yang ada pada teori dari kasus yang di
peroleh dalam “Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny.T Dengan Tindakan Histerektomi”.
A. Patoflow
Pada tahap ini dalam operasi miomektomy antara teori dan kasus terdapat kesenjangan. Yaitu
pada patoflow di teori terdapat 7 diagnosa yang terbagi pada 3 bagian, yaitu pada pre operasi
terdapat diagnose keperawatan resti kurang volume cairan, syok hipovolemik, gangguan
perfusi jaringan, ansietas. Pada bagian intra operasi terdapat diagnose keperawatan resiko
cidera, pada bagian postoperasi terdapat 2 diagnosa keperawatan yaitu gangguan rasa nyaman
nyeri, intoleransi aktivitas,dan kurang pengetahuan. Sedangkan pada kasus ini terdapat 8
diagnosa yang terbagi pada pre, intra, dan post operasi. Dimana dari patoflow teori yang
dapat diangkat ada 3 diagnosa yaitu pada pre operasi adalah resti kurang volume cairan, syok
hipovolemik, gangguan perfusi jaringan dan kupeng keluarga. Bagian intra operasi adalah
resiko cidera intra operatif, dan pada bagian post operasi adalah intoleransi aktivitas,
gangguan rasa nyaman nyeri Sedangkan pada bagian post operasi hanya dapat diambil 3
diagnosa dari 4 diagnosa dimana data lainnya tidak cukup untuk menunjang dalam diagnose
tersebut.
B. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap ini penyebab operasi miomektomy antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan
yang disebabkan adanya mioma uteri. Etiologi yang terdapat pada teori dan kasus tidak ada
kesenjangan. Pemeriksaan diagnostik yang terdapat pada teori dengan kasus seperti
pemeriksaan darah dan USG kehamilan: terdapat cairan mioma uteri uterus. Sedangkan yang
terdapat pada teori tidak terdapat dalam kasus yaitu foto BNO/IVP, Histerografi, laparoskopi,
tes kehamilan dan D&C karena pada pasien ini tidak di indikasikan.
intraoperative, dan postoperative. Antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan, Pada bagian
intraoperative antara kasus dan teori sudah sesuai yaitu klien dilakukan pemasangan alat-alat
elektromedik, seperti pemasangan cauter dan monitor. Pada bagian postoperative antara teori
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan terdapat pada teori 7 diagnosa, sedangkan pada kasus terdapat 8
diagnosa. Diagnosa yang ditemukan pada belum sesuai dengan teori yaitu munculnya
diagonsa syok hipovolemik pada preoperative dikarenakan pasien sudah perdarhan sehingga
dilakukan histerektomi dan kurangnya pengetahuan keluarga terhadap proses penyakit dan
elektromedik, bersihan jalan nafas berhubungan dengan efek sekunder anastesi, nyeri
adanya referensi yang cukup menunjang untuk tegaknya diagnosa tersebut. Sedangkan faktor
D. Perencanaan Keperawatan
Pada tahap perencanaan penulis membuat prioritas masalah yaitu resti kurang volume cairan
berhubungan dengan perdarahan, tujuan dan kriteria hasil dan perencanaan pada kasus sudah
sesuai. Pada diagnosa kedua yaitu syok hipovolemik penatalaksanaan dan prosedur operasi
tujuan dan criteria hasil dan perencanaan sudah sesuai. Pada diagnose ketiga gangguan
perfusi jaringan sudah sesuai, pada diganosa keempat cemas sudah sesuai dengan teori,
diagnose kelima resti cidera berhubungan dengan pemasangan alat elektomedik tujuan dan
kriteria hasil dan perencanaan pada kasus sudah sesuai dengan teori. Pada diagnosa keenam
intoleransi aktivitas berhubungan dengan efek sekunder anastesi,tujuan dan kriteria hasil dan
perencanaan pada kasus sudah sesuai dengan teori. Pada diagnosa ketujuh gangguan rasa
nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan,tujuan dan kriteria hasil
Faktor pendukung pasien dan keluaraga sangat kooperatif sehingga dalam membuat
perencanaan sesuaia dengan masalah yang ada di pasien dan adanya literatur kepustakaan
ditemukan.
E. Pelakasanaan Keperawatan
rencana asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang diberikan pada pasien
dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang dimiliki oleh klien
berdasarkan
ilmu keperawatan dan ilmu lainnya yang terkait. Seluruh perencanaan tindakan yang telah
Dalam implementasi askep intra operasi, masalah dapat langsung dinilai dan masalah
langsung teratasi. Tidak semua perencanaan dapat diimplementasikan dengan baik, dan
implementasi yang dilakukan hanya tergambar rutinitas tidak menggambarkan lima aspek
yang ada di perencanaan. Saran untuk perawat di lapangan diharapkan perawat melakukan
implementasi sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, dan menggambarkan 5 aspek
implementasi.
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan
menunjukkan apakan tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian atau
belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu dikaji, direncanakan, dilaksanakan
dan dinilai kembali. Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan timbal balik rencana
keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah ditetapkan lebih dulu.
Adapun evaluasi dari tindakan keperawatan diatas adalah karena tindakan yang dilakukan
hanya 1x1 jam dan 1x1 jam, maka tujuan keperawatan dapat tercapai.
BAB V
PENUTUP
1) Kesimpulan
Miomektomi adalah pengambilan mioma saja tanpa pengangkatan uterus.
Apabila wanita sudah dilakukan miomektomi kemungkinan dapat hamil sekitar 30-50%.
Dan perlu disadari oleh penderita bahwa setelah dilakukan miomektomi harus
dilanjutkan histerektomi.
2) Saran
Sebelum dilakukan tindakan operasi histerektomi sebaiknya dilakukan inform
konsen yang jelas tentang proses penyakit dan prosedur tindakan, sehingga pasien
dan keluarga paham dan mengerti.
Beri kesempatan kepada pasien dan keluarga pada saat inform konsen tindakan
operasi histerektomy untuk mengajukan pertanyaan.
LAMPIRAN
SPO