Anda di halaman 1dari 2

Review Fakta dan Proposisi

Oleh: Ning Qurrotu A’yun (18010803)


Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran

Dalam analisis logis terdapat masalah yang dipecahkan terkait putusan (judgement),
keyakinan (belief), dan pertanyaan (assertion). Adapun faktor objektif pandangan paling
sederhana hanya ada satu faktor satu proposisi, yang mungkin dapat benar atau salah dimana
pandangan ini pernah dipercayai oleh Tuan Russell. Secara singkat menurut pandangan
Russell, sebuah putusan tidak memiliki objek tunggal, tetapi relasi berlipat antara faktor
pikiran dan objek yang banyak, yang dapat kita sebut sebagai konstituen proposisi yang
diputuskan.
Fakta merupakan sesuatu yang tertangkap panca indra manusia atau data keadaan
nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Sebuah frase yang bermula dengan
fakta bukanlah sebuah nama dan sebuah deskripsi, karena bukanlah nama ataupun deskripsi
dari konstituen asli sebuah proposisi, sehingga sebuah proposisi tentang “fakta aRb” harus
dianalisis kedalam proposisi aRb, dan beberapa pro-posisi lebih lanjut tentang a, R, b dan
analisis kognisi dalam artian relasi ke fakta tidak dapat diterima sebagai analisis terakhir.
Dengan begitu, sebuah putusan tidak memiliki satu objek tetapi banyak objek, yang mana
faktor mental terhubung secara ganda. Tidak ada alasan untuk mengandaikan relasi ganda
sederhana, karena hal tersebut dapat saja berasal dari kombinasi relasi ganda antar bagian-
bagian faktor mental dan objek yang berbeda.
Proposisi merupakan kalimat logika yang mana pernyataan tentang hubungan antara
dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau sala. Ada yang mengartikan proposisi
sebagai ekspresi verbal dari putusan yang berisi pengakuan atau pengingkaran sesuatu
terhadap sesuatu yang lain yang dapat dinilai benar atau salah, ada juga yang menyimpulkan
bahwa sebuah putusan tidak memiliki objek tunggal, tetapi relasi berlipat antara faktor
pikiran atau mental dan objek yang banyak, yang dapat disebut sebagai konstituen proposisi
yang diputuskan. Namun, terdapat pandangan alternatif untuk mempertahankan bahwa
sebuah putusan memiliki objek tunggal yang sebaiknya dipertimbangkan terlebih dahulu.
Fakta dan proposisi beragumen bahwa masalah kebenaran tidak lebih dari kekacauan
linguistik yang muncul karena ketidak mampuan bahasa sehari-hari untuk mengekspresikan
kebenaran, sehingga diperlukan pendekatan pragmatis untuk menjelasakan sikap meyakini
dan makna ucapan dengan selalu merujuk ke peran kausal dari sikap tersebut.

Anda mungkin juga menyukai