Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Konsep Dasar Pola Asuh

1. Pola Asuh
Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan
anak-anaknya. Sikap tersebut meliputi cara orang tua memberikan peraturan
kepada anaknya dan memberikan kasih sayang dan perhatian. Pola asuh sebagai
suatu perlakuan orangtua dalam rangka memenuhi kebutuhan, memberi
perlindungan dan mendidik anak dalam kesehariannya. (Yusuf, 2013:45 ).
Dalam kegiatan pemberian pengasuhan ini, orang tua akan memberikan
perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap
keinginan anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai,
dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar
akan diresapi, kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya (Desmita,
2013:64).
Mengasuh anak orang tua tidak hanya mampu mengkomunikasikan fakta,
gagasan, dan pengetahuan saja, melainkan membantu mengembangkan
kepribadian anak (Hurlock, 2013).
Menurut Soetjiningsih (2013), kebutuhan dasar anak untuk tumbuh
kembang, secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar, antara lain :
a. Kebutuhan fisik-biomedis (“ASUH”)
Pola asuh orang tua terhadap anak meliputi :
1) Pangan/ gizi merupakan kebutuhan terpenting.
2) Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan bayi/ anak yang teratur, pengobatan jika sakit, dll.
3) Papan/ pemukiman yang layak.
4) Higiene perorangan, sanitasi lingkungan.
5) Sandang. Serta kesegaran jasmani.
b. Kebutuhan emosi/kasih sayang (“ASIH”)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan
selaras antara ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin
tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kasih
sayang orang tua baik dari ayah maupun ibu menciptakan ikatan yang erat
dan kepercayaan dasar ( basic trust).

c. Kebutuhan akan stimulasi (“ASAH”)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar

(pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini

mengembangkan perkembangan mental psikososial : kecerdasan,

keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral,

, dan sebagainya. dapar membahagiakan dan membanggakan

orang tua yang telah susah payah membesarkannya dengan cina dan kasih.
Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap masalah yang

dihadapi, padahal disisi lain remaja merupakan generasi penerus bangsa,

calon pemegang estafet kepemimpinan bangsa di masa yang akan datang.

Pola asuh orangtua turut membentuk dasar kepribadian seseorang, apakah

akan menjadi seorang yang yang memiliki kepribadian yang kokoh atau

rapuh sehingga mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap stresor

(Suwanto, 2009).
2. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Orang tua yaitu orang yang bertanggung jawab kepada seluruh


keluarganya. Orang tua juga menentukan kemana keluarga akan dibawa dan
apa yang harus diberikan untuk anak-anak supaya dapat bertanggung jawab
pada dirinya sendiri, ia masih tergantung dan sangat memerlukan bekal dari
orang tuanya sehingga orang tua harus mampu memberikan bekal kepada
anaknya.
Keluarga merupakan tempat untuk pertama kalinya seorang anak
mendapatkan pendidikan maupun peraturan-peraturan yang harus diikutinya
yang mendasari anak untuk melakukan hubungan sosial dengan lingkungan
yang lebih luas. Namun dengan adanya perbedaan latar belakang,pendidikan,
pengalaman, dan kepentingan dari orang tua maka terjadilah cara mendidik
anak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1088) bahwa “pola
adalah sistem, model, atau cara kerja”, Asuh adalah “menjaga, merawat,
mendidik, membimbing, membantu, melatih, dan sebagainya” Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2008:96). Sedangkan arrti orang tua menurut Nasution dan
Nurhalijah (1986:1) “Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab
dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-
hari disebut sebagai bapak dan ibu.” Gunarsa (2000:44) mengemukakan
bahwa “Pola asuh tidak lain merupakan metode atau cara yang dipilih pendidik
dalam mendidik anak-anaknya yang meliputi bagaimana pendidik
memperlakukan anak didiknya.” Jadi yang dimaksud pendidik adalah orang
tua terutama ayah dan ibu atau wali.

3. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua

1. Pola Asuh Otoriter


a. Bentuk-Bentuk pola asuh orang tua
Menurut Baumrid (1971) dalam John W. Sandtrock (2013:167)
menjelaskan tiga bentuk pola asuh orang tua dalam mendidik dan memberikan
metode disiplin kepada anak yaitu;
1. Pengasuhan otorian yaitu gaya yang membatasi dan
menghukum,dimana orang tua mendesak anak untuk mengikuti
arahan mereka dan menghormati pekerjaan mereka. Orang tua
yang otoriter menerapkan batas kendali yang tegas pada anak dan
mengurangi perdebatan verbal. Anak dari orang tua yang otoriter
sering kali tidak bahagia, ketakutan, minder ketika
membandingkan diri dengan orang lain tidak mampu memulai
aktivitas dan memiliki kemampuan komunikasi yang lemah.
2. Pengasuhan otoritatif yaitu mendorong anak untuk bisa mandiri
namun masih menerapkan batas kendali pada tindakan mereka
tindakan memberi dan menerima dimungkinkan, dan orang tua
bersikap hangat dan penyayang terhadap anak. Anak yang
memiliki orang tua otoritatif sering kali ceria, bisa mengendalikan
diri dan mandiri,dan berorientasi dalam prestasi, mereka cenderung
untuk mempertahankan hubungan yang ramah dengan teman
sebaya , bekerja sama dengan orang dewasa dan bisa mengatasi
stress dengan baik.
3. Pengasuhan permisif (pengasuhan yang mengabaikan) adalah gaya
pengasuh yang ditandai oleh tuntutan rendah dengan responsif tinggi. Orang tua yang
permisif cenderung sangat mrncintai, tapi sedikit memberi panduan atau aturan
kepada anakanya.
4. Pengasuhan yang menuruti adalah gaya pengasuhan dimana orang
tua sangat terlibat dengan anak, namun tidak terlalu menuntut atau
mengontrol mereka. Orang tua macam ini membiarkan anak
melakukan apa yang ia inginkan.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh otoriter


Setiap orang mempunyai sejarah sendiri – sendiri dan latar
belakang yang seringkali sangat jauh berbeda. Perbedaan ini sangat
memungkinkan terjadinya pola asuh yang berbeda terhadap anak.
Menurut Maccoby & Mc loby ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu:
a. Sosial ekonomi
Lingkungan sosial berkaitan dengan pergaulan yang dibentuk
oleh orang tua maupun anak dengan lingkungan sekitarnya. Anak
yang sosial ekonaminya rendah cenderung tidak melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau bahkan tidak pernah
mengenal bangku pendidikan sama sekali karena terkendala oleh
status ekonomi.
b. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan dengan sengaja
terhadap anak didik oleh orang tua agar ia menjadi dewasa. Latar
belakang pendidikan orang tua dapat mempengaruhi pola pikir
orang tua baik formal maupun non formal kemudian juga
berpengaruh pada aspirasi atau harapan orang tua kepada anaknya.

c. Nilai-nilai agama yang dianut orang tua


Nilai – nilai agama juga menjadi salah satu hal yang penting yang
ditanamkan orang tua kepada anaknya dalam pengasuhan yang
mereka lakukan sehingga lembaga keagamaan juga turut berperan
didalamnya.
d. Kepribadian
Dalam mengasuh anak rang tua tidak hanya mampu
mengkomunikasikan fakta, gagasan dan pengetahuan saja,
melainkan membantu menumbuh kembangkan kepribadian anak
(Riyanto, 2002)
e. Jumlah anak
Dalam keluarga jumlah anak dapat mempengaruhi pola asuh yang
diterapkan orang tua. Karena semakin banyak jumlah anak dalam
keluarga, maka ada kecenderungan bahwa orang tua tidak begitu
menerapkan pola pengasuhan secara maksimal pada anak karena
perhatian dan waktunya terbagi antara anak yang satu dengan anak
yang lainnya, (Okta Sofia, 2009).

c. Pola asuh orang tua otoriter


1. pengertian pola asuh orang tua otoriter

Menurut Sri Lestari (2012:48-49) pola asuh otoriter merupakan


pola asuh orang tua yang selalu berusaha mengontrol,
membentuk,mengevaluasi perilaku dan tindakan anak supaya sesuai
dengan aturan.

Menurut Juntika (2013:115) orang tua yang otoriter yaitu orang


tua yang hanya sedikit menampilkan keramahan dan disiplin yang
keras menggunakan batasan gaya menghukum dan menuntut
anaknya mengikuti petunjuk orang tua.

d. Aspek-aspek pola asuh otoriter

1. Aspek batasan perilaku (behavioral guidelines )

Dalam aspek ini, orang tua sangat kaku dan memaksa. Cara
yang digunakan untuk memaksakan petunjuk-petunjuk perilaku
tersebut melalui cara-cara diktator,seringkali memakai hukuman
yang berlebihan atau keras dan diluar kemampuan anak untuk
menjalankan hukuman tersebut.

2.Aspek kualitas hubungan emosional orang tua anak

Gaya pengasuhan ini bisa mempersulit perkembangan


pendekatan antara orang tua dan anak. Pendekatan yang didasari oleh
saling menghormati dan satu keyakinan pada orang tua bahwa anak
mempunyai kapasitas untuk belajr mengontrol dirinya dan bisa
membuat keputusan melalui petunjuk-petunjuk perilaku dan kapasitas
kognitif yang mereka miliki.
3.Aspek perilaku mendukung
Dalam aspek ini perilaku orang tua di tunjukkan mengontrol
anaknya daripada mendukung anaknya agar mereka mampu untuk
berfikir memecahkan masalah. Orang tua juga melarang anaknya,
berperilaku negative dan memberi hukuman. Jadi orang tua lebih
memberi perintah daripada menjelaskan untuk melakukan sesuatu dan
menyelesaikan masalah.
4.Aspek tingkat konflik orang tua-anak

Cara berlebihan tanpa pendekatan yang nyata dan rasa saling


menghormati akan memunculkan pemberontakan pada anak. Dengan
bahasa lain pengasuhan ini bisa menimbulkan banyak konflik antara
orang tua dengan anak sekalipun hal tersebut tidak ditunjukkan sera
terang-terangan.

e. Dampak pengasuhan otoriter pada anak


1. Harga diri
Kemungkinan yang terjadi pada anak yaitu gagal mengakui
individualitas mereka. Sehingga anak-anak menderita harga diri
rendah karena menganggap dirinya tidak berperan penting.
2. Kepercayaan diri
. Anak-anak dengan orangtua otoriter sering mengambil
keputusan sepihak tanpa kompromi dengan anak. Anak pun akan
gagal mengakui keinginan karena insting mereka selalu
dikendalikan. Mereka juga tidak percaya dengan kemampuan diri
mengambil keputusan penting.
3. Menang sendiri
Orang tua otoriter selalu menetapkan panduan dan aturan agar anak
mengikutinya tanpa mempertanyakan baik dan buruknya. Bila
mereka gagal melakukan sesuatu biasanya dikenakan hukuman.
Anak-anak pun terbiasa untuk harus unggul dalam kegiatan di luar
sekolah atau di lingkungan
4. Kepatuhan
Dengan cenderung dibatasi individualitasnya, anak-anak akan
selalu mengikuti perintah orangtua tanpa keraguan. Mereka tidak
mampu berhadapan dengan situasi stres dan tidak bisa
mengekspresikan diri.
5. Kesepian
Sementara orang tua sibuk merumuskan pedoman, sehingga
anaknya merasa kesepian dan menarik diri. Kemudian anak
menjadi pendiam dan menutup diri.

f. Ciri-ciri pola asuh otoriter


1. Aturan dari orang tua harus diikuti oleh anak
2. Orang tua tidak mempertimbangkan pendapat anak
3. Selalu berusaha memaksakan kehendaknya pada anak
4. Adanya kontrol yang ketat dan kaku dari orang tua
5. Anak harus berperilaku sesuai aturan yang diterapkan orang tua

Anda mungkin juga menyukai