Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TUGAS AKHIR
Oleh :
TUGAS AKHIR
Oleh :
Oleh :
RIKA RIKADA 4311101064
Disusun dengan:
1. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
2. Tidak melakukan pamalsuan data
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau
tanpa ijin pemilik
Jika kemudian terbukti terjadi pelanggaran terhadap pernyataan di atas, maka saya
bersedia menerima sanksi apapun termasuk pencabutan gelar akademik.
Lembar penyataan ini juga memberikan hak kepada Politeknik Negeri Batam
untuk mempergunakan, mendistribusikan ataupun memproduksi ulang seluruh
hasil Tugas Akhir ini.
Rika Rikada
NIM. 4311101064
II
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis yang berjudul “PERANCANGAN LABORATORIUM
BROADCASTING STUDI KASUS STASIUN TELEVISI POLITEKNIK NEGERI
BATAM” dengan
baik dan lancar. Penulis sadar bahwa selesainya karya tulis ilmiah ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, karena-Nya saya telah diberikan kehidupan dan dapat
menyelesaikan Tugas akhir ini.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat setiap
hari.
3. Ari Wibowo, M.T selaku Koordinator Tugas Akhir D4 Teknik Multimedia
dan Jaringan Politeknik Negeri Batam.
4. Meyti Eka Apriyani, M.T selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan dan saran, serta bimbinganya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini..
5. Sandi Prasetyaningsih, S.ST selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan arahan serta bimbinganya kepada penulis.
6. Semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu per satu yang turut
membantu kelancaran dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini tak lepas dari kesalahan dan
kekurangan dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu
penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna
kesempurnaan karya tulis ini.
iv
ABSTRACT
The reformation in 1998 in Indonesia, led to changes in legislation, one of which
is the law on broadcasting. With the publication of UU RI No.32 Yr. 2002, the
existence of this legislation finally become legal basis which makes the television
as the new paradigm in order to support the process of democratization in
Indonesia broadcasting. The content of this legislation in one set and require every
region in Indonesia to raise and develop the potential of each area through the
medium of television.
Politeknik Negeri Batam already has lab broadcasting used to bolster one of the
courses of Multimedia Networking prodi. But haven't been able to support the
learning process as well. Starting from the tools used, the interior design of the
room and the settings are. It is in this final assignment will be carried out
laboratory research how to design a television station that is capable of supporting
the learning process as well.
The design is based on the results of the review directly contributes in the form of
surveys and the collection of instances-related institutions. So this design resulted
in a proposal for a basic step in mind (Basic), which became the cornerstone of
conceptual planning and design of the laboratory of television stations in Batam
State Polytechnic.
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 2
I.3 Tujuan Masalah.................................................................................. 2
I.4 Batasan Masalah................................................................................. 2
I.5 Sistematika Penulisan......................................................................... 3
X
Gambar 3.32 Filter pada tower utama Batam TV..........................................52
Gambar 3.33 Tower utama Batam TV...........................................................52
Gambar 3.34 Diagram Teknis Penyiaran pada tower utama Batam TV........53
Gambar 3.35 Ruangan Studio siaran Politeknik Negeri Batam.....................54
Gambar 3.36 Ruangan Studio siaran Politeknik Negeri Batam.....................56
Gambar 3.37 Denah Luas Ruangan Studio (m) – Tampak Atas…................58
Gambar 3.38 Layout Ruangan Studio – Tampak Atas….............................59
Gambar 3.39 Layout Ruangan Studio – Tampak Samping...........................60
Gambar 3.40 Model Bisnis Sistem Siaran TV Digital Teresterial di
Indonesia..................................................................................62
Gambar 4.1 Rancangan Sistem Pengolahan Konten di Studio Stasiun
TV Politeknik Negeri Batam......................................................64
Gambar 4.2 Rancangan Sistem Penyiaran Stasiun TV Politeknik Negeri
Batam – Sistem Analog…..........................................................67
Gambar 4.3 Rancangan Sistem Penyiaran Stasiun TV Politeknik Negeri
Batam – Sistem Digital...............................................................69
Gambar 4.4 Antik Technology - Juice Encoder EN 4900.............................70
Gambar 4.5 Sistem Tranmisi dari Studio ke Multiplexer..............................72
Gambar 4.6 Ukuran Ruangan Studio (m) - Tampak Atas.............................78
Gambar 4.7 Rancangan Layout Ruangan Studio - Tampak Atas..................79
Gambar 4.8 Rancangan Layout Ruangan Studio - Tampak Samping...........80
Gambar 4.9 Rancangan Layout Ruangan Editing - Tampak Atas.................81
Gambar 4.10 Rancangan Layout Ruangan Kontrol - Tampak Atas..............81
Gambar 4.11 Rancangan Layout Ruangan Editing & Ruang Kontrol –
Tampak Samping......................................................................82
Gambar 4.12 Rancangan Layout Studio (3D) - Tampak Atas.......................83
Gambar 4.13 Rancangan Layout Area Perekaman (3D) - Perspektif............84
Gambar 4.14 Rancangan Layout Area Perekaman (3D) - Perspektif............85
Gambar 4.15 Rancangan Layout Ruangan Kontrol (3D)- Tampak Atas.......86
Gambar 4.16 Rancangan Layout Ruangan Kontrol (3D)- Perspektif............86
Gambar 4.17 Rancangan Layout Ruangan Kontrol (3D)- Tampak Atas.......87
Gambar 4.18 Rancangan Layout Ruangan Editing (3D) - Tampak Atas......88
Gambar 4.19 Rancangan Layout Ruangan Editing (3D) – Perspektif...........89
Gambar 4.20 Rancangan Layout Ruangan Editing (3D) – Perspektif...........90
DAFTAR TABEL
1
Di Indonesia sudah banyak instansi pendidikan formal maupun non formal
yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang Penyiaran Radio dan
Televisi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan terhadap tenaga teknis
penyiaran akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman menuju era
digital.
Politeknik Negeri Batam sudah memiliki laboratorium broadcasting yang
digunakan untuk menunjang salah satu matakuliah dari prodi Multimedia &
Jaringan. Namun belum mampu menunjang proses belajar dengan baik. Mulai
dari alat-alat yang digunakan, desain interior ruangan dan penataannya. Maka
dalam tugas akhir ini akan dilakukan riset bagaimana merancang sebuah desain
laboratorium stasiun televisi yang mampu menunjang proses belajar dengan
memanfaatkan kantor Batam TV sebagai obyek riset.
Dalam mendesain, tentu banyak hal yang harus diperhatikan. Salah satu hal
yang paling penting adalah tema. Mulai dari negara, budaya, dan sebagainya.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan
berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset,
pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.
Tujuan penelitian dalam tugas akhir ini adalah tersusunnya usulan langkah
pokok pikiran (dasar) sebagai suatu landasan konseptual perencanaan dan
perancangan desain laboratorium stasiun televisi di Politeknik Negeri Batam.
Stasiun televisi adalah tempat dimana gambar dan suara hasil rekaman
diolah dan kemudian dipancarkan melalui pemancar untuk dapat diterima oleh
televisi-televisi di berbagai tempat dalam jarak tertentu. Stasiun televisi juga
merupakan tempat untuk menerima gelombang yang mengirimkan gambar
dan suara untuk kemudian dipancarkan kembali agar dapat diterima oleh
televisi-televisi di tempat lain dalam jarak tertentu. [1]
Stasiun Televisi merupakan tempat kerja yang sangat kompleks yang
melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor
gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling
berintraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang
sebaik mungkin. [9]
Yang dihasilkan dari stasiun televisi adalah siaran terlevisi. Siaran
televisi adalah merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial, dan
dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun
secara singkat, padat, efektif. Visual lebih banyak menekankan pada bahasa
gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan
daya jangkau siaran, kualitas suara, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan
serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah. Dramatikal
berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan
oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan. [9]
Berdasarkan uraian di atas maka dapat didefinisikan bahwa siaran
televisi adalah suatu pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan sistem
lensa, suara, dan menghasilkan gambar yang bergerak dan berisikan suatu
informasi yang beranekaragam yang dapat diterima oleh setiap kalangan
masyarakat.
II.3.1 Batam TV
Di Kota Batam sendiri sudah ada stasiun televisi lokal. Salah satunya
adalah Batam TV. Sebagai kota yang terus berkembang, Kota Batam dijadikan
sebagai pusat perkembangan daerah industri, maka kehadiran stasiun televisi lokal
Batam TV dapat digunakan sebagai media promosi dan layanan masyarakat yang
efektif. Batam TV juga merupakan anak perusahaan dari Jawa Pos dan Batam Pos
Group yang merupakan Koran terbesar di Batam maupun Kepualauan Riau. Saat
ini jangkauan siar Batam TV sudah mencakup seluruh area Kepri, Singapura
hingga Johor Bahru Malaysia. Kekuatan daya pancar saat ini adalah 5 KW
dipancarkan di Channel 51 UHF dan terus melakukan pengembangan untuk
semakin memperluas jangkauan siarnya.
Sebagai kota yang terus berkembang, Kota Batam dijadikan sebagai pusat
perkembangan daerah industri, maka kehadiran stasiun televisi lokal Batam TV
dapat digunakan sebagai media promosi dan layanan masyarakat yang efektif.
Sadar dengan perkembangan tersebut Batam TV yang saat ini berkantor di
Kompleks Gedung Graha Pena Batam dengan kekuatan pemancar 2 kilo mampu
menjangkau pemirsa di Kota Batam dengan penduduknya kurang lebih 700.000
jiwa, Kota Tanjung Pinang 250.000 jiwa, Tanjung Uban/Lobam 150.000 jiwa,
Kab. Karimun 180.000 jiwa, bahkan Batam Tv juga dapat diterima dinegara
tetangga Singapura dengan penduduk 2.000.000 jiwa dan Johor Baru Malaysia
yang berpenduduk jurang lebih 450.000 jiwa. Jumlah penduduk ini akan terus
bertambah sejalan dengan bertambahnya sejumlah perusahaan dan industri
besaryang beroperasi di Propinsi Kepualauan Riau. Saat ini sejumlah perusahaan
yang sudah lama beroperasi dan industri-industri itu akan terus meningkat
kapasitas produksinya. Tak mengherankan bila Batam menjadi kota tujuan pencari
kerja dari seluruh penjuru tanah air. Perkembangan itu makin pesat setelah
Kepulauan Riau resmi menjadi Propinsi lepas dari Propinsi Riau tahun 2004.
Indikator lain yang menunjukkan kota ini akan terus berkembang adalah
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 % yang melebihi pertumbuhan ekonomi
nasional dan juga faktor keamanan yang merupakan sarat mutlak untuk investasi
terus terjaga. Dengan perkembangan tersebut Batam TV memiliki sejumlah
program yang dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk Kepulauan
Riau sudah disiapkan, Batam TV yang mengudara sejak Januari 2002 saat ini
mengudara mulai 14.00-hingga 23.00. Sesuai dengan tuntunan broadcast, Batam
TV juga memiliki tenaga-tenaga profesional, 12 orang diantaranya juga adalah
wartawan yang sudah berkecimpumg di dunia cetak hingga 5 tahun. Selain itu
semua tenaga sudah mengikuti pendidikan broadcast dari TV Nasional selama 1
bulan dan Pelatihan dari PJTV UI Jakarta. Batam TV juga merupakan anak
perusahaan dari Jawa Pos dan Batam Pos Group yang merupakan Koran terbesar
di Batam maupun Kepualauan Riau.
UTV atau Urban TV Batam adalah salah satu televisi lokal berjaringan
SINDO TV & MNC Group. Stasiun televisi ini berdiri sejak tahun 2011 di kota
Batam. Urban TV mengudara dan dapat disaksikan lewat channel 61 UHF yang
menjangkau daerah di provinsi Kepulauan Riau yakni Kota Batam, Kota
Tanjungpinang, Kabupaten Bintan dan Kabupaten Karimun. UTV lahir sebagai
jawaban atas kebutuhan akan konten lokal masyarakat Kota Batam. Sebagai
televisi yang berada di propinsi perbatasan Indonesia dengan Singapura, UTV
menghadirkan program-program yang ikut meningkatkan kesadaran dan kecintaan
terhadap NKRI. UTV menghadirkan program news, hiburan dan musik. UTV
dapat bersaing tidak hanya dengan televisi lokal di Batam, tetapi juga televisi
nasional disana.
URBAN TV mengudara selama 18 jam dari pukul 06:00 hingga pukul
00:00 pagi, dengan konten lokal selama 4 jam. Tayangan konten lokal URBAN
TV mencangkup 60% news lokal kepulauan Riau dan 40 persen Non News
( Musik daerah, Budaya Lokal dan Religi ).
Dengan hadirnya UTV di tengah masyarakat Batam dan sekitarnya
diharapkan mampu menjadi media komunikasi yang efektif dalam mendukung
pembangunan di Batam.
Jenis televisi yang paling sering digunakan adalah televisi penyiaran, yang
dibuat berdasarkan sistem penyiaran radio yang dikembangkan sekitar tahun
1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi untuk
memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang televisi. [8]
Penyiaran TV disebarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam
jalur frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 megahertz. Kini gelombang TV
juga sudah memancarkan jenis suara stereo ataupun bunyi keliling di banyak
negara. Hingga tahun 2000, siaran TV dipancarkan dalam bentuk gelombang
analog. Sistem televisi yang dipakai di teknologi analog ini adalah PAL, NTSC,
SECAM. [8]
Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi
analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita
frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan teknologi digital adalah 1 : 6.
Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu kanal
transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan teknik
multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus
untuk program yang berbeda. [8]
TV digital ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi
sesuai dengan lingkungannya. Sinyal digital dapat ditangkap dari sejumlah
pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan
TV digital dapat diperluas. TV digital memiliki peralatan suara dan gambar
berformat digital seperti yang digunakan kamera video. [8]
Terdapat tiga standar sistem pemancar televisi digital di dunia, yaitu
televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial (DVB-T) di
Eropa, dan layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang.
Semua standar sistem pemancar sistem digital berbasiskan sistem pengkodean
OFDM dengan kode suara MPEG-2 untuk ISDB-T dan DTV serta MPEG-1 untuk
DVB-T. Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat fleksibel dan
memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan sistem seluler. ISDB-T terdiri
dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan ISDB-S untuk tranmisi melalui
satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem dengan lebar pita 6,7MHz dan
8MHz. Fleksibilitas ISDB-T dapat dilihat dari mode yang dipakainya, dimana
mode pertama digunakan untuk aplikasi seluler televisi berdefinisi standar
(SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima seluler dan SDTV atau televisi
berdefinisi tinggi (HDTV) beraplikasi tetap, serta mode ketiga yang khusus untuk
HDTV atau SDTV bersistem penerima tetap. Semua data modulasi sistem
pemancar ISDB-T dapat diatur untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM.
Perubahan mode ini dapat diatur melalui apa yang disebut kontrol konfigurasi
transmisi dan multipleks (TMCC). [8]
Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat diterima menggunakan
antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV kabel digital), dan
piringan satelit. Alat serupa telepon seluler digunakan terutama untuk menerima
frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H. Siaran televisi digital juga
dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai
televisi protokol internet (IPTV). [8]
2. Gambar dan suara dengan kualitas jauh lebih baik dan prima.
Spektrum frekuensi radio adalah sumber daya alam yang terbatas dan
tersedia berupa kelompok frekuensi yang disediakan untuk keperluan komunikasi
dan penyiaran. Frekuensi itu sendiri adalah gelombang elektromagnetik yang
dihasilkan oleh suatu pembangkit frekuensi dari sebuah sistem peralatan
pemancar, yang berfungsi untuk membawa informasi suara, gambar, dan data.
i. 54 ~ 68 MHz
Tabel 2.6 Pengkanalan Frekuensi Radio untuk TV Siaran Digital Teresterial Band IV
Ruangan ini dilengkapi meja dan kursi siar serta dekorasi ruang yang
mendukung estetika, sistem penerangan studio, mic jepit (Clip On) dan beberapa
kamera TV studio. Ruangan ini didesain kedap suara dan berdampingan dengan
ruang pengendali dan dibatasi dengan kaca yang hanya dapat dilihat atau tembus
pandang dari ruang pengendali sehingga sutradara/ produser dapat mengamati
secara langsung jalannya rekaman /siaran.
4. Audio Input
Alat yang digunakan Batam TV untuk merekam suara adalah Mic
Wireless dan Clip On Wireless. Namun saat siaran berlangsung yang sering
digunakan adalah Clip On. Batam TV menggunakan Clip On merk ECM 112
6B dan tect ECM-88.
2. Audio Mixer
Pengaturan suara dilakukan menggunakan audio mixer, yang
tidak hanya mengatur volume tinggi rendahnya suara yang dihasilkan
tapi meliputi berbagai kepentingan audio secara keseluruhan. Batam
TV menggunakan audio mixer merk Eurodesk MX 2442 A.
4. Character Generator
Biasa juga disebut dengan CG atau Chargen, berfungsi untuk
membuat serta menampilkan title, sub title. Serta grafik yang
dibutuhkan dalam tayangan produksi acara televisi. Ada yang
berbentuk keyboard yang dihugungkan langsung ke vision mixer, ada
juga berbentuk satu unit komputer yang berdiri sendiri yang dapat
dihubungkan ke vision mixer. Yang dipakai oleh Batam TV berupa
satu set komputer yang terhubung ke switcher.
7. Equalizer
Equalizer adalah alat yang dapat digunakan untuk menyamakan
suara speaker mendekati sumber aslinya atau mengembalikan suara
speaker seperti suara aslinya. Atau dapat dibilang digunakan untuk
memperbaiki kualitas suara keluaran di speaker dengan cara
mengatur frekuensi tertentu. Batam TV menggunakan equalizer
merk DOD 23I Series II – Graphic Equalizer.
2. Komputer Dubbing
Komputer ini merupakan komputer yang digunakan untuk merekam suara
yang nantinya akan digunakan pada editing akhir untuk konten video yang
ditayangkan. Komputer ini dilengkapi dengan microphone dan mixer agar
dapat mendapatkan suara yang baik.
3. Komputer Server
Komputer ini merupakan komputer tempat menyimpan file video yang
sudah siap ditayangkan ataupun video yang baru akan di edit. Semua video
dari wartawan ataupun dari acara off air akan di simpan pada komputer server.
Komputer ini saling terhubung dengan komputer lainnya melalui jaringan
LAN yang dapat memudahkan tim editing untuk mengambil bahan untuk di
edit.
Pada acara off air, hasil input video dan audio akan terleih dahulu
disimpan dikomputer server. Setelah naskah produksi keluar, baru dapat
dilangsungkan proses editing. Hasil editing akan disimpan kembali di
komputer server yang dapat diakses oleh komputer program siaran. oleh
komputer yang memiliki program pengatur siaran. Setelah video siap
disiarkan, maka akan diteruskan ke microwave pengirim untuk ditransmisikan
dan akan dikirim melalui antenna yang akan mengirim signal ke microwave
penerima. Setelah itu baru disiarkan melalui antenna pemancar utama.
2. Microwave Receiver
Microwave ini berfungsi menerima gelombang siar yang
ditangkap oleh antenna receiver yang kemudian akan diteruskan ke
exciter yang akan mengolah data suara dan gambar. Batam TV
menggunakan microwave merk Screen Service Italy SCB 32
Microwave Links.
Gambar 3.27 Micro wave pada tower utama Batam TV
3. Exciter
Exciter berfungsi mengolah data suara dan gambar dan kemudian
disalurkan ke power amplifier sebelum langsung dikirimkan ke tower
utama. Pada exciter sendiri terdapat 2 alat, yaitu modulator dan driver.
Modulator merupakan alat yang memproses data suara dan gambar
yang masuk dan driver berfungsi untuk menggabungkan data suara dan
gambar tersebut dan kemudian menyalurkannya ke power amplifier.
Batam TV menggunakan exciter merk DB Broadcast 5W/10W/20W
Exciter, modulator merk DB Bbroadcast VAM 01/DV, dan driver
merk DB Broadcast KSU 25.
4. Power Amplifier
Power Amplifier merupakan penambah daya kirim signal yang
memungkinkan pancaran dari tower utama lebih luas.Batam TV
mempunyai 3 power amplifier yang masing-masing memberikan daya
1500W, sehingga pemancar mampu menyiarkan sampai jarak 5KW.
Batam TV menggunakan power amplifier merk DB Broadcast KD
1500.
5. Filter
Filter berfungsi untuk menyaring data suara dan gambar yang
sebelumnya sudah di proses oleh exciter dan power amplifier sebelum
dipancarkan oleh tower utama. Selain itu filter berfungsi
mempertahankan frekuensi yang sudah diatur untuk Batam TV, yaitu
51 UHF. Agar tidak bertabrakan dengan frekuensi signal TV lainnya.
Batam TV menggunakan filter produk DB Electronica.
Ruangan ini sudah dilengkapi meja dan kursi serta beberapa alat penyiaran
seperti mixer audio, switcher atau mixer video, beberapa kamera, dan lighting.
Namun belum semua alat yang dibutuhkan dalam penyiaran ada dalam ruangan
studio ini. Ruangan ini di desain kedap suara namun belum tertata rapi, mulai dari
pembagian ruang, penyusunan layout alat-alat siaran yang berpengaruh pada
proses penyiaran.
Tabel 3.1. Daftar Alat-alat Studio Siaran Stasiun TV Politeknik Negeri Batam
Mic
3 Sound Kit Rode 2
Condenser
4 Sound Kit Yamaha CL1 Yamaha 1
AVID C24,
AVID
HDX,WFM
5 Sound Kit AVID 1
7200,
Komputer
MAC
Editing Textronix
6 Textronik 1
Kit MTX 100B
Remote
Editing Operation
7 Panasonic 1
Kit Panel AK-
HRP200
Panasonic
Editing
8 Live Switcher Panasonic 1
Kit
AV-HS410
Editing Textronix
9 Textronix 1
Kit WFM 5200
HD/SD
Editing
10 Recorder Datavideo 1
Kit
(HDR-60)
Lighting
Tronic
11 Lighting Tronic (Lead 3
(Orange)
Eco)
Adtec Router
+ media HUB
Support Adtec,
15 & Panasonic 3
Tools Panasonic
Camera
Control Unit
Dari diagram blok pada Gambar 4.13 di atas, dapat dijelaskan tentang
siapa penyelenggara penyiaran televisi digital terestrial dan apa fungsinya di
dalam rantai nilai (value chain) penyelenggaraan penyiaran televisi digital
terestrial di Indonesia sebagai berikut:
Status stasiun TV analog yang saat ini ada adalah sebagai Penyelenggara
Program Siaran. Sehingga stasiun televisi yang saat ini memiliki infrastruktur
sendiri dan Izin Stasiun Radio (ISR) tidak perlu memiliki keduanya pada saat
penerapan sistem penyiaran televisi digital. [14]
Dengan model bisnis tersebut di atas perlu diatur hubungan kerja antar
entitas badan usaha yang menjalankan masing-masing fungsinya untuk menjamin
pemancarluasan konten atau program siaran yang bebas masalah dan menjamin
kompetisi yang sehat antar penyelenggara. Hubungan Kerja yang perlu diatur
antara lain:
1. Penyedia Jaringan/ Transmisi harus menyediakan jangkauan wilayah
siaran (coverage area) yang diminta oleh Penyelenggara Program Siaran
atau Penyelenggara Multipleksing.
2. Penyedia Jaringan/ Transmisi/ Fasilitas diharuskan menyediakan kualitas
penghantaran aplikasi penyiaran sesuai kesepakatan yang tertuang di
dalam kontrak antara Penyelenggara Jaringan/ Transmisi dan
Penyelenggara Multipleksing.
3. Penyedia Jaringan/ Transmisi dan Penyelenggara Multipleksing harus
berlaku adil dengan mengenakan biaya sewa jaringan yang sama kepada
para Penyelenggara Program Siaran dalam penghantaran aplikasi
penyiaran kepada masyarakat. Pemerintah perlu mengatur penerapan
harga tertinggi (ceiling price) untuk sewa kapasitas saluran, jaringan,
dan perangkat transmisi.[14]
BAB IV
PERANCANGAN SISTEM
Berikut ini adalah penjelasan cara kerja dalam rancangan sistem penyiaran
digital pada stasiun televisi Politeknik Negeri Batam :
1. Proses siaran akan dimulai dari studio. Semua materi siaran yang telah
siap akan disusun dalam program siaran. Maka setelah itu, semua data
suara dan gambar akan di convert oleh encoder. Encoder merupakan
sistem kompresi pada teknologi penyiaran televisi digital terestrial.
Kompresi adalah suatu konversi data ke suatu format yang membutuhkan
bit yang lebih sedikit. Kompresi dilakukan supaya data dapat disimpan
atau ditransmisikan secara lebih efesien. Standarisasi encoder di Indonesia
adalah menggunakan MPEG-2.
Tabel 4.1 merupakan rekomendasi Encoder yang telah tersertifikasi oleh
Kemenkominfo :
Tabel 4.1 Rekomendasi Encoder yang telah Tersertifikasi Kemenkominfo
PLG
Nomor Customer Perangkat Merk & Model Expired
ID
DATACOMM Antik Technology
30075/SDPPI/2013 2406 DIANGRAHA, Encoder - Juice Encoder 2016.07.19
PT. EN 4900
Sumber: Kemenkominfo – Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi
Dan berikut ini merupakan fitur dan spesifikasi dari Antik Technology -
Juice Encoder EN 4900 :
Fitur Utama
Dukungan 8AV,1 ASI Input
Mendukung format MPEG2 encoding
Mendukung format PAL, NTSC
Dukungan maksimal 108Mbps ASI input
0.8Mbps~20Mbps setiap saluran
Dukungan resolusi D1, HD1, 2/3D1, 3/4D1
Mendukung fungsi multiplexer
Dukungan ASI and IP output
Dukungan Keyboard and LCD operation
Memperbaharui perangkat melalui port NMS
Spesifikasi
Tabel 4.2 Spesifikasi Antik Technology - Juice Encoder EN 4900
Resolution PAL: 720×576_50i, 704×576_50i,
640×576_50i, 320×288_50i, 176×288_50i,
176×144_50i
Resolution NTSC: 720×480_60i,
544×480_60i, 352×480_60i, 320x240_60i,
176x240_60i, 176x120_60i
Video Encoding: MPEG-2 MP@ML
Bit-rate: 0.125Mbps~19Mbps each channel
Rate Control: CBR/VBR
GOP Structure: IPPPP, IBPBP, IBBPB,
IBBBP.
Advanced Pretreatment: De-interlacing, noise
reduction, sharpening
LCD/keyboard operating, NMS supporting
System Function English control interface
Ethernet software upgrade
8 CVBS inputs , BNC interface
8 pairs unbalanced stereo audio input, BNC
Input
interface
1 ASI input, BNC interface
2*ASI output, BNC interface
MPTS over UDP, 10/100Base-T Ethernet
Stream Output
interface (UDP uni-cast /multicast), 8 SPTS
(optional)
Encoding: MPEG1 Audio Layer 2 LC-
AAC,HE-AAC
Audio
Sampling rate: 32 KHz, 44.1 KHz, 48KHz
Bit-rate: 32Kb/s¬—384Kb/s each channel
1 ASI input multiplexed with local 8 channels
Multiplexing
of TS
Dimension (W× L× H):
482mm×455mm×44mm
Interfaces on rear panel Approx weight: 4kg
Power: AC 100V-220V±10%, 50/60Hz
Consumption: 17.6W
Sumber: http://www.antiktech.com/
ALTERNATIF
No KEUNGGULAN KELEMAHAN
TRANSMISI
1 Studio Memudahkan Ketersediaan kanal frekuensi
Transmission pemilihan lokasi terbatas.
Link (STL) studio sepanjang Perizinan memakan waktu
tidak ada hambatan dan relative kompleks.
(obstacle). Selalu terbuka kemungkinan
Dapat melayani terjadinya distorsi kualitas
lokasi manapun audio dan video yang
sepanjang tersedia dipancarkan akibat berbagai
kanal frekuensi. gangguan seperti cuaca,
obstacle dan lain
sebagainya.
Biaya perizinan dan
pengoperasian relative
mahal.
2 Fiber Optic (FO) Kualitas audio dan Tidak semua lokasi stasiun
video yang dikirim yang dipilih telah memiliki
stabil dan bagus. jaringan FO.
Biaya lebih efisien. Lokasi studio harus berada
Jaringan di kota-kota di wilayah yang memiliki
besar sudah tersedia. jaringan FO agar dapat
transmisi ke multiplexer.
Sumber: Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam
3. Pada sistem digital, setiap stasiun televisi hanya akan berfungsi sebagai
penyedia konten siaran. Sistem transmisi akan dipegang oleh
penyelenggara jaringan/transmisi. Atau multiplexer bisa bertindak sebagai
penyedia jaringan/transmisi. Pada sistem digital, exciter atau alat transmisi
yang digunakan adalah model Digital Exciter. Digital Exciter berfungsi
mengolah data suara dan gambar dan kemudian disalurkan ke power
amplifier sebelum langsung dikirimkan ke tower utama. Pada exciter
sendiri terdapat 2 alat, yaitu modulator dan driver (up-converter).
Modulator merupakan alat yang memproses data suara dan gambar yang
masuk. Di Negara Indonesia , standard penyiaran Digital yang diterapkan
pemerintah mulai tahun 2012 tersebut mengadopsi standard penyiaran
digital terestrial DVB-T2. Penyiaran digital terrestrial tersebut sama
dengan penyiaran TV analog yang masih ada hingga sekarang ini, yaitu
menggunakan frekuensi radio VHF/UHF, namun bedanya hanya pada
format kontent yang dikemas secara digital. Driver (up-converter)
berfungsi untuk menggabungkan data suara dan gambar tersebut dan
kemudian menyalurkannya ke power amplifier.
Untuk exciter, salah satu merk yang sudah tersertifikasi oleh
Kemenkominfo adalah merk DB Electronica Telecomunicazioni SpA –
Italy.[19] Dan produk DB yang sudah mendukung DVB-T2 adalah DM/04
- Analog & Digital, Dual Mode Multistandard TV Modulator. [20] Selain
itu, rekomendasi exciter lainnya dapat menggunakan NEC DM-4200
Series Analog/DVB-T/T2 Exciter.
Dan untuk pemancar, salah satu merk yang banyak digunakan tv nasional
adalah merk Rohde & Schwarz. Produk dari Rohde & Schwarz sudah ada
yang mendukung format digital DVB-T. contohnya adalah R&S
NH/NV/8600 Series. Spesifikasi dari produk tersebut akan dipaparkan
dalam Lampiran 2.
Berdasarkan roadmap Kominfo mengenai digitalisasi penyiaran, siaran
televisi di Indonesia direncanakan seluruhnya beroperasi dengan sistem digital
pada tahun 2018. Dalam praktiknya, digitalisasi menjadi alternatif solusi untuk
mengatasi keterbatasan dan inefisiensi pada penyiaran analog, baik radio maupun
televisi. Efisiensi dan optimalisasi yang paling nyata dalam penyiaran di antaranya
adalah kanal siaran dengan jumlah yang lebih banyak dan infrastruktur penyiaran,
seperti menara pemancar, antena, dan saluran transmisi yang masing-masing
cukup menggunakan satu alat untuk banyak siaran. Di sisi lain, karena format
digital kaya akan transformasi data dalam waktu bersamaan, maka digitalisasi
televisi dapat meningkatkan resolusi gambar dan suara yang lebih stabil, sehingga
kualitas penerimaan oleh penonton akan lebih baik. Tabel 4.4 merupakan daftar
frekuensi yang bisa digunakan oleh stasiun televisi Politeknik Negeri Batam pada
sistem penyiaran digital.
Tabel 4.4 Frekuensi Sistem Digital untuk Stasiun TV Politeknik Negeri Batam
Uniden
GMR3040-2CKHS,
Handy Talky
Weather-resist, up to
48Km
KREZT K 2380 L -
Clip Mic/ Clip
Wireless Clip-on
On (Wireless)
Microphone
Video Brilliance
Belden 1505A HDTV
Cable
precision video cable
4.5ghz
Shibasoku DS303C
Hardware Digital TV Signal
Generator
Teleview TLV400s
Hardware
Digital TV Receiver
Tektronix DTV
Hardware Monitor RFM300
ATSC/8-VSB
Tektronix RSA3303B
Hardware Real-Time Spectrum
Analyzer
NEC DM-4200
Hardware Series
Analog/DVB- T/T2
Exciter
Rohde and Schwarz,
Hardware Transmitter Control,
R&S NetCCU 800
Rohde and Schwarz,
Hardware Digital Exciter
R&S SX800
Pemancar DVB-T
Harware Rohde and Schwarz,
NH/NV 8600 Series
Antik Technology -
Hardware Juice Encoder EN
4900
Denah ukuran studio stasiun televisi Politeknik Negeri Batam ini dibuat
dengan melakukan pengukuran langsung di studio. Gambar 4.6 adalah tampilan
denah studio stasiun televisi Politeknik Negeri Batam:
Gambar 4.6 Ukuran Ruangan Studio (m) - Tampak Atas
IV.2.2 Perancangan Antarmuka Layout Studio dalam Bentuk 2 Dimensi
AREA PEREKAMAN
RUANG KONTROL
RUANG EDITING
V.1 KESIMPULAN
V.2 SARAN
92
[15] Nuryanto, Lilik Eko. 2014. ”Mengenal Teknologi Televisi Digital”. Politeknik
Negeri Semarang.
[16] Setiawan, Denny. 2004. ”Prinsip Perencanaan Frekuensi TV Siaran di
Indonesia”. Direktorat Kelembagaan Internasional. Ditjen Postel-Dephub.
[17] 2002. ”Undang-Undang No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran”. Presiden
Republik Indonesia.
[18] 2003. ”Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 76 Tahun 2003 Tentang
Rencana Induk (Master Plan) Frekuensi Radio. Penyelengaraan
Telekomunikasi Khusus untuk Keperluan Televisi Siaran Aanalog pada Pita
Ultra High Frequency (UHF)”. Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
[19] Kemenkominfo, Sertifikasi alat dan Perangkat Telekomunikasi Online, diakses
pada 31 Maret 2015, https://sertifikasi.postel.go.id/
[20] DB Broadcast, Multistandard TV Modulator, diakses pada 2 April 2015,
www.dbbroadcast.com
LAMPIRAN 1
Pertanyaan
Jawaban
1. Memang benar untuk di Kota Batam sudah penuh. Tapi masih ada
kemungkinan lain, yaitu membuat TV Komunitas. Untuk TV Komunitas,
akan menggunakan kanal sekunder, dikarenakan untuk kanal utama di
daerah Kota Batam dan beberapa daerah kepri lainnya sudah penuh terisi.
Hanya tinggal di Kabupaten Natuna yang masih kosong. Namun apabila
ingin menggunakan frekuensi milik Kabupaten Natuna, proses kerja siaran
akan lebih rumit, dengan kata lain prosesnya menjadi dua kali kerja.
2. Sesuai keputusan Kementerian Kominfo, pada tahun 2018 semua system
penyiaran televisi akan beralih ke sistem digital. Namun semua sudah
dimulai dari sekarang. Kepri merupakan daerah pertama diluar Jawa yang
mulai beralih ke sistem digital. Pada sistem digital, aka nada penyedia
94
multiplexing (multiplexer) yang berfungsi sebagai pusat utama penyiaran.
Penyedia konten hanya perlu menyetor konten siaran kepada penyedia
multiplexing untuk disiarkan. Di Kepri akan terdapat 4 penyedia
multiplexing, yaitu 2 di Kota Batam, 1 di Tg.Pinang, dan 1 di Tg.Uban. Di
sistem digital 1 frekuensi memungkinkan dapat menyiarkan sampai
dengan 12 channel.
3. Menurut saya, sangat baik apabila stasiun televise Politeknik Negeri
Batam menjadi TV Komunitas, dikarenakan belum ada TV Komunitas di
Kota Batam. Selain itu, stasiun televisi Politeknik Negeri Batam tidak
dapat menjadi tv komersil dikarenakan masih di bawah naungan pihak
pemerintah. Dan apabila sudah menjadi TV Komunitas, stasiun televisi
Politeknik Negeri Batam dapat bergabung dengan TVRI (Televisi
Republik Indonesia) yan menjadi salah satu penyedia multiplexing pada
system digital di Kota Batam. TVRI merupakan stasiun televisi milik
Negara.
Tata Cara Persyaratan Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran
Sumber : Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kepulauan Riau
1. Pengajuan Proposal
a. Lembaga Penyiaran mengajukan Proposal Permohonan ke KPID
b. KPID (Bidang Perizinan) melakukan pengecekan kelangkapan data
administrasi selama 7 hari kerja.
- KPID menyurati Lembaga Penyiaran untuk melengkapi kalau ada
kekurangan berkas permohonan selama 7 hari kerja.
c. KPID (Bidang Isi Siaran) melakukan pengecekan kelengkapan persyaratan
program siaran, berdasarkan pada Pedoman Prilaku Penyiaran Program
Siaran (P3SPS) selama 7 hari kerja.
d. Menteri yang dibantu oleh Pemerintah Daerah yang dalam hal ini diwakili
oleh Kominfo Daerah melakukan pemeriksaan kelengkapan persyaratan
administrasi dan data teknik penyiaran.
Video Parameters:
Audio Parameters:
Technical Characteristic in Digital Mode
DVB-T/H Mode:
ISDB-T/TB mode:
ATSC Mode:
DAB Mode:
Inputs:
RF Outputs:
IF Outputs:
Precorrections:
Monitoring Outputs:
General Characteristic
Control Interfaces:
Power:
Environmental:
Mechanical:
Spesifikasi NEC DM-4200 Series Analog/DVB-T/T2 Exciter
Video:
Audio:
Metering, Alarms, Power supply, General Operating Conditions:
Transmitter:
Receiver:
Intermediate Frequency
General
Video Performance
Audio Performance
Video
Audio
Operating condition
Power Supply
Mechanical
Option