Anda di halaman 1dari 2

KASUS 9

Nama : Nn. (S)


Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
Status perkawinan : Belum kawin
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : Kelas IV SD
Ruang rawat : Ruang E
Klien mengatakan sedang berbicara dengan teman laki-lakinya yang telah
meninggal.
Menurut ibu angkat klien yang merupakan kakak klien perempuan
yang nomor tiga, saat sakitnya kambuh dirumah klien sering bicara dan
tertawa sendiri sambil tiduran atau duduk menyendiri, kadang-kadang klien
tampak sedih dan tiba-tiba menangis bila ditanya ada apa klien tidak
menjawab hanya diam saja. Klien juga suka mengganggu tetangganya dan
orang lain yang lewat didepannya sambil marah-marah dan terkadang
berusaha untuk memegang orang tersebut. Klien di rumah juga sering merusak
dengan melempari barang-barang dirumah. Hal ini berlangsung selama 5 hari
sebelum klien masuk rumah sakit. Saat klien sendiri ditanya mengapa ia disini,
klien menjawab bahwa klien tidak tahu mengapa klien dibawa ke Rumah Sakit
Jiwa dn klien hanya tahu bahwa ia disini menurut penjelasan ibu klien kepada
klien adalah karena klien sakit dan marah-marah, lalu klien menangis dan
mengatakan bahwa ia ingin pulang saja dan tak ingin disini. Menurut ibu
klien, klien kambuh setelah tidak lagi mau minum obat.
Menurut ibu klien, klien sudah yang ke-12 kali ini dirawat di RSJ.
Menur, klien mengalami gangguan jiwa seperti sekarang ini sejak usia 15
tahun, semenjak ayah kandung klien meninggal, lalu 1 bulan kemudian klien
terlihat sering ngomong sendiri dan tertawa sendiri terkadang disertai marah-
marah sambil melempar barang-barang yang ada dirumah dan tiba-tiba klien
diam menyendiri sambil menangis. Kemudian kakak klien yang nomor III (ibu
angkat) memeriksakan klien ke RSJ. Menur dan sampai disana klien harus
rawat inap. Setelah 3 minggu klien pulang dari RSJ dan tetap kontrol tiap
minggunya. Setelah dirumah dan bila sudah merasa baikan klien selalu
menolak untuk minum obat meski sudah dipaksa sehingga penyakitnya
kambuh lagi dan masuk rumah sakit lagi, begitu seterusnya sampai klien
masuk rumah sakit sebanyak 12 kali.
Dalam keluarga klien, menurut ibu klien ada anggota keluarga yang
menderita gangguan jiwa seperti klien, yaitu adik perempuan kakek klien yang
nomor 7 tetapi sudah meninggal dan kakak kandung klien laki-laki nomor 1
tetapi juga sudah meninggal. Klien adalah anak nomor 8 dari 9 bersaudara, saat
ini klien tinggal bersama kakak klien yang nomor 3 yang dianggap klien sebagai
ibu angkat klien, karena sejak kecil klien berpisah dengan ibu kandungnya yang
saat ini tetap tinggal di Nganjuk tempat tinggal asal klien.
Interaksi klien dengan keluarganya cukup baik menurut ibu angkat klien, klien
sudah dianggap seperti anak sendiri, apalagi orang tua angkat klien tidak mempunyai
anak kandung.

Anda mungkin juga menyukai