Anda di halaman 1dari 13

TARIKH TASYRI

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata

Kuliah Tarikh Tasyri Fakultas Syariah Prodi Hukum

Ekonomi Syariah (HES) Semester 1

OLEH :

KELOMPOK 6

 RICHARD WILLIAM RIRY

 MUSLIM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Karena limpahan

rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Salawat dan salam

semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Nabi yang

menjadi teladan bagi kita semua.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa tidak ada yang

sempurna di dunia ini, maka sewajarnyalah kami memohon maaf dan meminta

berbagai pendapat dan saran yang bersifat membangun untuk menjadikan

makalah ini lebih bermakna.

Mudah-mudahan Allah Swt. Menjadikan makalah sederhana ini sebagai

amal jariah, Amin....!!!

Watampone, 30 November 2020

Penyusun

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1

B. Rumusan masalah......................................................................................................2

C .Tujuan.......................................................................................................................2

BAB IIPEMBAHASAN....................................................................................................3

A. Sejarah Mazhab Imam Syafii....................................................................................3

B. Sejarah Imam Ahmad Bin Hanbal.............................................................................4

BAB IIIPENUTUP............................................................................................................6

A.Kesimpulan................................................................................................................6

B. Saran..........................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam pada masa Rasulullah SAW masih hidup apabila terdapat kekurangan

paham terhadap suatu hukum, para sahabat langsung menanyakan kepada

Rasulullah SAW, sehingga bisa cepat terselesaikan. Kemudian sepeninggalan

Rasulullah SAW, para sahabat menggunakan pengalaman yang diperoleh dari

perkataan, perbuatan dan kebiasaan beliau ketika masih hidup. Ketika sampai

kepada masa tahap ini mereka berpegang kepada Al-Qur’an, As Sunnah dan

kepada perkataan sahabat. Seiring perkembangan jaman persoalan semakin

bertambah jumlahnya dari waktu ke waktu, sementara tidak seluruhnya solusi

permasalahan ditemukan dalam Al-Quran, As Sunnah maupun perkataan sahabat.

Sehingga dilakukan jalan ijtihad sendiri, termasuk melakukan qiyas (analogi)

sebagai syara’ (hukum Islam). Sehingga seiring perkembangan waktu pun banyak

terjadi perbedaan madzhab. Madzhab adalah cara yang ditempuh atau jalan yang

diikuti. Embriio dari perbedaanm adzhab ini adalah karena terjadi perbedaan cara

pandang dan analisis terhadap nash (teks), walaupun semua mempunyai dasar

yang sama yaitu Al-Qur’an dan As Sunnah. Namun perbedaan tersebut dianggap

wajar oleh para ulama fiqih. Karena berbagai faktor yang mempengaruhinya,

diantaranya faktor intuisi, interaksi sosial budaya dan faktor adaptasi

perkembangan jaman. Madzhab dalam hukum islam pun semakin bermunculan.

Sebagai contoh ada madzhab sunni yang terdiri dari madzhab Hanafi, Maliki,

Syafi’i dan Hambali. Sedangkan madzhab syi’a terdiri dari madzhab Zaidi dan

Jarani yang semua itu perlu untuk kita ketahui sebagai pertimbangan dalam kita

melaksanakan keislaman.
B. Rumusan masalah

1. Jelaskan sejarah mazhab syafi’i


2. Jelaskan sejarah mazhab hambali
3. Dasar Mazhab Syafi’i dan Hambai

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami sejarah mazhab syafi’i dan hambali


2. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah tarikh tasry
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terbentuknya Mazhab Syafi’i dan Hambali

1. . Sejarah Mazhab Imam Syafii


Beliau bernama Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin
Utsman bin Syafi'i, nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah SAW pada
kakeknya Abdul Manaf. Dia dilahirkan pada tahun 150 H. bertepatan dengan
dimana Imam Abu Hanifah meninggal dunia. Dia dilahirkan di desa Ghazzah,
Asqalan. Ketika usianya mencapai dua tahun, ibunya mengajak pindah ke Hijaz
dimana sebagian besar penduduknya berasal dari Yaman, ibunya sendiri
berasal dari Azdiyah. Lalu keduanya menetap di sana. Akan tetapi saat usianya
telah mencapai sepuluh tahun, ibunya mengajak pindah ke Makkah lantaran
khawatir akan melupakan nasabnya.

Imam Syafi`i sejak kecil hidup dalam kemiskinan, pada waktu dia
diserahkan ke bangku pendidikan, para pendidik tidak memperoleh upah dan
mereka hanya terbatas pada pengajaran. Akan tetapi setiap kali seorang guru
mengajarkan sesuatu pada murid-murid, terlihat Syafi`i kecil denga ketajaman
akal pikiran yang dimilikinya mampu menangkap semua perkataan serta
penjelasan gurunya. Setiap kali gurunya berdiri untuk meninggalkan
tempatnya, Syafi`i kecil mengajarkan kembali apa yang dia dengar dan dia
pahami kepada anak-anak yang lain, sehingga dai apa yang dilakukan Syafi`i
kecil ini mendapatkan upah. Sesudah usianya menginjak ke tujuh, Syafi`i telah
berhasil menghafal al-Qur`an dengan baik.
Imam Syafi`i bercerita: “Saat kami menghatamkan al-Qur`an dan memasuki
masjid, kami duduk di majlis para ulama. Kami berhasil menghafal beberapa
hadits dan beberapa masalah Fiqih. Pada waktu itu, rumah kami berada di
Makkah. Kondisi kehidupan kami sangat miskin, dimana kami tidak memiliki
uang untuk membeli kertas, akan tetapi kami mengambil tulang-tulang
sehingga dapat kami gunakan untuk menulisnya". Imam Syafi'i amat gemar
mengembara, khususnya bertujuan menuntut ilmu.[1]

Beliau pindah ke Madinah untuk belajar fikih kepada Imam Malik, pada usia
dua puluh tahun sampai Imam Malik meninggal pada tahun 179 H. pada tahun
184 H, Khalifah Harun Al-Rasyid memerintahkan Imam Syafi'i didatangkan ke
Baghdad bersama sembilan orang lainnya atas tuduhan menggulingkan
pemerintahan. Namun beliau dapat lepas dari tuduhan itu atas bantuan
Muhammad Ibn al-Hasan Al-Syaibani, murid dan teman Imam Hanafi, yang
kemudian hari menjadi guru beliau.[2]

Tak lama berada di Baghdad, Imam Syafi'i kembali ke Mekkah al-


Mukarramah, dengan membawa ilmu ahl ra'yu, yang dia peroleh dari
Muhammad bin al-Hasan al-Syaibani, yang bersinergi dengan ilmu ahl Hijaz,
yang diperoleh dari Imam Malik. Pada tahun 195 H, beliau kembali ke
Baghdad yang bertujuan untuk berdiskusi tentang fikih.Tidak lama di Baghdad,
beliau melanjutkan perjalanan ke Mesir dan tiba di Mesir pada bulan Syawal
tahun 199 H. tak lama setelah tinggal di Mesir, tepatnya tahun 2004 204 H
wafat.Sebelum beliau wafat menderita penyakit wasir yang parah, hingga
terkadang jika naik kuda, darahnya mengalir mengenai celananya bahkan
mengenai pelana dan kaos kakinya.Beliau rela menanggung sakit demi
ijtihadnya yang baru di Mesir. Selain itu, beliau terus mengajar, meneliti,
dialog serta mengkaji baik siang maupun malam.
2. Sejarah Mazhab Imam Hambali

Nama lengkap Imam Hambali adalah ‫ابو عبد هللا احمد بن محمد بن حنبل بن هالل بن اسد‬
[ -.‫بن ادريس ابن عبد هللا بن حيان بن عبد هللا بن انس بن عوف بن قاسط بن مازن ابن شيبان المروزى البغدادى‬
]1 Dan beliau dilahirkan di Baghdad pada tahun 780-855 M, beliau juga
merupakan murid dari Imam Syafi’I [2]. Beliau dibesarkan oleh ibunya
lantaran sang ayah meninggal di masa mudanya, pada usia 16 tahun,
keinginannya yang besar membuatnya belajar Al Qur’an dan ilmu-ilmu agama
lainya kepada ulama-ulama yang ada di Baghdad, dan setiap kali mendengar
ada ulama terkenal di suatu tempat, beliau rela menempuh perjalanan jauh
dan waktu yang cukup lama untuk menimba ilmu dari sang ulama, beliau
mengunjungi para ulama terkenal di berbagai tempat, seperti Bashrah, Syam,
Kufah, Yaman, Mekkah dan Madinah, beberapa gurunya antara lain :
Hammad bin Khalid, Ismail bin Aliyah, Muzaffar bin Mudrik, Walin bin Muslim
dan Musa bin Thariq. Kecintaanya terhadap ilmulah yang membuat beliau
tidak menikah di usia muda, namun beliau menikah pada di usia 40 tahun.

Kepandaian Imam Hambali dalam ilmu hadis tak diragukan lagi, menurut
putra sulungnya Abdullah bin Ahmad bahwa Imam Hambali telah hafal
700.000 hadis di luar kepala. Hadis sebanyak itu kemudian diseleksinya
secara ketat dan ditulis kembali dalam kitabnya Al Musnad berjumlah
40.000 hadis berdasarkan susunan nama-nama sahabat yang
meriwayatkan. Dengan kemampuan dan kepandaiannya, mengundang
banyak tokoh ulama yang berguru kepadanya yang melahirkan banyak
ulama dan pewaris hadis terkenal semisal Imam Bukhari, Imam Muslim
dan Imam Abu Daud. [3]

Madzhabfiqih besar yang menempati urutan keempat berdasarkan


periodisasi kemunculannya adalah Madzhab Hambali, yang didirikan oleh
muhaddits besar Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. Madzhab ini muncul
di kota kelahiran pendirinya. Baghdad, pada akhir abad ketiga dan awal abad
kedua, yang bertepatan dengan masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah.

Sumber-sumber yang di ambil oleh imam anbali adalah Al-Qur’an. As-


sunnah, fatwa sahabat, qiyas, istiskhab, dan syadadz-dzara’i.
Metode yang dikembangkan oleh ahmad bin hambal adalah metode
Dialektika. Awal perkembangannya, mazhab Hambali berkembang di Bagdad,
Irak dan Mesir dalam waktu yang sangat lama. Pada abad XII mazhab Hambali
berkembang terutama pada masa pemerintahan Raja Abdul Aziz As Su’udi.
Mazhab ini dianut kebanyakan penduduk Hejaz, di pedalaman Oman dan
beberapa tempat sepanjang Teluk Persia dan di beberapa kota Asia Tengah. Dan
masa sekarang ini menjadi mazhab resmi pemerintahan Saudi Arabia dan
mempunyai penganut terbesar di seluruh Jazirah Arab, Palestina, Siria dan Irak.

Dibandingkan dengan madzhab-madzhabfiqih lain, perkembangan


pengikut Madzhab Hambali bisa dibilang yang paling tersendat. Menurut
sejarawan muslim, hal ini disebabkan rata-rata ulama Madzhab Hambali enggan
duduk dalam pemerintahan., seperti menjadi qadhi (hakim) atau mufti. Karena
menolak menjadi pejahat pemerintah, otomatis madzhabnya pun tidak pernah
menjadi madzhab resmi negara. Padahal dengan menjadi madzhab resmi
negara, bisa dipastikan suatu madzhab akan berkembang pesat diwilayah
kekuasaan pemerintah tersebut.
Madzhab Hambali terkenal sangat ketat dan teguh dalam menggunakan
dasar sunnah. Tak mengherankan dalam berbagai literatur, madzhab ini juga
sering disebut dengan nama fiqhassunnah
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian singkat dalam makalah ini, maka penulis menyimpulkan
bahwa Imam Syafi’i bernama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin
al-Abbas bin Utsman bin Syafi'i, nasab beliau bertemu dengan nasab
Rasulullah SAW pada kakeknya Abdul Manaf. Imam Syafi'i lahir pada bulan
Rajab pada tahun 150 H. di Gaza. Tahun kelahiran beliau tepat dengan tahun
wafatnya imam Hanafi. Beliau berguru fikih pada beberapa ulama di Jazirah
Arab, baik di Baghdad, Mesir, Kufah, dan Madinah. Beliau banyak melahirkan
murid-murid yang secara langsung menyebarkan mazhab Syafi’i di dunia ini
seperti ar-Rabi' Ibn Sulaiman al-Marawi, 'Abdullah Ibn Zubair al-Hamidi. Abu
Ibrahim, Yunus Ibn Abdul a'la as-Sadafi, Ahmad Ibn Sibti, Yahyah Ibn Wazir al-
Misri, Harmalah Ibn Yahya Abdullah at-Tujaidi, Ahmad Ibn Hanbal, Hasan Ibn
'Ali al-Karabisi, Abu Saur Ibrahim Ibn Khalid Yamani al-Kalbi serta Hasan Ibn
Ibrahim Ibn Muhammad as-Sahab az-Za'farani, Abu Ibrahim Ismail Ibn Yahya
al-Muzani al-Misri atau dikenal dengan nama al-Muzani, dan Abu Ya'qub Yusuf
Ibn Yahya al-Buwaiti danDi dirikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, ia dilahirkan
pada bulan Rabiul Awal, tahun 164 H di Baghdad. Nasabnya adalah orang
arab, sehingga ia seorang syaibani dalam nasabnya kepada ayah dan ibunya.
Dari ayahnya, ia mewarisi sifat tekad yang kuat, kehormatann diri, kesabaran,
dan kemampuan memikul berbagai kesulitan. Ia adalah imam yang kukuh dan
kuat.
B.Saran
Perbedaan adalah hal yang lumrah terjadi mengingat begitu banyaknya
dalil-dalil dan hadist-hadist. Serta begitu banyaknya kaum intelektual Islam
(Mujtahid). Akan tetapi dalam menyikapi perbedaan ini kita sebagai kaum
akademisi harus mampu menengahi masyarakat dalam perbedaan pendapat
ini. Jangan sampai perbedaaan masalah kecil menjadi penyebab perpecahan
umat.

DAFTAR PUSTAKA
Hasjmy, A., Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang.

Ismail, Ahmad satori, Pasang Surut Perkembangan Fiqh Islam, Jakarta :


Pustaka Tarbiatuna, Cet. I, 2003

Mubarok, Jaih, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, Cet. III, 2003.

Nasution, Harun, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan,


Jakarta : UI Press, 2002.

Rahmat, Jalaluddin, Tinjauan Kritis Atas Sejarah Fiqh, Artikel yayasan


Paramadina, www.
Media.Isnet.org/islam/paramadina/konteks/sejarahfiqh01.html.

Sirry, Mun’im A., Sejarah Fiqh Islam, Surabaya : Risalah Gusti, Cet I, 1995.

Yanggo, Huzaemah Tahido, Pengantar Perbandingan Mazhab, Jakarta : Logos,


Cet. III, 2003.

http://id.wikipedia.org/wiki/Mazhab

http://blog.re.or.id/mazhab-dalam-islam.htm

http://www.saidialhady.com/2010/03/4-mazhab-dalam-islam.html
http://diaz2000.multiply.com/journal/item/20?&show_interstitial=1&u=
%2Fjournal%2Fite

Anda mungkin juga menyukai