SUNNAH/HADIS
Oleh :
KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Sunnah/Hadis
B. Kedudukan Sunnah/Hadis
C.Fungsi Sunnah/Hadis
Bismillahirrahmanirrahi.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, berkat rahmat dan
waktu. Sholawat beserta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita
menyadari akan kekurangan dari makalah ini. Oleh karena itu kritik dan masukan
dari berbagai pihak penulis harapkan untuk menyempurnakan makalah ini dan
Sunnah adalah segala yang bersumber dari Rasulullah SAW, baik berupa
perkataan perbuatann, taqrir, sifat khalaqah atau khuluqiyah maupun perjalana
hidupnya sebelum atau sesudah ia diangkat menjadi rasul. Sedangkan hadits
adalah melaporkan, mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi .
keduanya memiliki makna yang sama hanya istilahnya saja yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sunnah ?
2. Apa pengertian dari hadis ?
3. Apa saja fungsi sunnah ?
4. Apa saja fungsi hadis ?
5. Apa kedudukan dari sunnah/hadis?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Dapat menegtahui pengertian dari sunnah/hadis.
2. Dapat mengetahaui fungsi dari sunnah.
3. Dapat mengetahui fungsi dari hadis.
4. Dapat mengetahui kedudukan dari sunnah/hadis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sunnah/hadis
Sunnah adalah kata Arab yang berarti "kebiasaan" atau "biasa dilakukan".
Secara istilah sunah adalah jalan yang di tempuh oleh rasulullah dan para
sahabatnya, baik ilmu, keyakinan, ucapan, perbuatan, maupun penetapan. Para
penganut Sunni juga disebut sebagai Ahlu as-Sunnah wa'l-Jamā'ah ("orang-orang
dari tradisi dan pengikut (dari Muhammad)") atau Ahlussunnah untuk singkatnya
saja. sunnah mempunyai makna yang berbeda-beda, sesuai pemahaman berbagai
bidang tsaqafah islam.
Kedudukan sunnah dari segi statusnya sebagai dalil dan sumber ajaran
islam, menurut jumhur ulama adalah menempati posisi kedua setelah al-quran.
Argumen yang dikemukakan para ulama tentang posisi sunnah terhadap al-Quran
tersebut yaitu :
Sikap para sahabat yang merujuk kepada al-quran terlebih dahulu apabila
mereka bermaksud mencari jalan keluar atas suatu masalah, dan jika didalam Al-
quran tidak ditemui penjelasannya, barulah mereka merujuk kepada as-sunnah yang
mereka ketahui atau menanyakan sunnah kepada sahabat yang lain. Meskipun demikian, hal
tersebut tidaklah mengurangi nilai as-sunnah, karena keduanya, Al-quran dan
sunnah, pada hakikatnya sama-sama berasal dari wahyu Allah SWT. Karenanya
keduanya adalah seiring sejalan.
Kedudukan hadis
Seluruh umat Islam, telah sepakat bahwa hadits merupakan salah satu sumber
ajaran Islam. Ia menempati kedudukan kedua setelah Al-Qur`an. Keharusan
mengikuti hadits bagi umat Islam baik yang berupa perintah maupun larangannya,
sama halnya dengan kewajiban mengikuti Al-Qur`an.
Hal ini karena, hadis merupakan mubayyin bagi Al-Qur`an, yang karenanya
siapapun yang tidak bisa memahami Al-Qur`an tanpa dengan memahami dan
menguasai hadis. Begitu pula halnya menggunakan Hadist tanpa Al-Qur`an.
Karena Al-qur`an merupakan dasar hukum pertama, yang di dalamnya berisi garis
besar syari`at. Dengan demikian, antara Hadits dengan Al-Qur`an memiliki kaitan
erat, yang untuk mengimami dan mengamalkannya tidak bisa terpisahkan atau
berjalan dengan sendiri.
Al-Qur’an itu menjadi sumber hukum yang pertama dan Al-Hadits menjadi asas
perundang-undangan setelah Al-Qur’an sebagaimana yang dijelaskan oleh Dr.
Yusuf Al-Qardhawi bahwa Hadits adalah “sumber hukum syara’ setelah Al-
Qur’an”.
َّ ع
َّللا َ َ الرسُو َل فَقَدْ أ
َ طا َّ ( … َم ْن يُطِ ِع80)
Sejak masa sahabat sampai hari ini para ulama telah bersepakat dalam penetapan
hukum didasarkan juga kepada Hadits Nabi, terutama yang berkaitan dengan
petunjuk operasional.
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah…”.
Dari beberapa ayat di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak cukup hanya
berpedoman pada Al-Qur’an dalam melaksanakan ajaran Islam, tapi juga wajib
berpedoman kepada Hadits Rasulullah Saw.
C. Fungsi Sunnah/Hadis
” Rasulullah saw bersabda: tidak di terima salat seorang yang berhadats sebelum
ia berwudhu ” (HR Bukhari ).
Seluruh umat Islam, telah sepakat bahwa hadits merupakan salah satu
sumber ajaran Islam. Ia mempati kedudukan kedua setelah Al-Qur`an. Keharusan
mengikuti hadits bagi umat Islam baik yang berupa perintah maupun larangannya,
sama halnya dengan kewajiban mengikuti Al-Qur`an.
Dr. Yusuf al-Qardhawi menjelaskan tentang Hadits “jadilah Hadits
sebagai rujukan hukum yang tiada pernah habis-habisnya pada pembahasan
fiqih” “ Fungsi Hadits adalah merupakan sumber hukum dalam kehidupan
manusia untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat”.
Berdasar dari penjelasan pak Yusuf, kita sebagai umat Islam meyakini
bahwa Al-Qur’an adalah sebagai tuntunan utama umat Islam, namun posisi Hadits
di sini bukanlah sebagai sisi kontroversi atau sebagai pembanding atau sebagai hal
yang berlawanan dengan Al-Qur’an, maka dari itu Hadits pun memiliki fungsi
terhadap Al-Qur’an :
1. Berfungsi menetapkan dan memperkuat hukum-hukum yang telahditentukan
oleh Al-Qur’an. Maka dalam hal ini keduanya bersama-sama menjadi sumber
hukum. Misalnya Allah didalam Al-Qur’an mengharamkan bersaksi palsu dalam
firman-Nya Q.S Al-Hajj ayat 30 yang artinya “Dan jauhilah perkataan dusta.”
Kemudian Nabi dengan Haditsnya menguatkan: “Perhatikan, Aku akan
memberitahukan kepadamu sekalian sebesar-besarnya dosa besar!” Sahut kami:
“Baiklah, hai Rasulullah. “Beliau meneruskan, sabdanya:”(1) Musyrik kepada
Allah, (2) Menyakiti kedua orang tua.” Saat itu Rasulullah sedang bersandar, tiba-
tiba duduk seraya bersabda lagi: ”Awas! bersaksi palsu” (Riwayat Bukhari -
Muslim).
A. Simpulan
Sunnah adalah kata Arab yang berarti "kebiasaan" atau "biasa dilakukan".
Secara istilah sunah adalah jalan yang di tempuh oleh rasulullah dan para
sahabatnya, baik ilmu, keyakinan, ucapan, perbuatan, maupun penetapan.
B. Saran
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini,tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
keterbatasan pengetahuan, kurangnya rujukan dan referensi yang kami peroleh.
Penulis banyak berharap kepada pembaca yang budiman memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangundemi menyempurnakan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para penulis dan para pembaca. Amin
DAFTAR PUSTAKA
http://arhianagirl.blogspot.com/2016/04/hadist-dan-sunnah-by_4.html
http://allahselaluuntukmu.blogspot.com/2017/05/metodelogi-studi-islam-
sunnah.html
https://dalamislam.com/landasan-agama/fungsi-as-sunnah-terhadap-al-quran
https://kurniannisa97.wordpress.com/2016/12/16/kedudukan-hadis-dan-fungsinya/