Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BAHASA INDONESIA

Kelam Membawa Hikmah

“Sebuah Kisah Nyata Yang Pernah Kualami”

Di Susun Oleh:

M. Afli Dwi Indra Maulana

XII MIPA 2

22

SMA NEGERI 04 KOTA PASURUAN

TAHUN AJARAN 2019/ 2020


Kelam Membawa Hikmah

Pernahkan kamu dibully di sekolah? Oh, atau, punyakah kau orang yang kau benci di
sekolahmu? Aku punya. Dan aku juga sering jadi korban bullying. Malah, sejak SD kelas 5
aku mulai mengerti tekanan tersebut. Bullying, atau bisa kita sebut gangguan, sering terjadi di
dunia ini. Kebanyakan terjadi di sekolah. Aku termasuk korban bullying.

Namun kali ini aku tidak menceritakan kisahku disaat menjadi korban bully waktu SD, yaa
karena aku tau namanya masih anak kecil pasti suka olok olokan dengan sebutan nama orang
tua. Kumulai cerita kenapa aku bisa masuk di sekolah para setan yang banyak anak yang
berandal, anak jalanan, anak sok keren dan lain lain.

Pada suatu hari ujian nasional telah ku lewatkan, meskipun disaat aku mengerjakannya aku
merasa kurang puas apa yang aku kerjakan dan merasa ujianku kali ini gagal dan
mendapatkan nilai yang jelek. Hari pengumuman kelulusan pun datang, yang ku takut
takutkan pun terjadi. Iya aku mendapatkan nilai paling rendah satu kelas. Aku syhok
mendapatkan nilai yang sangat tidak memuaskan.

Hari pendaftaran siswa baru SMP aku memilih SMP 4 yang dari dulu aku idam idamkan,
namun SMP 4 tidak menerimaku, dikarenakan nilai danemku kurang. Akhirnya aku
berpindah mendaftarkan ke SMP 7, 10, dan 11. Setiap malam ku lihat PPDB, apakah namaku
aman di SMP 7 atau aku telah tergeser. Dan benar juga di hari akhir pendaftaran ternyata aku
di terima di SMP 10. Aku kecewa dengan diriku sendiri teman teman kelas semua diterima
disekolah favorit hanya aku saja yang berada di sekolah pinggiran. Aku ikhlas dengan apa
yang terjadi aku berusaha memaafkan diriku sendiri dan menganggap semua baik baik saja.

Hari pertama masuk sekolah semua baik baik saja selama masa orientasi siswa selesai. Dan
disaat kbm teman teman semua terutama yang laki laki terlihat buruknya. Iya saya yang
masuk dengan masih polos memasuki sebuah lingkungan yang sangat berbeda disaat aku
masih SD seperti kucing yang masuk ke kandang macan hampir sebagian siswa di SMP 10
semua dibilang sangat bandel dan aku bertepatan mendapatkan kelas yang hampir semua
siswa laki lakinya yang berandal, bandel, dan jail.

Aku mendapatkan kelas D, dan kelas tersebut mendapatkan julukan kelas yang paling bandel
dari semua kelas. Baru satu bulan masuk aku rasanya ingin pindah sekolah saja, karena aku di
bully habis habisan.
Pukulan, perkataan kasar adalah makananku sehari hari ku dikelas. Aku di ludahin dipukul
sampe berdarah. Awal mula aku di-bully disaat ketika aku tidak bergaul dengan mereka
mereka, aku tau dia bukan untuk ditemani karena di sangat nakal, mereka tukang mancat
pager, bolos sekolah, dan mabuk lem. Iya disaat waktu SMP mabuk lem sangat populer di
kalangan anak nakal pada jamannya. Dikarenakan aku tidak ikut dengan golongan mereka
mereka mulailah mem-bully ku.

Ingin rasanya aku memukul, menjambak, menampar, dan hal-hal lainnya pada mereka. Tapi
kutahan. Karena mereka main keroyokan dan aku tau aku sangan lemah dari pada mereka
mereka yang memiliki tubuh tinggi besar. Pada waktu itu tubuhku kecil, item, dekil, kurus.
Aku hanya bisa sabar dan menerima pukulan dan ejekan yang terlontarkan kepadaku.

Dua tahun aku terus terusan di bully sampe ketika entah kenapa aku memberanikan diri untuk
melapor ke BK. Oh iya kenapa siswa yang lain yang mengetahuiku disaat di-bully tidak
melaporkan ke BK?, karena dia takut dan diancam oleh anak yang mem-bully ku Aku
melaporkan ke BK dan aku tidak peduli besoknya atau waktu pulang aku bakal di gebukin
habis habisan, namun aku tekat untuk memberanikan diri.

Ku lapor kepada guru BK yaitu Bu Rahma. Ku laporkan semua apa yang terjadi pada diriku
selama dua tahun. Setelah Bu Rahma telah mendengarkan apa yang aku ceritakan lalu bu
Rahma langsung bersikap tegas kepada anak yang mem-bully ku dengan memberikan
peringatan dan jika diulangi kembali mereka akan dipanggilkan orangtuanya dan berhadapan
kepada guru BK dan Kepala Sekolah.

Setelah mereka mengetahui aku bahwa melapor aku di cap sebagai anak pengadu oleh semua
teman kelas termasuk orang yang membullyku. Aku hanya diam dan merasa bodoamat,
karena aku sudah tidak peduli dengan mereka mereka. Dengan kejadian tersebut mereka
mereka sudah mulai tidak membullyku, tapi terkadang sih namun tidak sesering waktu dulu
sebelum aku lapor ke BK.

Keesokan harinya aku mulai merasa agak lega, dan beberapa teman mulai bergaul dengan ku
dikarenakan mereka merasa aman denganku perihal aku telah melaporkan si bocah bocah
tengil itu. Selama dua tahun sekolah aku tidak memiliki teman. Karena teman temanku tidak
berani bergaul dengan ku dikarenakan dia takut bila ia berteman denganku dia bakal ikut
ikutan di bully juga. Maka dari itu mereka berteman dengan mereka dan meskipun ia
mengetahui resikonya bahwa dia bakal menjadi tukang suruh suruh kepada mereka.
Dan di tahun kedua aku baru memiliki teman walaupun tidak banyak. Mereka sangat baik
denganku. Asif, ikhsan, saiful, dan izzi merekalah para sahabat sahabatku. Dan ditahun kedua
dan ketiga semua baik baik saja. Aku merasa bebas dan tenang dari mereka mereka yang
membullyku selama satu tahun lebih.

Seiring berjalan waktu. Tuhan memberikan balasan kepada mereka yang membully ku.
Dengan dia dikeluarakan dari sekolah. Dengan begitu aku merasa tenang karena satu persatu
yang telah membully ku tidak ada di kelas maupun sekolah.

Dari kejadian yang telah aku alami aku bisa mengambil hikmah yang kudapat dari apa yang
aku alami tersebut. Aku belajar ikhlas, bersyukur dan bersabar. Ikhlas, bersyukur dan
bersabar, sebuah kombinasi yang paling ampuh menghadapi kondisi apapun. Dan setiap
kesulitan pasti ada ujungnya.

Anda mungkin juga menyukai