Anda di halaman 1dari 11

PAPER UAS

BAHASA INDONESIA

REZA FAJRIADI PUTRA

180507001110

INSTITUT TRANSPORTASI & LOGISTIK

TRISAKTI
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Di dunia saat ini sedang marakmaraknya wabah coronavirus. Coronavirus itu sendiri
adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat.
Ada setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat. Coronavirus Diseases 2019 (COVID19) adalah penyakit jenis baru
yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gelaja umum infeksi
COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak
napas. Masa inkubasi rata-rata 5- 6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada tanggal
30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang
meresahkan dunia.

Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa
proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan
untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi mahasiswa. Belajar di rumah dapat
difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid19.

Dengan pembelajaran daring mahasiswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar
kapanpun dan dimanapun. Mahasiswa juga dapat berinteraksi dengan dosen atau pengajar
menggunakan beberapa aplikasi seperti classroom, video converence, telepon atau live chat,
zoom maupun melalui whatsapp group. Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk
menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif.

Kebanyakannya Universitas yang ada di Indonesia melakukan metode pembelajaran daring


dalam menyampaikan materi perkuliahan demi kelangsungan pembelajaran seperti perkuliahan
jarak jauh, penugasan kuliah dan diskusi online, dan ujian online. Kampus ITL Trisakti
mengeluarkan surat instruksi tentang pencegahan penyebaran corona virus diesease (Covid-
19). Di surat edaran itu ada 10 poin dan salah satunya adalah anjuran untuk 3menerapkan
pembelajaran daring. Ada sekitar 65 perguruan tinggi di Indonesia yang telah melaksanakan
pembelajaran daring dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19. Tetapi banyak sekali
penyebaran covid-19 dikarenakan materi pembelajaran perkuliahan dilakukan secara tatap
kehadiran langsung.

Pandemi COVID-19 belum selesai. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem


Makarim membolehkan sekolah kembali menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, 2021
besok. Nadiem menyatakan kebijakan pembelajaran tatap muka untuk sekolah mulai 2021
sangat tergantung dengan izin orang tua siswa. Orang tua berhak untuk tidak mengizinkan
anaknya masuk sekolah di masa pandemi COVID-19 yang masih belum usai ini.

Permasalahan

Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas bagaimana tanggapan mengenai isu
tentang pembelajaran offline di masa pandemi Covid-19. WHO pun juga menyinggung
beberapa tempat yang rawan menjadi tempat penyebaran Virus Corona, seperti tempat ramai,
tempat yang sempit, ruangan yang terbatas dan tertutup. Salah satu caranya dengan
menerapkan perkuliahan daring agar dapat memutus mata rantai Covid-19 di Indonesia

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah
sebagai berikut:

• Menganalisa kelebihan juga kekurangan metode pembelajaran dari pada masa situasi
pandemi ini.
• Memahami bagaimana proses pembelajan daring saat situasi pandemi ini.
• Memaksimalkan pembelajaran daring yang dilaksanakan di Prodi Pendidikan Institut
Transportasi dan Logistik Trisakti sebagai upaya dalam menekan angka penyebaran
virus Covid-19 di lingkungan perguruan tinggi.
• Mengetahui bagaimana pandangan dan pendapat orang tua dari mahasiswa terhadap
pembelajaran offline dimasa pandemi ini.
Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat penulis yang dapat di sampaikan setelah melakukan penulisa sebagai
berikut :
• Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari perkuliahan daring pada kondisi seperti
ini.

• Dapat menambah wawasan penulis dan pembaca tentang pentingnya perkuliahan di


masa pandemi Covid-19, agar dapat dipertimbangkan kedepannya untuk diterapkan
dikalangan masyarakat umum.

• Dapat membantu program pemerintah dalam proses memotong mata rantai


penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Diseases 2019
(COVID19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Tanda dan gelaja umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5- 6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari.

Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia ekonomi yang mulai
lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh dunia pendidikan. Kebijakan yang diambil oleh
banyak negara termasuk Indonesia dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat
pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta
didik maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada Lembaga
pendidikan.

Dengan munculnya pandemik COVID-19 kegiatan belajar mengajar yang semula dilaksanakan
di kampus kini menjadi belajar di rumah melalui daring. Pembelajaran daring dilakukan dengan
disesuaikan kemampuan masing-maisng kampus. Belajar daring (online) dapat menggunakan
teknologi digital seperti google classroom, rumah belajar, zoom, video converence, telepon
atau live chat dan lainnya. Namun yang pasti harus dilakukan adalah pemberian tugas melalui
pemantauan pendampingan oleh dosen atau pengajar melalui whatsapp grup sehingga
mahasiswa betul-betul dapat memahami.

Pembelajaran daring saat ini dijadikan solusi dalam masa pandemi COVID-19. Tetapi
pembelajaran daring tidak mudah seperti yang dibayangkan. Beberapa dampak yang dirasakan
mahasiswa yaitu para mahasiswa belum ada budaya belajar jarak jauh karena selama ini sistem
belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka, mahasiswa terbiasa berada di kelas untuk
melaksanan proses pembelajaran serta bertatap muka dengan pengajarnya, dengan adanya
metode pembelajaran jarah jauh membuat para mahasiswa perlu waktu untuk beradaptasi dan
mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi daya
serap belajar mereka. Dampak lain yang dapat dirasakan mahasiswa yaitu adanya penambahan
biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke
internet dan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan
menambah beban pengeluaran.

Dengan kata lain pembelajaran daring merupakan pembelajaran “dalam jaringan” sebagai
terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan komputer
pembelajaran daring (online) sebagai strategi pembelajaran yang menyenangkan bagi pebelajar
(mahasiswa) karena dapat menyimaknya dengan melalui smartphone, laptop, maupun
komputer bukan hanya sekedar menyimak buku. Pembelajaran daring memiliki beberapa
manfaat, di antaranya dapat (1) meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara mahasiswa
dengan dosen, (2) memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dimana dan kapan saja,
(3) menjangkau mahasiswa dalam cakupan yang luas, dan (4) mempermudah penyempurnaan
dan penyimpanan materi pembelajaran. Aktivitas belajar mahasiswa dengan pembelajaran
daring (online) dapat membuat mahasiswa tidak merasa bosan, semakin tertarik, dan aktif
dalam mengikuti pembelajaran, (5) Kebermaknaan belajar, kemudahan mengakses, dan
peningkatan hasil belajar.

Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam pembelajaran daring ini adalah implementasi dari
pembelajaran. Barubaru ini banyak mahasiswa yang mengeluhkan tugas yang banyak tanpa
adanya materi yang cukup sehingga mereka agak kewalahan dalam mengikuti proses
pembelajaran. Bahkan aplikasi Whatsapp, e-learning, dan juga Zoom masih membingungkan
bagi mahasiswa. Perkuliahan daring memang membutuhkan adaptasi dan usaha agar dapat
berjalan lancar. Selain itu dibutuhkan usaha untuk memahami materi yang biasanya
disampaikan secara lisan menjadi tulisan dan video atau live streaming. Namun sejalan dengan
itu adanya beberapa keluhan yang dirasakan oleh para mahasiswa dimana mulai dirasakan rasa
bosan akibat monotonnya metode pembelajaran.

Meskipun pergeseran paradigma pendidikan abad 21 yaitu informasi, komputasi, otomasi, dan
komunikasi yang merupakan empat komponen penting sebagaimana yang disampaikan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai ciri dari pendidikan abad 21, namun pilihan
aplikasi dalam pembelajaran daring tetaplah dibutuhkan bahkan pendidik dapat menggunakan
lebih dari satu aplikasi atau menggabungkan pemakaiannya sehingga memudahkan mahasiswa
untuk mengikuti pembelajaran.
Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran daring adalah model
pembelajaran yang digunakan oleh pendidik. Meskipun pembelajaran daring menggunakan
berbagai aplikasi dilaksanakan, namun guru dan dosen tetap harus memperhatikan bagaimana
model pembelajaran dan skenario dari pembelajaran yang akan dilaksanakan karena
pembelajaran tanpa rencana yang matang akan menyulitkan pendidik dan mahasiswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Pada realitasnya masih banyak pendidik yang memiliki
pemahaman bahwa belajar merupakan transmisi pengetahuan kepada para mahasiswa. Hal ini
menyebabkan mahasiswa menjadi pasif, kurang kreatif dan produktif dalam mengembangkan
potensinya. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pemahaman baru bahwa belajar merupakan
ruang untuk mengembangkan seluruh potensi para mahasiswa dan mereka diberi kebebasan
untuk mengembangkannya sendiri.

Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan
terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh
mahasiswa. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar-mengajar sangat
mempengaruhi sikap, keputusan, dan caracara memecahkan masalah, untuk itu yang terpenting
adalah proses terjadinya belajar yang bermakna dan proses berpikir bagi mahasiswa. Pada
umumnya mereka yang mendapatkan pembelajaran dikelas seringkali sulit untuk menerapkan
pengetahuan yang diperolehnya dengan permasalahan yang terjadi di dunia nyata, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya seakan akan tidak berguna dalam kehidupan sehari-hari. Ini
adalah tantangan yang dihadapi oleh pendidik untuk meningkatkan kompetensinya terutama
dalam pembelajaran daring atau online ini. Hal ini dikarenakan pembelajaran daring bukanlah
sekedar memberikan tugas tetapi bagaimana pembelajaran tersebut dapat bermakna sehingga
mampu mengantarkan para mahasiswa menjadi manusia yang handal dalam memecahkan
masalah-masalah dalam kehidupan.

Bersama informasi akademis yang kerap dibagikan lewat media sosial maka berita mengenai
COVID-19 ikut lalu lalang secara masif dan tidak terkendali di berbagai media sosial dan
berpotensi menimbulkan social media fatigue pada mahasiswa. Kelebihan informasi telah
terbukti menyebabkan social media fatigue karena membebani kognisi individu. Social media
fatigue adalah perasaan subjektif pengguna media sosial yang merasa lelah, jengkel, marah,
kecewa, kehilangan minat, atau berkurang-nya motivasi berkaitan dengan interaksi di berbagai
aspek penggunaan media sosial karena banyaknya konten yang ditemui dalam media social.
Social media fatigue menyebabkan individu kehilangan konsentrasi dan fokus terhadap apa
yang harus dikerjakan. Hal ini memicu konsekuensi negatif lainnya yaitu penurunan performa
belajar. Artinya, mahasiswa yang belajar di rumah selama wabah COVID-19 diduga tidak
mampu menampilkan kinerja yang maksimal dan mengalami penurunan prestasi.

Stres yang dialami mahasiswa akibat wabah COVID-19 ini dipengaruhi oleh munculnya rasa
takut akan tertular COVID-19, kekhawatiran saat pergi keluar rumah, kebosanan saat
melakukan social distancing, dan kesulitan memahami materi saat perkuliahan daring.
Keterbatasan untuk melakukan aktivitas di luar serta kecemasan tertular virus COVID-19 yang
ditunjukkan memberikan gambaran bahwa wabah ini menimbulkan stress tersendiri bagi
mahasiswa. Pelaksanaan physical distancing ini tentu membutuhkan adaptasi bagi berbagai
pihak. Terutama bagi mahasiswa yang harus melakukan perkuliahan secara daring semenjak
mewabahnya virus corona.

Kesulitan muncul bukan hanya perkara keterampilan penggunaan teknologi, tetapi juga terkait
dengan beban kerja yang besar mengingat ada banyak mata kuliah yang harus dihadapi dalam
masa pandemi COVID-19 ini. Hal ini terjadi karena mahasiswa terbiasa dengan pembelajaran
tatap muka secara reguler, sedangkan pembelajaran jarak jauh sebelumnya hanya dilakukan
secara insidental. Sehingga perubahan pola pembelajaran ini memberikan permasalahan
tersendiri bagi mahasiswa. munculnya tekanan dan stres pada mahasiswa yang melakukan
pembelajaran jarak jauh. Pada titik ini, tekanan tentu menjadi terasa lebih berat, sehingga
mahasiswa melakukan banyak coping stress di mana salah satunya adalah terlibat dengan
penggunaan media sosial. Jadi pada titik ini, seharusnya media sosial menjadi salah satu jalan
keluar meretas rasa bosan ataupun stres karena belajar di rumah. Hanya saja, keadaan menjadi
berbeda selama pandemi COVID-19. Kelebihan informasi telah terbukti menyebabkan social
media fatiggue karena membebani kognisi individu.

Pada saat ini pandemi COVID-19 belum selesai. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem
Makarim membolehkan sekolah kembali menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, 2021
besok. Nadiem menyatakan kebijakan pembelajaran tatap muka untuk sekolah mulai 2021
sangat tergantung dengan izin orang tua siswa. Orang tua berhak untuk tidak mengizinkan
anaknya masuk sekolah di masa pandemi COVID-19 yang masih belum usai ini.

"Kalaupun sekolahnya dibuka bahwa orang tua masih bisa tidak memperkenankan anaknya
untuk datang ke sekolah untuk tatap muka. Jadi hak terakhir dari siswa individu masih ada di
orang tua," kata Nadiem lewat siaran YouTube Kemendikbud RI, Jumat (20/11).

Pembukaan belajar tatap muka sangat berisiko terjadi penyebaran virus, namun selama
sembilan bulan pembelajaran jarak jauh nyatanya tidak berjalan efektif karena minimnya
sarana prasarana pendukung, seperti tidak adanya gawai dari siswa dan akses internet yang
tidak merata, terutama di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.

“Kondisi ini sesuai dengan laporan terbaru World Bank terkait dunia pendidikan Indonesia
akan memunculkan ancaman loss learning atau kehilangan masa pembelajaran bagi sebagian
besar peserta didik di Indonesia,” kata dia.

Dikatakan, ancaman tersebut akan membuat peserta didik kehilangan kompetensi di usia
mereka, sesuai dengan laporan UNICEF tentang damak pandemic bagi anak Indonesia yang
berpotensi kehilangan pelajaran, bahkan ada yang putus sekolah beralih menjadi pekerja
membantu orang tua yang kesulitan ekonomi di masa pandemi.

Keputusan pemerintah ini ditanggapi beragam. Rima Suliastini, orangtua siswa di Yogyakarta,
mengatakan tidak setuju jika sekolah dibuka kembali sebelum vaksin Covid-19 diberikan
kepada masyarakat. "Pengumuman terlalu tergesa-gesa, kecuali setiap anak sudah
mendapatkan vaksin dari pemerintah kemudian tatap muka. Itu mungkin lebih tepat.
Pertanggung jawaban bagaimana kalau ada anak yang tertular, kemudian terjadi klaster? Tatap
muka sebelum vaksin, aku nggak setuju," ujarnya kepada Furqon Ulya Himawan, wartawan di
Yogyakarta yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Sutrisno mengaku akan membolehkan anaknya yang
siswa kelas 6 untuk kembali bersekolah. "Kalau bisa memilih sih, inginnya tatap muka karena
memang lebih dominan sekali perubahannya. Yang penting ada protokol dari pemerintah yang
menjamin keamanan siswa," ujarnya kepada wartawan Noni Arnee yang melaporkan untuk
BBC News Indonesia. Ada pula yang ragu-ragu, seperti Popon Siti Latipah, ibu penyandang
disabilitas netra yang selama ini mendampingi anaknya yang kondisi matanya sehat dan
bersekolah di sekolah umum di Bandung, jawa Barat."Bingung kalau misalnya dibuka, tapi
masih dalam masa begini, masih setengah hati menyuruh anak sekolah, meskipun sekolah di
rumah juga kesulitannya banyak, tapi kan kita bisa tenang karena anak kita nggak ada interaksi
dengan orang lain," ujar Popon kepada Yuli Saputra, wartawan di Bandung yang melaporkan
untuk BBC News Indonesia.

Jikalau sekolah anaknya dibuka, Popon ingin memastikan dulu bagaimana kondisi sekolahnya,
apakah sudah lengkap fasilitas protokol kesehatannya. "Dilihat dulu situasinya, kondisi di
kelas, apa memang sekolah menerapkan apa yang diperintahkan pemerintah, misalnya jaga
jarak.
BAB III

KESIMPULAN

Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan perguruan


tinggi, maka ITL Trisakti melaksanakan pembelajaran daring sebagai solusi pelaksanaan
pembelajaran. Hasil penulisan menunjukkan mahasiswa memiliki sarana dan prasarana untuk
melaksanakan pembelajaran daring. Pembelajaran daring efektif untuk mengatasi
pembelajaran yang memungkinan dosen dan mahasiswa berinteraksi dalam kelas virual yang
dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Pembelajaran daring dapat membuat mahasiswa
belajar mandiri dan motivasinya meningkat. Namun, ada kelemahan pembelajaran daring
mahasiswa tidak terawasi dengan baik selama proses pembelajaran daring. Lemah sinyal
internet dan mahalnya biaya kuato menjadi tantangan tersendiri pembelajaran daring. Akan
tetapi pembelajaran daring dapat menekan penyebaran Covid-19 di perguruan tinggi.

Pembelajaran daring juga memiliki beberapa dampak lain terhadap mahasiswa yaitu
pembelajaran daring masih membingungkan mahasiswa; mahasiswa menjadi pasif, kurang
kreatif dan produktif,; penumpukan informasi/ konsep pada mahasiswa kurang bermanfaat;
mahasiswa mengalami stress; serta peningkatan kemampuan literasi bahasa mahasiswa. Hal ini
dapat menjadi evaluasi agar pembelajaran daring dapat diupayakan diterima dengan baik oleh
mahasiswa tanpa mengurangi esensi pendidikan itu sendiri.

Dikarenakan tidak tersampaikan materi dengan baik serta pengerjaan tugas yang kurang
maksimal dihwatirkan mahasiswa mendapat nilai akhir atau IPK yang menurun pada tahun ini.
Untuk itu perlu adanya kesadaran dari mahasiswa untuk meningkatkan proses pembelajaran
diluar jam kelas, hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pemahaman mahasiswa akan materi-
materi serta tugas-tugas yang diberikan oleh dosen agar dapat menjaga kestabilan nilai tiap
mahasiswa.

Pandemi COVID-19 belum selesai. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem


Makarim membolehkan sekolah kembali menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, 2021
besok. Nadiem menyatakan kebijakan pembelajaran tatap muka untuk sekolah mulai 2021
sangat tergantung dengan izin orang tua siswa. Orang tua berhak untuk tidak mengizinkan
anaknya masuk sekolah di masa pandemi COVID-19 yang masih belum usai ini."Kalaupun
sekolahnya dibuka bahwa orang tua masih bisa tidak memperkenankan anaknya untuk datang
ke sekolah untuk tatap muka. Jadi hak terakhir dari siswa individu masih ada di orang tua,"
kata Nadiem lewat siaran YouTube Kemendikbud RI.

Referensi

Kemdikbud, 2020. Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19, Tantangan yang


Mendewasakan

https://pusdatin.kemdikbud.go.id/pembelajaran-online-di-tengah-pandemi-
covid-19-tantangan-yang-mendewasakan/

Christina Elvaretta Diva Priscillia, 2020. Video Interaktif dengan Penyematan Pertanyaan:
Sebuah Alternatif Metode Belajar Tanpa Tatap Muka

http://people.usd.ac.id/~ydkristanto/index.php/tag/pembelajaran-daring/

Stephanus Aranditio 2020, Pro dan Kontra Belajar Tatap Muka di Sekolah
Suara.com/news/2020/11/20/144855/pro-dan-kontra-belajar-tatap-muka-di-
sekolah-diputuskan-mulai-januari

Kemendikbud 2020, Kurikulum darurat Covid-19 dan 'membuka sekolah' di zona


kuning, kebijakan terbaru Kemendikbud di tengah pandemi
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-53691985

Andriansyah 2020, Satgas Covid-19 Unsyiah : Perlu Kehati-hatian Membuka


Sekolah di Tenhag Pandemi

https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kampus-kita/satgas-covid-19
unsyiah-perlu-kehati-hatian-membuka-sekolah-di-tengah-pandemi/

Anda mungkin juga menyukai