Anda di halaman 1dari 9

MEMEGANG ANGIN LALU MENANG?

By Nasrullah

Apa yang bisa dilakukan oleh orang yang pegang


angin? Dalam pertandingan silat misalnya, si A
berbekal pedang, sedangkan si B pegang angin,
atau tangan kosong?

Kalau si B keahlian silatnya 10 kali mengungguli


si A, mungkin ada kemungkinan akan menang.
Tapi bagaimana jika level keahilannya sama
atau si B lebih rendah daripada si A? Bisa
ditebak, si B akan mudah dikalahkan.

Si B itulah umat Islam zaman sekarang. Yang


hanya pegang angin. Semua uangnya berbentuk
kertas dan digital. Angka2 kekayaannya hanya
tertera di buku tabungan, surat saham, uang
kertas, kartu plastik tipis atau tertanam di
aplikasi sejenis ovo, gopay, dan uang digital
lainnya.

Tanpa disadari, pelan-pelan semua akan


menguap. Adanya inflasi, perampokan bank
dengan cara halus, hutang luar negeri, turunnya
harga saham, tutupnya sebuah aplikasi, adalah
yang nyata terjadi di masa kini.
Sekuat apapun kita berjuang, selama masih
pegang angin, tidak akan memenangkan
pertandingan. Begitu juga umat Islam Indonesia,
sekuat apapun melakukan berbagai strategi
penguatan keummatan, tidak akan bisa menang
melawan kekuatan yang Anda menyerahkan
uang dan kekayaan pada mereka.

Ditambah lagi, sebagian besar produk-produk


yang dikonsumsi, saat ini juga bukan milik Umat
Islam.

Dulu, saya berfikir, kita harus punya produk


sendiri. Tapi saya sadari, membuat produk
sendiri itu tidaklah mudah. Merekapun, para
pemilik brand dan produk, membangun sampai
titik ini bukannya mudah. Mereka membangun
pabrik dan disosialisasikan menggunakan media
profesional selama puluhan tahun, lalu
membombardir ruang maya dengan iklan
berbiaya raksasa. Hingga tertanam kuat produk-
produk yang mereka produksi.

Sebagus apapun produk yang kita buat, tidak


akan masuk dalam fikiran umat. Mungkin bisa,
tapi skalanya sangat kecil sekali.
Belum lagi perang dagang dalam skala global.
Baru-baru ini, sahabat saya, Ustadz Rendy
Saputra menulis tentang kerjasama antara Rebel
Food dan Gojek. Bahwa rebel food akan masuk
ke Indonesia dengan menggandeng gojek atau
sebaliknya, gojek yang menggandeng Rebel
food.

Tulisan itu berjudul “Bersiap Benturan”, yang


secara tepat menggambarkan hal yang akan
terjadi (kembali) pada diri umat Islam
Indonesia. Sampai urusan perut, harus “dijajah”
oleh pihak luar.

Bahkan, ustadz Yusuf Mansur mengomentari.


Dalam channel telegramnya, beliau menulis
“asli ga bener, ga ada hati nurani. Setelah
orang-orang kecil menyerahkan dirinya (baca:
duitnya, kerjanya, lalu lintasnya,
perdagangannya, seluruh rahasia dirinya) eh
sekarang pengumpul data, kepengen juga jadi
orang2 kecil. Ini kapitalis murni, yang negara
kayak ga hadir. Ga boleh. Ga bener”

Kalimatnya tegas sekali. Dan tentu kita


berharap suara beliau didengar oleh
pemerintah.
Tulisan ini saya tujukan bukan untuk pemerintah
tapi pada rakyat kecil, dan sebagian besar
rakyat kecil itu adalah umat Islam. Yang kata
pak Bambang Widianto, sekretaris eksekutif
TNP2K (Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan), 90% rakyat
Indonesia hanya menguasai 30% kekayaan
Indonesia. Dan angka itu semakin mengecil. Dari
30% mungkin menuju ke titik 0%. Kepada
kelompok inilah tulisan ini ditujukan. Bahwa
Anda bisa menyelamatkan diri Anda.

Ya In Syaa Allah bisa. Walaupun Anda tidak


punya produk. Walaupun Anda diserang dari
berbagai perang dagang global. Walaupun tidak
ada kekuatan di dunia ini yang melindungi Anda.
Ya Anda bisa selamat.

Syaratnya hanya satu : Anda Tidak Memegang


Angin. Sepanjang Anda memegang angin, Anda
tidak akan menang.

Apa maknanya? Uang dan Harta Anda tidak boleh


lagi berbentuk digital. Uang dan Harta Anda
harus Anda pegang. Selamatkan diri Anda.

Dalam materi di Magnet Rezeki saya sampaikan


logika keuangan. Bahwa jika Anda punya dana 1
juta dan Anda memberikan hutangan ke teman
Anda, maka dana 1 juta itu bukan lagi milik
Anda. Anda hanya memegang trust. Anda pegang
angin. Jika nanti dia mengembalikan, itu nasib
baik. Tapi jika dia tidak mengembalikan, ya itu
salah Anda, kenapa melepaskan harta Anda. Yg
bisa Anda lakukan hanya introspeksi atas dosa2
Anda sendiri dan mendoakan teman Anda.

Jadi untuk menyelamatkan diri kita dimulai dari


pola fikir yang tepat. Mindset kita harus distel
bahwa : Uang dan Harta yang tidak bisa Anda
pegang dan lihat dengan mata kepala sendiri,
bukanlah milik Anda. Biarlah produk (untuk
sementara) milik orang, asalkan hartanya masih
Anda pegang.

Jika dijabarkan, lebih kurang strateginya seperti


ini:

1. Setiap Anda punya uang lebih, jadikan emas.


Walaupun mungkin harus mencicil. Tidak
mengapa, toh sekarang juga ada emas-emas
mini. Beli semampunya. Lalu tahan diri Anda
untuk tidak menggunakan emas Anda dalam
jangka selama mungkin. Itu akan jauh lebih
berguna dibandingkan Anda pegang angka-angka
digital yang tidak berbentuk. Jadi jangan
pegang angin, tapi peganglah emas.

2. Tahan surat tanah dan kendaraan Anda.


Jangan dijaminkan. Semenggiur apapun
tawarannya. Anda harus bersabar menghadapi
kesederhanaan hidup. Pandemi ini mengajarkan
ternyata semua barang2 mewah yang kita beli
selama ini tidak ada yang terpakai. Jadi, jangan
pegang angin, peganglah erat asset properti
Anda.

3. Jangan lagi membeli produk-produk surat2


berharga seperti surat saham dan sejenisnya.
Kecuali yang syariah dan kecuali juga yang
terpaksa, seperti bpjs misalnya. Lebih baik Anda
menabung emas atau properti sebagai jaminan
masa depan Anda. Jika sudah terpaksa
bagaiman? Istikhoroh saja, minta petunjuk
kepada Allah apa yang harus dilakukan.

4. Jadikan uang kertas dan uang digital sebagai


alat mempermudah transaksi. Tidak lebih.
Sekali lagi, Mindset Anda harus distel, bahwa
uang yang tidak Anda pegang bukan uang Anda.
Namun ini tidak berarti, setelah ini Anda
mengambil seluruh uang Anda di Bank. Tidak.
Tidak boleh begitu. Tapi uang Anda dibagi-bagi.
Harta jangka panjang jadikan emas dan atau
properti. Uang kertas dipakai untuk belanja
harian. Uang digital dipakai untuk bayar-bayar
elektronik. Saldo di bank digunakan untuk
kemudahan transfer. Namun harta Anda yang
benar2 milik Anda adalah emas dan properti itu.

5. Jika Anda sekarang sebagai orang yang


berhutang, atau punya gaya hidup berutang.
bertaubatlah. Itulah yang membuat Anda lemah
selama ini. Katakan pada diri Anda dengan
tegas, STOP. Lebih baik Anda berpuasa tiap hari
daripada harus berutang. Memang puasa tiap
hari tidak ada sunnahnya, tapi kalau darurat,
malah jadi pahala, daripada Anda harus
berutang.

Tentu, hutang (amanah) yang sekarang harus


Anda lunasi. Ada tulisan dan audio saya
menjelaskan tentang caranya. Silahkan
dipelajari. Dan minta kepada Allah agar apapun
bisa membeli secara cash, dan harus disiplin.
Kalau tidak bisa beli cash, mending tidak usah
beli sama sekali.

Akhirnya, kita menggantungkan harapan kita


kepada Allah. DIA yang akan menjaga kita,
sepanjang kita mendekat kepada-Nya.
Apapun, kini Kita hidup di akhir zaman. Mesti
eling nan waspada. Mesti hati-hati dan
bertakwa. Strategi kehidupan kita juga harus
merujuk kepada apa yang Nabi Nubuwahkan.

Salah satunya, ada hadits Nabi saw,


“Akan datang suatu masa, di mana tidak
bermanfaat di masa itu kecuali Dinar dan
Dirham” (HR Ahmad)

Tentang Dinar dan Dirham, insya Allah akan saya


sampaikan di tulisan berikutnya. Semoga Allah
memudahkan kita untuk selamat dari fitnah
dunia dan dimasukkan-Nya ke syurga. Aaamiin.

Silaturrahim: Dapatkan ilmu2 Magnet Rezeki


secara gratis di:
- t.me/audiomagnetrezeki
- www.youtube.com/c/nasrullahmagnetrezeki

Anda mungkin juga menyukai