Anda di halaman 1dari 7

KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS XI

SMA NEGERI 8 MAKASSAR

Nurhayati Said
SMA Negeri 8 Makassar

Abstract

This study aims to obtain data on essay writing skills in German of the students
at SMA Negeri 8 Makassar. The population was the students at grade XI of
SMA Negeri 8 Makassar. It used total sampling technique and data were
collected by using tests and questionnaires. The tests were administered to
measure the writing skills in German and the questionnaire was intended to
obtain information about the factors that influence the writing skills in
German. The data obtained were statistically analyzed by using percentage.
The results showed that the average score obtained by the students in essay
writing in German were 58.63%. There were 2 students (5.25%) failed, 21
students (55.26%) predicated poor, 11 students (28.94%) were categorized as
adequate, and 4 students (10.52%) predicated as good. The factors that
influence students’ writing were that writing is very difficult, the way of
teacher present the lesson, students were lazy to write, lack of writing guidance
given by the teacher.

Keywords/keyphrases: keterampilan menulis, bahasa jerman, kemampuan


menulis

A. PENDAHULUAN Salah satu aspek keterampilan


Mengingat pentingnya bahasa sebagai berbahasa adalah keterampilan menulis.
alat komunikasi maka di berbagai lembaga Keterampilan menulis merupakan salah satu
pendidikan di Indonesia telah diajarkan keterampilan yang paling sulit dilakukan
berbagai macam bahasa. Salah satu bahasa oleh siswa, utamanya menulis dalam bahasa
asing yang diajarkan dan dirumuskan dalam Jerman. Di dalam bahasa Jerman banyak
kurikulum yang digunakan di SMA Negeri sekali aturan yang harus diperhatikan
8 Makassar adalah bahasa Jerman. Buku sebelum siswa menulis, misalnya siswa
acuan yang digunakan dalam pengajaran harus memperhatikan struktur kalimatnya
bahasa Jerman adalah buku “Kontakte dan kosakatanya. Struktur kalimat bahasa
Deutsch 1,2 dan 3” serta ”Kontakte Deutsch Jerman sangat berbeda sekali dengan
Extra”. Buku “Kontakte Deutsch Extra” struktur kalimat bahasa Indonesia. Dalam
adalah buku lanjutan dari buku sebelumnya struktur kalimat bahasa Jerman
yang telah ada dan dalam buku tersebut pembentukan kalimatnya berbeda-beda
materinya adalah materi untuk kelas 3. Di menurut jenisnya, misalnya Aussagesatz
dalam buku tersebut materi pelajaran (kalimat perintah) berbeda susunan dan pola
keterampilan berbahasa diberikan secara kalimatnya dengan Imperativsatz (kalimat
berkesinambungan dan menitikberatkan perintah) dan demikian pula dengan
pada kemampuan berkomunikasi secara Fragesatz (kalimat tanya). Perbedaan-
lisan dan tulisan. perbedaan inilah yang menyebabkan siswa
kesulitan untuk mempelajarinya. Kesulitan-
42 ISSN: 1979-0547
Lingua Didaktika Volume 4 Nomor 1, Desember 2010

kesulitan yang lainnya adalah masih banyak keterampilan berbahasa yang diajarkan di
siswa yang kurang menguasai kosakata dan sekolah, baik pada tingkat sekolah dasar
struktur kalimat bahasa Jerman. Sementara maupun pada perguruan tinggi. Menurut
itu, peningkatan kemampuan menulis hanya Ashadi (1993) “menulis merupakan suatu
dapat dilakukan dengan jalan menguasai kemampuan berbahasa yang dipergunakan
sebanyak-banyaknya kosakata dan juga untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
menguasai atau memahami struktur kalimat. melalui lambang atau tulisan“. Mueller
Hal tersebut di atas dapat dilihat dari (1985:567) menyatakan bahwa “Schrift ist
hasil belajar siswa dalam keterampilan system von Zeichen, mit denen die
menulis (Schreibfertigkeit), masih sangat gesprochene Sprache festgehalten, lesbar
rendah, karena masih banyak siswa yang gemacht wird”. Maksudnya tulisan
mendapat nilai yang kurang memuaskan. merupakan sistem lambang-lambang yang
Begitu juga dari beberapa hasil penelitian dituangkan melalui bahasa tulis sehingga
yang telah dilakukan, nilai rata-rata siswa lambang-lambang itu dapat dibaca.
dalam keterampilan menulis masih sangat Power dan Hubard (1991:68-69)
jauh dari yang diharapkan. mendefinisikan menulis sebagai sebuah
Untuk menguasai kemampuan menulis media komunikasi seseorang dengan dirinya
dalam bahasa Jerman dengan baik dan benar dan dengan orang lain pada tempat dan
seperti yang diharapkan dalam buku waktu yang berbeda. Artinya bila seseorang
“Kontakte Deutsch” maka siswa diharapkan menulis maka ia berusaha mengungkapkan
dapat menguasai sebanyak-banyaknya maksud/keinginannya dalam bentuk tulisan
kosakata dan juga menguasai atau pada tempat dan masa yang berbeda dengan
memahami struktur kalimat. pembaca tulisannya.
Berdasarkan dari uraian tersebut di atas, Mengenai hal ini Nunan (1995:86)
maka masalah penelitian ini dapat berpendapat bahwa perbedaan penting
dirumuskan sebagai berikut: (1) Sampai antara komunikasi lisan dan tulisan yaitu
sejauhmana keterampilan menulis dalam komunikasi tulis sering bersifat
bahasa Jerman siswa SMA Negeri 8 dekontekstual. Hal ini dikarenakan penulis
Makassar? (2) Faktor- faktor apa saja yang rentangan jarak dan waktu dari orang atau
menunjang dan menghambat kemampuan pembaca tulisannya, maka ia harus membuat
menulis dalam bahasa Jerman siswa SMA suatu kesimpulan tentang latar belakang
Negeri 8 Makassar ? pengetahuan pembacanya yang
Manfaat yang diharapkan dari hasil mengharuskan ia menambah atau
penelitian ini adalah sebagai bahan masukan mengurangi kata atau pesan dalam teks yang
bagi tenaga pengajar bahasa Jerman dalam ia tulis.
usaha peningkatan mutu pengajaran bahasa Selanjutnya, Morsey dalam Tarigan
Jerman, terutama mengenai pengajaran (1992 :4) mengatakan bahwa:
keterampilan menulis bagi siswa agar dapat
lebih ditingkatkan. Bagi siswa diharapkan menulis dipergunakan oleh orang
dapat dipakai sebagai pedoman untuk terpelajar untuk mencatat, merekam,
menumbuhkan minat belajarnya guna meyakinkan, melaporkan, atau
mencapai hasil yang optimal. memberitahukan, dan mempengaruhi
maksud serta tujuan seperti itu hanya
1. Hakikat Menulis dapat dicapai dengan baik oleh orang
Kemampuan berbahasa bukan hanya yang dapat menyusun pikirannya dan
aspek lisan saja (menyimak dan berbicara) mengatakannya dengan jelas, dan
akan tetapi juga aspek tulisan (menulis). kejelasan-kejelasan itu tergantung pada
Menulis merupakan salah satu dari aspek
ISSN: 1979-0547 43
pikiran, susunan, pemakaian kata-kata menulis secara bebas berdasarkan tema
dan strukutr kalimat. yang diberikan dengan pertolongan
beberapa kata kunci. Dalam hal ini kegiatan
Semi (1990:8) menambahkan bahwa siswa melalui tiga tahap yaitu: 1)
bagaimanapun tulisan itu mempunyai kaitan mengonsep isi cerita, 2) menyusun bahasa,
dengan pembaca, karena tulisan yang baik dan 3) membuat komposisi yang sesuai.
atau tulisan yang berhasil adalah tulisan Selanjutnya, Hardjono (1982)
yang dapat dipahami dengan mudah oleh mengatakan bahwa terdapat enam tahap
pembaca dan untuk membuat tulisan yang yang harus dilakukan oleh siswa untuk
baik diperlukan latihan dan pengalaman. mengembangkan kemampuan menulis yaitu
Pendapat Semi ini didukung oleh Tarigan 1) latihan membuat kalimat sederhana, 2)
(1990:4) yang mengatakan bahwa menulis latihan membuat kalimat majemuk, 3)
adalah kegiatan yang produktif, ekspresif latihan menyusun menurut urut-urutan yang
yang pemerolehannya harus melalui latihan benar, 4) mengarang atau menulis
yang banyak dan teratur. Selanjutnya berdasarkan tema dan kata-kata kunci yang
Hardjono (1982:85) mengatakan bahwa diberikan, 5) mengarang atau menulis
kegiatan produktif di sini dimaksudkan agar berdasarkan tema yang diberikan tanpa kata-
siswa mempunyai kemampuan untuk kata kunci, dan 6) mengarang bebas.
menghasilkan ungkapan-ungkapan baru Dalam mengembangkan gagasan atau
secara mandiri dalam bentuk lisan dan ide menjadi suatu karangan yang utuh atau
tulisan. tulisan yang baik, kita dituntut untuk
Lebih lanjut Hardjono (1982) menguasai kata-kata, yang berarti kita dapat
menambahkan bahwa dalam keterampilan memilih kata, istilah dan kalimat yang tepat
menulis ada tiga kemampuan yang dapat sehingga gagasan atau ide tersebut dapat
dikembangkan, yaitu kemampuan diketahui oleh pembaca. Samsuri (1985:162)
reproduktif, reseptif-produktif dan produktif. menambahkan bahwa, rangkaian kata
Pada kemampuan reproduktif, tujuan tersebut disusun hingga menjadi kalimat
kegiatan yang dilakukan dalam kemampuan yang efektif, sehingga akhirnya akan
ini ialah siswa mampu menyalin teks dari membentuk paragraf. Paragraf-paragraf ini
buku tertentu atau yang ditulis di papan. disusun sehingga akan melahirkan sebuah
Latihan ini bertujuan agar siswa terbiasa wacana.
menulis kata-kata asing. Pada kemampuan Jadi dapat disimpulkan bahwa menulis
reseptif-reproduktif, tujuan kegiatan yang adalah kemampuan berbahasa yang
dilakukan dalam kemampuan ini adalah dipergunakan untuk mengungkapkan pikiran
siswa diberikan teks tertulis yang dibaca dan perasaan melalui lambang atau tulisan
oleh guru mereka atau yang diperdengarkan dan merupakan kemampuan berbahasa yang
melalui kaset. Kemudian siswa diminta tidak hanya dirasa sulit oleh seseorang yang
untuk memproduksi atau menceritakan mempelajari suatu bahasa asing, karena
kembali teks tersebut secara keseluruhan tidak hanya melibatkan unsur-unsur bahasa
atau intinya saja, cara menceritakan ini seperti leksikal, sintaksis, dan semantik yang
dapat dilakukan dengan menuliskan kalimat berbeda dari bahasa pertamanya, tetapi juga
lengkap atau hanya dengan menuliskan kata- aspek menulis lainnya. Menulis juga
kata kunci saja. Dalam kedua kemampuan melibatkan berbagai unsur-unsur bahasa
ini, siswa masih terikat pada teks yang yang lebih kompleks dari keterampilan
diberikan, terutama mengenai isi, jalan bahasa lainnya.
cerita dan konsep pemikiran. Kemampuan
Produksi, yaitu untuk mengembangkan
kemampuan produksi ini, siswa harus
44 ISSN: 1979-0547
Lingua Didaktika Volume 4 Nomor 1, Desember 2010

2. Pembelajaran Menulis kemampuan siswa untuk: memproduksi pola


Menurut Brown (2000:7) pembelajaran grafem, ortografik, dan susunan kata,
sebagai pemerolehan pengetahuan atau menulis dengan kecepatan rata-rata sesuai
keterampilan melalui belajar, pengalaman, tujuan, menggunakan sistem struktur
dan instruksi. Sedangkan Kimble dan kalimat yang berterima, mengekspresikan
Gamezy dalam Brown (2000:7) berpendapat suatu makna ujaran dengan berbagai bentuk
bahwa pembelajaran merupakan perubahan struktur kalimat, serta menggunakan alat
secara permanen dalam kecenderungan kohesi dalam wacana tulis.
bertindak yang merupakan hasil dari Heaton (1991:135) berpendapat bahwa
penguatan. Pembelajaran menulis dapat menulis merupakan suatu keterampilan yang
dikaji dari dua sudut pandang yaitu menulis kompleks karena tidak hanya membutuhkan
merupakan keterampilan pendukung kemampuan struktur kalimat dan retorika
(supportive skill) dan komunikasi kreatif akan tetapi juga elemen konseptual dan
(creative communication). penilaian. Heaton menguraikan lima
Menulis dapat dikatakan sebagai subketerampilan utama dalam menulis,
keterampilan pendukung berarti yakni (a) language user: menulis kalimat
keterampilan ini tidak dipelajari atau yang benar dan mamadai, (b) mechanical
diajarkan secara mandiri tetapi melibatkan skills: menggunakan tanda baca dan ejaan
keterampilan bahasa lainnya, sebagai contoh yang benar, (c) treatment of content:
aktivitas transkripsi seperti dikte dan berpikir kreatif, (d) stylistic skills:
mengisi sebuah format akan melibatkan mengolah kalimat dan paragraf, dan (e)
keterampilan menyimak dan membaca judgement skills: menulis untuk berbagai
dalam pelaksanaannya. tujuan komunikasi khusus.
Kemudian, menulis juga dikatakan Berdasarkan uraian di atas maka dapat
sebagai keterampilan komunikasi yang disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
kreatif karena melalui kegiatan menulis juga menulis adalah membantu siswa untuk
dapat digunakan sebagai alat untuk berbagai mengungkapkan ide/gagasan untuk berbagai
tujuan komunikasi. Untuk itu, perlu tujuan dalam kehidupan nyata dalam bentuk
dirumuskan dengan jelas terlebih dahulu tertulis yang meliputi berbagai aspek.
pemilihan metode pembelajaran yang
disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa, B. METODE PENELITIAN
situasi/konteks pembelajaran apakah sebagai Pada dasarnya penelitian ini
bahasa pertama, kedua atau sebagai bahasa menggunakan metode penelitian yang
asing. bersifat deskriptif dengan teknik persentase.
Dalam penelitian ini siswa diberikan tes
3. Tujuan Pembelajaran Menulis untuk memperoleh skor/nilai keterampilan
Tujuan pembelajaran menulis meliputi menulis bebas dan angket diberikan untuk
berbagai aspek penguasaan bahasa yakni mengetahui faktor-faktor yang
aspek struktur kalimat dan makna, serta mempengaruhi keterampilan siswa dalam
melatih kemampuan kognitif siswa baik menulis karangan.
pada tataran di dalam bahasa maupun di luar Populasi penelitian ini adalah siswa
bahasa. Oleh karena itu tujuan pembelajaran SMA Negeri 8 Makassar. Dari populasi
menulis berkaitan erat dengan hasil tersebut ditetapkan sebagai sampel yaitu
pembelajarannya, maka perlu dipaparkan sebanyak 38 orang yaitu kelas XI IPA 1.
penguasaan keterampilan menulis yang oleh Sumber data diperoleh langsung dari
Brown (2004:293-294) dibagi ke dalam dua siswa yang menjadi sampel dalam penelitian
tataran, yakni microskills dan macroskills. ini. Tes yang diberikan adalah berupa tes
Yang termasuk dalam microskills antara lain keterampilan menulis karangan dan angket
ISSN: 1979-0547 45
diberikan untuk mengetahui faktor-faktor atau 62,5 % yang menyatakan demikian.
yang mempengaruhi keterampilan siswa Demikian juga pernyataan siswa tentang
dalam menulis karangan dalam bahasa pelajaran menulis itu penting untuk
Jerman. dipelajari, karena terdapat 12 orang siswa
Teknik analisis data yang digunakan atau 50 % menyatakan bahwa pelajaran
dalam penelitian ini adalah teknik menulis tersebut menyenangkan untuk
persentase, dengan kata lain data dari hasil mereka pelajari.
penelitian yang terkumpul dipersentasekan. Selanjutnya terkait dengan masalah
kesulitan belajar bahasa Jerman yang
C. PENYAJIAN DATA DAN dihadapi siswa di SMA Negeri 8 Makassar.
PEMBAHASAN Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
Dari pengujian yang telah dilakukan, angket yang disebarkan ke siswa, kesulitan-
maka terlihat dengan jelas bahwa siswa kesulitan utama terkait dengan keterampilan
belum mampu menulis karangan dalam menulis yang dialami oleh siswa
bahasa Jerman. Hal ini dapat dilihat dari kebanyakan disebabkan oleh kurangnya
lima komponen penilaian menulis, yaitu : isi penguasaan struktur kalimat oleh siswa.
gagasan yang dikemukakan dengan nilai Terdapat 10 orang siswa atau 41,67 % yang
rata-rata 61,83 yang dikategorikan cukup, menyatakan kesulitan karena kurangnya
organisasi isi dengan nilai rata-rata 56,28 penguasaan struktur kalimat. Walaupun
yang dikategorikan kurang, penggunaan tata Guru selalu memberikan latihan-latihan
bahasa dengan nilai rata-rata 57,02 yang setelah memberikan pokok bahasan baru,
dikategorikan kurang, gaya yang terdiri dari hal ini dapat dilihat dari jawaban yaitu
pilihan struktur dan kosakata dengan nilai terdapat 17 orang siswa atau 70,83 %,
rata-rata 55,06 yang dikategorikan kurang, mereka juga selalu mengerjakan latihan-
serta penggunaan ejaan dengan nilai rata- latihan yang diberikan oleh Guru, karena
rata 53,06 yang dikategorikan cukup. Nilai terdapat 15 orang siswa atau 62,5 % yang
rata-rata secara keseluruhan yang diperoleh menyatakan demikian. Namun hal ini tidak
siswa pada tes keterampilan menulis menjamin keberhasilan mereka dalam
karangan dalam bahasa Jerman adalah keterampilan menulis.
58,63. Nilai tersebut termasuk dalam Masih sedikitnya buku yang dimiliki
kategori kurang karena berkisar antara 40 – oleh siswa yakni Cuma 1 – 2 buku, karena
59. Hal ini berarti bahwa nilai rata-rata yang terdapat 12 orang siswa atau 50% yang
diperoleh siswa adalah masuk dalam menyatakan demikian. Mereka juga sering
kategori kurang. mengunjungi perpustakaan, yakni terdapat
Dengan demikian dapat disimpulkan 10 orang siswa atau 41,7% untuk membaca
bahwa, keterampilan menulis siswa SMA buku-buku berbahasa Jerman. Jumlah buku-
Negeri 8 Makassar dalam bahasa Jerman buku berbahasa Jerman yang terdapat di
adalah rendah. Rendahnya hasil belajar perpustakaan banyak. Hal ini dapat
siswa dalam menulis karangan dalam bahasa diketahui dengan banyaknya siswa yaitu 15
Jerman terlihat dari hasil angket yang orang atau 62,5%.
diberikan pada siswa. Hal ini dapat dilihat Di atas telah dijelaskan terdapat faktor-
dari banyaknya siswa yang menyatakan faktor penghambat dalam embeajaran
bahwa pelajaran menulis adalah sukar, bahasa Jerman sehingga tingkat
karena terdapat 13 orang siswa atau 54,17 keterampilan menulis karangan bahasa
% yang menyatakan hal tersebut, walaupun Jerman siswa SMA Negeri 8 Makassar
banyak dari mereka menyatakan bahwa masih kurang atau masih rendah. Namun
bahasa Jerman meyenangkan untuk meskipun demikian dari hasil penelitian ini
dipelajari karena terdapat 15 orang siswa masih ditemukan adanya pendukung yaitu
46 ISSN: 1979-0547
Lingua Didaktika Volume 4 Nomor 1, Desember 2010

siswa mengatakan bahwa pelajaran bahasa 1) siswa diharapkan tetap bersemangat


Jerman penting dan sangat menyenangkan untuk belajar bahasa Jerman, 2) siswa lebih
untuk dipelajari. Walaupun jumlah buku banyak menguasai kosakata dan struktur
yang mereka punyai masih sedikit, tetapi kalimat, sehingga dapat menulis dengan
mereka selalu mengunjungi perpustakaan benar, 3) siswa diharapkan lebih banyak
untuk membaca buku-buku berbahasa meluangkan waktu untuk latihan menulis, 4)
Jerman. Hal ini berarti mereka punya Guru hendaknya memberi bimbingan
kemauan dan semangat untuk belajar bahasa menulis yang benar pada siswa, serta
Jerman, walaupun bahasa ini masih sulit memberikan metode mengajar yang lebih
bagi mereka. kreatif dan menarik dalam menulis.

C. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Dari hasil penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor-faktor penyebab Ahmadi. 1990. Strategi Belajar Mengajar
rendahnya keterampilan menulis bebas Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi
dalam bahasa Jerman pada siswa SMA Sastra. Malang: YA3.
Negeri 8 Makassar karena pelajaran menulis
menurut siswa masih sulit yang disebabkan Brown, H. Douglas. 2000. Principle of
oleh berbagai faktor. Language Learning and Teaching
Faktor yang menghambat keterampilan 4thEd. New York: Longman.
menulis siswa dalam bahasa Jerman, yaitu
kurangnya penguasaan struktur kalimat, Brown, H. Douglas. 2004. Languages
sehingga mereka malas untuk belajar bahasa Assessment: Principles and Classroom
Jerman. Selain itu, kesulitan menulis juga Practices. New York: Longman.
dipengaruhi oleh faktor cara guru
Hadley, Alice Omaggio. 1993. Teaching
menjelaskan pelajaran menulis masih
English in Context 2nd Ed. New York:
dianggap sukar untuk dipahami oleh siswa,
Heinle & Heinle Publisher.
serta kurangnya bimbingan dari guru tentang
cara menulis yang baik dan benar. Faktor Hardjono, T, 1982. Kompetensi Guru
yang juga berpengaruh adalah kurangnya Bahasa asing Dilihat Dari Segi Profesi
ketersedian buku-buku berbahasa Jerman dan Pengembangannya, dalam Seminar
yang dimiliki oleh siswa. Pengajaran Bahasa. Jakarta: Pusat
Kemudian, faktor-faktor penunjang Bahasa.
keterampilan menulis karangan dalam
bahasa Jerman adalah pelajaran bahasa Heaton, JB, 1991. Writing English
Jerman penting dan menyenangkan untuk Language Tests. London: Longman.
dipelajari, seringnya diberikan latihan-
latihan menulis oleh Guru setelah Müller, Wolfgang. 1985. Das
memberikan pokok bahasan baru, siswa Bedeutungswörterbuch.
selalu mengerjakan tugas-tugas yang Bibliographisches Institut Mannheim/
diberikan, seringnya mereka mengunjungi Leipzig/Wien/Zurich: Duden Verlag.
perpustakaan untuk membaca buku-buku
yang berbahasa Jerman, serta waktu untuk Nunan, David. 1995. Language Teaching
belajar menulis cukup dan mereka selalu Methodology, London: Phoenix ELT.
belajar bahasa Jerman secara berkelompok.
Dari hasil kesimpulan dapat
dikembangkan saran-saran sebagai berikut:
ISSN: 1979-0547 47
Nurgiyantoro, Burhan,1988. Penilaian
Dalam Pengajaran dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.

Pogner, Karl-Heinz, 1992. Raus aus


Altagkiste – Erfahrungen mit
Funktionalen Texten in Einer Werkstatt.
In Borner und Vogel (Herausgeber)
Schreiben in der Fremdsprache.
Bochum: AKS Verlag.

Samsuri, 1985. Analisis Bahasa. Jakarta:


PT. Sastra Hudaya.

Semi, M Atar, 1990. Menulis Efektif.


Padang: Angkasa Raya.

Sudjana, 1986. Metode Statistik. Jakarta:


Bina Aksara.

Tarigan, H.G. 1983. Menulis Sebagai Suatu


Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Tarigan, H.G. 1993. Pengajaran Kosakata


.Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. 1992. Menulis Sebagai Suatu


Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

48 ISSN: 1979-0547

Anda mungkin juga menyukai