Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


PADA LANSIA DENGAN MASALAH
KOMUNIKASI KOMUNIKASI

DI SUSUN OLEH

NORID SANDONA NIAK

P :1813018

PROGRAM STUDI ILMU SARJANA KEPERAWATAN


STIKES GRAHA EDUKASI
MAKASSAR
202
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Ma ha Esa karena
berkat dan rahmat serta penyertaan Nya sehingga makalah
‘’PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN
MASALAH KOMUNIKASI KOMUNIKASI ‘’ ini dapat kami di selesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami berusa ha menyajikan bahan dan Bahasa
yang sederhana,singkat serta mudah dicerna is inya oleh para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini.Maka kami berharap
adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan
mendatang. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.

Makassar 29 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................... 1
Kata Pengantar..................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang............................................................................ 4
B. Rumusan masalah...................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan........................................................................ 6

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian komunikasi dan Pengertian lansia........................... 7
B. Komunikasi pada lansia.............................................................. 8
C. Kendala kendala dan hambatan dalam berkomunikasi pada lansia 9
D. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi
dan pada reaksi penolakan......................................................... 10
E. Keterampilan Komunikasi Terapeutik Pada Lansia.................... 11
F. Prinsip Prinsip Etik Pelayanan Kesehatan Pada Lansia............ 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang


memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan
meningkatkan kontrak dengan oran lain karena komunikasi dilakukan oleh
seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bawa komunikasi
adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang
kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan
individu bera sosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya.
Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang
maknanya dipacu dan ditransmisikan. Untuk memperbaiki interpretasi pasien
terhadap pesan, perawat harus tidak terburu-buru dan mengurangi
kebisingan dan distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai
untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau
ada kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi
yang berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien
dan sering sangat membantu. (Bruner & Suddart, 2001 : 188)

Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan


verbal dan non verbal dari informasi dan ide. Kominikasi mengacu tidak
hanya
pada isi tetapi juga pada perasaan dan emosi dimana individu
menyampaikan hubungan ( Potter Perry, 301 ). Komunikasi pada lansia
membutuhkan peratian khusus. Perawat harus waspada terhadap
perubahan fisik, psikologi, emosi, dan sosial yang memperngaruhi po la
komunikasi. Perubahan yang berhubungan dengan umur dalam sistem
auditoris dapat mengakibatkan kerusakan pada pendengaran. Perubahan
pada telinga bagian dalam dan telinga mengalangi proses pendengaran
pada lansia sehingga tidak toleran teradap suara. Berdasarkan hal-hal
tersebut kami menulis makalah ini yang berjudul “ komunikasi pada lansia.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian komunikasi dan Pengertian lansia ?


2. Komunikasi pada lansia ?
3. Kendala- kendala dan hambatan dalam berkomunikasi pada lansia ?
4. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada kon teks komunikasi
dan pada reaksi penolakan ?
5. Keterampilan Komunikasi Terapeutik Pada Lansia ?
6. Prinsip-Prinsip Etik Pelayanan Kesehatan Pada Lansia ?
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tata cara berkomunikasi pada lansia.


2. Dapat memberikan komunikasi terapeutik pada lansia.
3. Dapat membantu proses keperawatan pada lansia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian komunikasi dan lansia

Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatankegiatan yang


berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling
tukar-menukar pendapat serta dapat diartikan hubungan kontak antara
manusia baik individu maupun kelompok. (Widjaja, 1986: 13) Komunikasi
adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan
orang lain. (Potter & Perry, 2005 : 301) komunikasi yang biasa dilakukan
pada lansia bukan hanya sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran
dan pengalaman dan hubungan intim yang terapeutik.Lansia adalah periode
dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan
juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberap
a pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60
tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan
65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung
secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.Kelompok lanjut usia
( LANSIA ) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8).

Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan


jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).
Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik
dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan
mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4).
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga
kelompok yakni :

1. Kelompok lansia dini (55 –64 tahun), merupakan kelompok yang baru
memasuki lansia.
2. Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
3. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70
tahun.
B. Komunikasi pada lansia

Dalam komunikasi dengan lansia harus diperhatikan faktor fisik, psikologi,


(lingkungan dalam situasi individu harus mengaplikasikan ketrampilan
komunikasi yang tepat. disamping itu juga memerlukan pemikiran penuh
serta memperhatikan waktu yang tepat.

1) Ketrampilan komunikasi Listening/Pendengaran yang baik yaitu :


a. Mendengarkan dengan perhatian telinga kita.
b. Memahami dengan sepenuh hati, keikhlasan dengan hati yang jernih.
c. Memikirkan secara menyeluruh dengan pikiran jernih kita.
2) Tekhnik komunikasi dengan lansia
a. Tekhnik komunikasi dengan penggunaan bahasa yang baik.Kecepatan
dan tekanan suara yang tepat dengan menyesuaikan pada topik
pembicaraan dan kebutuhan lansia,berbicara dengan lansia yang
dimensia dengan pelan.tetapi berbicara dengan lansia demensia yang
kurang mendengar dengan lebih keras hati-hati karena tekanan suara
yang tidak tepat akan merubah arti pembicaraan pertanyaan yang
tepat
kurang pertanyaan yang lansia menjawab ya atau tidak..Berikan
kesempatan orang lan untuk berbicara hindari untuk mendominasi
,pembicara sebaiknya mendorontg lansia untuk berperan aktif
Merubah topik pembicaaraan dengan jitu menggunakan objek sekitar
untuk topik pembicaraan bila lansia tidak interest lagi Contoh : siapa
yang membelikan pakaian bapak/ibu yang bagus ini? Gunakan kata-
kata yang sederhana dan konkrit gunakan makan satu buah setelah
makan dari pada menggunakan makanan yang berserat Gunakan
kalimat yang simple dan pendek satu pesan untuk satu kalimat.
3) Teknik nonverbal komunikasi
a. Perilaku : ramah tamah, sopan dan menghormati, cegahsupaya tidak
acuh tak acuh, perbedaan.
b. Kontak mata : jaga tetap kontak mata.
c. Expresi wajah : mereflexsikan peraaan yang sebenarnya.
d. Postur dan tubuh : mengangguk, gerakan tubuh yang tepat, meletakan
kursi dengan tepat.
e. Sentuhan : memegang tangan, menjbat tangan.
4) Teknik untuk meningkatkan komunikasi dengan lansia.
a. Memulai kontak saling memperkenalkan nama dan berjabat tangan.
b. Bila hanya menyentuh tangannya hanya untuk mengucapaka pesan
c. pesan verbal dan merupak metode primer yang non verbal.
d. Jelaskan tujuan dari wawancara dan hubungan dengan intervensi
keperawatan yang akan diberikan.
e. Muali pertanyaan tentang topik-topik yang tidak mengancam.
f. Gunakan pertanyaan terbuka dan belajar mendengar yang efektif.
g. Secara periodic mengklarifikasi pesan.
h. Mempertahankan kontak mata dan mendengar yang baik dan
mendorong untuk berfokus pada informasi.
i. Jangan berespon yang menonjolkan rasa simpati.
j. Bertanya tentang keadaan mental merupakan pertanyaan yang
mengancam dan akan
k. mengakiri interview.
l. Minta ijin bila ingin bertanya secara formal.

5) Lingkungan wawancara
a. Posisi duduk berhadapan
b. Jaga privasi.
c. Penerangan yang cukup dan cegah latar belakang yang sila
d. Kurangi keramaian dan berisik
e. Komunikasi dengan lansia kita mencoba untuk mengerti dan menjaga
kita mengekspresikan diri kita sendiri efek dari kmunikasi adalah
pengaruh timbal balik seperti cermin.
6) Kendala-kendala dan hambatan dalam berkomunikasi dengan lansia
a. Gangguan neurology
b. serring menyebabkan gangguan bicara dan berkomunikasi dapat juga
karena pengobatan medis, mulut yang kering dan lain-lain.Penurunan
daya pikir sering menyebabkan gangguan dalam mendengarkan,
mengingat dan respon pada pertanyaan seseorang. Perawat se
ring memanggil dengan “nenek”, “sayang”, dan lain-lain. Hal tersebut
membuat tersinggung harga dirinya dianjurkan memanggil nama
panggilannya.
c. Dianjurkan menegur dan mendengarkan dengan penuh perhatian
d. Perbedaan budaya hambatan komunikasi, dan sulit menjalin
hubungan saling percaya.Gangguan sensoris dalam pendengarannya
e. Gangguan penglihatan sehingga sulit menginterprestasikan pesan-
pesan non-verbal.
f. “Overload” dari sensoris : terlalu banyak informasi dalam satu waktu
atau banyak orang berkomunikasi dalam yang sama sehingga kognitif
berkurang.
g. Gangguan fisik yang menyebabkan sulit berfokus dalam pembicaraan
misalnya focus pada rasa sakit, haus, lapar, capai, kandung kemih
penuh, udara yang tidak enak, dan lain-lain.
h. Hambatan pada pribadi : penurunan sensoris, ketidaknyamanan fisik,
efek pengobatan dan kondisi patologi, gangguan fungsi psikososial,
karena depresi atau dimensia, gangguan kontak dengan realita.
i. Hambatan dalam suasana/lingkungan tempat wawancara :
ribut/berisik, terlalu banyak informasi dalam waktu yang sama, terlalu
banyak orang yang ikut bicara, peerbedaan budaya, perbedaan,
bahasa, prejudice, dan strereotipes
Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan
pada reaksi penolakan.
A. Teknik pendekatan dalam perawatan lansia pada konteks komunikasi
1. Pendekatan fisik Mencari kesehatan tentang kesehatan obyektif,
kebutuhan, kejadian yang di alami, perubahan fisik organ tubuh,
tingkat kesehatan yang masih bisa di capai dan di kembangkan serta
penyakit yang dapat di cegah progresifitasnya.
2. Pendekatan psikologis
Pendekatan ini bersifat abstrak dan mengarah pada perubahan ,
maka umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk
melaksanakan pendekatan ini, perawat sebagai konselor, advokat
terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai pena,pung masalah
pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien.
3. Pendekatan sosial
Pendekatan ini di laksanakan meningkatkan keterampilan berinteraksi
dengan lingkungan. Mengadakan diskusi tukar fikiran bercerita serta
bermain merupakan implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat
berinteraksi dengan sesama lansia maupun dengan petugas
kesehatan,
4. Pendekatan Spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan tuhan atau agama yang di anutnyaterutama pada saat klien
sakit atau mendekati kematian.

B. Teknik pendekatan dalam perawatan lansia pada reaksi penolakan


Penolakan adalah ungkapan ketidakmampuan sesorang untuk
mengakui secara sadar terhadap pikiran, keiinginan, perasaan atau
kebutuhan pada kejadian –kejadian nyata sesuatu yang merupakan
reaksi ketidaksiapan lansia menerima perubahan yang terjadi pada
dirinya. Ada beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk
menghadapi klien lansia dengan penolkan antara lain :

1. Penolakan segera reaksi penolakan klien.Yaitu membiarkan lansia


bertingkah laku dalam tenggang waktu tertentu. Langkah –langkah
yang dapat di lakukan sebagai berikut :

a. Identifikasi pikiran yang paling membahayakan dengan cara observasi


klien bila sedang mengalami puncak reaksinya.
b. Ungkapakan kenyataan yang di alami klien secara perlahan di mulai
dari kenyataan yang merisaukan.
c. Jangan menyongkong penolakan klien, akan tetapi berikan perawatan
yang cocok bagi klien dan bicarakan sesering mungkin jangan sampai
menolak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang


memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertaankan dan
meningkatkan kontrak dengan oran lain karena komunikasi dilakukan oleh
seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bawa komunikasi
adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang
kompleks yang melibatkan tingka laku dan hubungan serta
mmemungkinkan individu berasosiasi denan orang lain dan dengan
lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus
berlangsung secara dinamis yan maknanya dipacu dan
ditransmisikan.Komunikasi pada lansia tidaklah begitu sulit dibutuhkan teknik
teknik tersendiri untuk melakukan komunikasi pada lansia banyak hal hal
yang harus diperhatikan diantaranya :
1) Teknik komunikasi dengan penggunaan bahasa yang baik.
2) Tehknik untuk wawancara.
3) Kendala dan hambatan dalam komunikasi.
4) Mood dan privasi
5) Aspek aspek yang harus diperhatikan.

B. SARAN
Komunikasi pada lansia baiknya dilakukan secara bertahap supaya
mudah dalam pemahamannya. Lansia merupakan kelompok yang
sensitive dalam perasaannya oleh sebab itu, saat komunikasi harus berhat
hati agar tidak menyinggung perasaannya
DAFTAR PUSTAKA

Daftar Referensi AH. (2014). 10 Persen penduduk Surabaya adalah lansia. Retrieved
February 25, 2016, from
http://rri.co.id/post/berita/78548/daerah/10_persen_penduduk_surabaya_adalah_lansi
a.html Beebe, Steven A., Beebe, Susan J., & Redmond, Mark V. (2008).
Interpersonal communication: relating to others. USA: Pearson Education, Inc.
DeVito, J.A. (2007). The interpersonal communication book (11th ed). United States
of America : Pearson Education, Inc. -------------- (2011).
Komunikasi antar manusia, edisi kelima. Jakarta: Karisma Publishing. Effendy,
Onong Uchjana. (2002). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Efendi, F., Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
dan Praktik dalam Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika. Lalongkoe, Maksimus. (2013). Komunikasi Keperawatan.
Metode Berbicara Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mulyana, Deddy.
(2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.
Perry And Potter. (2005). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC Silalahi, Ulber.
(2010). Metode penelitian sosial. Bandung : PT. Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai