Pancasila Sebagai Ideologi Berbangsa Dan Bernegara
Pancasila Sebagai Ideologi Berbangsa Dan Bernegara
Disusun Oleh :
Sulhawati (6662200008)
Amanda Angelica Suhandi (6662200019)
Ana Diva Fauziah (6662200020)
Vanessa Devara Ardine (6662200021)
Karimah Al Jamalat (6662200031)
Deana Derawati (6662200040)
Alika Miftah Fauziah (6662200043)
BAB I.................................................................................................2
Pendahuluan...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................6
Pembahasan............................................................................................................................6
A. LATAR BELAKANG
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-
ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu perlu
memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka
bangsa dan negara akan rapuh. Pancasila sebagai ideologi bangsa sudah seharusnya
menjadi rule of life bagi segenap bangsa Indonesia, tidak terkecuali mahasiswa. Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai
budaya milik bangsa sendiri yang diyakini kebenarannya. Oleh karena itu, Pancasila
adalah khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa.
Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-istiadat,
kebudayaan, dan agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai
pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia, yaitu sebagai nilai-nilai yang
mendasari segala aspek kehidupan bermasyarakat rakyat Indonesia. Pancasila terdiri dari
lima sendi utama, yaitu: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Kemanusiaan yang adil dan
beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat
kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan; dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Pancasila yang lahir pada tanggal 1 Juni 1945 ini resmi ditetapkan sebagai dasar
Negara Indonesia dan masih terus digunakan hingga saat ini. Penerapannya berbeda
sesuai dengan masa yang ada. Di setiap masa, Pancasila mengalami perkembangan
terutama dalam mengartikan Pancasila itu sendiri. Dalam masa-masa tersebut, terdapat
banyak hal yang belum relevan dalam penerapan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai
ideologi bangsa Indonesia, sehingga banyak penyimpangan yang terjadi.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari gambaran sekilas yang telah dijelaskan pada latar belakang diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa pokok masalah yang akan dibahas, diantaranya sebagai berikut:
1. Apa pengertian pancasila sebagai ideologi?
2. Apa makna pancasila sebagai ideologi?
3. Bagaimana fungsi pancasila sebagai ideologi?
4. Bagaimana nilai pancasila sebagai ideologi?
5. Apa yang membedakan pancasila dengan ideologi lain?
6. Mengapa Pancasila dipilih sebagai Ideologi bangsa?
7. Bagaimana pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup?
C. TUJUAN
Tujuan pembahasan pancasila sebagai landasan berbangsa dan bernegara karena
pancasila adalah ideologi yang digunakan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesa.
Selain itu Makna dari ideologi pancasila itu sendiri yaitu nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila menjadi cita-cita yang hendak dicapai menjadi pedoman hidup dalam
penyelenggaraan bernegara dan pancasila disepakati bersama serta digunakan sebagai
prinsip yang dipegang teguh dan menjadi sarana pemersatu bangsa Indonesia. Kedua
makna tersebut menunjukkan bahwa pancasila menjadi fundamental dalam kehidupan
bernegara di Indonesia selain itu jika dilihat dari fungsinya,fungsi ideologi pancasila itu
sendiri yaitu sebagai sarana pemersatu bangsa Indonesia. Maka dari itu sudah sewajibnya
bagi kita rakyat Indonesia khususnya generasi muda untuk terus memegang teguh prinsip
dan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan menjadikannya pedoman dalam
penyelenggaraan bernegara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.Kapitalisme-Liberalisme
Ideologi yang ada di dunia ini bermacam-macam salah satunya adalah Kapitalisme.
Kapitalisme merupakan ideologi yang berkembang di Amerika Serikat, ideologi ini
dikembangkan oleh Adam Smith yang merespons terhadap adanya paham merkantilisme,
Adam Smith menganggap bahwa merkantilisme kurang mendukung perekonomian
masyarakat pada waktu itu karena Adam Smith menganggap bahwa tanah adalah hal yang
penting dalam proses produksi sehingga Adam Smith beranggapan bahwa ada sistem yang
tersembunyi dalam berjalannya suatu perekonomian sehingga pasar harus bebas dari segala
campur tangan pemerintah.
Sehingga pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas saja. Adapun negara yang menganut
ideologi kaptilasime ini di antaranya adalah Belanda, Amerika Serikat, Inggris, Spanyol,
Prancis, dan Australia, dan lain-lain. Negara-negara tersebut menggunakan ideologi
kapitalisme untuk mewujudkan cita-cita bangsa serta mencapai tujuan, negara tersebut yakin
bahwa ideologi kapitalisme sesuai dengan kehidupan yang terdapat dalam masyarakat, karena
dulu di negara barat pada abad ke 18 dominasi gereja terhadap aspek kehidupan sangat besar
sehingga muncullah ideologi kapitalisme karena merasa kehidupan masyarakat dikekang oleh
dogma-dogma gereja akibatnya muncul reaksi dalam masyarakat yang sebelumnya tersiksa
hingga pada akhirnya menimbulkan gerakan perlawanan terhadap para feodal, raja, dan tirani.
Masyarakat menuntut adanya liberty, fraternity, dan egality. Dengan adanya hal tersebut
maka lahirlah ideologi liberalisme.
Keterkaitan antara liberalisme dengan kapitalisme cukup erat karena ideologi ini sama-sama
menginginkan kebebasan dan menolak segala campur tangan negara dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dalam kapitalisme dan liberalisme sangat menjunjung tinggi sekularitas sehingga dalam
sebuah negara yang menganut ideologi ini cenderung memisahkan antara urusan agama
dengan pemerintahan atau negara.
Dalam kehidupan bermasyarakat setiap individu dapat beragama ataupun tidak beragama,
negara tidak ikut mengurusi individu dalam bidang keagamaan artinya terdapat sebuah
kebebasan dalam menentukan agama apakah seseorang menganut Islam ataupun menjadi
seorang ateis hal tersebut di negara yang menganut ideologi kapitalisme-liberalisme
merupakan hal yang sah dan legal.
Sementara itu, dalam bidang ekonomi kapitalisme sering dikatakan merupakan wujud dari
ideologi liberalisme dalam sektor ekonomi, perekonomian dalam liberalisme dan kapitalisme
sebenarnya hampir sama yakni menekan setiap individu dalam kebebasan, dalam liberalisme
dan kapitalisme menentang adanya campur tangan pemerintah dalam suatu perdagangan atau
sektor perekonomian, menurut individu yang menganut ideologi ini perekonomian akan
terbentuk dengan sendirinya melalui mekanisme pasar tanpa intervensi oleh pemerintah.
Dalam negara yang menganut ideologi ini kepemilikan didasarkan atas kepemilikan individu
swasta.
Selain itu, dalam kapitalisme identik dengan uang sehingga pendidikan dalam negara yang
menganut kapitalisme-liberalisme memiliki tujuan dan orientasi dalam masa depan supaya
bisa mencetak uang yang banyak serta menjadi individu yang terampil dan profesional yang
nantinya dapat membantu sistem kapitalisme terus berlangsung.
Oleh karena itu, pada negara kapitalisme-liberalisme pendidikan sangat terjamin bahkan
didanai oleh pemerintah sebagai investasi supaya nantinya sistem kapitalisme berlangsung
cukup baik.
Dalam bidang politik dan hukum, ideologi kapitalisme dan juga liberalisme yang berkembang
di negara di dunia ini, umumnya dalam sebuah negara yang menganut ideologi tersebut akan
terdapat banyak sekali partai yang bersaing dalam pemilu karena setiap individu mempunyai
kebebasan untuk mendirikan partai politik untuk ikut berpartisipasi dalam kontestasi
pemilihan umum, banyaknya partai politik dalam negara yang menganut ideologi liberalisme-
kapitalisme karena sistem demokrasi berkembang pesat di negara yang menganut ideologi
tersebut.
Sebagai ideologi liberalisme-kapitalisme memiliki ciri yang khas yaitu kepemilikan segala
sesuatu khususnya dalam bidang ekonomi adalah kepemilikan berdasarkan individu atau
swasta serta menolak adanya campur tangan pemerintah dalam mekanisme pasar sehingga
alat-alat produksi dimiliki oleh para swasta. Ideologi liberalisme juga memiliki kekhasan
dalam hal kebebasan, ideologi ini menentang segala bentuk intervensi pemerintah kepada
warga negara karena hal tersebut merupakan bentuk pengekangan dan tidak mencirikan
kebebasan.
Ideologi liberalisme dan kapitalisme dapat dikatakan sebagai ideologi yang terbuka karena
memberikan kebebasan dalam setiap aktivitas warga negara. Selain itu, dalam ideologi
liberalisme-kapitalisme menghargai keberadaan pluarisme.
3. Komunisme
Komunis merupakan salah satu ideologi yang terdapat di dunia ini dan sekarang masih
terdapat negara yang menganut ideologi tersebut seperti Kuba dan Rusia. Komunisme
merupakan ideologi yang pertama kali dicetuskan oleh Karl Marx yang merupakan seorang
filsuf yang berasal dari Jerman. Komunisme lahir sebagai akibat dari adanya sistem
kapitalisme yang terjadi di Inggris pada saat terjadinya revolusi Industri pada abad ke 18,
Karl Marx melihat adanya eksploitasi terhadap para pekerja yang kala itu disebut sebagai
kaum proletar, yang bekerja untuk menghasilkan uang bagi para pengusaha atau disebut
sebagai borjuis, bagi Karl Marx hal tersebut merupakan sebuah penindasan sehingga Karl
Marx berpikir supaya tidak ada penindasan seperti yang dilakukan oleh kapitalisme maka
lebih baik jika semua alat produksi negaralah yang memegang kendali supaya tidak ada
masyarakat yang tersekat pada kelas-kelas tertentu seperti pekerja dengan pengusaha.
Dalam konteks beragama individu yang hidup dalam negara yang menggunakan ideologi
komunis adalah individu tetap berhak memeluk agama yang diyakini tetapi dalam praktiknya
hal tersebut sangat dibatasi kebebasan untuk memeluk agama yang diyakini dengan
keberadaan individu yang beragama diatur oleh negara untuk mengikuti ideologi dari negara.
Komunis dalam hubungan antara negara dengan agama dapat dikatakan bersifat sekuler
artinya agama dipisahkan dalam kegiatan bernegara dan pengambilan keputusan sehingga
agama tidak memberikan pengaruh apa pun terhadap negara.
Dalam negara yang menganut ideologi komunisme sering sekali menemukan individu yang
tidak percaya adanya keberadaan tuhan atau dewa dan dewi karena dalam negara komunis
pemerataan ekonomi serta materi lebih penting terhadap keberadaan agama itu sendiri.
Dalam ideologi komunis khususnya dalam sektor ekonomi, kepemilikan alat produksi oleh
individu atau swasta sangat ditentang oleh ideologi ini sesuai dengan apa yang di cita-cita kan
oleh Karl Marx kepemilikan alat produksi oleh individu atau swasta hanya akan membawa ke
dalam masyarakat yang terdapat stratifikasi atau kelas, dengan adanya kelas menurut Marx
dapat menimbulkan penindasan kepada golongan yang lebih lemah yakni para pekerja
sehingga dalam negara yang menganut ideologi komunis sejatinya menggunakan sistem
ekonomi yang terpusat atau komando, semua alat produksi dikuasai oleh negara sehingga
tidak terdapat kelas dalam sebuah masyarakat.
Peran negara dalam ekonomi dalam ideologi komunisme sangat besar, negara sangat
mengintervensi kegiatan warga negara dalam sektor ekonomi, dalam negara komunis sektor
produksi dikuasai oleh negara sehingga pemenuhan bahan mentah sampai proses
pendistribusian hasil produksi dikendalikan oleh negara. Akibat dari sistem komunis yang
terjadi adalah banyak individu yang tidak bekerja sesuai dengan keahliannya karena individu
harus patuh terhadap perintah pemerintah.
Dalam bidang pendidikan ideologi komunisme diajarkan dan ditanamkan secara intensif
kepada warga negara supaya nantinya warga negara dapat patuh terhadap perintah negara.
Dalam bidang politik serta hukum, komunisme sebagai ideologi yang digunakan oleh
beberapa negara di belahan dunia pada umumnya mempunyai satu partai saja dalam sebuah
negara yang menganut komunis, tentu saja setiap warga negara hanya mempunyai satu partai
pilihan saja, sehingga dalam bidang politik kebebasan mengemukakan pendapat sangat
dibatasi oleh pemerintah komunis, sehingga dapat dikatakan apabila negara komunis kurang
menjunjung nilai-nilai hak asasi manusia.
Dalam bidang hukum negara yang menganut ideologi komunis memiliki sumber hukum
yakni keputusan tertinggi yang dibuat oleh penguasa dan harus ditaati oleh setiap warga
negara. Dalam negara yang menganut komunis setiap kebebasan individu dalam melakukan
aktivitas khususnya melakukan kritik terhadap pemerintah akan dikenakan hukum yang tegas
secara langsung, sehingga dalam negara komunis dapat dikatakan kebebasan berpendapat
sangat dibatasi oleh hukum yang telah dibuat oleh penguasa. Komunisme berada di atas
hukum sehingga pelaksanaan hukum hanya untuk mementingkan dan melanggengkan sistem
komunisme.
Ideologi komunis mempunyai kekhasan yaitu segala sektor ekonomi dan alat produksi diatur
dan dikuasai oleh negara. Komunis menolak adanya sistem kelas dalam masyarakat sehingga
keberadaan pengusaha dan pekerja yang menyebabkan kesenjangan sangat ditentang. Oleh
karena itu, dalam sistem komunisme setiap aktivitas dalam segala bidang mendapatkan
intervensi dari negara.
Komunisme sebagai ideologi dapat dikatakan sebagai ideologi yang tertutup karena dalam
praktiknya yang terjadi setiap negara yang menganut komunisme apabila melihat sejarah
selalu terjadi revolusi yang mengakibatkan pertumpahan darah sehingga hadirnya komunisme
dalam sebuah negara terkesan dipaksakan oleh pihak yang menjadi pemenang dalam
perjuangan untuk merebut kekuasaan. Selain itu, banyak negara di luar Eropa yang menganut
paham komunisme hal tersebut jelas berbeda secara nilai-nilai luhur dari sebuah bangsa atau
negara yang menganut komunisme sehingga dapat dikatakan komunisme bukan merupakan
suatu cita-cita dan tujuan suatu negara.
4. Sosialisme
Sosialisme merupakan ideologi yang muncul sebagai respons atas kemunculan ideologi
liberal dan kapitalis pada akhir abad-18 sampai dengan awal abad-19 Masehi di wilayah
benua Eropa seperti halnya komunisme
Dalam ideologi sosialisme erat kaitannya dengan kebersamaan dan rasa solidaritas yang
tinggi antar masyarakat sehingga terjadi pemerataan dalam kehidupan masyarakat dan tidak
terjadi kesenjangan seperti yang terjadi dalam masyarakat liberal-kapitalis. Adapun negara
yang menganut ideologi sosialisme yakni Laos.
Dalam konteks agama sosialis menganggap bahwa setiap individu berhak memeluk agama
yang diyakini setiap individu tetapi dalam sosialisme juga menganggap hal yang sah dan
lumrah apabila individu tidak menganut agama serta tidak percaya dengan keberadaan tuhan
atau ateisme. Dalam pemerintahan untuk menjalankan sebuah negara, Sosialisme memiliki
sifat yang sekuler yakni tidak melibatkan agama dalam urusan yang menyangkut dengan
negara seperti pembuatan keputusan maupun kebijakan pengaruh agama dihilangkan.
Sosialisme memandang ekonomi seharusnya setiap individu tidak menciptakan kesenjangan
dalam kehidupan bermasyarakat artinya antar individu harus rela untuk berbagi antar sesama
sehingga terjadi pemerataan. Hubungan sosialisme dengan pemerintahan dalam sektor
ekonomi adalah pemerintah menjadi pengendali dalam sektor ekonomi yang terjadi dalam
masyarakat dan mengharuskan setiap individu untuk saling membantu sehingga dapat
menciptakan kesejahteraan yang dapat dirasakan secara bersama-sama, pemerintah juga ikut
intervensi dalam membentuk harga yang terjadi dalam mekanisme pasar. Segala bentuk alat
produksi dikuasai oleh negara sehingga peran individu atau swasta sangat dibatasi atau kecil.
Dalam negara yang menganut ideologi sosialis dalam bidang pendidikan peran pemerintah
sangat diperlukan karena dalam negara sosialis dalam pendidikan akan melakukan
doktrinisasi dan juga pengabdian secara total kepada negara sehingga dalam negara sosialis
para pelajar kelak nantinya tidak akan pernah lupa terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam
sosialisme dengan melakukan doktrinisasi dalam dunia pendidikan menurut negara yang
menganut sistem sosialis akan dapat membentuk individu yang setia dan taat pada negara.
Dalam negara sosialis setiap individu wajib untuk mendapatkan hak belajar sesuai waktu
yang ditentukan oleh setiap negara yang menganut sistem sosialisme. Negara juga
menyediakan fasilitas dan biaya pendidikan yang gratis untuk mengenyam pendidikan di
negara sosialis
Dalam bidang politik dan hukum, sosialisme menganut pada demokrasi dengan kolektivitas
atau kebersamaan karena persamaan antar individu dalam masyarakat sosialis sangat
dijunjung tinggi dengan persamaan maka demokrasi akan dapat terlihat secara nyata dengan
menggunakan prinsip yang terdapat dalam sosialisme, dalam negara yang menganut sistem
sosialis pada umumnya akan mempunyai partai tunggal dalam sebuah negara artinya warga
negara hanya mempunyai satu pilihan partai saja.
Dalam bidang hukum negara sosialis menggunakan penguasa negara sebagai sumber hukum
dalam sebuah negara, hukum di negara sosialis diutamakan untuk kepentingan umum bukan
kepentingan individu. Hukum dalam negara sosialis digunakan untuk melanggengkan
prinsip-prinsip yang ada pada sosialisme. Sehingga dalam negara yang menganut ideologi
sosialisme hak setiap individu cenderung dibatasi dan individu tidak mempunyai kesempatan
untuk memperjuangkan kepentingan pribadinya karena bertentangan dengan hukum yang ada
pada ideologi sosialis.
Sosialisme memiliki ciri yang khas yaitu kebersamaan antar masyarakat, individu yang harus
saling membantu antar individu lainnya supaya tidak terjadi kesenjangan dan merasakan
kesejahteraan secara bersama-sama sehingga masyarakat yang hidup dalam sosialisme sangat
menjunjung tinggi adanya solidaritas. Sosialisme merupakan ideologi yang sifatnya tertutup
karena penggunaan ideologi sosialisme yang menuntut masyarakat untuk mempunyai
kesetiaan yang total dan berkorban untuk ideologi tersebut.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan antara Pancasila dengan ideologi lain yaitu
dapat dilihat dari aspek-aspek yang telah dipaparkan. Seperti aspek ekonomi, agama,
pemerintahan, politik, serta hukum dan lain-lain. Setiap Ideologi memiliki kekurangan dan
kelebihannya masing-masing dalam mengatur dan mengarahkan pandangan hidup bernegara.
G. Faktor yang mempengaruhi dipilihnya Pancasila sebagai Ideologi
1. Kesamaan pemikiran yg menimbulkan semangat berbangsa yang satu, bertanah air
satu dan berbahasa satu yaitu Indonesia.
2. Indonesia terdiri dari banyak pulau dan suku serta masyarakat yg heterogen, dan
pancasila dianggap mampu untuk mempersatukan
3. Pancasila merupakan perwujudan dari bangsa Indonesia itu sendiri karena apa yang
terkandung dalam Pancasila merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa
Indonesia
4. Sila-sila dalam pancasila saling melengkapi
H. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka & Tertutup
Pancasila sebagai ideologi terbagi menjadi dua yaitu ,pancasila ideologi terbuka dan tertutup.
Dalam hubungannya yang dinamis dengan fungsi negara maka ideologi harus senantiasa
terbuka, mampu beradaptasi, dan sekaligus mampu mengantisipasi terhadap setiap perubahan
yang terjadi atau yang dikehendaki masyarakat pendukungnya. Inilah yang disebut sebagai
ideologi terbuka.
Di sisi lain, dalam proses penyesuaian dengan perubahan tersebut ideologi pun dapat bersifat
kaku, dogmatis, dan tertutup. Peran ideologi menjadi penangkal setiap perubahan yang tidak
dikehendaki, dipaksakan untuk ditaati dan dijalankan oleh pemerintah kepada rakyat.
Ideologi yang seperti ini disebut juga ideologi tertutup.
a) Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila dikatakan sebagai ideologi terbuka sebab pancasila mampu menyesuaikan
diri dalam perkembangan zaman. Ideologi terbuka adalah ideologi yang mampu
mengikuti perkembangan zaman dan bersifat dinamis. Di mana nilai-nilai dasar Pancasila
dapat dikembangkan sesuai dengan kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan
perkembangan zaman.
Salah satu fungsi dari Pancasila yakni untuk memberikan orientasi ke depan telah
menuntut bangsa Indonesia untuk menyadari situasi yang sedang dihadapinya. Kemajuan
ilmu pengetahuan, kecanggihan teknologi, dan sarana komunikasi yang semakin modern
membuat dunia semakin kecil dan menguatnya interdependensi di kalangan bangsa-
bangsa. Untuk menjawab tantangan tersebut, maka Pancasila perlu tampil sebagai
ideologi terbuka. Keterbukaan disini bukan berati mengubah nilai-nilai dasar Pancasila,
tapi mengeksplisitkan wawasan secara lebih konkrit. Ideologi ini harus luwes dan
fleksibel dalam mengikuti perkembangan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai dasarnya,
atau bahasa lainnya adalah menjadi Ideologi Terbuka, sehingga memiliki kemampuan
untuk memecahkan masalah-masalah baru. Ideologi merupakan tuntutan zaman. Sehingga
dapat berfungsi sesuai dengan permasalahan yang timbul. Pancasila sebagai ideologi
memiliki 3 dimensi penting yaitu :
Dimensi Realitas mencerminkan kemampuan suatu ideologi untuk mengadaptasikan
nilai-nilai kehidupan yang berkembang di suatu kelompok masyarakat.
Dimensi Idealisme mencerminkan kemampuan suatu ideologi untuk menggugah
harapan para penganut/pendukungnya.
Dimensi Fleksibilitas mencerminkan kemampuan suatu ideologi untuk
mempengaruhi dan beradaptasi terhadap perkembangan masyarakat.
Demikian makalah ini kami buat sebagai syarat memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.
Segala bentuk kekurangan dalam makalah ini datangnya dari kami dan kami mohonkan maaf,
semoga kedepannya kedepannya dapat lebih baik kembali. Atas perhatiannya kami
mengucapkan banyak terimakasih.