Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH AGAMA ISLAM

KHOTBAH, TABLIGH, DAN DAKWAH

XI MIPA 2
KELOMPOK 1

Disusun oleh:
1. Alfina Tuzaka Rahmaningtyas (05)
2. Anindita Putri Pradipta (08)
3. Azim Muzakki Hasnan (10)
4. Dinda Aura Kinanti (14)
5. Khoirunnisa (23)
6. Nur Alia Ulin Nuha (29)
7. Sean Muhammad Rabbani (32)
8. Syaima Khansa (34)

SMA N 7 YOGYAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala nikmat dan karuniaNya kepada kita semua sehingga makalah
Pendidikan Agama Islam mengenai khotbah jum’at ini dapat diselesaikan sesuai
dengan rencana dan waktu yang ditargetkan.

Makalah mengenai khotbah jum’at ini sengaja kami susun dalam rangka memenuhi
tuntutan serta tugas dari pelajaran Pendidikan Agama Islam oleh guru kami. Makalah
mengenai khotbah jum’at ini tentu saja tidak akan selesai jika tanpa adanya bantuan
serta dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, kami mengucapkan banyak terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kekuasaan serta ridhoNya kepada kami,
mulai dari pembuatan makalah ini sampai selesai.
2. Bapak Mohammad Ainil Hana, M.Pd., selaku guru pengampu.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami rinci satu per satu yang telah membantu d
alam proses penyusunan makalah ini.

Tentu saja tidak ada gading yang tidak retak. Demikian pula dengan makalah kami.
Dengan sepenuhnya, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan sekalipun sudah dikerjakan oleh banyak orang. Maka dari itu, semua
bentuk kritik dan saran yang membantun sangat kami harapkan dan tentu saja akan
kami terima dengan senang hati. Dengan begitu, akan menjadi suatu pelajaran
berharga untuk kami supaya bisa menulis makalah yang lebih baik lagi. Semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat untuk semua pembaca.

Yogyakarta, 3 Oktober 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................Error: Reference source not found

BAB I PENDAHULUAN................................................Error: Reference source not found

A. Latar Belakang..............................................................Error: Reference source not found

B. Rumusan Masalah.........................................................Error: Reference source not found

C. Tujuan................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4

1. Pengertian Khotbah............................................................................................................4

2. Syarat Khotbah Jumat.........................................................................................................4

3. Rukun Khotbah Jumat........................................................................................................5

4. Sunah Khotbah Jumat....................................................Error: Reference source not found

5. Fungsi Khotbah Jumat...................................................Error: Reference source not found

6. Praktik Khotbah Jumat.......................................................................................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................................13

A. Kesimpulan....................................................................................................................13

B. Saran..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Khutbah Jum’at merupakan perkataan yang mengandung mau’izhah dan
tuntunan ibadah yang diucapkan oleh Khatib dengan syarat yang telah ditentukan
syara’ dan menjadi rukun untuk memberikan pengertian para jamaah, menurut
rukun dari shalat Jum’at.

Khutbah adalah pidato normatif, karena selain merupakan bagian dari shalat
Jum’at juga memerlukan persiapan yang lebih matang, penguasaan bahan dan
metodologi yang mampu memikat perhatian. Selain khutbah Jum’at, ada pula
khutbah yang dilaksanakan sesudah sholat, yaitu: khutbah ‘Idul Fitri, ‘Idul Adha,
khutbah sholat Gerhana (Kusuf dan Khusuf). Dalam makalah ini yang akan
dikaji adalah khusus tentang khutbah Jum’at.

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Khotbah?
2) Apa saja syarat-syarat Khotbah Jumat?
3) Apa saja rukun Khotbah Jumat?
4) Apa saja sunah Khotbah Jumat?
5) Apa fungsi dari Khotbah Jumat?
6) Bagaimana cara praktik Khotbah Jumat?

C. Tujuan
1) Menjelaskan pengertian Khotbah Jumat
2) Menyebutkan syarat-syarat Khotbah Jumat
3) Menyebutkan rukun Khotbah Jumat
4) Menyebutkan sunah Khotbah Jumat
5) Menyebutkan fungsi dari Khotbah Jumat
6) Menjelaskan cara praktik Khotbah Jumat

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Khotbah
Khutbah secara bahasa merupakan ceramah atau pidato. Secara istilah, khutbah
merupakan kegiatan ceramah yang disampaikan kepada sejumlah orang Islam
dengan syarat dan rukun, baik berupa peringatan, pembelajaran, atau nasihat.

Sedangkan khotbah Jumat ialah ‘perkataan yang disampaikan kepada sejumlah


orang secara berkesinambungan, berupa nasihat dengan bahasa Arab, sesaat
sebelum shalat Jumat setelah masuk waktunya, disertai niat serta diucapkan
secara keras, dilakukan dengan berdiri jika mampu, sehingga tercapai tujuannya.

2. Syarat Khotbah Jumat


1) Khatib harus laki-laki
2) Khutbah harus bisa diperdengarkan dan didengar oleh jamaah Jumat yang
mengesahkan Jumat, yakni minimal 40 orang
Ada perbedaan pendapat ulama tentang memperdengarkan khutbah ini. Imam Ibnu
Hajar menjelaskan bahwa khatib harus mengeraskan suara agar jamaah bisa
mendengar, sekalipun dalam kondisi yang berisik dan gaduh. Namun menurut Imam
Al Ramli, menjelaskan bahwa cukup memperdengarkan secara hukum saja, artinya
jika 40 jamaah sudah mendengarkan, maka sudah sah. Namun bagi jamaah tuli, ada
beberapa masjid yang ramah difabel dan menyediakan penerjemah bahasa isyarat.
3) Khutbah dibaca di tempat yang wilayah desanya tergolong kawasan
pelaksanaan sholat Jumat
4) Khatib harus suci dari hadats kecil maupun besar
5) Khatib harus suci dari najis
6) Khatib harus menutup aurat
7) Khatib dianjurkan berdiri apabila mampu
8) Khutbah harus dilaksanakan pada waktu dzuhur setelah azan ke-2 sholat
jumat
9) Khatib harus duduk sebentar dengan tumaninah atau mengistirahatkan dirinya
sebentar di antara dua khutbah.

4
Dalilnya adalah hadis dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma. Dia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan dua khotbah dan duduk di antara
keduanya.” (HR. Bukhari no. 928).
Juga dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma; ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam biasa berkhotbah sambil berdiri kemudian duduk lalu beliau berdiri kembali.
Itulah seperti yang kalian lakukan saat ini.” (HR. Bukhari no. 920 dan Muslim no.
862)
10) Khutbah pertama dengan khutbah kedua harus dilaksanakan secara
berturut-turut, begitu juga antara khutbah dengan shalat jumat.
11) Rukun-rukun khutbah jumat harus disampaikan dengan bahasa Arab.
Rukun khotbah mesti diucapkan dengan bahasa Arab walaupun rukun khotbah
tersebut tidak dipahami. Jika tidak ada yang paham bahasa Arab dan berlalunya
waktu, maka semuanya berdosa dan Jumatan tersebut diganti dengan shalat Zhuhur.
Adapun jika ada waktu yang memungkinkan untuk belajar bahasa Arab, maka rukun
khotbah yang ada boleh diterjemahkan dengan bahasa apa saja. Seperti ini
Jumatannya jadi sah.

3. Rukun Khotbah Jumat


1) Membaca Hamdallah
Bacaan Alhamdulillah Khutbah Shalat Jumat harus dimulai dengan bacaaan
hamdalah yakni lafadz yang memuji Allah SWT. Seperti lafadz Alhamdulillah
atau Ahmadullah, atau Innalhamda-lillah.
2) Membaca Syahadatain
3) Membaca Shalawat
Shalawat kepada Nabi Mhammad SAW wajib dilafadzkan dengan jelas, minimal
paling tidak ada ucapan shalawat seperti “Shalli ‘ala Muhammad” atau “As-
shalatu ‘ala Muhammad.” Contoh shalawat nabi “Allahumma sholli wa sallam
‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ashhaabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa
yaumiddiin.”
4) Bewasiat Takwa
Yang dimaksud adalah perintah untuk bertakwa kepada Allah SWT. Untuk
lafadznya sendiri bisa lebih bebas, seperti “Marilah kita bertaqwa serta menjadi
hamba yang taat pada Allah SWT.” Dapat juga membaca bacaan “Yaa

5
ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa
antum muslimuun.”
5) Membaca Ayat Al-Quran pada Salah Satu Khutbah
6) Berdoa pada Khutbah Kedua

4. Sunah Khotbah Jumat


1) Dilakukan diatas mimbar
Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, bahwasanya
Nabi saw ketika khotbah berada di atas mimbar dengan tujuan agar materi
khotbah yang disampaikan bisa didengar oleh para jemaah. Dan posisi mimbar di
sebelah kanan mihrab/tempat pengimaman. Jika tidak ada mimbar maka boleh
diganti dengan tempat yang lebih tinggi.
2) Khatib menghadap jamaah
Ini disebutkan dalam sebuah riwayat dari Adi bin Tsabit dari ayahnya bahwa
beliau berkata, "Nabi Muhammad saw sewaktu berdiri di atas mimbar, para
sahabatnya menghadapkan wajahnya kepada beliau.” (HR. Ibnu Majah)
3) Mengucap salam sebelum khutbah
4) Adzan sebelum khutbah
Setelah khatib salam, adzan dikumandangkan dan khatib duduk
5) Khatib menyampaikan khutbah dengan suara lantang, jelas, dan mudah
dipahami
6) Khutbah yang disampaikan tidak terlalu panjang dan tidak terlalu singkat
7) Menertibkan rukun khutbah
8) Membaca surah al ikhlas saat duduk diantara 2 khutbah

5. Fungsi Khotbah Jumat


1) Pembinaan akhlak, ibadah dan akhlak
Materi khutbah adalah materi yang terkandung dalam al-Quran dan al-Hadits. Materi
tersebut antara lain meliputi akidah, ibadah dan akhlak. Khutbah Jumat dilaksanakan
satu minggu sekali, maka dengan demikian setiap waktu tersebt umat Islam yang
hadir dalam kesempatan itu akan bertambah pengetahuan keagamaannya.
2) Menambah ilmu pengetahuan

6
Selain mendapat pengetahuan keagamaan yang disampaikan oleh khatib, selain hal-
hal yang berhubungan dengan ilmu keagamaan juga materi yang berhubungan
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Media informasi
Biasanya materi yang disampaikan khatib Jumat adalah hal-hal yang aktual, hangat
dan menarik. Dengan demikian, jamaah Jumat akan senantiasa mendapatkan
informasi-informasi yang baru dan menarik sehingga tidak kekuragan informasi.
4) Media pendidikan dan latihan disiplin
Ketika khatib menyampaikan materinya, jamaah wajib mendengarkan apa-apa yang
disampaikan itu. Tidak dibenarkan pendengar (mustami) berbicara atau bertanya
kepada khatib. Hal ini hendaknya diusahakan dari awal dan akhir khutbah. Tidak
mempunyai makna shalat Jumatnya, jika seseorang berbicara atau melarang orang
lain yang berbicara, supaya diam. Ketentuan ini adalah sebagai latihan disiplin dan
sabar yang dilaksanakan pada setiap hari Jumat.

6. Praktik Khutbah Jumat


Ada tata cara khutbah Jumat sesuai dengan sunnah yang dianjurkan. Tata cara
khutbah Jumat sesuai sunnah tersebut merupakan tata cara khutbah Jumat sesuai
anjuran Rasul. Berikut merupakan Tata cara khutbah jumat sesuai sunnah :
1) Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu mengucapkan
salam. Tata cara khutbah Jumat sesuai sunnah yang pertama adalah
mengucapkan salam. Setelah berdiri khatib dianjurkan untuk mengucapkan
salam pada jamaah yang ada sebagaimana disebutkan dalam hadits Jabir bin
Abdullah, “Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika telah naik
mimbar biasa mengucapkan salam”. HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al
Albani dalam Shahih Ibnu Majah.
2) Duduk menanti adzan selesai sambil menirukan adzan.Setelah mengucap
salam, maka suara adzan akan dikumandangkan. Khatib dianjurkan untuk duduk
mendengarkan dan menirukan hingga adzan selesai.
3) Kemudian berdiri untuk berkhutbah pertama.
Khutbah pertama:
Assalamualaikum Wr. Wb.

7
Para hadirin yang dirahmati Allah. Alhamdulillah kita dapat dipertemukan pada
siang hari ini dalam keadaan sehat wal'afiat. Ya allah, dzat yang mengizinkan aku
untuk sujud pada hari ini. Ya allah, dzat yang mengizinkan agar ada energi di
tubuhku hingga aku bisa sholat. Ya allah, dzat yang mengizinkan lidahku
mengucapkan ini dan menyusun kata-katanya. Untuk itu saya dapat berdiri disini
untuk menyampaikan sedikit ilmu yang saya punya kepada kalian. Asyhadu an laa
ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah. Allahumma shallii wa
sallim ‘alaa nabiyyinaa Muhammad. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan kita nabi agung muhammad saw.
QS. Al-Baqarah [2] : 21
َ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُدُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم َوالَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬

[2:21] Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan
orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.
QS. Al-Baqarah [2]: ayat 41)
َ ‫ص ِّدقًا لِ َما َم َع ُك ْم َواَل تَ ُكونُوا أَ َّو َل َكافِ ٍر بِ ِه ۖ َواَل تَ ْشتَرُوا بِآيَاتِي ثَ َمنًا قَلِياًل َوإِي‬
ِ ُ‫َّاي فَاتَّق‬
‫ون‬ ُ ‫َوآ ِمنُوا بِ َما أَ ْنز َْل‬
َ ‫ت ُم‬

[2:41] Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur’an) yang
membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang
yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku
dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa.
Amma ba'du
Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kita untuk berkata ataupun mengikuti perkara
yang tidak ada ilmunya. Allah Ta’ala berfirman:
‫ك بِ ِه ِع ْل ٌم‬ َ ‫َواَل تَ ْقفُ َما لَي‬
َ َ‫ْس ل‬

“Jangan kamu ikuti apa-apa yang tidak ilmunya sama sekali.” (QS. Al-Isra'[17]: 36)
Karena berkata tanpa ilmu adalah sumber berbagai macam kesesatan, sumber
berbagai macam kehancuran dan kebinasaan. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-
A’raf ayat 33:
‫ق َوأَن تُ ْش ِر ُكوا بِاللَّـ ِه َما لَ ْم يُن َِّزلْ بِ ِه‬
ِّ ‫ظهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ َواإْل ِ ْث َم َو ْالبَ ْغ َي بِ َغي ِْر ْال َح‬
َ ‫ش َما‬ ِ ‫قُلْ إِنَّ َما َح َّر َم َربِّ َي ْالفَ َو‬
َ ‫اح‬
٣٣﴿ َ‫﴾س ُْلطَانًا َوأَن تَقُولُوا َعلَى اللَّـ ِه َما اَل تَ ْعلَ ُمون‬

“Katakan, ‘Sesungguhnya yang diharamkan oleh Rabbku yaitu fahisyah yang tampak
maupun yang tersembunyi, dan dosa, dan kamu berbuat zalim di muka bumi dengan
tanpa hak, dan kamu berbuat syirik (mempersekutukan Allah) dengan apa yang Allah

8
tidak turunkan ilmu padanya, dan kamu berkata atas Allah dengan tanpa ilmu.’“(QS.
Al-A’raf[7]: 33)
Di situ Allah menyebutkan tentang keharaman-keharaman. Allah mulai dari yang
kecil, kemudian naik menjadi besar, besar dan yang paling besar. Allah mengatakan,
“Sesungguhnya yang diharamkan oleh Rabbku yang pertama adalah perbuatan
fahisyah yang tampak maupun yang tersembunyi, dan dosa, (lalu naik lagi) dan
berbuat zalim di muka bumi ini, (dan naik lagi) berbuat syirik. Padahal syirik
merupakan dosa yang sangat besar, akan tetapi Allah tidak menutup ayat itu dengan
syirik. Allah menutup ayat itu dengan firmanNya, “Dan kamu berkata atas Allah
dengan tanpa ilmu.
Para ulama menyebutkan mengapa Allah menutup ayat tersebut dengan,
“Berkata tanpa ilmu.” Karena berkata tanpa ilmu adalah tiang kesesatan. Karena
semua kesesatan berasal daripada berkata tanpa ilmu. Seseorang berkata/berucap
sesuatu dalam agama lalu kemudian dia mengatakan, “ini halal/ini haram” padahal
tidak ada dalilnya dari syariat Allah, sungguh ia telah berdusta atas nama Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman:
َ ‫ب هَ ٰـ َذا َحاَل ٌل َوهَ ٰـ َذا َح َرا ٌم لِّتَ ْفتَرُوا َعلَى اللَّـ ِه ْال َك ِذ‬
‫ب‬ َ ‫صفُ أَ ْل ِسنَتُ ُك ُم ْال َك ِذ‬
ِ َ‫َواَل تَقُولُوا لِ َما ت‬

“Jangan kalian mengucapkan dengan lisan-lisan kalian dengan mensifatkan ini halal
dan haram sehingga kalian pun berdusta atas nama Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
(QS. An-Nahl[16]: 116)
Berbicara dalam masalah agama harus berdasarkan dalil dan keilmuan dari
Allah. Karena agama ini milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman:
ُ‫أَاَل لِلَّـ ِه الدِّينُ ْال َخالِص‬

“Ketahuilah, milik Allah lah agama yang murni ini.” (QS. Az-Zumar[39]: 3)
Agama Islam ini milik Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Allah nyatakan bahwa
itu satu-satunya agama disisi Allah. Allah berfirman:
‫إِ َّن ال ِّدينَ ِعن َد اللَّـ ِه اإْل ِ ْساَل ُم‬

“Sesungguhnya agama disisi Allah itu hanyalah Islam.” (QS. Ali-Imran[3]: 19)
Karena agama ini milik Allah, maka siapapun yang ingin berbicara tentang
agama ini hendaklah ia mempunyai burhan, mempunyai bukti dan dalil dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Maka saudaraku,

9
Berapa banyak kesesatan muncul akibat berkata tanpa ilmu? Berapa banyak
kesyirikan muncul akibat berkata tanpa ilmu? Berapa banyak kebid’ahan pun muncul
akibat berkata tanpa ilmu? Bahkan kemaksiatan dihalalkan karena berkata tanpa
ilmu. Berapa banyak kesyirikan pun dilakukan karena berkata tanpa ilmu?
Maka saudaraku, betapa buruknya pengaruh daripada berkata tanpa ilmu
tersebut.
Namun Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa nanti di akhir
zaman orang-orang bodoh yang tak paham ilmu tentang diin ikut berbicara tentang
agama. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits yang
dikeluarkan oleh Ibnu Majah:
ْ
ُ ‫ات َخ َّداع‬
‫َات‬ ِ َّ‫َسيَأتِي َعلَى الن‬
ٌ ‫اس َسنَ َو‬

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan.” kata
Rasulullah.
َ ِ‫ضةُ ق‬
‫يل َو َما‬ ُ ‫ق َوي ُْؤتَ َمنُ فِيهَا ْالخَ ائِنُ َويُخَ َّونُ فِيهَا اأْل َ ِمينُ َويَ ْن ِط‬
َ ِ‫ق فِيهَا الرُّ َو ْيب‬ ُ ‫ق فِيهَا ْال َكا ِذبُ َويُ َك َّذبُ فِيهَا الصَّا ِد‬ ُ ‫ص َّد‬ َ ُ‫ي‬
‫ضةُ قَا َل ال َّر ُج ُل التَّافِهُ فِي أَ ْم ِر ْال َعا َّم ِة‬
َ ِ‫الرُّ َو ْيب‬

“Orang yang berdusta dianggap jujur, orang yang jujur dianggap dusta, orang yang
mempunyai amanah dianggap penghianat dan orang yang berkhianat diberikan
amanah. Dan akan berbicaralah ruwaybidhah’ Ada yang bertanya, “Siapa
ruwaybidhah, wahai Rasulullah?’ kata Rasulullah, ‘Orang yang bodoh tapi berani
berbicara dalam perkara-perkara besar (masalah-masalah yang berhubungan dengan
keumuman manusia)'” (HR. Ibnu Majah)
Kita lihat di zaman ini banyak para penuntut ilmu atau bahkan bukan penuntut
ilmu berbicara tentang masalah agama dengan ra’yu-ra’yu mereka, dengan pendapat-
pendapat mereka, lalu ia bangga dengan pendapatnya. Padahal sama sekali tidak di
atas dalil, laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Maka saudaraku, kita yang ingin keselamatan dari adzab api neraka, kewajiban
kita berhati-hatilah. Siapapun yang ingin berbicara tentang agama ini, tentang diin
ini, hendaklah yang pertama melihat apakah ada dalil yang menunjukkan kepadanya?
Yang kedua apakah ada pemahaman para sahabat dan para ulama setelahnya yang
menopang pemahaman terhadap dalil tersebut? Sehingga pada waktu itu pemahaman
kita benar, bukan hanya membawakan dalil tapi juga dengan pemahaman yang
shahih. Tidak seperti orang-orang khawarij yang Rasulullah mengabarkan bahwa
mereka membawakan ayat-ayat Al-Qur’an, mereka membaca Al-Qur’an, mereka

10
membawakan hadits, akan tetapi melesat dari agama Islam akibat mereka
menafsirkan Al-Qur’an dengan pemahaman yang dangkal. Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang orang-orang khawarij:
‫يَقُولُونَ من قَول خير ْالبَريَّة‬

“Mereka membawakan sabda-sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.


Ummatal Islam,
Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan
umatnya untuk menuntut ilmu dan terus menuntut ilmu. Fokuskan dengan menuntut
ilmu dan memperdalam keilmuan. Sehingga kita ketika berbicara tentang agama ini
betul-betul di atas dasar keilmuan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berapa banyak
ayat-ayat, berapa banyak hadits-hadits yang menganjurkan kita untuk menuntut ilmu
Allah? Maka sibukan dengan menuntut ilmu, sibukkan kita untuk mendengar.
Sehingga pada waktu kita menjadi hamba yang benar-benar mengatakan, “sami‘na
wa atha‘na (kami mendengar dan kami taat).”
Mendengar siapa?
Mendengar Allah dan rasulNya dengan cara mempelajari dan mengkajinya. “Dan
kami taat” dengan cara mengamalkan ilmu yang telah kita dengar.

4) Khatib berkhutbah dengan berdiri, menghadapkan wajah kepada jamaah.Saat


berkhutbah khatib dianjurkan untuk berdiri dan menghadapkan wajahnya pada
para jamaah. Namun jika khatib tidak dapat berdiri maka khutbah dapat
dilakukan dengan posisi duduk.
5) Duduk di antara dua khutbahSaat telah menyampaikan khutbah pertama
hendaknya khatib duduk sejenak untuk beristirahat sebelum menyampaikan
khutbah kedua.
6) Khutbah Jumat hendaknya tidak terlalu panjang. Khutbah hendaknya tidak
boleh lebih lama dari durasi sholat jumat.
7) Hendaknya khatib fasih dan keras suaranyaDalam berkhutbah khatib
hendaknya melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya dengan jelas.
Hal ini agar jamaah yang mendengarkan paham akan kata-kata yang diucapkan.
8) khutbah hendaknya disudahi dengan permohonan ampunan kepada Allah.Saat
mencapai akhir khutbah hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan ampun

11
pada Allah. Kalimat permohonan ampun ini dapat disampaikan pada khutbah
kedua.
Khutbah kedua:
Alhamdulillahirabbil'alamin
Ummatal Islam,
Sesungguhnya merasa diri kita telah berilmu adalah awal daripada berkata tanpa
ilmu. Saat kita merasa bahwa kita telah memiliki ilmu yang banyak, lalu kemudian
kita berani berfatwa, lalu kemudian kita berani berbicara dengan sebatas ra’yu dan
akal kita. Maka di situlah awal kebinasaan diri kita, saudaraku.
Terlebih apabila kita merasa bangga dengan pendapat-pendapat kita. Oleh karena
itulah disebutkan bahwa Abu Darda berkata bahwa kalau bukan karena tiga perkara
manusia akan menjadi baik. Yang pertama yaitu kekikiran yang diikuti, hawa nafsu
yang diperturutkan, dan setiap orang merasa bangga dengan pendapatnya sendiri-
sendiri.
Pendapat yang dia banggakan, bukan dia kembali kepada Allah dan rasulNya.
Maka disaat itu dia akan tersesat jalan. Na’udzubillah Nas’alullah as Salamah wal
‘Afiah. Semoga Allah mengampuni dosa dosa kita dan kesalahan kita. Ya Allah
ampunilah dosa kami, ampunilah dosa orang tua kami, ampunilah dosa orang orang
islam. Semoga kita dapat masuk ke surga nya Allah.
Aamiin
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari semua pembahasan di atas, kami mendapat beberapa kesimpulan. Khutbah
jum'at merupakan khutbah yang dilakukan saat sholat jumat. Dalam melakukan
khutbah jum'at terdapat beberapa syarat dan rukun yang harus diperhatikan agar
khutbah berjalan sesuai dengan syariat islam. Khutbah jum'at juga memiliki berbagai
manfaat yang sangat berguna bagi jamaah sholat jum'at. Oleh karena itu kita harus
senantiasa mendengarkan khutbah jum'at dengan baik. Dalam praktik khutbah jum’at
memiliki beberapa tata cara yang sesuai dengan sunah anjuran Rasulullah.

B. Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penyusun. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai
bahan evaluasi untuk kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.habibullahurl.com/2015/10/pengertian-khotbah-tabligh-dan-
dakwah.html?m=1

https://khotbahjumat.com/definisi-khutbah-jumat

https://umma.id/post/tata-cara-khutbah-jumat-sesuai-sunnah-lengkap-syarat-dan-
rukunnya-1189689?lang=id

https://www.brilio.net/creator/tata-cara-khutbah-jumat-sesuai-sunah-syarat-dan-
rukunnya-50af0c.html

https://www.islampos.com/83710-83710/

https://akurat.co/news/id-961904-read-9-sunah-dalam-khotbah-jumat-yang-perlu-
diketahui-khatib

https://penaqolbi.com/tata-cara-khutbah-jumat/

Pendidikan Agama Islam untuk SMU dan SMK/Karya: Drs. H. Udin


Wahyuddin/Penerbit: Bina Siswa

https://id.scribd.com/document/350055018/Contoh-Pujian-Pada-Allah

https://news.detik.com/berita/d-4964156/bacaan-dua-kalimat-syahadat-arab-latin-
dan-artinya

https://aslibumiayu.net/4196/lafadz-shalawat-yang-diajarkan-oleh-rasulullah/

https://pencerahqolbu.wordpress.com/ayat-ayat-taqwa/

https://www.radiorodja.com/47908-khutbah-jumat-tentang-ilmu-bahaya-berkata-
agama-tanpa-ilmu/

https://umma.id/post/tata-cara-khutbah-jumat-sesuai-sunnah-lengkap-syarat-dan-
rukunnya-1189689?lang=id

14

Anda mungkin juga menyukai