Sistem Informasi Statistik
Sistem Informasi Statistik
BAB XXV
A. PENDAHULUAN
XXV/4
serta dikembangkan pusat-pusat penerangan masyarakat sebagai
serambi depan informasi. Kemajuan prasarana sistem informasi makin
tampak dengan dibangunnya jaringan komunikasi data sistem digital
dan sistem komunikasi satelit, serta digunakannya sistem komunikasi
serat optik. Industri perangkat keras dan perangkat lunak komputer
terus meningkat, sehingga industri jasa yang bergerak di bidang
teknologi informasi makin berkembang pula, diikuti ekspor alat
pengolahan data yang juga terus meningkat.
XXV/5
menjadi kebutuhan dan komoditi yang mempunyai potensi untuk
diperdagangkan. Bersamaan dengan makin tertatanya kelembagaan
sistem informasi, kemampuan industri dan sumber daya manusia di
bidang teknologi informasi, serta akses terhadap informasi telah
meningkat pula.
XXV/6
semata, melainkan juga menyediakan data bagi keperluan dunia usaha
dan masyarakat umum.
Juga pada tahun 1963 dimulai suatu survei tentang keadaan sosial
ekonomi rumah tangga yang kemudian dikenal dengan nama Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Keterangan inti yang
dikumpulkan pada survei ini adalah ciri-ciri demografi, pola konsumsi
dan pengeluaran rumah tangga, serta keadaan sosial lainnya.
XXV/7
pertanyaan telah meningkat. Metode pencacahan langsung selanjutnya
digunakan dalam pelaksanaan survei-survei industri. Hasil statistik
industri ini dalam perkembangannya mempunyai peranan besar dalam
memantau proses transformasi struktural sektor industri.
XXV/8
sumber daya manusia melalui berbagai pendidikan, kursus dan
pelatihan.
XXV/9
cakupannya agar memungkinkan pengembangan berbagai metode
penghitungan distribusi pendapatan antar golongan rumah tangga dan
daerah. Dalam periode ini, untuk pertama kalinya disusun Sistem
Neraca Sosial Ekonomi (Social Accounting Matrix) 1975 yang lebih
memperkaya informasi mengenai struktur ekonomi dan distribusi
pendapatan masyarakat.
XXV/10
konstruksi, perdagangan, restoran, hotel, angkutan, lembaga
keuangan, dan sektor jasa. Sensus ini dilakukan melalui dua
pendekatan yaitu pendekatan perusahaan/usaha dan rumah tangga.
Dengan diselenggarakannya sensus ekonomi ini, maka sensus industri
dan sensus konstruksi tidak diadakan lagi.
XXV/11
telah mempercepat kegiatan pengolahan data dan meningkatkan mutu
dan keragaman penyajian data, baik dalam bentuk publikasi buku
maupun publikasi dalam bentuk disket, yang memberikan kemudahan
bagi pengguna data dalam pengolahan berikutnya.
B. SISTEM INFORMASI
XXV/12
efisiensi dan produktivitas di seluruh sektor pembangunan. Sasaran
lainnya adalah berkembangnya jaringan sistem informasi di berbagai
bidang pembangunan seperti bidang ekonomi, iptek, hukum, serta
sektor aparatur negara, penerangan, komunikasi, dan media massa,
yang berkemampuan memanfaatkan pusat informasi di dalam dan luar
negeri. Selain itu, industri teknologi informasi di dalam negeri sudah
lebih mampu memenuhi kebutuhan akan perangkat keras, perangkat
lunak, dan jasa yang dibutuhkan di dalam negeri.
XXV/13
program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan sistem informasi, serta
program pembinaan kelembagaan.
a. Program Pokok
XXV/14
sistem data kepegawaian dengan penambahan elemen data pokok oleh
Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN); serta mulai dibaku-
kannya penggunaan perangkat lunak statistik, Sistem Informasi
Geografi (SIG), basis data (data base), dan berbagai perangkat lunak
aplikasi. Dalam pengembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di
berbagai sektor telah ditingkatkan kualitas data yang mencakup
penyempurnaan metodologi pengumpulan data, peningkatan cakupan
data, peningkatan analisis dan penyajian data untuk menunjang
pengambilan keputusan, serta peningkatan kemudahan perolehan data.
XXV/15
(Bakosurtanal); kerjasama antara Departemen Pertanian, Kantor
Menteri Negara Urusan Pangan/Badan Urusan Logistik (Bulog) dan
BPS melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) ketiga pimpinan instansi
tersebut tertanggal 21 April 1994 dalam pengembangan Sistem
Informasi Pangan Terpadu; kemitraan dalam pengembangan Sistem
Informasi Manajemen Perumahan dan Permukiman Terpadu (SIM-
RUKIMDU) antara Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat
(Menpera) dengan instansi terkait; serta kerjasama pendataan kehutanan
antara Departemen Kehutanan dan BPS.
XXV/16
pertanahan, keuangan termasuk penganggaran, koperasi,
kependudukan dan keluarga sejahtera, pendidikan dan kebudayaan,
kesehatan, agama, hukum, penerangan, matra darat dan matra laut,
iptek, dan sebagainya. Di samping pembangunan sistem informasi
atau basis data yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi masing -
masing, sebagian besar instansi telah membangun sistem informasi
yang berkaitan dengan sumber daya pendukung bagi terselenggaranya
tugas pokok dan fungsinya, seperti sistem informasi kepegawaian,
keuangan, perlengkapan/inventaris, pemantauan proyek pembangun-
an, penelitian dan pengembangan, serta pendidikan dan pelatihan
pegawai. Dalam pembangunan sistem informasi di sebagian besar
instansi pemerintah, telah disusun rencana induk (master plan), agar
penyelenggaraan sistem informasi dapat lebih terarah, efektif, dan
efisien.
XXV/17
menunjang pelaksanaan fungsi aparatur, telah ditingkatkan upaya
pengembangan sistem informasi pemerintahan melalui pembangunan
Sistem Informasi Administrasi Pemerintahan.
XXV/18
Untuk memberikan pelayanan informasi perdagangan terutama
kepada pengusaha di bidang ekspor serta pengusaha kecil dan
menengah, telah dikembangkan jaringan informasi perdagangan oleh
Pusat Informasi dan Analisa Pasar (PIAP) Departemen Perdagangan.
Untuk menunjang peningkatan ekspor non-migas dan daya saing
dalam menghadapi pasar global, ditingkatkan pelayanan informasi
perdagangan yang meliputi informasi pasar luar negeri bagi dunia
usaha khususnya eksportir, calon eksportir dan produsen, maupun
informasi potensi suplai bagi importir luar negeri. Hal tersebut antara
lain dilakukan melalui penerbitan berbagai publikasi, seperti publikasi
bulanan yang pada tahun 1994/95 terdiri atas buletin informasi pasar
dan Indonesia Export Newsletter (masing-masing 24.000
eksemplar/tahun), serta publikasi tahunan seperti buku petunjuk pasar
(10 negara, 5.000 eksemplar/tahun), impor dunia (15 produk, 7.500
eksemplar/tahun) dan profil pasar (10 produk, 5.000
eksemplar/tahun). Setiap tahun dilakukan pula pemutakhiran profil
eksportir (6.000 perusahaan/tahun) dan profil importir luar negeri
(7.000 perusahaan/tahun) maupun survei pasar luar negeri. Selain itu,
dilakukan penyempurnaan sistem jaringan informasi dengan unit-unit
kerja di pusat dan daerah, termasuk perangkat keras dan perangkat
lunak komputernya.
XXV/19
jaringan komunikasi komputer melainkan melalui publikasi atau
secara off-line kepada para pengguna yang memerlukan. Pada awal
Repelita VI, disiapkan pengembangan jaringan informasi dengan bank
data APEC, SITTDEC, dan Trade Information Network for Islamic
Countries (TINIC). Pada tahun 1994, jumlah pengunjung sebagai
pengguna informasi PIAP adalah 3.777 orang atau meningkat 30,2
persen dari 2.901 orang pada tahun 1993. Sedangkan apabila dilihat
rata-rata setiap bulannya adalah 315 orang/bulan pada tahun 1994/95
dan 242 orang/bulan pada tahun 1993/94.
XXV/20
kerja, dan mitra kerja. Sampai tahun 1994/95 telah dikembangkan 8
sistem informasi. aplikasi manajerial, dan dibangun jaringan sistem
informasi spasial yang menghubungkan 4 unit kerja Departemen
Pekerjaan Umum di tingkat pusat dan 14 Kantor Wilayah Tingkat I.
XXV/21
Kegiatan pembangunan Sistem Informasi di Departemen
Kehutanan yang telah dilaksanakan pada tahun 1994/95 adalah
penerbitan publikasi seperti statistik dan brosur kehutanan, evaluasi
arus data kehutanan, serta pengembangan jaringan komunikasi data
lokal. Untuk meningkatkan penyebarluasan informasi tentang
peranan hutan dan kehutanan kepada masyarakat, dilakukan
pendistribusian publikasi data dan informasi kehutanan, serta setiap
Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dilengkapi dengan mobil unit
penyuluhan beserta perangkat multi media (audio-visual). Selain itu,
untuk komunikasi data dengan daerah telah dibangun sistem
komunikasi radio terpadu (SKRT) di 9 propinsi (Sumatera Utara,
Riau, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan seluruh
propinsi di Kalimantan), yang akan terus dikembangkan pada propinsi
lainnya. Berbagai aplikasi yang dibangun dalam Sistem Informasi
Kehutanan (SIMHUTAN) sejak tahun 1992 meliputi sistem informasi
perdagangan satwa, tata usaha kayu, sumber daya dan pengembangan
SIG yang telah membentuk basis data peta kehutanan secara digital
seluruh Indonesia, basis data sumber daya hutan, sistem pemantauan
perubahan hutan nasional, serta sistem penaksir potensi sumber daya
hutan.
XXV/22
telah dilaksanakan sejak tahun 1991/92 antara lain sistem pembenahan
data komoditi, dan sistem aplikasi persetujuan dan realisasi, serta
sistem pemantauan proses perijinan penanaman modal.
XXV/23
informasi yang telah dibangun pada periode sebelumnya khususnya
Repelita V seperti aplikasi Manual Pendapatan Daerah (Mapatda),
Sistem Informasi Pemilu (SIPU), komputerisasi kartu tanda pengenal
penduduk (KTP) di daerah, serta Sistem Informasi Pembangunan
Daerah (SIMBANGDA) telah disempurnakan. Kegiatan lain yang
dilaksanakan adalah, pembangunan Sistem Informasi Manajemen
Kependudukan (SIMDUK) yang sudah dalam tahap persiapan untuk
uji coba; pembangunan Sistem Informasi Manajemen Potensi Wilayah
(SIMPOWIL) yang baru dalam tahap perumusan kebutuhan sistem;
perumusan kebutuhan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian;
pembangunan Sistem Informasi Manajemen Perlengkapan dan Sistem
Informasi Manajemen Keuangan; penyusunan dan diseminasi Petunjuk
Pelaksanaan Sistem Kearsipan; serta pelaksanaan Mapatda tahap II
secara terpadu yang mencakup 20 propinsi, 65 kabupaten dan 11
kotamadya. Untuk menunjang upaya penanggulangan kemiskinan
terutama untuk mengidentifikasi jumlah penduduk miskin absolut dan
desa tertinggal, sedang dibangun Sistem Informasi Manajemen Desa
Tertinggal (SIM-IDT), yang antara lain menggunakan data hasil
survei BPS seperti potensi desa dan Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas).
XXV/24
serta dalam penyelenggaraan transmigrasi, dibentuk Pusat Informasi
Bisnis Daerah Transmigrasi (PIBDT) yang diharapkan dapat menjadi
penghubung antara penanam modal dan para transmigran.
XXV/25
Pembangunan sistem informasi di sektor ini dimulai sejak tahun 1980-
an, dipelopori oleh Pusat Penelitian Teknologi Mineral. Selanjutnya
komputerisasi telah dikembangkan secara meluas pada berbagai unit
organisasi, dan dewasa ini hampir seluruh unit kerja di Departemen
Pertambangan dan Energi telah menggunakan komputer untuk
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya.
XXV/26
pelayanan informasi dan sarana promosi usaha koperasi kepada
seluruh anggota Dekopin. Pada saat ini, JUK telah dapat mengambil
informasi secara on-Line dari Departemen Perindustrian dan WTC.
XXV/27
mempercepat proses pelayanan sertifikasi, pada beberapa Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kotamadya dikembangkan sistem kompu-
terisasi pelayanan pertanahan, yang sebagian besar dilakukan secara
swadaya; sedangkan proyek percontohan di Kabupaten Karawang
mendapat bantuan dana dari Bank Dunia. Selain itu, telah
dikembangkan pula proyek percontohan komputerisasi pendaftaran
tanah tekstual maupun spasial di Kantor Pertanahan Jakarta Utara.
XXV/28
Di sektor kesehatan, pada tahun 1994/95 selain pengembangan dan
peningkatan perangkat keras komputer di pusat dan daerah, telah
dilakukan pula studi penyempurnaan format pelaporan mulai dari
tingkat Puskesmas; penerbitan berbagai publikasi seperti pedoman
pencatatan atau pelaporan Puskesmas (6.000 eksemplar), laporan
eksekutif Kantor Wilayah (500 eksemplar), profil kesehatan Indonesia
1994 (2.500 eksemplar), profil kesehatan propinsi dan kabupaten/
kotamadya, informasi tenaga kesehatan (3.000 eksemplar), informasi
ringkas kesehatan (2.000 eksemplar), brosur data kesehatan (4.000
eksemplar), serta berbagai publikasi lainnya. Pembangunan sistem
informasi pada sektor kesehatan dirintis sejak Repelita I, yaitu mulai
dengan penyusunan sistem pencatatan dan pelaporan rumah sakit
(catatan medik) sejak tahun 1972, dan pencatatan/pelaporan
puskesmas terpadu pada tahun 1981, yang terus dikembangkan antara
lain dengan tersusunnya konsep pengembangan dan pemantapan
sistem informasi kesehatan pada tahun 1993. Komputerisasi data
kesehatan telah dimulai sejak tahun 1986, dan sampai tahun 1994/95
telah dikembangkan berbagai program aplikasi kesehatan.
XXV/29
SIDUGA ini pada dasarnya merupakan pengembangan yang lebih luas
dari Sistem Informasi Manajemen Pembangunan Keluarga Sejahtera
(SIM-PKS) yang dibangun pada tahun 1993. Selain itu, dilanjutkan
penyusunan neraca kependudukan dan lingkungan hidup di daerah
(NKLD) oleh Pemerintah Daerah Tingkat I di seluruh propinsi, dan
dirangkum di tingkat pusat dalam Neraca Kependudukan dan
Lingkungan Hidup Nasional (NKLN), yang dilaksanakan sejak
Repelita IV. Data dan informasi kependudukan dan keluarga telah
dikembangkan selaras dengan perkembangan Organisasi Keluarga
Berencana, yaitu sejak berstatus sebagai swasta pada tahun 1957
sampai dibentuknya BKKBN pada tahun 1970, yang terus
disempurnakan. Pada PJP I khususnya mulai Repelita III telah
dilakukan penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan,
penyediaan perangkat komputer dan program aplikasinya serta pela-
tihan untuk petugas komputer untuk seluruh Daerah Tingkat II.
XXV/30
Di sektor agama, sejak tahun 1994/95 telah dikembangkan
sistem basis data keagamaan dan basis data pendidikan agama islam
(madrasah), yang telah diterapkan di 5 propinsi yaitu Jawa Barat,
Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan
Sumatera Utara. Selain itu, dirintis pula penerapan komputerisasi
perpustakaan IAIN Syarif Hidayatulah Jakarta, dan disempurnakan
pengembangan sistem informasi haji yang telah dirintis
pembangunannya sejak awal Repelita IV.
XXV/31
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Papiptek)-LIPI, dan
Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi.
XXV/32
Sistem informasi juga dikembangkan dalam pemetaan wilayah
berupa SIG, dengan Bakosurtanal sebagai pembina Sistem Informasi
Geografi Nasional (SIGNAS). Mengingat peta dasar wilayah
Indonesia merupakan informasi yang penting dalam perencanaan
pembangunan wilayah, secara bertahap peta rupa bumi yang ada telah
dirubah menjadi peta digital untuk membentuk kerangka SIG dalam
rangka membangun SIG nasional. Pada tahun 1994/95 telah dilakukan
penataan penyelenggaraan SIG termasuk penyusunan kamus istilah
survei dan pemetaan, penataan dan pembentukan basis data,
peningkatan dan klasifikasi program aplikasi, serta peningkatan
pemanfaatan kualitas dan kuantitas paket SIG. Di beberapa sektor
seperti kehutanan, pekerjaan umum, pertambangan, lingkungan hidup,
dan pertanahan telah dikembangkan pula SIG. Pemanfaatan SIG itu
sendiri dimulai sejak tahun 1978 oleh Bakosurtanal untuk pemantauan
komoditi perkebunan di seluruh Indonesia. Sejak tahun terakhir
Repelita IV telah dikembangkan SIG nasional untuk sumber daya
matra darat melalui proyek Land Resource Evaluation and Planning
(LREP). LREP tahap I yang dimulai pada tahun 1985 telah
menghasilkan 8 pusat data propinsi di Sumatera, sedangkan LREP
tahap II yang dimulai tahun 1992 telah menghasilkan pusat data di 18
propinsi. Sementara itu, mulai tahun 1993 telah pula dikembangkan
SIG nasional untuk sumber daya matra laut melalui Proyek Marine
Resource Evaluation and Planning (MREP), dan pada tahun 1994/95
sistem ini sedang diterapkan pada pusat data di 10 propinsi. Pada
akhir Repelita V pembangunan basis data telah dimulai dengan
terselenggaranya basis data digital rupa bumi skala 1:250.000.
Kerangka SIG hasil digitasi peta skala 1:50.000 telah menyelesaikan
80 persen dari peta dasar nasional dengan skala yang sama yang telah
diterbitkan sampai akhir Repelita V.
XXV/33
1977/78. Sampai tahun 1994/95 telah dikembangkan beberapa sistem
informasi, seperti Sistem Informasi Hak Cipta, Paten, dan Merek;
Hukum dan Perundang-undangan; Pemasyarakatan; Keimigrasian;
Pengawasan; Pembinaan Hukum Nasional; serta Sistem Informasi
Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara. Pada tahun
1994/95 dilanjutkan pembangunan. Sistem Informasi Kejaksaan Agung
Republik Indonesia (SIMKA) yang meliputi pembangunan sistem
aplikasi kepegawaian, aplikasi kriminal, serta aplikasi perdata dan tata
usaha negara yang masih dalam tahap penyelesaian; di samping
pembangunan jaringan komunikasi data SIMKA di 5 Kejaksaan
Tinggi yaitu DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Ujung
Pandang.
XXV/34
b. Program Penunjang
XXV/35
Pada tahun 1994, populasi PC pada masyarakat diperkirakan telah
mencapai sekitar 1.000.000 unit, yang tersebar di instansi pemerintah,
dunia usaha, lembaga pendidikan, dan di rumah tangga. Gambaran
mengenai perkiraan nilai pemasaran komputer, baik perangkat keras,
perangkat lunak, dan jasa profesional sistem informasi yang
mencakup jasa untuk pendidikan dan pelatihan, pemeliharaan
komputer, serta konsultasi terdapat pada Tabel XXV-1. Perkiraan
nilai pemasaran komputer pada tahun 1994 mencapai 640 juta dolar
AS atau meningkat 14,7 persen dari tahun 1993 sebesar 558 juta
dolar AS, dan meningkat 61 persen dari awal Repelita V sebesar
397,4 juta dolar AS. Ini menunjukkan bahwa teknologi informasi
telah makin memasyarakat.
XXV/36
Dalam rangka pengembangan industri teknologi informasi/
komputer, pada tahun 1994/95 dilanjutkan upaya mendorong peran
serta dunia usaha untuk meningkatkan investasinya dalam industri
komputer antara lain melalui pembebasan bea masuk komponen, dan
ditingkatkan pula kegiatan penelitian dan pengembangan serta
kemampuan rancang bangun. Untuk mendukung pengembangan
industri teknologi informasi dan industri lain pada umumnya, sedang
disiapkan Pusat Komputasi Nasional Kinerja Tinggi oleh BPPT;
dengan tujuan membantu industri dalam mengembangkan produk baru
yang unggul, mempersiapkan sumber daya manusia yang menguasai
teknologi komputasi dan komputer mutakhir, mempersiapkan
penguasaan teknologi perangkat keras komputer mutakhir,
memasyarakatkan teknologi komputasi ilmiah, serta melembagakan
kegiatan pemanfaatan fasilitas komputasi yang berfungsi sebagai
fasilitator antara lembaga riset dan industri. Pada tahun 1994/95
kegiatannya mencakup studi dan perencanaan, dan diharapkan pada
tahun kedua Repelita VI sudah mulai dapat diterapkan. Kebijaksanaan
pemerintah dalam pembinaan dan peningkatan penggunaan
barang/peralatan buatan dalam negeri yang dicanangkan sejak tahun
1983, telah mendorong berkembangnya industri teknologi informasi
khususnya perakitan PC.
XXV/37
meningkat 182,7 persen dari awal Repelita V. Pada tahun 1994/95
produksi integrated circuit mencapai 165,9 juta unit dan resistor 15,9
juta unit. Sedangkan pada tahun 1993/94 produksinya adalah 158 juta
unit untuk integrated circuit dan 15,2 juta unit untuk resistor (Tabel
XXV-2).
XXV/38
penyuluhan sistem informasi bertujuan untuk meningkatkan kuantitas
dan kualitas tenaga ahli yang terampil untuk mendukung pelaksanaan
pembangunan sistem informasi yang andal.
XXV/39
Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Surabaya)
yang telah membuka program pendidikan di bidang informatika/ilmu
komputer dengan jumlah mahasiswa sebanyak 1.238 orang atau
meningkat sebesar 24,17 persen dari 997 orang pada tahun 1993/94.
Sedangkan jumlah Perguruan Tinggi Swasta (Universitas, Institut,
Sekolah Tinggi, dan Akademi) yang mempunyai program pendidikan
di bidang informatika/komputer pada tahun 1994/95 adalah 86 dengan
jumlah seluruh mahasiswa 67.360 orang dan jumlah lulusan yang
terdiri atas sarjana (S-1) dan diploma (D-3) sebanyak 6.530 orang.
Pada tahun 1993/94, jumlah Perguruan Tinggi Swasta tersebut adalah
77, dengan jumlah mahasiswa 56.773 orang dan jumlah lulusan 3.488
orang.
XXV/40
Dalam rangka memenuhi meningkatnya kebutuhan informasi
yang aktual dan akurat secara cepat, pada tahun 1994/95 dilakukan
penataan organisasi dan tata kerja unit pengelola data dan informasi,
baik secara struktural maupun fungsional di tingkat pusat dan daerah.
Hal tersebut antara lain dilakukan melalui pembentukan unit kerja
yang secara khusus menangani pengembangan sistem informasi,
ataupun melalui penyesuaian tingkat, fungsi dan ruang lingkup dari
unit kerja yang ada, seperti di Departemen Pertanian, Transmigrasi,
Tenaga Kerja, Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, dan
Kantor Menpera. Sampai tahun 1994/95 terdapat 22 instansi
pemerintah yang telah mempunyai unit kerja setingkat eselon II yang
menangani pengembangan sistem informasi atau berfungsi sebagai
pusat data dan informasi di sektor masing-masing, yaitu Departemen
Pertanian, Perhubungan, Perindustrian, Dalam Negeri, Transmigrasi,
Pendidikan dan Kebudayaan, Tenaga Kerja, Pekerjaan Umum,
Pertahanan dan Keamanan, Keuangan, Perdagangan, Luar Negeri;
serta beberapa LPND seperti BPS, BKPM, BPPT, LIPI,
Bakosurtanal, Bulog, BKKBN, Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas), LAN, dan BATAN.
XXV/41
pertukaran informasi dalam jaringan informasi nasional yang akan
terus dikembangkan.
XXV/42 r
TABEL XXV - 1
PERKEMBANGAN PASAR KOMPUTER 1)
1989 - 1993, 1994
(juta dolar AS)
XXV/43
GRAFIK XXV - 1
PERKEMBANGAN PERKIRAAN PASAR KOMPUTER
MENURUT JENIS PENGGUNAAN
1989 - 1993, 1994
(juta dolar AS)
700
800
500
400
300
200.
100
XXV/44
GRAFIK XXV - 2
PERKEMBANGAN PERKIRAAN PASAR KOMPUTER
MENURUT LINGKUP PENGGUNAAN
1989 - 1993, 1994
(juta dolar AS)
700
600
500
400
300
200
100
0
1989 1990 1991 1992 1993 1904
RepeIita V Repelita VI
XXV/47
GRAFIK XXV - 4
PERKEMBANGAN PRANATA KOMPUTER
1990/91 - 1993/94, 1994/95.
XXV/48
(o ran g )
1.000
800
600
400
200
0
1990/91 1991/ 92 1992/ 98 1998/ 94 1994/ 96
R e p I i t a V Repelita VI
1989/90
pengumpulan data; masih kurangnya koordinasi antarunit organisasi
sehingga menyebabkan perbedaan dan tumpang tindih kegiatan;
kurangnya tenaga ahli dan terampil di bidang sistem informasi
dibandingkan dengan berkembangnya teknologi, organisasi dan
kebutuhan; serta masih terbatasnya alokasi sumber daya termasuk
dana dalam pengembangan sistem informasi.
C. STATISTIK
XXV/49
yang mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas pembangunan
secara sektoral, lintas sektor, nasional, dan regional.
XXV/50
2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Pertama
Repelita VI
a. Program Pokok
XXV/51
Program Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik mencakup:
(1) peningkatan dan pengembangan data statistik, (2) penyempurna-
an teknik statistik, (3) pengkajian dan analisis statistik, serta (4)
penyempurnaan prasarana fisik dan kelembagaan statistik.
XXV/52
khususnya yang menyangkut jumlah produksi barang dan jasa,
pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, perkembangan daya
bell masyarakat, serta perkembangan pendapatan dan pengeluaran
pemerintah di berbagai tingkat wilayah administrasi. Kegiatan
peningkatan dan pengembangan data Statistik Produksi dan Distribusi
yang dilaksanakan secara kontinu meliputi kegiatan: Survei Pertanian
Tanaman Pangan, Survei Pertanian Non Tanaman Pangan, Survei
Perusahaan Pertanian, Sensus Pertanian, Survei Industri Besar dan
Sedang, Survei Industri Kecil dan Rumah Tangga, Survei Konstruksi,
Survei Pertambangan, Survei Upah, Sensus Ekonomi, Survei Harga
Produsen, Survei Harga Konsumen dan Perdagangan Besar, Survei
Keuangan Daerah Tingkat I, Tingkat II dan Desa, Survei Usaha
Rumah Tangga, Perdagangan, Jasa dan Perhubungan, Survei Koperasi
Non-KUD, Kompilasi Data Statistik Ekspor dan Impor, serta Survei
dan Kompilasi Data Statistik Perhubungan Darat, Laut dan Udara.
Secara garis bestir perkembangan kegiatan-kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut:
XXV/53
terus disempurnakan dan makin dimantapkan termasuk dalam tahun
1994/95.
XXV/54
lengkap dilakukan pada perusahaan pertanian, KUD dan untuk Potensi
Desa. Sedangkan pencacahan sampel dilakukan terhadap rumah
tangga pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan darat,
perikanan laut dan tambak air payau, perkebunan rakyat, perburuan
dan kehutanan.
XXV/55
Industri Besar dan Sedang, serta Penyempurnaan Direktori Industri
Besar dan Sedang. Pengumpulan data perusahaan industri ini dila-
kukan secara triwulanan dengan tujuan agar dapat mengukur laju
pertumbuhan dan pola musiman sektor industri besar dan Sedang.
Sedangkan untuk dapat memberikan gambaran perkembangan sektor
industri kecil maka dilakukan Survei Industri Kecil dan Kerajinan
Rumah Tangga. Hasil kegiatan survei-survei tersebut dipublikasikan
setiap tahun. Hasil pengolahan indeks produksi yang dikumpulkan
melalui survei triwulanan, selain disajikan dalam Buletin Ringkas juga
disajikan secara berkala dalam Indikator Ekonomi.
XXV/56
Bangunan/Konstruksi Anggota AKI dan Non Anggota AKI, serta
Statistik Pembangunan Perumahan di Indonesia.
XXV/57
yang diterbitkan meliputi statistik Listrik dan Gas Kota, statistik Air
Minum, dan Neraca Energi.
XXV/58
(h) Sensus Ekonomi
XXV/59
Pada tahun 1994/95 kegiatan pokok Sensus Ekonomi 1996
meliputi: studi-studi penunjang, uji coba kegiatan listing (pendaftaran
unit pencacahan) dan pencacahan potensi desa, pemutakhiran wilayah
pencacahan, dan penyusunan direktori terpadu perusahaan.
XXV/60
nasional dan pendapatan regional dari sektor pertanian; dan
penghitungan nilai tukar petani untuk mengukur perkembangan daya
beli petani.
XXV/61
penghitungan indeks maupun yang menyangkut kemampuan tenaga di
lapangan.
XXV/62
Besar Beberapa Propinsi di Indonesia, Angka Indeks Harga
Perdagangan Besar Indonesia, Data dan Indeks Harga yang disajikan
secara bulanan dalam Buletin Ringkas dan Indikator Ekonomi, dan
Perkembangan Triwulanan Harga Perdagangan Besar di Jakarta.
XXV/63
dasar perumusan kebijaksanaan ekonomi makro dan kebijaksanaan di
bidang perdagangan luar negeri. Sehubungan dengan itu, mutu data
statistik perdagangan luar negeri terus disempurnakan melalui
perbaikan dokumen pengolahan, penambahan cakupan data,
perbaikan prosedur pengiriman dokumen dari bank devisa dan
pelabuhan, serta penyempurnaan proses pengolahan. Dengan adanya
perubahan tahun dasar dalam penghitungan PDB terus dilakukan
perbaikan dalam penghitungan angka indeks ekspor dan impor
disesuaikan dengan tahun dasar baru. Perbaikan penghitungan angka
indeks ini diharapkan akan dapat menghasilkan angka indeks nilai
satuan yang lebih mutakhir baik untuk ekspor maupun untuk impor.
Di samping itu, pada tahun 1989 statistik perdagangan luar negeri
yang semula menggunakan klasifikasi komoditi Custom Cooperation
Council Nomenclature (CCCN) diubah menjadi klasifikasi
Harmonized Systems (HS) yang umumnya berlaku dalam pencatatan
perdagangan luar negeri.
XXV/64
perhubungan terutama dalam hal metodologi pengumpulan data,
pengolahan, dan penyajian datanya. Bersamaan dengan itu, dilakukan
pula penyempurnaan sistem pengumpulan, pengolahan serta penyajian
data statistik komunikasi.
XXV/65
Di samping itu dalam rangka peningkatan promosi dan produk
pariwisata, telah dikumpulkan data mengenai kedatangan wisatawan
asing melalui pelabuhan-pelabuhan utama yang didasarkan atas hasil
pengolahan kartu embarkasi dan disembarkasi dari Direktorat Jenderal
Imigrasi.
XXV/66
yaitu pada tahun 1976 dan pada tahun 1985. Dalam 5 tahun terakhir
telah dilakukan berbagai penyempurnaan melalui kegiatan analisis dan
pengkajian pemanfaatan data Supas. Beberapa publikasi penting dari
kegiatan Supas 1985 di antaranya adalah: Tingkat dan Pola
Perkembangan Fertilitas di Indonesia sampai tahun 1985,
Perkembangan dan Perbandingan Angka Kematian Bayi Antar
Daerah, Proyeksi Penduduk Indonesia 1985 - 1995 Menurut Propinsi,
Migrasi Penduduk Indonesia berdasarkan Hasil Supas 1985 dan
Ulasan Singkat Hasil Supas 1985.
XXV/67
ngetahui pola pengeluaran rumah tangga, baik di perdesaan maupun
perkotaan.
XXV/68
1993 jumlah sampel ditingkatkan menjadi 202.592 rumah tangga,
tahun 1994 menjadi 204.416 rumah tangga, dan tahun 1995 menjadi
206.240 rumah tangga (Tabel XXV-4).
XXV/69
Sakernas Triwulanan tidak menggambarkan fluktuasi musiman
seperti yang diperkirakan, sehingga mulai tahun 1994, pengumpulan
data ketenagakerjaan dilakukan secara semesteran. Pada semester
pertama, bulan Februari, data tersebut dikumpulkan melalui Susenas-
Inti dan pada semester kedua, bulan Oktober, dikumpulkan melalui
Sakernas.
XXV/70
Dalam tahun 1993 telah disusun Tabel Input-Output Indonesia
1990 yang meliputi klasifikasi 161x161 sektor, 66x66 sektor dan
19x19 sektor beserta tabel transaksi dan analisisnya. Sementara itu,
dalam tahun 1994 telah dilakukan pemutakhiran Tabel Input-Output
Indonesia 1993 yang tujuan utamanya adalah untuk keperluan
penyusunan PDB seri Baru yang menggunakan tahun dasar 1993.
Perubahan tahun dasar PDB dari 1983 menjadi 1993, yang secara
rutin dilakukan dengan interval 10 tahun, dimaksudkan untuk dapat
memperoleh gambaran perkembangan ekonomi yang lebih akurat.
Selain ini perubahan ke tahun dasar 1993 dilakukan sebagai
penyesuaian kepada penghitungan PDB yang berdasarkan System of
National Accounts (SNA) 1993 yang disusun oleh PBB. Tahun 1993
juga dapat dijadikan basis pembanding bagi perkembangan tahun -
tahun selanjutnya dalam dua Repelita pertama dari PJP II.
XXV/71
Propinsi/Kabupaten, Tabel Input-Output 1985 dan 1990, Sistem
Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) 1985 dan 1990, Neraca Produksi
Komoditi Penting, Neraca Badan Usaha Milik Negara, Neraca
Pemerintahan Umum, Hasil Studi Neraca Arus Dana, Hasil Studi
Penyusunan Angka-angka Pendapatan Nasional Triwulan, Pedoman
Penghitungan Pendapatan Regional, Matriks Investasi Sektor
Pemerintahan, Neraca Pemerintahan dan Statistik BUMN.
XXV/72
Pada pertengahan tahun 1993 telah dilakukan pengumpulan data
untuk pemutakhiran peta desa tertinggal hasil Podes 1990 dengan
menggunakan daftar pertanyaan survei Podes 1990 yang variabel-
variabelnya telah disempurnakan. Pemutakhiran tersebut dilaksanakan
oleh Mantri Statistik di Kecamatan bersama Kepala Seksi Pem-
bangunan Desa di bawah koordinasi Bappeda Daerah Tingkat II
setempat. Pemutakhiran peta desa tertinggal dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi mutakhir tentang potensi desa yang diperlukan
untuk menentukan alokasi bantuan pemerintah dalam upaya
pengentasan kemiskinan.
XXV/73
statistik yang akurat dan tepat waktu, maka teknik dan metodologi
statistik yang digunakan senantiasa disempurnakan. Penyempurnaan
Teknik Statistik dilakukan melalui penyempurnaan teknik sampling,
penyempurnaan kuesioner, buku pedoman dan teknik wawancara,
pemilihan dan pelatihan petugas lapangan, pengawasan lapangan,
serta penyempurnaan pengolahan dan penyajian. Kegiatan yang telah
dilaksanakan antara lain adalah pembentukan dan penyempurnaan
Kerangka Contoh Induk (KCI) sebagai dasar dalam proses
perencanaan kegiatan statistik, khususnya dalam pengambilan
sampel. KCI dibentuk bersamaan dengan pelaksanaan Sensus
Penduduk 1990, yaitu dalam pembentukan wilayah pencacahan
(wilcah). Dengan tersusunnya KCI, maka pengambilan sampel untuk
setiap kegiatan pengumpulan data sensus, survei dan kegiatan khusus,
baik tingkat nasional, propinsi maupun wilayah administrasi yang
lebih kecil, dapat dilakukan secara lebih komprehensif dan efisien.
Selain KCI untuk survei sosial dan kependudukan, melalui Sensus
Pertanian dan Sensus Ekonomi dapat disusun KCI yang lebih lengkap
untuk perencanaan survei-survei di bidang pertanian dan bidang
ekonomi. Dari kegiatan Sensus Pertanian 1993 telah dapat disusun
KCI 1993. KCI tersebut dikaji dan disempurnakan secara terus -
menerus sehingga pelaksanaan survei-survei dapat dilakukan secara
makin terpadu dan efisien.
XXV/74
pembangunan; analisis data makro lintas sektoral; pengembangan
metodologi kegiatan statistik yang antara lain meliputi pembakuan
konsep, definisi, klasifikasi, ukuran dan evaluasi pasca sensus dan
survei serta teknik-teknik statistik. Hasil dari kegiatan pengkajian dan
analisis menjadi acuan dalam penyempurnaan pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data.
XXV/75
Di samping itu, jugs dilaksanakan pengembangan Metode
Penyempurnaan Konsistensi Data Sektor Industri serta Penggolongan
Industri; Analisa Data KUD; Evaluasi Metodologi Susenas; Studi
Estimasi Unit Non Respon Dalam Survei Pendekatan Perusahaan;
Studi Non Sampling Error Susenas; Studi Pengembangan Sistem Basis
Data Indikator Sosial; Studi Paket Komoditi Kebutuhan Dasar; dan
Studi Incremental Capital Output Ratio 1980-1990.
XXV/76
(Tabel XXV-5). Untuk menggantikan kendaraan roda dua yang telah
tua, rusak dan hilang, dalam tahun 1994/95 telah diadakan sebanyak
680 unit. Selain itu untuk mempercepat proses pengolahan dan
penyajian data pada tahun 1992/93 telah disediakan tambahan
perangkat komputer PC sebanyak 520 unit untuk Kantor Pusat,
Kantor Statistik Propinsi dan seluruh Kantor Statistik Kabupaten:
Pada tahun 1993/94 juga disediakan tambahan sebanyak 261 unit
komputer PC, dan sebanyak 90 unit pada tahun 1994/95. Sampai
dengan tahun 1994/95 setiap Kantor Statistik Kabupaten telah
memiliki sedikitnya satu unit komputer PC. Di samping pengadaan
komputer PC, di 6 Kantor Statistik Propinsi tipe A telah disediakan
komputer mini sehingga makin mempercepat desentralisasi
pengolahan data di Kantor Statistik daerah.
b. Program Penunjang
XXV/77
itu, untuk melayani kebutuhan pemakai data, fasilitas diseminasi data
juga disempurnakan dalam bentuk media cetak (publikasi buku) dan
media komputer (disket dan pita magnetis). Sampai dengan tahun
1994/95 sudah dilaksanakan diseminasi dalam bentuk publikasi buku
yang berisi data nasional dan regional, baik data bulanan, triwulanan
maupun tahunan. Jumlah publikasi dalam bentuk ini rata-rata
mencapai 150 judul publikasi per tahun ditambah dengan publikasi
Kantor Statistik Daerah (propinsi, kabupaten dan kecamatan) masing-
masing kurang. lebih sebanyak 50 publikasi. Sementara itu, publikasi
dalam bentuk disket masih terbatas pada data Indikator Ekonomi,
Buletin Ringkas, statistik ekspor dan impor, serta data dasar dari
berbagai hasil survei dan sensus.
XXV/78
Repelita VI dapat dilihat dalam Tabel XXV-6. Dalam rangka
penyegaran bagi mantri statistik menghadapi pelaksanaan Sensus
Penduduk 1990 dan Sensus Pertanian 1993, sejak tahun 1990/91 telah
dilaksanakan kursus Pengetahuan Statistik Umum. Tenaga statistik
yang mendapat kursus Pengetahuan Statistik Umum pada tahun
1994/95 adalah sebanyak 526 orang. Sedangkan jumlah tenaga
statistik yang mendapat kursus Pengetahuan Statistik Khusus pada
tahun 1994/95 adalah 315 orang. Untuk tenaga statistik di bidang
administrasi manajemen melalui kursus Administrasi Manajemen telah
dididik sebanyak 40 orang pada tahun 1994/95.
XXV/79