Anda di halaman 1dari 7

RESILIENSI PADA MASYARAKAT KOTA PADANG

DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

Rinaldi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang


Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar, Padang
aldi1210@yahoo.co.id

Abstrak

Sebagai salah satu negara yang berada dalam rangkaian gunung berapi aktif di dunia
dan berada di atas tumbukan banyak lempeng bumi, Indonesia berpotensi mengalami
banyak gempa bumi. Kota Padang adalah salah satu daerah yang rawan bencana gempa
bumi karena berada pada jalur subduksi lempeng Australia dan Eurasia. Bencana alam
tentunya membawa kerugian dan penderitaan bagi masyarakat yang tertimpa bencana.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur perbedaan resiliensi pada masyarakat
kota Padang ditinjau dari jenis kelamin. Partisipan dalam penelitian ini adalah 167
orang masyarakat kota Padang yang berada dalam daerah kuning (5-10 mdpl) dan
merah (0-5 mdpl). Instrumen penelitian adalah kuesioner yang dikembangkan dari
Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC). Data dianalisis menggunakan uji
perbandingan dari metode statistik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada
perbedaan resiliensi antara pria dan wanita. Pria memiliki skor resiliensi lebih tinggi
dibandingkan wanita.

Kata Kunci: resiliensi, gender, kota Padang

THE RESILIENCE DIFFERENCE


IN PADANG CITY PEOPLE BASED ON GENDER

Abstract

As one of the country located in a ring of vulcanic and also above the crash of earthside,
Indonesia is near of many catastrophic event potentially. Padang City is one of the area
close to earthquake because located above the Australia and Eurasia earth subsduction.
Disaster as it is always bring misery to humanity especially them who suffer due to
disaster. The aim of this study is to measure the resilience difference on Padang City
based on gender. Participants of this study are 167 people who lived in yellow zone (5-10
mdpl) and red zone (0-5 mdpl) consisted of 132 people. Research instrument is
questionnaire which was developed based on Connor-Davidson Resilience Scale (CD-
RISC). Data analysis deployed comparative analysis from statistic method. The result
shows the resilience difference based on gender. Furthermore, male participants show
the resilience score higher than female.

Key Words: resilience, gender, Padang city

PENDAHULUAN diantara subduksi (sudut) maupun pe-


misahan lempeng Pasifik dengan lempeng
Indonesia merupakan cincin api Indo-Australia, lempeng Eurasia, lem-
Pasifik, yaitu rangkaian gunung api aktif peng Amerika Utara dan lempeng Nazca
di dunia. Cincin api Pasifik membentang yang bertabrakan dengan lempeng

Rinaldi, Resiliensi pada ... 99


Amerika Selatan. Cincin api Pasifik rakat, sehingga dapat meminimalisir kor-
membentang dari mulai pantai barat ban dan dampak psikologis dari bencana.
Amerika Selatan, berlanjut ke pantai barat Perilaku kesiapan ini juga didukung oleh
Amerika Utara, melingkar ke Kanada, kemampuan individu untuk bangkit kem-
semenanjung Kamsatschka, Jepang, bali dari peristiwa trauma yang pernah
Indonesia, Selandia baru dan kepulauan terjadi. Kemampuan inilah yang kemu-
di Pasifik Selatan. Indonesia memiliki dian disebut dengan resiliensi.
gunung berapi dengan jumlah kurang Resiliensi adalah keberhasilan me-
lebih 240 buah, 70 buah di antaranya nyesuaikan diri terhadap tekanan yang
masih aktif. Zone kegempaan dan gunung terjadi. Penyesuaian diri menggambarkan
api aktif Sirkum Pasifik amat terkenal, kapasitas untuk membangun hasil positif
karena setiap gempa hebat atau tsunami dalam peristiwa kehidupan yang penuh
dahsyat di kawasan itu, dipastikan tekanan. Penyesuaian diri adalah mem-
menelan korban jiwa manusia amat bangun daya tahan dan mempertahankan
banyak (http://www.pdat.co.id). batas antara tingkat emosi positif dan
Kota Padang terletak di pesisir barat negatif yang menggambarkan kekuatan
Sumatera merupakan jalur subduksi lem- yang mendasari individu dalam kelen-
peng Australia terhadap Eurasia, periode turan menyesuaikan diri. Keberhasilan
kegempaannya 200 tahun dengan tingkat menyesuaikan diri digambarkan kapasitas
kesalahan kurang lebih 30 tahun. Analisis untuk pulih dengan cepat dari stresor
ilmiah berdasarkan data pemantauan dan lingkungan (Ong dkk, 2006).
data historis, daerah-daerah di pantai ba-
rat Sumatera, perlu diwaspadai kemung- METODE PENELITIAN
kinan terjadi gempa dan tsunami. Data
menunjukkan tahun 1833 terjadi gempa Subjek penelitian dalam riset ini
besar di Kepulauan Mentawai yang berjumlah 267 orang, dengan rincian 133
menimbulkan tsunami di Padang. Padang orang perempuan dan 134 orang laki-laki.
termasuk daerah paling berisiko bila Mereka adalah masyarakat kota Padang
diterjang tsunami. Kota Padang telah yang bertempat tinggal di zona kuning
mengalami beberapa kali gempa. Masya- (5-10 mdpl) dengan jumlah 135 orang
rakat Padang panik dan lari keluar rumah dan zona merah (0-5 mdpl) dengan
dan gedung, bahkan meninggalkan rumah jumlah 132 orang.
menuju ke tempat yang lebih tinggi. Resiliensi diukur menggunakan
Mereka khawatir dengan gempa yang Connor-Davidson Resilience Scale (CD-
dapat menimbulkan gelombang tsunami RISC) (Yu dan Zhang, 2007) yang telah
seperti yang dialami oleh penduduk kota dimodifikasi ke dalam bahasa Indonesia.
Banda Aceh dan sekitarnya (http://www. Skor yang tinggi menunjukkan tingginya
pdat.co.id). tingkat resiliensi dan skor yang rendah
Peristiwa bencana yang pernah menunjukkan rendahnya tingkat resi-
dialami oleh individu, diterima sebagai liensi. Skala Resiliensi yang disusun oleh
stimulus yang memberikan pengalaman Connor dan Davidson (Yu dan Zhang,
dan mempengaruhi tingkat kesiapan 2007) digunakan untuk mengukur resi-
seseorang dalam menghadapi bencana. liensi individu. Skala tersebut berdasar-
Bencana akan memberikan proses pembe- kan 5 aspek yang dijelaskan oleh Connor
lajaran yang bermanfaat bagi individu dan Davidson (Yu dan Zhang, 2007)
dalam membentuk perilaku kesiapan yaitu kompetensi pribadi, kepercayaan
(Jhangiani, 2004). Proses pembelajaran seseorang pada insting, penerimaan diri
tersebut tercermin melalui adanya lang- yang positif dan hubungan dengan orang,
kah persiapan yang dilakukan masya- kontrol, kepercayaan seseorang pada

100 Jurnal Psikologi Volume 3, No. 2, Juni 2010


tuhan dan takdir. Item-item pada skala berakar dari kenyataan bahwa beberapa
tersebut telah dimodifikasi ke dalam orang mampu mencapai resilien dari
bahasa Indonesia. Skala Resiliensi terdiri kesengsaraan melalui cara yang mungkin
dari 25 item dengan menggunakan tidak adaptif menurut keadaan normal.
jawaban skala Likert dari 1 (sangat tidak Bentuk dari strategi ini meliputi represif
sesuai) hingga 5 (sangat sesuai sekali). koping, dismissive attachment, dan kebia-
Jumlah nilai total merupakan nilai saan menggunakan pada atribusi penca-
resiliensi individu. Koefisien realibilitas paian diri, dan bias (Mancini dan Bonano,
skala resiliensi adalah 0. 9328. 2006)
Instrumen penelitian adalah kuesi- Deskripsi data penelitian ini men-
oner. Kuesioner disebarkan ke penduduk cakup rerata empiris dan rerata hipotetik
dengan cara mendatangi rumah penduduk penelitian. Rerata empris dan rerata
satu persatu secara acak. Jumlah hipotetik diperoleh melalui skala resi-
kuesioner yang dibagikan berjumlah 300 liensi. Rerata empiris skala resiliensi
dan yang diterima dengan baik selu- adalah sebesar 81.16, sementara rerata
ruhnya berjumlah 267. Penduduk yang hipotetik skala resiliensi adalah sebesar
menjadi subjek penelitian ini adalah 75. Hal ini menunjukkan bahwa secara
mereka yang tinggal di dua kelurahan umum skor rerata empiris subjek lebih
yaitu Parupuk Tabing dan Surau Gadang. besar daripada rerata hipotetik.
Hasil uji normalitas variabel resi-
HASIL DAN PEMBAHASAN liensi menunjukkan nilai K-SZ = 1.281
dengan p = 0.075 (p > 0.05). Hasil uji
Resiliensi adalah ciri kepribadian normalitas variabel yang diujikan menun-
yang bersifat stabil ditandai oleh kemam- jukkan normal. Berdasarkan hasil uji
puan individu untuk bangkit kembali dari homogenitas varians diperoleh nilai F
pengalaman negatif dan kemampuan sebesar 0.423 dengan p = 0.832 (p >
menyesuaikan diri terhadap perubahan 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa data
kehidupan yang terus-menerus (Connor, resiliensi homogen.
2006; Everal, Altrows dan Paulson., Dari uji hipotesis menggunakan
2006; Frederikson dkk, 2003; Kindt, teknik analisis varians diperoleh hasil
2006). Flores, Cicchetti dan Rogosch bahwa ada perbedaan resiliensi ditinjau
(2005) serta Everal, Altrows dan Paulson dari jenis kelamin. Hasil uji analisis
(2006) menjelaskan bahwa resiliensi varians (analisis ragam) dua jalur dike-
merupakan suatu proses dinamis yang tahui bahwa ada perbedaan resiliensi
mempengaruhi kapasitas seseorang untuk secara sangat signifikan antara laki-laki
beradaptasi dan berhasil dalam mengatasi dan perempuan pada masyarakat kota
tekanan yang kronis dan kesengsaraan. Padang. Hal ini dibuktikan dari hasil
Gaya koping dan kepribadian juga analisis data yang memberikan nilai F
memiliki peranan dalam resiliensi. Ada sebesar 11.988 dengan p = 0.001 (p <
dua bentuk gaya koping dalam resiliensi 0.01). Berdasarkan hasil uji hipotesis data
yaitu adaptasi fleksibel dan koping prag- penelitian ini, maka hipotesis diterima.
matis. Pertama, kebanyakan orang yang Berdasarkan uji hipotesis pertama
memiliki resiliensi dalam menghadapi diketahui bahwa ada perbedaan resiliensi
kesengsaraan adalah orang yang memiliki secara sangat signifikan antara laki-laki
kesehatan psikologis. Individu ini memi- dan perempuan. Menurut Mancini dan
liki kelenturan dalam beradaptasi untuk Bonano (2006) bahwa laki-laki lebih
bergeseran dengan tantangan. Seperti resilien dibandingkan dengan wanita.
contoh pada variabel ego resilien dan Rerata skor resiliensi laki-laki (83.68)
daya tahan. Kedua, ide koping pragmatis lebih tinggi dibandingkan rerata skor

Rinaldi, Resiliensi pada ... 101


resiliensi perempuan (78.66). Hasil pene- Perbedaan penyesuaian diri laki-laki
litian ini juga sejalan dengan hasil dan wanita dipengaruhi oleh keadaan
Barends (2004), dan Bonano, Rennicke biologis. Hal ini dilihat dari perbedaan
dan Dekel (2007). Barends (2004) me- fisik antara laki-laki dan perempuan.
nunjukkan bahwa faktor demografi meli- Keadaan biologis berpengaruh terhadap
puti usia, jenis kelamin, bahasa, ras, perbedaan perilaku antara jenis kelamin.
penduduk asli dan pendatang, pendapatan Menurut teori seleksi alam, pembagian
memiliki hubungan yang signifikan peran ini cenderung mendorong perbe-
dengan resiliensi. Bonano, Rennicke dan daan perilaku yang didasarkan pada
Dekel (2007) dalam penelitiannya mene- keadaan biologis. Setiap sifat yang di-
mukan bahwa faktor yang mempengaruhi bawa sejak lahir menentukan laki-laki
resiliensi adalah jenis kelamin, usia, ras, menjadi agresif dan bebas, dan wanita
pendidikan, tingkat trauma, pendapatan, berperilaku sebagai pengasuh, dan tinggal
dukungan sosial, frekuensi penyakit kro- di rumah, sementara sifat sebaliknya
nis, tekanan kehidupan masa lalu dan kepasifan laki-laki, keagresifan wanita,
sekarang. ditekan dalam-dalam (Calhoun dan
Penelitian ini hanya berfokus pada Acocella, 1990)
faktor usia dan jenis kelamin. Hasil pene- Laki-laki dan perempuan memiliki
litian sebelumnya menemukan bahwa pandangan yang berbeda dalam mera-
adanya perbedaan jenis kelamin dalam sakan risiko. Wanita bersikap lebih
merespon bencana. Wanita menunjukkan mengedepankan aspek afektif dalam
lebih sedikit untuk menanggung risiko mengambil risiko, sedangkan laki-laki
dibandingkan laki-laki, lebih serius jika lebih mengedepankan pertimbangan
risiko itu akan berdampak negatif pada kognitif dalam memandang risiko dan
keluarga mereka (Major, 1999). Hasil bahaya sebagai dari bagian hidup. Hasil
penelitian Karanci dkk (1999) tentang penelitian Karanci dkk (1999) tentang
kemampuan menyesuaikan diri terhadap kemampuan menyesuaikan diri terhadap
gempa menemukan bahwa pria sering gempa bahwa laki-laki sering mengguna-
menggunakan pendekatan penyelesaian kan pendekatan penyelesaian masalah dan
masalah dan mempunyai sikap optimis mempunyai sikap optimis dibandingkan
dibandingkan wanita, sedangkan wanita wanita, sedangkan wanita menggunakan
menggunakan pola ketidakberdayaan di- pola ketidakberdayaan. Hasil penelitian
bandingkan laki-laki. yang dilakukan Barends (2004) mengin-
Menurut Einsenberg dkk (2003), dikasikan bahwa laki-laki memiliki keya-
individu dengan tingkat resiliensi yang kinan dalam memecahkan masalah dan
tinggi (laki-laki) mampu beradaptasi percaya pada kemampuannya (kompe-
dengan berbagai macam kondisi untuk tensi) untuk menguasai tugas atau situasi
mengubah keadaan dan fleksibel dalam yang sulit, lebih positif dibandingkan
memecahkan masalah, sedangkan indi- dengan wanita.
vidu dengan tingkat resiliensi yang Keadaan sosial masyarakat mem-
rendah (perempuan) memiliki fleksibilitas pengaruhi penyesuaian antara laki-laki
adaptif yang kecil, tidak mampu untuk dan perempuan. Setiap kelompok masya-
bereaksi terhadap perubahan keadaan, rakat mempunyai pandangan dan konsep
cenderung keras hati atau menjadi kacau perilaku sendiri-sendiri tentang perilaku
ketika menghadapi perubahan atau te- laki-laki dan perempuan dan menanam-
kanan, serta mengalami kesukaran untuk kan patokan tersebut (Calhoun dan
menyesuaikan kembali setelah meng- Acocella, 1990). Berdasarkan hasil uji
alami pengalaman traumatik. hipotesis di atas, pendapat tersebut tidak
terbukti. Budaya matrilineal pada masya-

102 Jurnal Psikologi Volume 3, No. 2, Juni 2010


rakat kota Padang tidak mempengaruhi merespon terjadinya krisis pasca bencana
resiliensi antara terhadap jenis kelamin. dan mampu melakukan mitigasi terhadap
Resiliensi masyarakat dipengaruhi dampak bencana.
oleh faktor internal dan eksternal. Faktor Hasil penelitian Blanchard dan
internal adalah intrapersonal atau kepri- Bhoem (dalam Major, 1999) menemukan
badian. Faktor intrapersonal meliputi bahwa tersedianya informasi tentang
faktor kognitif dan kompetensi khusus. gempa bumi memberikan mereka ke-
Faktor kognitif meliputi optimis, intele- siapan dan keyakinan untuk dapat
gensi, kreativitas, humor dan sistem mengendalikan situasi. Hal tersebut telah
kepercayaan yang memberikan arti keber- dilakukan oleh pemerintah kota Padang
maknaan hidup, sebagai kumpulan cerita setelah mengetahui daerahnya merupakan
kehidupan dan menghargai keunikan diri jalur patahan lempeng. Pemerintah kota
masing-masing (Tusaie dan Dyer, 2004), Padang telah memberikan informasi dan
kemampuan sosial atau respon positif pendidikan tentang bagaimana mengha-
dengan orang lain, harga diri dan konsep dapi gempa dan juga tsunami.
diri positif dan internal locus of control.
Empati, humor, fleksibilitas, dan kepri- SIMPULAN DAN SARAN
badian lembut, yang keseluruhannya
dapat meningkatkan kemampuan sosial Simpulan
(Everal, Altrows, dan Paulson., 2006; Berdasarkan hasil penelitian yang
Hoge, Austin, dan Pollack, 2007). Kom- telah dilakukan dapat ditarik simpulan
petensi khusus yang berkontribusi ter- yaitu ada perbedaan resiliensi antara laki-
hadap resiliensi meliputi strategi koping, laki dan perempuan di mana laki-laki
kemampuan sosial, bakat dan memiliki lebih resilien dibandingkan dengan wa-
kemampuan memori di atas rata–rata nita. Resiliensi pada masyarakat kota
(Tusaie dan Dyer, 2004). Faktor eksternal Padang dalam kategori sedang, maka di-
adalah dukungan sosial (Bonano dkk, sarankan untuk dipertahankan dan diting-
2007). Dukungan sosial merupakan faktor katkan dengan persiapan di masyarakat
penting dalam resiliensi. Dukungan sosial dalam menghadapi situasi darurat yang
meliputi banyaknya sumber dukungan disebabkan oleh bencana.
sosial sebagai proses yang mempengaruhi
indidvidu. Dukungan sosial merupakan Saran
bentuk hubungan yang diterima individu Bagi peneliti yang ingin melanjut-
dari lingkungan antara lain keluarga dan kan penelitian tentang resiliensi, disaran-
masyarakat (Eisenberg dkk, 2003; Everal, kan melibatkan variabel lain antara lain
Altrows, dan Paulson., 2006). religiusitas, optimis, pribadi yang tangguh
Pengalaman masyarakat kota Padang (hardiness), kompetensi, efikasi diri dan
dalam menghadapi gempa memberikan tingkat pendidikan sebagai salah satu
pengaruh terhadap resiliensi. Gempa yang variabel penelitian, karena diasumsikan
terjadi pada tahun 2004 hingga 2007 di ini erat kaitannya dengan resiliensi.
Padang dan beberapa peristiwa bencana
yang terjadi di Indonesia mempengaruhi DAFTAR PUSTAKA
resiliensi seseorang dalam menghadapi
bencana. Bencana akan memberikan Barends, M.S. 2004 Overcoming
proses pembelajaran yang bermanfaat adversity: An investigation of the role
bagi individu dalam meningkatkan of resilience constructs in the
resiliensi (Jhangiani, 2004). Individu dan relationship between socioeconomic
masyarakat memiliki kemampuan resilien and demographic factors and
ketika mereka mampu mencegah atau academic coping http://ww3.uwc.ac

Rinaldi, Resiliensi pada ... 103


.za/docs/%20Library/Theses/Theses% Hoge, A.E., Austin, D.E., and Pollack,
202005%201st%20Grad/Barends_m_ H.M. 2007 “Resilience: Research
s.pdf diunduh tanggal 4 Juni 2007. evidence and conceptual for posttrau-
Bonano, G.A., Galea, S., Bucciarelli, A., matic stress disorder” Depression and
and Vlahov, D. 2007 “What psycho- Anxiety vol 24 pp 139-152.
logical resilience after disaster? The Jhangiani, R. 2004 Predicting earthquake
role of demographics, resources and preparednes: The roles of self-
life stress” Journal of Counsulting and efficacy, previous experience, and
Clinical Psychology vol 75 pp 671- expectation. http://www.psych.ubc
682. .ca/~rajiv/papers/COVreport.pdf
Calhoun, J.F., and Acocella, J.R. 1990 diunduh tanggal 4 Juni 2007.
Psychology of adjusment and human Karanci, N.A., Alkan, N., Aksit, B.,
relationship McGraw-Hill Publishing Sucuoglo, H., and Balta, E. 1999
New York. “Gender differences in psychological
Connor, M.K. 2006 “Assesment of distress, coping, social support, and
resilience in the aftermath trauma” related variables following the 1995
Journal of Clinical Psychiatry vol 67 Dinar (Turkey) earthquake” North
pp 46-49. America Journal of Psychology vol 1
Eisenberg, N., Valiente, C., Fabes, A.R., pp 189-204.
Smith, L.C., Reiser, M., Shepard, Kindt, T.M. 2006 Building population
A.S., Losoya, H.S., Guthrie, K.I., resilience to terror attacks: Unlearned
Murphy, C.B., and Cumberland, J.A. lessons from military and civilian
2003 “The reaction of effortfull experience. http://www.au.af.mil/au/
control and ego control to children’s awc/awcgate/cpc-pubs/kindt.pdf
resilience and social functioning” diunduh tanggal 4 Juni 2007.
Developmental Psychology vol 39 pp Mancini, D.A., and Bonano, A.G. 2006
761-776. “Resilience in the face of potential
Everal, D.R., Altrows, J.K., and Paulson, trauma: Clinical practices and
L.B. 2006 “Creating a future: A study illustrations” Journal of Clinical
of resilience in suicidal female Psychology vol 62 pp 971-985.
adolescents” Journal of Counseling Major, A.M. 1999 “Gender differences in
and Development vol 84 pp 461-470. risk and communication behavior:
Flores, E., Cicchetti, D., and Rogosch Response to the New Madrid
A.F. 2005 “Predictors of Resilience in earthquake prediction” International
Maltreated an Nonmaltreated Latino Journal of Mass Emergency and
Children” Developmental Psychology Disasters vol 17 pp 313-338.
vol 41 no 2 pp 338-351. Ong, D.A., Bergeman, S.C., Bisconti,
Frederickson, L.B., Tugade, M.M., L.T, and Wallace, A.K. 2006
Waugh, E.C., and Larkin, R.G. 2003 “Psychological resilience, positive
“What good are positive emotion in emotions, and succesful adaptation to
crisis? A prospective study of stress in later life” Journal of
resilience and emotion following the Personality and Social Psychology
terorrist attacks on the United States vol 91 pp 730-749.
on September 11th, 2001” Journal of Tusaie, K., and Dyer, J. 2004 “Resilience:
Personality and Social Psychology A historical review of the construct”
vol 84 pp 365- 376. Holistic Nursing Practice vol 2 pp 3-
10.

104 Jurnal Psikologi Volume 3, No. 2, Juni 2010


Yu, X., and Zhang, J. 2007 “Factor Scale (CD-RISC) with Chinese
analysis and psychometrics evaluation people” Social Behavior and
of the Connor-Davidson Resilience Personality vol 35 pp 19-30.

Rinaldi, Resiliensi pada ... 105

Anda mungkin juga menyukai