Anda di halaman 1dari 2

Belajar Kasus: Limbah Plastik Kali Surbaya

(narasi dan data kasus dibuat hanya untuk belajar kasus, tidak untuk disebarkan
atau publikasi)

Kali Surabaya, selain dipenuhi limbah cari dari lebih 20 pabrik kertas, juga
ditemukan masalah limbah plastik. Organisasi lingkungan setempat pada tahun
2018 menemukan 72 persen ikan yang ada di Kali Surabaya menkonsumsi
mikroplastik. Dinyatakan 42 persen samph yang terapung adalah plastik

Organisasi lingkungan membentuk komunitas untuk masalah besar tersebut yang


menghubungkan kampus dengan kampung (komunitas pinggir Kali Surabaya)
dengan membentuk Kelompok Perempuan Pejuang Kali Surabaya. Mereka
melakukan susur sungai untuk meneliti masalah ikan dan mikroplastik, dan bahkan
pada tahun 2020, kelompok perempuan ini menemukan 303 timbulan sampah
plastik. Disebutkan, 80 persen timbulan sampah berupa saset, tas kresek, dan
bungkus makanan/minuman yang dibuang oleh manusia di sungai, perilaku ini
disebabkan tidak tersedianya tempat sampah yang cukup.

Perlu diketahui, air Kali Surabaya merupakan sumber utama dari PDAM Kota
Surabaya untuk air minum warga. Setiap tindakan advokasi organisasi lingkungan
ini dihubungkan dengan kerja media sosial (facebook, instagram, youtube) dan
seringpula dikuatkan dengan penyusunan urgent action dan aksi demo di hadapan
pejabat publik. Dukungan public terus diperluas dengan menyampaikan bukti
bahwa sampah plastic dari aliran Kali ini juga terdampar di pesisir pantai
Surabaya, memenuhi wilayah pesisir dan kampung pinggir pantai Surabaya.

Masalah terus berkembang, ternyata timbulan sampah plastic yang ada dipinggiran
Kali juga digunakan pabrik-pabrik tahu sebagai bahan bakar. Polusi yang kotor dan
bahaya nampak nyata di depan mata warga. Sampai satu ketika, organisasi
lingkugan ini juga menemukan masalah impor limbah platik yang terhubung
dengan bahan baku pabrik-pabrik kertas di sepanjang Kali Surabaya. Isu besar
yang kemudian terangkat di medsos mereka menjadi perhatian negara-negara maju
karena mereka angkat isu kampanye: “ambil kembali sampah plastikmu!”.
Perhatian ditunjukan oleh utusan negara-negara pengekspor limbah sampah plastic
dan bahkan Interpol. Investigasi dilakukan, dan berkat data berdasar fakta-fakta di
lapangan yang dikerjakan organisasi lingkungan ini menjadikan mereka
memenangkan pertarungan. Ada pengakuan soal limbah plasktik impor ini, dan
negara melakukan perubahan kebijakan soal ini.

Pertanyaan:
1. Kerja Advokasi memerlukan pemetaan stakeholders, coba anda lakukan
pemetaan stakeholders kasus limbah plastik Kali Surabaya ?
2. Apa tepatnya isu strategis dalam kasus di atas yang menjadi tujuan advokasi?
Coba susun kembali “kerja advokasi” mereka? (sistematis dan terorganisir)
3. Bagaimana penggunaan media (sosial dan digital) untuk memperoleh dan
memperkuat dukungan (mobilisasi dukungan), analisis dan rekomendasinya?
4. Refleksikan dengan kerja komunitas anda dengan kasus / masalah lingkungan
yang Anda hadapi?

Anda mungkin juga menyukai