F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tgl. Mulai Kegiatan 20 Maret 2020
Tgl. Akhir Kegiatan 20 Maret 2020 Judul Laporan Penyuluhan cara mencuci tangan yang baik dan benar serta etika batuk dan bersin Pada masa pandemic COVID-19, berbagai upaya pencegahan sangat penting untuk dilakukan. Setiap harinya, kasus terkonfirmasi COVID-19 bertambah sejak pertama kali diumumkan di Indonesia. Begitu pula di Bali kasus COVID-19 sudah mulai bermunculan. Tindakan pencegahan sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat untuk menekan penyebaran COVID-19. Mengenalkan Kembali kepada masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat adalah salah satu cara agar menekan penyebaran COVID-19. Mencuci tangan dengan baik dan benar adalah salah satu perilaku hidup bersih dan Latar Belakang sehat yang sangat penting dalam pencegahan penyebaran COVID-19. Penyuluhan kepada masyarakat tentang bagaimana cara mencuci tangan dengan baik dan benar serta kapan saja kita perlu untuk mencuci tangan menjadi focus dalam pencegahan penyebaran COVID-19. Selain mencuci tangan yang baik dan benar, sangat penting juga mengingatkan masyarakat melalui penyuluhan tentang etika batuk dan bersin karena penyebaran utama dari COVID-19 adalah melalui droplet. Selain itu juga belum maksimalnya kebiasaan etika batuk dan bersin menjadi focus utama pentingnya penyampaian materi ini dalam penyuluhan. 1) Masih kurangnya pemahaman masyarakat mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar Permasalahan 2) Kurang maksimalnya kebiasaan etika batuk dan bersin dilakukan dimasyarakat Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya yang datang ke UPTD Puskesmas I Pekutatan mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar serta etika batuk dan bersin maka dipilih metode penyuluhan dalam perencanaan dan pemilihan intervensi. Perencanaan Informasi yang akan diberikan mengenai pentingnya mencuci tangan serta bagaimana cara mencuci tangan, batuk, serta bersin yang baik dan benar. Kegiatan penyuluhan diawali dengan pemberian materi oleh presentator, serta sesi tanya jawab, baik oleh presentator maupun oleh peserta untuk menilai pemahaman masyarakat tentang penyuluhan yang diberikan. Penyuluhan ini dilakukan oleh dokter internship dalam pemberian materi. Penyuluhan diadakan di Ruang Tunggu UPTD Puskesmas I Pekutatan pada Pelaksanaan tanggal 20 Maret 2020 pukul 09.00 WITA selama 30 menit. Penyuluhan ini diikuti oleh kurang-lebih 10 peserta. Kegiatan penyuluhan mengenai Penyuluhan cara mencuci tangan yang baik dan benar serta etika batuk dan bersin ini sudah berjalan dengan baik. Namun, penyuluhan ini perlu dilakukan secara berkala agar lebih banyak masyarakat memahami tentang materi penyuluhan ini mengingat pada pandemic ini sangat Monitoring dan Evaluasi penting melakukan cuci tangan dan etika batuk dan bersin dengan benar untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Diharapkan masyarakat dapat memahami mengenai bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar serta etika batuk dan bersin sehingga dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari. F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tgl. Mulai Kegiatan 13 Maret 2020
Tgl. Akhir Kegiatan 13 Maret 2020 Judul Laporan Penyuluhan mengenai Corona Pada akhir tahun 2019, serangkaian kasus pneumonia dengan penyebab yang tidak diketahui mucul di Wuhan (Hubei, Cina). Analisis sampel yang diambil dari saluran pernapasan bagian bawah mengidentifikasi adanya virus baru agen penyebab pneumonia tersebut adalah severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 sebagai "COVID-19". Pada tanggal 11 Maret 2020 ketika jumlah negara yang terlibat sebanyak 114 negara dengan lebih dari 118.000 kasus serta lebih dari 4.000 kematian maka WHO dengan resmi menyatakan status sebagai pandemi. Gejala awal yang dimbul pada pasien yang terinfeksi covid-19 yaitu demam, batuk, kelelahan, anoreksia, mialgia, dan diare. Penyakit tersebut mulai memberat sekitar satu minggu setelah timbulnya gejala. Dispnea merupakan gejala pada pasien dengan infeksi covid- 19 yang berat dan sering disertai dengan hipoksemia. Infeksi covid- 19 yang berat juga dapat menyebabkan cedera jantung, ginjal, dan Latar Belakang hati akut, selain aritmia jantung, rhabdomiolisis, koagulopati, dan syok. Kegagalan organ ini dapat dikaitkan dengan sindrom pelepasan sitokin yang ditandai dengan demam tinggi, trombositopenia, hiperferritinemia, dan peningkatan penanda inflamasi lainnya. COVID-19 merupakan penyakit yang baru ditemukan oleh karena itu kunci pencegahannya meliputi pemutusan rantai penularan dengan isolasi, deteksi dini, dan melakukan proteksi dasar. Salah satu upaya yang sedang dikembangkan adalah pembuatan vaksin guna membuat imunitas dan mencegah transmisi. Seluruh individu yang memenuhi kriteria suspek atau pernah berkontak dengan pasien yang positif COVID-19 harus segera berobat ke fasilitas kesehatan. Rekomendasi WHO dalam menghadapi wabah COVID-19 adalah melakukan proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara rutin dengan alkohol atau sabun dan air, menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala batuk atau bersin, melakukan etika batuk atau bersin, dan berobat ketika memiliki keluhan yang sesuai kategori suspek. Rekomendasi jarak yang harus dijaga adalah satu meter. Adanya virus baru yang perlu untuk diketahui cara penularannya, gejala, serta Permasalahan yang terpenting bagi masyarakat adalah cara pencegahannya Perencanaan Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada untuk meningkatkan pemahaman masyarakat yang datang berkunjung ke UPTD Puskesmas I Pekutatan mengenaik COVID-19 maka dipilih metode penyuluhan dalam perencanaan dan pemilihan intervensi. Informasi yang akan diberikan mengenai apa itu COVID-19, apa saja gejala yang dapat dialami, cara penyebaran virus, serta bagaimana cara mencegahnya. Kegiatan penyuluhan diawali dengan pemberian materi oleh presentator, serta sesi tanya jawab, baik oleh presentator maupun oleh peserta untuk menilai pemahaman masyarakat tentang penyuluhan yang diberikan. Penyuluhan ini dilakukan oleh dokter internship dalam pemberian materi. Penyuluhan diadakan di Ruang Tunggu UPT Puskesmas I Pekutatan pada tanggal Pelaksanaan 13 Maret 2020 pukul 09.00 WITA selama 30 menit. Penyuluhan ini diikuti oleh kurang-lebih 10 peserta yang merupakan pasien dan pengantar pasien. Kegiatan penyuluhan mengenai Covid-19 ini sudah berjalan dengan baik. Namun, penyuluhan ini perlu dilakukan secara berkala agar lebih banyak masyarakat memahami tentang materi penyuluhan ini mengingat Covid-19 telah menjadi Monitoring dan Evaluasi pandemi dan peran serta masyarakat dalam pemutus rantai penyebaran Covid-19. Diharapkan masyarakat dapat memahami mengenai apa itu Covid-19, bagaimana cara penularannya, bagaimana cara pencegahannya dan apa yang harus dilakukan pada kondisi saat ini.
F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tgl. Mulai Kegiatan 19 Mei 2020 Tgl. Akhir Kegiatan 19 Mei 2020 Penyuluhan tentang Pemeriksaan IVA sebagai Deteksi Dini Kanker Serviks pada Judul Laporan Wanita Kesehatan reproduksi adalah adalah keadaan sehat secara fisik, mental, sosial, secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan system, fungsi dan proses reproduksi. Menjaga kesehatan organ reproduksi pada wanita adalah sangat penting karena terdapat organ yang kompleks sehingga dapat timbul bermacam penyakit yang berbahaya seperti kanker serviks, Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim (serviks). Kanker serviks merupakan kanker paling sering keempat pada wanita dengan perkiraan 530.000 kasus baru, yang mewakili 7,9% dari semua Latar Belakang kanker wanita. Umumnya kanker serviks sekitar 70% datang dengan kondisi stadium lanjut. Kejadian kanker serviks dapat dicegah dengan deteksi dini lesi prakanker. Kegiatan deteksi dini kanker leher rahim dilakukan dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), pemeriksaan IVA bertujuan untuk menemukan lesi pra kanker leher rahim, sebelum menjadi kanker. Metode inspeksi visual lebih mudah, lebih sederhana dan lebih mampu laksana. Metode ini dapat dilakukan di semua tingkat pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan yang terlatih. Skrining IVA efektif memberikan kontribusi untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas yang terkait dengan keganasan kanker serviks. 1) Kanker serviks merupakan kanker paling sering keempat pada wanita usia subur dan biasanya baru diketahui terdeteksi setelah memasuki stadium lanjut. Permasalahan 2) Kurangnya pemahaman masyarakat khususnya wanita usia subut mengenai pemeriksaan IVA sebagai deteksi dini kanker serviks. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya wanita usia subur mengenai pentingnya pemeriksaan IVA sebagai deteksi dini kanker serviks maka dipilih metode penyuluhan dalam perencanaan dan pemilihan intervensi. Informasi yang akan Perencanaan diberikan mengenai apa itu kanker serviks, gejala dan tanda, pemeriksaan IVA yang bisa dilakukan untuk deteksi dini, pengobatan dan pencegahan kanker serviks. Kegiatan penyuluhan diawali dengan pemberian materi oleh presentator, serta sesi tanya jawab, baik oleh presentator maupun oleh peserta untuk menilai pemahaman masyarakat tentang penyuluhan yang diberikan. Penyuluhan ini dilakukan oleh dokter dan salah satu staf UPTD Puskesmas I Pekutatan dalam pemberian materi. Penyuluhan diadakan di Ruang Tunggu UPTD Pelaksanaan Puskesmas I Pekutatan pada tanggal 19 Mei 2020 pukul 09.00 WITA selama 30 menit. Penyuluhan ini diikuti oleh kurang-lebih 10 peserta. Kegiatan penyuluhan mengenai pemeriksaan IVA ini sudah berjalan dengan baik. Namun, penyuluhan ini perlu dilakukan secara berkala agar lebih banyak masyarakat khususnya wanita usia subur yang memahami tentang materi Monitoring dan Evaluasi penyuluhan ini. Diharapkan masyarakat dapat memahami mengenai apa itu kanker serviks, gejala dan tanda, pemeriksaan IVA yang bisa dilakukan untuk deteksi dini, pengobatan dan pencegahan kanker serviks.
F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tgl. Mulai Kegiatan 19 Maret 2020 Tgl. Akhir Kegiatan 19 Maret 2020 Judul Laporan Penyuluhan tentang Rabies Rabies atau anjing gila adalah penyakit infeksi susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Sebagian besar penularan rabies di Indonesia, Latar Belakang disebabkan oleh gigitan anjing yang terkena rabies (98%) dan lainnya oleh kera dan kucing. Rabies dapat dicegah dengan penatalaksanaan dan pengenalan dini tanda-tanda rabies. Banyak pasien yang belum mengetahui pentingnya pengetahuan mengenai Permasalahan rabies, mengenali tanda dan gejalanya, serta pertolongan pertama pada luka akibat gigitan hewan terutama anjing. Rencana akan dilakukan pemberian KIE ( Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) mengenai pentingnya mengenali rabies, perolongan pertama yang Perencanaan bias diberikan dan hal lainnya mengenai rabies pada pasien yang mengalami gigitan anjing. KIE diberikan saat perawatan luka gigitan anjing pada pasien yang Pelaksanaan mengalami gigitan anjing liar maupun peliharaan. KIE diberikan dengan metode ceramah selama 5 menit. Monitoring dan Diharapkan pasien mengerti mengenai rabies dan dapat segera mencari Evaluasi pertolongan ke fasilitas terdekat bila terkena gigitan anjing
F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tgl. Mulai Kegiatan 2 April 2020
Tgl. Akhir Kegiatan 2 April 2020 Judul Laporan Penyuluhan tentang Demam Berdarah dan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam berdarah dengue atau biasa disingkat DBD adalah penyakit menular akibat virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue. Cara terbaik untuk mengendalikan nyamuk “Aedes aegypti” adalah dengan menyingkirkan habitatnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan Latar Belakang Pemberantasan Sarang Nyamuk melalui 3M plus yang meliputi menguras tempat-tempat penampungan air secara rutin, menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas serta menggunakan abate, menggunakan kelambu, menggunakan lotion pengusir nyamuk dan sebagianya. Meningkatnya kasus DBD seiring dengan bertambahnya curah hujan di Permasalahan wilayah kerja UPTD Puskesmas I Pekutatan dan banyaknya masyarakat yang masih belum paham mengenai PSN. Pemberian materi mengenai PSN ini dilakukan di ruang tunggu Poli klinik Perencanaan UPTD Puskesmas I Pekutatan yang diberikan pada pasien demam berdarah maupun bukan Pada tanggal 2 April 2020 dilakukan pemberian materi mengenai PSN Pelaksanaan yang didahului dengan menjelaskan sedikit mengenai DBD dan bahayanya dengan metode ceramah. Secara keseluruhan, penyuluhan berjalan lancar dan tanpa hambatan. Monitoring dan Tidak ada gangguan teknis yang terjadi selama penyuluhan berlangsung. Evaluasi Para peserta merespon dengan baik ditandai dengan tingginya angka pertanyaan.