Modul ini disusun dalam 6 (enam) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Jenis dan
Bentuk Rumah Khusus, Mekanisme Pemberian Bantuan, Pelelangan Pekerjaan
Bantuan rumah Khusus, Tahapan Pembangunan dan Pengawasan
Pembangunan Rumah Khusus, serta Penutup. Modul ini disusun secara
sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih
mudah dimana fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif peserta diklat.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun
atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan
dan peraturan yang terus-menerus terjadi.
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL.....................................................................vii
A. Deskripsi..............................................................................................vii
B. Persyaratan.........................................................................................vii
C. Metode...............................................................................................vii
D. Alat Bantu/Media................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................2
B. Deskripsi Singkat...................................................................................2
C. Kompetensi Dasar.................................................................................2
D. Indikator Hasil Belajar...........................................................................2
E. Materi dan Submateri Pokok................................................................3
F. Estimasi Waktu.....................................................................................3
BAB 2 JENIS DAN BENTUK BANTUAN RUMAH KHUSUS........................................5
A. Indikator keberhasilan..........................................................................6
B. Bentuk Bantuan Rumah Khusus............................................................6
C. Jenis Rumah Khusus..............................................................................6
D. Tipologi Rumah Khusus.........................................................................8
E. Latihan................................................................................................12
A. Deskripsi
Mata pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan
dalam pemberian Bantuan Rumah Khusus. Mata pelatihan ini disajikan melalui
kegiatan ceramah dan diskusi pemberian bantuan rumah khusus serta berbagai
hal yang berkaitan dengan pemberian bantuan rumah khusus, seperti jenis dan
bentuk bantuan rumah khusus, mekanisme pemberian bantuan, pelelangan
pekerjaan pembangunan rumah khusus, tahapan pelaksanaan pembangunan,
pengawasan dan pengendalian pembangunan rumah khusus termasuk berbagai
permasalahannya. Penilaian peserta dilakukan melalui tes lisan dan tulisan serta
latihan studi kasus.
B. Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan dilengkapi dengan pedoman
dan petunjuk teknis yang terkait dengan pemberian bantuan, pembangunan,
pengawasan dan pengendalian pembangunan rumah khusus.
C. Metode
D. Alat Bantu/Media
a. LCD/projector
b. Laptop
d. Flip chart
e. Bahan tayang
f. Modul dan/atau Bahan Ajar
g. Laser pointer
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bantuan rumah khusus dapat diajukan oleh Kementerian/ Lembaga di tingkat pusat
dan pemerintah Daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota sesuai dengan
kebutuhannya.
E. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap pemberian
bantuan rumah khusus. Mata pelatihan disajikan melalui kegiatan ceramah
interaktif dan diskusi. Penilaian peserta pelatihan menggunakan teknik lisan dan
tulisan.
F. Kompetensi Dasar
Pada akhir pembelajaran para peserta pelatihan diharapkan mampu memahami
dan menjelaskan substansi bantuan rumah khusus yang berkaitan dengan jenis dan
bentuk rumah khusus, mekanisme penyelenggaraan bantuan rumah khusus,
pelelangan pekerjaan pembangunan rumah khusus, tahapan pembangunan rumah
khusus dan pengawasan serta pengendalian pelaksanaan pembangunan rumah
khusus.
2) Pekerjaan Struktur
3) Pekerjaan Arsitektur
I. Estimasi Waktu
Untuk mempelajari mata pelatihan penghunian dan pengelolaan rumah susun ini,
dialokasikan waktu sebanyak 3 (tiga) jam pelajaran.
A. Indikator keberhasilan
DED mengacu pada tipologi atau prototipe rumah khusus yang disusun Direktorat
Rumah Khusus dan dapat menyesuaikan dengan masukan dari penerima bantuan,
serta kondisi setempat.
Di masa lalu rumah khusus dapat berbentuk rumah deret, rumah panjang (rumah
untuk suku Dayak di Kalimantan), rumah Honai (untuk masyarakat di Papua), dan
barak (untuk prajurit lajang di kawasan perbatasan).
Rehabilitasi rumah khusus dapat pula dilakukan untuk rumah yang ditetapkan
sebagai rumah cagar budaya, seperti rumah tradisonal suku bangsa Batak Karo dan
rumah peninggalan Bung Karno di Bangka, yang memperoleh bantuan rehabilitasi
rumah khusus.
Rumah Tembok
Rumah 1/2 Tembok
Rumah Kayu; atau
Rumah Kayu Panggung
Dalam pelaksanaan konstruksi rumah tembok tidak harus terbuat dari bata, tetapi
dapat pula dari batako, atau elemen lainnya seperti hebel, namun penggunaannya
tetap mengutamakan ketersediaan material di lokasi pembangunan rumah khusus
Bahan bangunan yang digunakan tidak selamanya terdapat pada lokasi dimana
rumah khusus dibangun, mengingat letak lokasi pembangunan rumah khusus tidak
jarang sangat jauh dari kota, dimana tersedia berbagai bahan bangunan. Bahan
bangunan yang umumnya sulit diperoleh di daerah terpencil antara lain adalah
Rumah khusus berbentuk rumah 1/2 tembok (semi permanen) merupakan salah
satu tipologi rumah khusus yang di alokasikan untuk daerah-daerah dengan
kriteria; sulit memperoleh bata atau batako, masih terdapat banyak papan atau
bahan lain (seperti bebak, sejenis bambu kecil yang lazim dipergunakan sebagai
bahan dinding di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan daerah-daerah dengan daya
dukung tanah relatif rendah, sehingga dengan rumah khusus 1/2 tembok, beban
bangunan relatif lebih ringan daripada rumah tembok.
Gambar 6 Denah dan Tampak Bangunan Rumah Khusus Tunggal, 1/2 Tembok
Bantuan Penyediaan Rumah Khusus 11
Satu lagi tipe rumah khusus adalah rumah kayu panggung yang lazim dibangun di
daerah dengan muka air tanah tinggi dan daya dukung tanah yang sangat rendah.
Elemen rumah khusus kayu panggung hampir seluruhnya menggunakan kayu,
seperti pondasi berbentuk tiang pancang kayu, kolom, sloof, dan dinding.
Sedangkan atap umumnya berbentuk seng atau genteng metal. Masalah yang
timbul jika rumah khusus didesain berupa rumah koppel dan menggunakan kayu
panggung adalah terganggunya privacy penghuni rumah akibat dipergunakannya
papan kayu sebagai dinding, mengingat kualitas kayu saat ini umumnya rendah
(tidak rata/ melengkung, ukuran pajang dan lebar tidak sama dan rendahnya
kekuatan maupun keawetan kayu, jika tidak diawetkan, disamping harganya sat ini
relatif mahal.
M. Latihan
N. Rangkuman
A. Indikator keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
menjelaskan penerima penyediaan dan penerima manfaat bantuan rumah
khusus, dan proposal permohonan bantuan rumah khusus.
Rumah khusus untuk prajurit dan/ atau petugas negara dapat dibedakan atas
penggunanya, lajang dan berkeluarga. Jika calon penggunanya lajang, maka
rumah khusus yang dibangun berbentuk barak prajurit, sedangkan jika calon
penggunanya keluarga maka disediakan rumah khusus dalam bentuk rumah
tunggal, rumah koppel atau bahkan rumah deret. Tipologi rumah khusus
berbentuk barak prajurit dan rumah deret hingga saat ini belum tersedia.
Rumah khusus bagi masyarakat di lokasi rawan resiko sosial dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat yang sering mengalami konflik
sosial dengan menyediakan rumah khusus untuk mengganti rumah yang rusak
akaibat konflik sosial. Upaya untuk memisahkan perumahan masyarakat yang
berkonflik acapkali kurang berhasil, karena bagi masyarakat yang sudah
bermukim puluhan tahun di suatu lokasi enggan dipindahkan ke lokasi baru,
apalagi jika lokasi yang disediakan pemerintah daerah jauh dari kegiatan
ekonomi masyarakat yang telah ada.
1. Surat usulan;
2. Gambaran umum;
3. Surat pernyataan oleh pemerintah daerah rpovinsi, pemerintah daerah
kabupaten atau kota;
4. Surat pernyataan dari calon penerima penyediaan rumah khusus;
5. Surat keterangan kesesuaian rencana tata ruang wilayah kabupaten
atau kota;
6. Keputusan penetapan calon penerima manfaat penydaiaan rumah
khusus;
7. Bukti legalitas kepemilikan hak atas tanah oleh penerima penyediaan
rumah khusus, dan;
8. Dokumen lingkungan hidup
Surat usulan ditujkan kepada Menteri. Direktur Jenderal dan ditandatangani
oleh pimpinan kementerian atau lembaga atau pemerintah daerah sebagai
calon penerima penyediaan Rumah Khusus.
R. Latihan
1. Jelaskan perbedaan antara penerima penyediaan rumah khusus dengan
penerima manfaat rumah khusus
2. Sebutkan beberapa penerima manfaat rumah khusus.
3. Jelaskan isi proposal penyediaan rumah khusus
S. Rangkuman
Penerima penyediaan rumah khusus adalah kementerian/lembaga dan/atau
pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/
kota, sedangkan penerima manfat rumah khusus adalah masyarakat
berpenghasilan rendah.
BAB 4
MEKANISME PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS
Mekanisme Penyediaan Rumah Khusus
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu
menjelaskan mekanisme penyediaan rumah khusus, yang meliputi tahapan
penyediaan, proposal dan verifikasi.
1. Tahapan Perencanaan
Perencanaan penyediaan rumah khusus didasarkan pada usulan calon penerima
penyediaan rumah khusus atau kebijakan Menteri, dimana usulan ini memiliki
masa berlaku paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal surat
Usulan yang diajukan pada tahun t - 1 untuk penyediaan rumah khusus pada
tahun berikutnya tahun t Φ jika tidak dialokasikan penyediaannya pada
tahun tersebut (tahun t Φ), maka usulan tersebut masih berlaku untuk tahun
berikutnya (tahun t + 1), namun jika tidak dipenuhi juga penyediaannya pada
tahun t + 1, maka usulan tersebut dianggap kadaluarsa, sehingga jika masih
dibutuhkan penyediaan rumah khusus, usulan harus diajukan kembali. Tidak
dipenuhinya usulan yang sudah memenuhi kriteria dapat diakibatkan oleh
kurang tersedianya anggaran atau ada usulan yang lebih prioritas karena
kepentingan yang lebih mendesak.
Usulan penyediaan rumah khusus oleh kementerian atau lembaga, harus
terlebih dahulu berkorrdinasi dengan pemerintah daerah provinsi dan
pemerintah daerah kabupaten atau kota untuk memperoleh surat
pernyataan, demikian pula halnya jika usulan penyediaan rumah khusus
diajukan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota, maka harus terlebih
dahulu berkordinasi dengan pemerintah daerah provinsi untuk memperoleh
surat pernyataan.
b. Gambar Struktur:
1) Gambar Rencana Pondasi (bisa pondasi setempat atau pondasi lajur
batu kali, melekat atau di atas tanah atau tiang pancang untuk
lokasi berair)
2) Gambar Rencana Sloof (dengan bahan bangunan beton bertulang
atau balok kayu atau bata/batako (rollag)
3) Gambar perletakan kolom (dengan bahan bangunan beton
bertulang atau balok kayu)
4) Gambar balok ring/ ring balk (dengan bahan beton bertulang atau
balok kayu)
5) Gambar balok sopi (dengan bahan beton bertulang atau balok kayu)
6) Gambar Konstruksi atap (dengan bahan baja ringan atau kayu)
c. Gambar Mekanikal:
1) Kalau menggunakan air tanah/ bukan air PDAM harus digambar letak
pompa, perpipaan dan bak penampung serta sambungan rumah)
d. Gambar Elektrikal:
1) Gambar jaringan kabel, instalasi dalam rumah
2) Gambar perletakan saklar, stop kontak dan perletakan titik lampu
3) Gambar Mini Circuit Braker (MCB/ sikring)
e. Gambar Plambing dan Sanitair:
1) Gambar jaringan pipa air bersih/ air minum, penempatan meter air
dan stop kran.
2) Gambar jaringan pipa air kotor (dari kloset)
3) Gambar jaringan pipa limbah (dari dapur, kamar mandi atau bak cuci
piring/ kitchen sink)
4) Gambar saluran air hujan dan bak kontrol (di luar bangunan)
5) Gambar perletakan tangki septik dan rembesan (pada tapak
bangunan) atau gambar tangki bio filter
6) Gambar bak sampah (bisa berupa bak permanen atau bak plastik)
f. Gambar PSU:
1) Gambar rencana jalan (terdiri atas gambar jaringan/ lay-out, dan
gambar potongan memanjang dan melintang)
2) Gambar rencana saluran drainase (terdiri atas gambar aringan/ lay-
out, gambar potongan memanjang dan melintang serta gambar
gorong-gorong)
3) Gambar Penerangan Jalan Umum (PJU) - kalau ada - yang meliputi
perletakan tiang, gambar tiang beserta lampunya dan jaringan kabel
daya)
Seluruh gambar tersebut harus dilengkapi gambar detail (dengan skala yang
cukup) untuk lebih menjelaskan ukuran, bahan bangunan yang dipergunakan,
konstruksi, pemasangan dan penjelasan lain yang dianggap perlu.
Seluruh gambar tersebut menjadi dasar untuk penyusunan RKS (Rencana Kerja
dan syarat-syarat) dan penyusunan RAB (Rencana Anggaran Biaya).
a. Persiapan Pengadaan
Tahapan persiapan pengadaan jasa pemborongan meliputi antara lain :
1) Menyusun Perencanaan Pengadaan (pemaketan)
2) Mengumumkan paket-paket pekerjaan
3) Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan
4) Mengangkat panitia pengadaan
5) Menetapkan Sistem pengadaan :
a) Metode pemilihan
b) Metode penyampaian dokumen metode evaluasi
6) Menetapkan dan mengesahkan :
a) Dokumen Pengadaan
b) HPS (OE)
b. Pemilihan Penyedian Jasa
d. Penandatanganan Kontrak
3. Tahap Konstruksi
a. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (PCM)
e. Pembangunan Rumah
U. Latihan
1. Jelaskan dokumen apa saja yang perlu dipersiapkan pada tahap
perencanaan
2. Jelaskan apa saja kegiatan pada tahap Persiapan atau Tahap Pra
Konstruksi.
3. Jelaskan apa saja kegiatan pada tahap pelaksanaan pembangunan
(tahap Konstruksi).
V. Rangkuman
Materi pokok bahasan tentang pembangunan rumah khusus terdiri dari
beberapa tahapan yaitu tahapan yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi dan
pasca konstruksi. Pada tahap pra konstruksi meliputi verifikasi teknis dan
pengadaan jasa pemborongan, pada tahap konstruksi meliputi mobilisasi,
pembangunan rumah, pembangunan PSU dan serah terima pekerjaan dan pada
tahap pasca konstruksi meliputi pemeliharaan dan perbaikan. Dengan materi ini
diharapkan peserta dapat memahami tahapan – tahapan pembangunan rumah
khusus secara lengkap.
BAB 5
PENGAWASAN PEMBANGUNAN RUMAH
KHUSUS
Pengawasan Pembangunan Rumah Khusus
A. Indikator keberhasilan
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta pelatihan diharapkan mampu
menjelaskan tahapan bantuan rumah khusus.
5. Instruksi Kerja/ IK
Instruksi Kerja merupakan dokumen yang berisikan petunjuk suatu kegiatan
yang spesifik dan memerlukan pengaturan agar memenuhi persyaratan
mutu.
6. Rekaman/Bukti Kerja
Bukti kerja berbentuk dokumen (diantaranya: laporan, dan buktibukti kerja
lainnya) hasil kerja, risalah, surat menyurat, berita acara, gambar, foto,
bukti penyimpangan.
AA.Rangkuman
Materi pokok tentang pengawasan pembangunan rumah khusus berisi tentang
instrumen yang dipergunakan dalam pengawasan, selain strategi yang dapat.
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu melaksanakan
pengendalian pembangunan rumah khusus.
Berikut adalah daftar simak untuk tahapan kegiatan pembangunan fisik yang
tercantum dalam peraturan tersebut
Tinjauan Desain
Di dalam dokumen harus diyakinkan Teliti hasil evaluasi
bahwa desain telah mencakup terhadap kesesuaian dan
semua persyaratan produk atau akurasi desain yg
spesifikasi teknis dan proses dipergunakan, baik secara
pelaksanaan pekerjaan normatif maupun
Desain sesuai kemampuan proses substantif dan berita
(biaya dan waktu) dalam arti lingkup acaranya.
kegiatan yang akan dilaksanakan Bila terjadi perubahan
masih dalam batas kemampuan desain teliti kewenangan
anggaran biaya yang wajar serta legalitas perubahan
ketersediaan waktu yang memadai desain tersebut sesuai
Desain memenuhi persyaratan dng tingkatannya :
fungsional dan operasional yang - perubahan s.d. 10%
berarti dapat dilaksanakannya dan merupakan
menjamin produk yang dihasilkan kewenangan tingkat
dapat difungsikan dan perencana setempat
dioperasionalkan - perubahan di atas
Perubahan desain harus mendapat 10% harus mendapat
persetujuan dari pejabat yang persetujuan Eselon I
berwenang sesuai dengan tingkat
perubahan dan kewenanganannya
DD. Latihan
1. Uraikan tentang pengendalian pembangunan rumah khusus
2. Instrumen apa yang dipergunakan untuk mengendalikan pembangunan
rumah khusus
3. Strategi apa yang dapat diterapkan untuk mengendalikan
pembangunan rumah khusus.
EE. Rangkuman
Materi pokok tentang oengendalian bantuan rumah khusus ini membahas
tentang instrumen yang digunakan dalam rangka pengendalian
pembangunan bantuan rumah khusus dan strategi apa saja yang dapat
diterapkan agar pengendalian dapat berjalan dengan efektif sehingga dapat
disusun tindak lanjut dari hasil pengendalian tersebut.
Pengendalian dilakukan untuk mewujudkan 3 (tiga) tujuan pembangunan,
yaitu:
1. Tepat waktu, artinya pembangunan rumah khusus dapat diselesaikan
sesuai dengan rencana waktu pelaksanaan pembangunan
2. Tepat mutu, artinya hasil akhir pekerjaan bermutu baik, misalnya dari
segi ketepatan ukuran, kerapihan hasil pekerjaan. Yang dimaksud
dengan ketepatan ukuran adalah ukuran yang sesuai dengan desain,
misalnya ukuran ruangan jika ditentukan 3 m x 3 m, maka harus
sebagaimana ukuran tersebut, tidak menjadi 3,05 m x 3,0 m. Kerapihan
adalah dalam hal pemasangan pekerjaan, misalnya plester yang tidak
bergelombang, cat dinding yang tidak belang dan seterusnya.
3. Tepat biaya, artinya hasil akhir pekerjaan tidak melampaui biaya yang
telah disepakati sebagaimana tercantum dalam kontrak. Penambahan
biaya konstruksi sangat tidak dianjurkan, apapun alasannya.
BAB 7
PENGHUNIAN DAN PENGELOLAAN RUMAH
KHUSUS
Penghunian dan Pengelolaan Rumah Khusus
A. Indikator Kebehasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami
persyaratan dan prosedur penghunian dan pengelolaan rumah khusus.
FF. Penghunian
Setelah penyelesaian Tahap Konstruksi pihak pemerintah pusat akan melakukan
serah terima bangunan rumah khusus beserta PSU nya. Untuk selanjutnya pihak
penerima bantuan (Pemda/Kementerian/Lembaga) menetapkan masyarakat
yang berhak untuk menghuni baangunan rumah khusus tersebut.
Prosedur penghunian pada rumah khusus agak berbeda dengan pada rumah
susun sewa. Pada rumah khusus, calon penerima manfaat telah terlebih dahulu
didata, didaftar dan daftarnya diajukan sebagai lampiran kepada Menteri, cq.
Direktur Jenderal.
HH. Pengelolaan
Pengelolaan Bantuan Rumah Khusus sangat tergantung pada kebijakan pihak
penerima penyediaan rumah khusus (Pemda/ Kementerian/ Lembaga). Pada
dasarnya suatu bangunan rumah khusus beserta PSU nya memerlukan
pengelolaan untuk operasional, pemeliharaan dan perawatannya agar dapat
berfungsi dengan baik sesuai dengan umur rencana bangunan, sekalipun tidak
serumit rumah susun sewa. Kecuali rumah khusus pada dasarnya pemeliharaan
dan pengelolaan rumah khusus tidaklah terlalu sulit, kecuali yang berkenaan
dengan pemeliharaan dan perawatan PSU yang digunakan bersama ole
penghuni rumah khusus. Namun demikian ada saja masyarakat penghuni
rumah khusus yang menuntut pula pemeliharaan dan perawatan rumah khusus
yang dihuninya dari pengelola, karena beranggapan rumah khusus tersebut
bukanlah miliknya dan ada pula anggapan, sudah menjadi kewajiban dari
penerima penyediaan untuk memelihara dan merawat rumah khusus, bahkan
untuk hal-hal yang semestinya ditanggulangi sendiri oleh penghuni, misalnya
misalnya keusakan engsel atau kunci pintu/ jendela, atau bohlam lampu tang
putus dan hal lainnya, yang seharusnya dapat ditanggulangi oleh penghuni
sendiri. Lainnya halnya jika terjadi kebocoran bahan penutup atap
diterbangkan angin dan lokasi rumah khusus terpencil sehingga sulit
memperoleh bahan pengganti penutup atap yang sejenis, atau jika terjadi
kerusakan dinding seperti keratakan atau turunnya lantai sebagai akibat
peadatan yang kurang baik dan sebagainya.
Oleh karena itu tetap perlu dibentuk suatu unit pengelola yang akan
melaksanakan pemeliharaan dan perawatan termasuk mengatur
pembiayaannya oleh pemohon penyediaan rumah khusus.
JJ. Latihan
1. Jelaskan persyaratan penerima manfaat yang diperlukan untuk
penghunian rumah khusus
2. Jelaskan beberapa kewaijiban dan larangan penghuni rumah khusus
3. Siapa sesungguhnya pengelola rumah khusus;
4. Jelaskan beberapa tugas dan kewenangan pengelola rumah khusus
KK. Rangkuman
Rumah khusus adalah BMN yang harus dimanfaatkan oleh penerima
penyediaan dan penerima manfaat rumah khusus sebagai hunian bagi
masyarakat berpenghasilan rendah yang memenuhi kriteria persyaratan yang
telah ditentukan. Penghuni rumah khusus selama ini selalu berpandangan
bahwa ru,mah khusus merupakan aset yang dapat mereka miliki selamanya dan
merupakan bantuan Pemerintah yang diberikan dengan cuma-cuma, sehingga
jika dikatakan masyarakat yang berpenghasilan rendah tersebut hanya berhak
menghuni baik dengan cara pinjam pakai atau membayar sewa dengan
perjanjian, maka pemeliharaan dan perawatan rumah khusus tidak mereka
lakukan dan menyerahkan seluruh tanggung jawab tersebut kepada pengelola.
Pada sisi lain penerapan tarif sewa dapat berdampak tidak dihuninya rumah
khusus, apalagi jika di sekitar lokasi rumah khusus masih terdapat rumah
masyarakat yang dapat disewa lebih murah. Pengelolaan rumah khusus harus
dilakukan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan tugas dan kewenangan
pengelola yang diberikan.
BAB 8
PENUTUP
Penutup
A. Simpulan
Rumah khusus merupakan salah satu cara Pemerintah untuk memenuhi
penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, sesuai dengan UU
No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Jenis, bentuk dan sasaran penerima manfaat rumah khusus sangat luas dengan
jumlah besar, sementara pada sisi lain Pemerintah memiliki keterbatasan APBN
untuk membangun rumah khusus.
Penghunian dan pengelolaan rumah khusus belum dilakukan dengan baik dan
benar, sehingga banyak rumah khusus yang terbengkalai bahkan rusak..