Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan terletak pada posisi yang cukup strategis,

yakni terletak diantara Perairan Pantai Timur Sumatera (Selat Malaka), Perairan Zona

Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) dan Laut Cina Selatan, serta merupakan pintu masuk

bagi kegiatan ekonomi beberapa negara di Asia.

Letak Geografis Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan terletak pada Posisi

3o46’22.50” LU dan 98o41’59.33” BT. Pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera

Belawan telah dirintis sejak tahun 1975 melalui proyek Pembinaan Kenelayanan (PK)

Gabion Belawan yang dilaksanakan oleh Departemen Perhubungan melalui Adpel

Belawan guna mengelola aktifitas perikanan di Gabion, Belawan.

Pembangunan Pelabuhan Perikanan diperlukan dalam rangka menunjang

perkembangan industri perikanan secara menyeluruh terutama dalam menunjang

perkembangan industri perikanan baik hulu maupun hilir, sehingga akan tercapai

pemanfaatan sumber daya perikanan yang seimbang, merata dan proporsional. Dengan

kata lain bahwa pembangunan pelabuhan perikanan bertujuan memberikan kemudahan

bagi para pengguna jasa dan nelayan dalam mengembangkan usahanya, sehingga akan

meningkatkan pendapatan melalui efektifitas dan efisiensi usaha yang pada gilirannya

akan menigkatkan taraf hidup dan kesejahteraan.

Pelabuhan perikanan merupakan salah satu unsur penting dalam manajemen

pengelolaan perikanan. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 31 Tahun

2004 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 45 tahun 2009 tentang Perikanan maupun

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.08/MEN/2012 tentang

Kepelabuhanan Perikanan, pelabuhan perikanan mempunyai peran penting untuk melayani

aktifitas stakeholder dalam menjalankan sistem bisnis dan pengelolaan perikanan yang
1
meliputi kegiatan perikanan di laut (penangkapan ikan, pengelolaan ikan dan pengawasan

SDI) dan kegiatan perikanan di darat (pengolahan ikan dan pemasaran produk, penyediaan

bahan logistik penangkapan ikan, penyediaan/ perbaikan kapal dan alat penangkapan ikan,

dan pelayanan jasa).

Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi pelabuhan perikanan, diperlukan dukungan sarana

dan prasarana yang memadai dimana Pasal (4) dari Permen KP No. PER.08/MEN/2012

mengatur mengenai fasilitas pokok, fungsional, dan penunjang di pelabuhan perikanan.

Agar fasilitas yang dibangun dapat digunakan secara optimal sesuai dengan kapasitas

layannya, pembangunan/pengembangan pelabuhan perikanan harus sesuai dengan

kebutuhan serta dilaksanakan sesuai dengan aturan dan kaidah yang berlaku, mulai dari

tahapan perencanaan, konstruksi, hingga operasional dan pemeliharaan. Tahapan

perencanaan pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan diatur dalam pasal

(11) s.d. pasal (14) pada Permen KP tersebut.

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan merupakan salah satu dari 22

Pelabuhan Perikanan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dikelola oleh Direktorat Jenderal

Perikanan Tangkap. Hingga saat ini telah dibangun beberapa fasilitas di Pelabuhan

Perikanan Samudera (PPS) Belawan yang sebagian besar telah termanfaatkan, dan seiring

dengan meningkatnya kegiatan operasional, muncul kebutuhan-kebutuhan yang menuntut

penambahan maupun rehabilitasi fasilitas, baik di darat maupun di perairan.

Untuk itu diperlukan penyempurnaan terhadap penataan kawasan dan tata letak

fasilitas (siteplan) yang sudah ada sebelumnya sebagai bahan acuan dalam arah

pembangunan/pengembangan ke depan yang dituangkan dalam bentuk dokumen Lay out

Pengembangan Fasilitas Di Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas Direktorat Pelabuhan Perikanan, Direktorat

Pelabuhan Perikanan Tangkap telah mengalokasikan dana Jasa Konsultansi Lay Out

Pengembangan Fasilitas di Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan yang

2
berlokasi di Jalan Gabion Belawan yang akan menjadi acuan dasar dalam pelaksanaan

pembangunan selanjutnya.

Dengan di dukung oleh Fasilitas yang cukup lengkap menjadikan Pelabuhan

Perikanan Samudera Belawan memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik sehingga

pada akhirnya dapat mendukung visi dan misi Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan.

Sesuai hasil diskusi dengan pihak Pemberi Kerja bahwa Rencana Lay Out ini

dilaksanakan dengan cara Reklamasi Darat dan laut untuk memperluas areal yang akan

dijadikan untuk melengkapi Fasilitas yang dibutuhkan oleh Pelabuhan Perikanan

Samudera Belawan.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Sebagaimana telah diuraikan dalam Latar Belakang tersebut diatas, maka maksud

dan tujuan dari pekerjaan ini adalah :

a. Maksud pengadaan ini adalah untuk menyediakan suatu dokumen siteplan sebagai

acuan penempatan fasilitas baru maupun penanganan (treatment) terhadap fasilitas

yang sudah ada di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan, baik yang

berada di darat maupun di wilayah perairan.

b. Tujuan pengadaan ini adalah untuk membuat Lay out Pengembangan Fasilitas Di

Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan.

Tujuan dari Rencana Lay Out Pengembangan Fasilitas di kawasan Pelabuhan Perikanan

Samudera Belawan ini adalah sebagai berikut :

Agar Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan mendapatkan Fasilitas yang memadai

untuk peningkatan Produksi Perikanan.

3
1.3. LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan ini adalah Jalan Gabion - Belawan Kota Medan.

1.4. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang Lingkup Kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah

meliputi tugas-tugas perencanaan yang terdiri dari :

a. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan,

membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK.

b. Menyusun Pra Rencana lay out

c. Penyusunan pengembangan rencana lay out, antara lain :

1) Pengukuran Topogrfi area pelabuhan

2) Pengukuran Bathimetri untuk area laut

3) Rencana Lay out dan fasilitas yang dibutuhkan

4) Rencana utilitas

5) Perkiraan biaya.

d. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :

1) Gambar-gambar detail Struktur yang sesuai dengan gambar rencana yang telah

disetujui.

2) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

3) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan.

4
BAB II

METODOLOGI PELAKSANAAN

2.1 Pengumpulan data

Untuk mempermudah dalam perencanan Lay Out Pengembangan Fasilitas Pelabuhan

Perikanan Samudera Belawan ini, maka dibutuhkan data-data sebagai bahan acuan. Data

yang dikumpulkan dapat diklasifikasi menurut dua jenis, yaitu data primer dan data

sekunder.

 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari lokasi perencanaan meliputi Pengukuran

area darat dan area laut. Data primer ini meliputi data pengukuran untuk mendapatkan

peta topografi lay out Pengembangan fasilitas pelabuhan.

 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berasal dari peratuaran-peraturan atau ketentuaan-

ketentuan yang berlaku yang digunakan dalam perencanaan.

Secara garis besar data yang dikumpulkan dalam perencanaan Lay Out Pengembangan

Fasilitas Pelabuhan Perikanan Samuera Belawan ini adalah Pengukuran area darat dan

area laut (Bathimetri).

Metode yang akan dilakukan untuk mendapatkan Rencana Lay out tersebut adalah dengan :

a. Melakukan survey, investigasi, inventarisasi, identifikasi dan analisa kondisi eksisting.

b. Menyusun Rencana Lay Out Pengembangan Fasilitas Pengembanagn Pelabuhan

Perikanan Samudera Belawan

5
Pengukuran Bathimetri.

Maksud pengukuran ini adalah untuk mendapatkan spot heigh di dasar muara Pelabuhan

Perikanan Belawan sampai muara Sungai Deli kurang lebih sekitar 2.3 Km sepanjang

pantai dan arah kelaut sekitar 700 m dari pantai sesuai petunjuk peta kerja. Pengukuran di

usahakan sampai pinggir pantai , kendala perahu hanya bisa melakukan pengukuran di

kedalaman 1m ( kandas ) dan banyak nya kapal yg berlabuh di sekitaran pantai maka

pekerjaan ini di usahakan sampi ujung kapal berlabuh. Pekerjaan ini menggunakan alat

ekosounder merk Garmin GPS MAP 585 sonders alat di pasang di samping perahu

dengan kedalaman -0.4 dari muka air laut . sepatu sonar harus dalam air untuk membaca

kedalaman

 Pengukuran baltymetry di lakukan dengan interval 50 m ke laut dan 25 m

sekitar pantai radius 100 m dari bibir pantai. Pengukuran di lakukan bersamaan

dengan pengamatan Pasang surut untuk mendapatkan acuan Elevasi tinggi

muka air sebagai dasar hitungan dpada elevasi dermaga P.8 di karenakan BM

yang tertera di peta sudah tidak ada.

 Perhitungan baltymetry dihitung mengacu pada Elevasi muka air dari

bacaan pengamatan pasang surut dan di amati setiap 0.5 jam selama pekerjaan

bathy metry berlangsung ,rambu di pasang di dermaga . hasil hitungan di

kurangi 0.4 m dari muka air karena sepatu sonar harus dalam air untuk

membaca kedalaman .dan hitungan akan di lampir kan di laporan akhir

pekerjaan.

6
DOKUMENTASI PEKERJAAN

Diskusi dan lapor ke pengurus pelabuhan

Penempatan rambu pengamatan pasang surut di dermaga

7
PEMASANGAN ALAT BALTY METRY DI SAMPING PERAHU

PENGUKURAN BALTY METRY

8
Pengukuran Topografi Darat

Pengukuran topografi dilakukan untuk mengetahui bentuk dan situasi kontur dari bentuk

peta situasi areal darat dan pantai yang ada.

Ruang lingkup pekerjaan pengukuran yang dilakukan mencakup lokasi yang telah

diirekomendasikan seperti tersebut pada uraian diatas.

Adapun ruang lingkup pengukuran secara garis besar meliputi:

1.Pengukuran kerangka dasar horizontal

2.Pengukuran kerangka dasar vertikal

3.Pengukuran detail situasi

Sebelum melakukanpekerjaan pemetaan daerah baik pengukuran kerangka dasar horizontal,

kerangka dasar vertical maupun pengukuran detail situasi, terlebih dahul dilakukan

pematokan yang mengcover seluruh areal yang akan dipetakan.

9
Adapun spesifikasi pemasangan patok permanen dan patok kerangka dasar pengukuran

adalah dengan Pemasangan patok permanen Bench Mark (BM), Patok BM terbuat dari

beton sebanyak 2 (dua) buah dan dipasang di daerah yang tidak terganggu.

DOKUMENTASI PEKERJAAN

10
11
BAB III

HASIL PERENCANAAN

Tahapan perencanaan dalam suatu proyek merupakan tahap yang sangat penting karena

menyangkut dengan penyusunan rencana teknis, Gambar perencanaan dan Rencana Anggaran

Biaya (RAB). Dari hasil perencanaan yang telah dilakukan berdasarkan analisis dan hasil survey

yang telah dilakukan maka akan menghasilkan suatu produk perencanaan sebagai landasan dalam

melaksanakan pekerjaan fisik.

Dari tahap awal yaitu survey lapangan kemudian pada tahap berikutnya yaitu analisis data

dan proses desain, maka di hasilkan sebuah perencanaan Lay Out Pengembangan Fasilitas

Pelabuhan yang akan digunakan sebagai tempat untuk Pembangunan Fasilitas Pelabuhan

Perikanan Samudera Belawan. (Gambar Terlampir).

12
13
14
15
16
17

Anda mungkin juga menyukai