Anda di halaman 1dari 18

HUKUM OHM DAN KIRCHOFF

A. Tujuan
Selesai percobaan, maka diharapkan dapat :
a. Membuktikan kebenaran hukum ohm dengan percobaan
b. Menganalisis hubungan antara tegangan dan arus listrik pada suatu
tahanan tertentu
c. Menganalisis hubungan antara arus dan tahanan pada tegangan tertentu
d. Menggambar grafik tegangan fungsi arus pada 5 buah tahanan yang
berbeda
e. Membuktikan kebenaran Hukum Kirchoff I dengan percobaan
f. Menentukan harga yang mengalir pada suatu cabang, bila cabang yang
lain diketahui harganya
g. Membuktikan kebenaran Hukum Kirchoff II dengan percobaan.

B. Teori Dasar
a. Hukum Ohm
Hambatan atau disebut juga tahanan atau resistansi adalah sesuatu
yang sering dibicarakan dalam bidang fisika elektronika. Apa sebenarnya
fungsi dari hambatan tersebut? Dari data pengamatan kalian menunjukkan
ada hubungan yang menarik antara kuat arus dan hambatan.
Pada dasarnya, bunyi dari hukum Ohm adalah:
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau
Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V)
yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya
(R)”.
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan
seperti dibawah ini :
V=IxR
I=V/R
R=V/I

1
Dimana: :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah
Volt(V)
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A)
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm
(Ω)
Dalam aplikasinya, kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam
Rangkaian Elektronika untuk memperkecil Arus listrik, Memperkecil
Tegangan dan juga dapat memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita
inginkan.Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm,
satuan unit yang dipakai adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita
menggunakan unit lainnya seperti milivolt, kilovolt, miliampere, mega ohm
ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi ke unit Volt, Ampere
dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga
untuk mendapatkan hasil yang benar.
b. Hukum Kirchoff
Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap
cabang yang dihasilkan oleh sumber arus listrik Gustav Kirchhoff (1824 -
4887) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat digunakan untuk
membantu perhitungan tersebut. Hukum Kirchhoff pertama disebut hukum
titikcabang dan Hukum Kirchhoff kedua disebut hukum loop. Suatu titik
cabang dalam suatu rangkaian adalah tempat bertemunya beberapa buah
konduktor. Sebuah loop adalah suatu jalan konduksi yang tertutup.
1. Hukum I Kirchhoff  (Kirchhoff's Current Law)
Hukum ini merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang
mengatakan bahwa jumlahmuatan listrik yang ada pada sebuah sistem
tertutup adalah tetap. Secara sederhana, HukumKirchhoff I menyatakan
bahwa:
“Jumlah Arus yang masuk pada sebuah titik cabang sama dengan arus
yang keluar dari titik cabang tersebut.”
Secara matematis dapat dituliskan:

2
Gambar Arus Masuk dan Keluar
Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa arus yang memasuki titik cabang
A adalah I1 dan I2, sedangkan arus yang keluar dari titik cabang A adalah
I3, I4, dan I5 sehingga dari persamaan 1 diperoleh:
∑Imasuk = ∑Ikeluar ....................... (1)
I1 + I2 = I3 + I4 + I5 atau I1 + I2 – I3 – I4 – I5= 0
Jika arus masuk diberi tanda positif (+) dan arus keluar diberi tanda
negatif.
2. Hukum II Kirchhoff  (Kirchhoff's Voltage Law)
Dasar dari Hukum II Kirchhoff adalah hukum kekekalan energi yang
diterapkan pada sebuah rangkaian tertutup. Pemakaian Hukum II
Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karenaada rangkaian yang tidak
dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel. Umumnya
ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan
dengancara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini
memerlukan teknik khusus untukdapat menjelaskan atau mengoperasikan
rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff merupakan solusi bagi
rangkaian-rangkaian tersebut yang berbunyi:
“Di dalam sebuah rangkaian tertutup (loop), jumlah aljabar gaya gerak
listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol”
b I c d

R1 R2
E1 E2

a f e
R4 R5

Gambar Rangkaian Loop

3
Maka pada loop berlaku persamaan :
∑ V drop = ∑V rise
I R1 + I R2 + E2 + I R4 + I R3 = E1
I ( R1 + R1 + R1 + R1 ) = E1 - E2
Secara matematis, Hukum II Kirchoff dirumuskan:
ΣE +ΣIR = 0.............................................(2)
Keterangan :
ΣE = Jumlah ggl sumber arus (V)
ΣIR = Jumlah penurunan tegangan. (V)
I = Arus listrik (A)
R = Hambatan (W)
Untuk mengunakan hukum II Kirchhoff digunakan aturan dan langkah sebagai
berikut :
a. Memisahkan arah arus pada setiap cabang.
b. Membuat suatu persamaan arus pada suatu titik dengan Hukum I Kirchoff.
c. Membuat arah putaran loop pada setiap rangkain tertutup , dengan arah
yang tidak memiliki ketentuan. Menetapkan Hukum II Kirchhoff pada
kedua loop, dengan ketentuan:
1. Apabila mengikuti arah loop, bertemu kutub + dari sumber tegangan
maka sumber tegangan itu dinilai positif, dan sebaliknya.
2. Apabila mengikuti arah loop ternyata searah dengan arah arus
pemisalan maka arus tersebut dinilai positif dan sebaliknya.
Hukum kirchoff ini dalam pemakaiannya digunakan pada analisis rangkaian
listrik, analisis rangkaian elektronika, perencanaan instalasi, dan sebagainya.

C. Alat dan Bahan


Tabel Alat dan Bahan
No Nama Alat dan Bahan Jumlah
1. Sumber Tegangan DC 1 buah
2. Tahanan
- 82 Ω 1 buah

4
- 100 Ω 1 buah
- 1K8 Ω 1 buah
- 3K3 Ω 1 buah
- 150 Ω 1 buah
- 680 Ω 1 buah
- 220 Ω 1 buah
- 470 Ω 1 buah
- 47 Ω 1 buah
- 1K Ω 1 buah
3. Multimeter Digital 3 buah
4. Multimeter Analog 1 buah
5. Papan Percobaan 1 buah
6. Kabel Banana to Banana/Kabel Penghubung Secukupnya

D. Langkah Percobaan
a. Hukum Ohm
1. Menyiapkan semua alat dan bahan praktek
2. Membaca dan memahami isi jobsheet
3. Menyambungkan Power Supply ke sumber tegangan
4. Membuat rangkaian Sesuai Gambar 3.1 pada papan percobaan

A
S
E R V

Gambar 3.1 Hukum Ohm


5. Mengubah posisi saklar menjadi ON
6. Membaca hasil pengukuran
7. Mencatat data sementara ke tabel yang telah di sediakan
8. Mengubah posisi saklar menjadi OFF
9. Mengubah tegangan dari 4 V ke 6 V
10. Mencatat hasil pengukuran pada tabel
11. Mengulangi langkah 5 – 10 untuk tegangan 8 V – 12 V

5
12. Mengganti resistor yang sebelumnya ke resistor lainnya dengan
menggunakan langkah yang sama dengan resistor sebelumnya
13. Mencatat hasil pengukuran
14. Menghitung pengukuran sesuai teori
15. Membandingkan antara teori dan praktek
b. Hukum Kirchhoff
1. Membuat rangkaian seperti gambar 3.2
R1 = 100ё
A1
S
A2
R2 = 82ё
E 9V

A3
R3 = 150ё

Gambar 3.2 Hukum Kirchoff 1


2. Mengubah posisi saklar menjadi ON
3. Melakukan pengamatan dan membaca hasil pengukuran.
4. Mengubah posisi saklar menjadi OFF
5. Mengubah tegangan dari 4 V ke 6 V
6. Mengubah kembali posisi saklar menjadi ON
7. Mencatat hasil pengukuran pada tabel yang telah di sediakan.
8. Mengulangi langkah 5–7 untuk tegangan 8 V- 12 V.
9. Menghitung pengukuran sesuai teori
10. Membandingkan antara teori dan praktek
c. Hukum Kirchhoff II
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 3.3

A
R1 = 100ё R2 = 82 ё
S
E V1 V2 R3 = 150ё V3

Gambar 3.3 Hukum Kirchhoff 2


2. Merubah saklar ke posisi ON
3. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran pada tabel

6
4. Merubah kembali saklar ke posisi OFF
5. Mengganti besar tegangan dari 4 V ke 6 V
6. Mengubah posisi saklar ke ON
7. Mencatat kembali hasil pengukuran pada tabel
8. Mengulang langkah 2-5 untuk tegangan 8 – 12 V
9. Menghitung pengukuran sesuai teori
10. Membandingkan antara teori dan praktek
d. Hukum Kirchhoff dengan Dua Sumber
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 3.4

A
R1 = 100ё
S
V1 9V V
E
R2 = 82 ё V2

R3 = 150ё

V3

Gambar 3.4 Hukum Kirchhoff Dengan Dua Sumber Searah


2. Membuat posisi saklar dari OFF menjadi ON
3. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran pada tabel
4. Merubah kembali saklar ke posisi OFF
5. Mengganti besar tegangan dari 4 V ke 6 V
6. Mengubah posisi saklar ke ON
7. Mencatat kembali hasil pengukuran pada tabel
8. Mengulang langkah 2-5 untuk tegangan 8 – 12 V
9. Setelah Selesai, mengubah rangkaian menjadi seperti pada gambar 3.5
atau dengan kata lain mengubah polaritas V2

7
A
R1 = 100ё
S
V1 9V
E
R2 = 82 ё V2

R3 = 150ё

V3

Gambar 3.5 Hukum Kirchhoff Dengan Dua Sumber Berlawanan


1. Melakukan langkah yang sama pada rangkaian gambar 3.4
2. Menghitung pengukuran sesuai teori
3. Membandingkan antara teori dan praktek

E. Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Hukum Ohm

Tegangan Arus (mA)


(V) R = 47Ω R = 100Ω R = 220Ω R = 470Ω R = 680Ω
4 78,8 38,39 18,24 8,37 5,79
6 119,9 58,80 27,66 12,68 8,63
8 158,8 78,2 37,30 16,73 11,71
10 200,9 98,4 46,39 21,03 14,52
12 241,6 117,9 55,76 25,24 17,52

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Hukum Kirchoff

Tegangan (V) Arus (mA)


A1 A2 A3
4 7,93 11,66 19,71
6 12,60 16,80 29,54
8 16,96 22,58 39,79
10 21,61 28,27 49,96
12 26,21 33,54 59,53

Tabel 4.3 Hasil Percobaan Hukum Kirchoff

Tegangan (V) Tegangan (V)


VR1 VR2 VR3
4 1,194 0,996 1,790

8
6 1,788 1,492 2,683
8 2,394 1,997 3,594
10 2,974 2,481 4,468
12 3,597 2,999 5,407

Tabel 4.4 Hasil Percobaan Hukum Kirchoff


Tegangan (V)
V1 V2 VR1 VR2 VR3
4 9 2,399 3,822 6,668
6 9 2,768 4,409 7,694
8 9 3,159 5,006 8,781
10 9 3,535 5,590 9,825
12 9 3,896 6,198 10,82

Tabel 4.5 Hasil Percobaan Hukum Kirfcoft (Polaritas V2 Dibalik)


Tegangan (V)
V1 V2 VR1 VR2 VR3
4 9 - 0,952 1,481 - 2,645
6 9 - 0,583 0,906 - 1,618
8 9 - 0,191 0,298 - 0,531
10 9 0,82 - 0, 283 0,507
12 9 0,554 - 0,860 1,541
a. Perhitungan secara Teori
1. Menghitung Arus (I), menggunakan hukum Ohm
V
I=
R
2. Menghitung Persen Error menggunakan rumus
Perhitungan−Pengukuran
Error (%)= x 100 %
Perhitungan
3. Menghitung Tegangan pada tiap resistor dengan rumus pembagi tegangan

Rn
V n= xE
Rn + R z
4. Menghitung Arus pada tiap resistor dengan rumus pembagi arus

Rz
I n= xI
R n + Rz

9
Pada perhitungan pencarian arus kita akan mengambil satu contoh, yaitu
arus yang mengalir di resistor dengan resistansi 100Ω yang tersambung pada
tegangan 4 V. Dengan Menggunakan Hukum Ohm dapat di tulis sebagai berikut:
V
mI =
R
4
=
100
= 0,04 A => 40mA
Sehingga dapat di proleh arus 40mA. Untuk dengan resistansi berbeda tetap
menggunakan rumus yang sama. Untuk nilai arus pada resistansi dan tegangan
yang berbeda dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1 Tabel Hasil Perhitungan Teori Hukum Ohm
Jumlah Tegangan Arus (mA)
NO
(V) R=47Ω R=100Ω R=220Ω R=470Ω R=680Ω
1 4 85,1 40 18,18 8,51 5,88
2 6 127,65 60 27,27 12,77 8,82
3 8 17,21 80 36,36 17,02 11,76
4 10 12,77 100 45,455 21,27 14,7
5 12 55,32 120 54,54 25,53 17,65

Pada perhitungan pencarian arus pada resistor yang di hubungkan secara


pararel dan nilai resistansi yang berbeda-beda kita akan mengambil satu contoh,
yaitu arus yang mengalir di resistor dengan resistansi 82Ω, 100Ω , dan 150Ω yang
tersambung pada tegangan 4 V.
Dengan Menggunakan Hukum Arus Kichhoff dapat di tulis sebagai berikut :
100× 82
Rp =
100+82
= 45,05 Ω
Rtot = 45,05 +150
= 195,05 Ω
V
IA1 =
R tot
4
=
195,05

10
= 0,0205 A
= 20,5 mA
Sehingga dapat di proleh arus 20,5 mA. Untuk nilai arus pada resistansi dan
tegangan yang berbeda dapat dilihat pada tabel 5.2
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Teori Hukum Kirchoff I (KCL)
Sumber DC Aru(mA)
NO
(V) A1 A2 A3
1 4 20,5 9,24 11,26
2 6 30,76 13,85 16,9
3 8 40,01 18,02 22
4 10 51,27 23,1 28,2
5 12 61,52 33,51 27,48

Pada perhitungan pencarian tegangan pada resistor yang di hubungkan


secara seri dan nilai resistansi yang berbeda-beda kita akan mengambil satu
contoh, yaitu tegangan yang ada di resistor dengan resistansi 82Ω , 100Ω, dan
150Ω yang tersambung pada tegangan 4 V.
Dengan Menggunakan Hukum Tegangan Kichhoff dapat di tulis sebagai berikut :
Rtot = 100 + 82+ 150 = 323
V
Itot =
R tot
4
=
332
= 0,012 A
= 12 mA
V1 = I x R1
= 12 x 100
= 1,2 V
Sehingga dapat di proleh Tegangan 1,2 V. Untuk nilai tegangan resistor
pada tegangan yang berbeda dapat dilihat pada tabel 5.3
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Teori Hukukm Kirchoff II (KVL)
Tegangan (V) Arus(mA)
NO Sumber DC
V1 V2 V3 A
1 4 1,2 0,98 1,8 12

11
2 6 1,8 1,48 2,7 18
3 8 2,41 1,98 3,61 24
4 10 3,01 2,47 4,52 30
5 12 3,61 2,96 5,42 36

Pada perhitungan pencarian tegangan pada resistor yang di hubungkan


secara seri dan nilai resistansi yang berbeda-beda juga menggunakan 2 sumber
tegangan yang searah kita akan mengambil satu contoh, yaitu tegangan yang ada
di resistor dengan resistansi 1000Ω , 1200Ω ,dan 1800 Ω yang tersambung pada
tegangan 4 V dan 9 V.
Dengan Menggunakan Hukum Kichhoff dapat di tulis sebagai berikut :
-4v + I.2200 – 9v + I.1800 + I.3300 =0
-13v + 6300I =0
13
I =
6300
= 2,06 A
V(3300) = RxI
= 3300 x (2,06)
= 6,8 V
Sehingga dapat di proleh Tegangan 6,8V. Untuk nilai tegangan resistor pada
tegangan yang berbeda serta arus total dapat dilihat pada tabel 5.4
Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Teori dengan 2 Sumber DC
Sumber DC(V) Tegangan (V) Aru(mA)
NO
V1 V2 V1 V2 V3 A
1 4 9 2,47 3,71 6,8 2,06
2 6 9 2,86 4,28 7,86 2,38
3 8 9 2,23 4,36 8,91 2,7
4 10 9 3,62 5,44 9,97 3,02
5 12 9 4 6 11 3,33

Pada perhitungan pencarian tegangan pada resistor yang di hubungkan


secara seri dan nilai resistansi yang berbeda-beda juga menggunakan 2 sumber
tegangan yang saling berlawanan kita akan mengambil satu contoh, yaitu
tegangan yang ada di resistor dengan resistansi 1000 Ohm , 1200Ohm ,dan
1800Ohm yang tersambung pada tegangan 4 V dan 9 V

12
Dengan Menggunakan Hukum Kichhoff dapat di tulis sebagai berikut :
-4v + I.2200 + 9v + I.1800 + I.3300 =0
5v + 6300I =0
5
I =
6300
= - 0,8 A
V(1200) = RxI
= 1200 x (-0,8)
= -0,96 V
Sehingga dapat di proleh Tegangan -0,96V yang artinya loopnya melawan
arah jarum jam. Untuk nilai tegangan resistor pada tegangan yang berbeda serta
arus total dapat dilihat pada tabel 5.5
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Teori dengan 2 Sumber DC(Polaritas V2 dibalik)
Sumber DC(V) Tegangan (V) Aru(mA)
NO
V1 V2 V1 V2 V3 A
1 4 9 -0,96 -1,44 -2,64 -0,8
2 6 9 -0,57 -0,86 -1,57 -0,48
3 8 9 -0,19 -0,28 -0,53 -0,16
4 10 9 0,19 0,28 0,53 0,16
5 12 9 0,58 0,89 1,58 0,48

Tabel 5.6 Perbandingan Teori Praktek Hukum Ohm


Arus (mA)
R = 47 R = 100 R = 220 R = 470 R = 680
P T % P T % P T % P T % P T %
78,8 85,1 7% 38,39 40 4% 18,24 18,18 0,3% 8,37 8,51 2% 5,79 5,88 2%
119,9 127,6 6% 58,80 60 2% 27,66 27,27 -1% 12,68 12,77 1% 8,63 8,82 2%
158,8 170,2 7% 78,2 80 2% 37,30 36,36 -3% 16,73 17,02 2% 11,71 11,76 0,4%
200,9 212,7 6% 98,4 100 2% 46,39 45,45 -2% 21,03 21,27 1% 14,52 14,7 1%
241,6 255,3 5% 117,9 120 2% 55,76 54,54 -2% 25,24 25,53 1% 17,52 17,65 1%

Tabel 5.7 Perbandingan Teori Praktek Hukum Khircoff I


Arus (mA)
A1 A2 A3
P T % P T % P T %
7,93 9,24 14% 11,66 11,26 -4% 19,71 20,5 4%
12,60 13,85 9% 16,80 16,9 1% 29,54 30,76 4%
16,96 18,02 6% 22,58 22 -3% 39,79 41,01 3%

13
21,61 23,1 6% 28,27 28,2 -0,24% 49,96 51,27 3%
26,21 33,51 22% 33,54 27,48 -22% 59,53 61,52 3%

Tabel 5.8 Perbandingan Teori Praktek Hukum Khircoff II


Tegangan (V)
VR1 VR2 VR3
P T % P T % P T %
1,194 1,2 1% 0,996 0,98 -2% 1,79 1,8 1%
1,788 1,8 1% 1,492 1,48 -1% 2,683 2,7 1%
2,394 2,41 1% 1,997 1,98 -1% 3,594 3,61 1%
2,974 3,01 1% 2,481 2,47 -1% 4,468 4,51 1%
3,597 3,61 1% 2,999 2,96 -1% 5,407 5,42 0%
Tabel 5.9 Perbandingan Teori Praktek Dengan Dua sumber Tegangan
Tegangan (V)
VR1 VR2 VR3
P T % P T % P T %
2,399 2,47 3% 3,822 3,71 -3% 6,668 6,8 2%
2,768 2,86 3% 4,409 4,28 -3% 7,694 7,86 2%
3,159 2,25 40% 5,006 4,86 -3% 8,781 8,91 1%
3,535 3,62 2% 5,590 5,44 -3% 9,825 9,97 1%
3,896 4 3% 6,198 6 -3% 10,82 11 2%

Tabel 5.10 Perbandingan Teori Praktek Dengan Dua sumber Tegangan (Polaritas
Dibalik).
Tegangan (V)
VR1 VR2 VR3
P T % P T % P T %
-0,952 -0,96 1% -1,481 -1,44 -3% -2,645 -2,64 0%
-0,583 -0,57 -2% -0,906 -0,86 -5% -1,618 -1,57 -3%
-0,19 -0,19 0% -0,298 -0,28 -6% -0,531 -0,53 0%
0,182 0,19 4% 0,283 0,28 -1% 0,507 0,53 4%
0,554 0,58 4% 0,86 0,86 0% 1,541 1,58 2%

14
F. Analisis Hasil Praktikum
1. Percobaan I
Pada Percobaan I, praktikan berhasil membuktikan kebenaran
hukum ohm. Kebenaran tersebut adalah semakin tinggi tahanannya (R)
maka akan semakin rendah arus yang lewat, dan semakin rendah nilai
tahanannya (R) maka akan semakin tinggi arusnya. Misalkan pada hasil
percobaan 47Ω, 100Ω, 220Ω, 470 Ω dan 680Ω dengan tegangan 4 Volt.
Hasil percobaannya 47Ω = 78,8mA, 100Ω = 38,39mA, 220Ω = 18,24mA,
470Ω = 8,37mA dan 680Ω = 5,79mA.
Arus yg paling besar terdapat pada tahanan yang paling rendah yaitu 47Ω.
Hasil lainnya dapat dilihat pada tabel 4.1 dan grafik dibawah ini.
Perbandingan hasil percobaan dengan hasil secara teori nilainya hampir
sama. Perbandingan hasil percobaan dapat dilihat pada tabel 5.6.

Grafik Percobaan Hukum Ohm


300

250
47Ω
200 100Ω
Axis Title

220Ω
150 470Ω
100 680Ω

50

0
4V 6V 8V 10V 12V

2. Percobaan II
Pada percobaan hukum kirchhoff I, praktikan berhasil membuktikan
kebenaran hukum kircoff I. Semakin tinggi nilai tahanannya maka akan
semakin tinggi arus yang mengalir dan semakin rendah nilai tahannya
maka akan semakin rendah arusnya. Misalkan R1 = 100Ω, R2 = 82Ω, R3
= 150 Ω dengan tengangan 4 Volt. Hasil percobaannya A1 = 11,66, A2 =
7,93 dan A3 = 19,71. Hasil lainnya dapat dilihat padaa tabel 4.2 dan grafik
hukum kirchoff I. Perbandingan Hasil Percobaan dengan hasil teori
hampir sama. Lebih lanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.7

15
Grafik Hukum Kirchoff I
60
50
40 A1

Axis Title
A2
30 A3
20
10
0
4V 6V 8V 10V 12V

3. Percobaan III
Pada percobaan hukum kirchhoff II, praktikan berhasil
membuktikan kebenaran hukum kircoff II. Semakin tinggi nilai
tahanannya maka akan semakin tinggi nilai tenganganna dan semakin
rendah nilai tahannya maka akan semakin rendah nilai tegangannya.
Misalkan R1 = 100Ω, R2 = 82Ω, R3 = 150 Ω dengan tengangan 4 Volt.
Hasil percobaannya VR1 = 1,194Volt, VR2 = 0,996Volt dan VR3 = 1,790.
Hasil lainnya dapat dilihat padaa tabel 4.3 dan Grafik Hukum Kirhcoff II.
Perbandingan Hasil Percobaan dengan hasil teori hampir sama. Lebih
lanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.8

Grafik Hukum Kirchoff II


12

10

8 VR1
Axis Title

VR2
6 VR3
4

0
4V 6V 8V 10V 12V

4. Percobaan ke IV
Pada percobaan hukum kirchhoff yang dihubungkan pada dua
sumber, praktikan berhasil membuktikan kebenaran hukum kircoff
tersebut.. Semakin tinggi nilai tahanannya maka akan semakin tinggi nilai

16
tenganganna dan semakin rendah nilai tahannya maka akan semakin
rendah nilai tegangannya. Misalkan R1 = 1k2 Ω, R2 = 1k8Ω, R3 = 3k3Ω
dengan tengangan 4 Volt. Hasil percobaannya VR1 = 2,399Volt, VR2 =
3,822Volt dan VR3 = 6,668. Hasil lainnya dapat dilihat padaa tabel 4.4.
dan grafik hukum kirchoff dengan 2 sumber. Perbandingan Hasil
Percobaan dengan hasil teori hampir sama. Lebih lanjutnya dapat dilihat
pada tabel 5.9.

Grafik Hukum Kirchoff dengan 2 Sumber


6
5
4 VR1
Axis Title

VR2
3 VR3
2
1
0
4V 6V 8V 10V 12V

5. Percobaan ke V
Pada percobaan hukum Kirchhoff yang dihubungkan pada dua
sumber tegangan 0-12 V dan 9 V yang berlawanan, hasil percobaannya
tidak jauh beda dengan nilai secara teori dan tidak menutup kemungkinan
terdapat nilai yang ama. Untuk lebih lanjut mengenai perbndingannya
dapat dilihat pada tabel5.10.

Grafik Hukum Kirchoff dengan Polaritas dibalik


2
1.5
1
0.5 VR1
VR2
Axis Title

0
-0.54V 6V 8V 10V 12V VR3
-1
-1.5
-2
-2.5
-3

17
G. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan pengukuran dan melakukan analisis
terhadap hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Dalam melakukan percobaan pengukuran terlebih dahulu periksa segala
alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dalam melakukan percobaan, kami dapat membuktikan kebenaran dari
Hukum Ohm.
3. Praktikan dapat menganalisa limit kesalahan dari perbandingan nilai
percobaan dengan teori.
4. Praktikum dapat menggambar grafik arus dan tegangan pada 5 buah
percobaan

18

Anda mungkin juga menyukai