0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kesehatan lingkungan, di mana faktor lingkungan dapat menjadi penyebab utama masalah kesehatan masyarakat. Dokumen tersebut menjelaskan upaya pemerintah dalam meningkatkan kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah untuk mencegah penyakit, seperti program 3M, Juru Pemantau Jentik, Prokasih, dan kebijakan pengelolaan sampah.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kesehatan lingkungan, di mana faktor lingkungan dapat menjadi penyebab utama masalah kesehatan masyarakat. Dokumen tersebut menjelaskan upaya pemerintah dalam meningkatkan kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah untuk mencegah penyakit, seperti program 3M, Juru Pemantau Jentik, Prokasih, dan kebijakan pengelolaan sampah.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kesehatan lingkungan, di mana faktor lingkungan dapat menjadi penyebab utama masalah kesehatan masyarakat. Dokumen tersebut menjelaskan upaya pemerintah dalam meningkatkan kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah untuk mencegah penyakit, seperti program 3M, Juru Pemantau Jentik, Prokasih, dan kebijakan pengelolaan sampah.
Masalah kesehatan masyarakat mempunyai faktor-faktor pemicu
yaitu sosial, ekonomi, dan kondisi lingkungan. Aktivitas manusia menyebabkan munculnya faktor-faktor pemicu ini. Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa lingkungan sekitar dapat menjadi penyebab dominan timbulnya permasalahan kesehatan masyarakat. Permasalahan yang cukup sepele adalah hygiene dan sanitation. Kebutuhan lingkungan yang bersih minimal dapat memperkecil angka bakteri, sehingga mencegah timbulnya penyakit. Uraian di atas telah menyebutkan bahwa untuk mencegah penyakit akibat lingkungan adalah kebersihan. Kebutuhan masyarakat akan kebersihan meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan sampah permukiman, pengolahan air limbah domestik,dan udara bersih. Tempat yang cukup sepele dilupakan masyarakat adalah kebersihan MCK dan dapur. Hal ini penting untuk menurunkan angka bakteri. Dalam suatu permukiman, sangat penting untuk mendukung program kesehatan lingkungan masyarakat. Program ini membutuhkan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan, sarana pengelolaan sampah, 30% permukiman berupa ruang terbuka hijau, sarana pengolahan limbah domestik, sistem manajemen informasi, serta regulasi di suatu kawasan permukiman. Program promosi kesehatan lingkungan sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah membuat slogan-slogan dan panduan praktis untuk menjaga kebersihan. Pemerintah juga melakukan program-program kerjasama untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan permukiman. Slogan “3M” adalah contoh upaya pemerintah dalam mencegah pertumbuhan nyamuk malaria. Selain itu, pemerintah membentuk tim Juru Pemantau Jentik untuk memantau kehadiran jentik nyamuk. Program ini dilakukan pemerintah terutama pada permukiman kumuh dan terpencil seperti di Kabupaten Burangrang (JABAR) dan Kecamatan Tanjungsari (Gunung Kidul). Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan Program Kali Bersih (Prokasih). Prokasih dimaksudkan untuk mengendalikan jumlah zat pencemar yang masuk ke sungai sehingga meningkatkan kualitas air sungai. Hal ini penting mengingat masyarakat sepadan sungai mengkonsumsi air sumur yang berjarak 5-10 m dari air sungai terutama di Sungai Boyong (Code). Water Table (permukaan air bawah tanah) di sungai ini lebih rendah daripada permukaan air sungai, sehingga air sungai meresap ke dalam sumur. Kualitas air yang baik menyebabkan kualitas air sumur meningkat. Namun, pada pelaksanaannya program ini berkembang menjadi penghijauan sepadan sungai, instalasi pengolahan air limbah komunal, dan penebaran bibit ikan. Penghijauan dilakakukan untuk meningkatkan kualitas udara dengan menyerap partikel polutan dan menghasilkan oksigen. Penebaran bibit ikan dimaksudkan sebagai bio-indikator kuliatas air sungai. Pemerintah Yogyakarta telah mengeluarkan kebijakan lingkungan tentang pedoman pengelolaan sampah (Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 193/Kpts/1995). Pemerintah Kota menerbitkan pengelolaan kebersihan (Perda Kota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2002). Perda ini memuat tentang pengelolaan sampah yaitu pemilahan sampah, larangan membuang sampah sembarangan, sampai pada perlunya tempat sampah bagi pedagang kaki lima. Contoh aplikasi kebijakan ini ada di Gondolayu Lor dan Sukunan di Yogyakarta. Kedua dusun ini melakukan pengelolaan mandiri terhadap sampah domestik dengan Dinas Kimpraswil sebagai Pembina. Pengelolaan sampah di kedua dusun memiliki pola yang sama, dimulai dari pemilahan sampah organic dan non-organik sampai pada pengolahan menjadi kompos, barang kerajinan, dan bahan daur ulang. Cakupan untuk kesehatan lingkungan ketika anda berada di lapangan adalah: 1. Apa yang dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah kerja puskesmas? 2. Apa yang telah dinas kesehatan/puskesmas lakukan untuk mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan? Hal ini meliputi manajemen kesehatan lingkungan dan sanitasi lingkungan meliputi pengelolaan sampah, air bersih, WC, dan pedagang kaki lima. Anda juga dapat mencari aspek lain seperti sosialisasi kebersihan lingkungan oleh puskesmas, pengelolaan limbah medis, dan kontrol terhadap vektok penyakit. Daftar Pustaka
1. Help Your Self to Healthy Home. 2002., Healthy Home
Partnership. University of Winconsin 2. Mulasari, S.A., 2007. Manajemen Swakelola Sampah Dusun Sukunan dan Gondolayu Lor Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis S2 Sekolah Pascasarjana. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 3. Sadler, B., Katherine, D.D., 1997. Environmental Assessment and Human Health: Perspective, Approaches, and Future Directions. International Assessment for Environmental Health. 4. Slamet, J.S. 2004. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press 5. Sumantri A, Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam, 2010, Jakarta : Kencana Prenada Media Group 6. Pelatihan bagi Pelatih K3. 2000. Program Kesehatan Kerja Universitas of California Berkeley dan Jaringan Pendukung K3 Maquiladora. 7. Permenkes No. 907 Tahun 2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum 8. WHO., 2002., Insect Vectors and Human Health., Scientific Working Group. Geneva. Dapat diakses melalui www.who.int/tdr.