Semester : IV
Dalam sejarah perkembangan Hadist, Hasbi Ash Shiddieqy membaginya kedalam 7 periode
Penjelasan 1:
1. Periode Rosulullah
Syarah hadist telah mengalami proses transformasi dari bentuk syrah hadist secara
lisan yang dikenal pula sebelumnya dengan fiqh al hadist kepada bentuk syarah hadist secaea
tertulis (terbukukan). Karena itu pembicaraan tentang syarah hadist pada masa awal ini bukanlah
yang dimaksudkan Hasbi Ash- Shiddieqy pada periode ke 7 tersebut atau asyrusy sarh ( masa
syarah hadist tertulis), melainkan syarah hadist yang belum tertulis ( masih secara lisan ). Pada
periode Rosulullah SAW, apa yang disebut sebagai syarah hadist tidak secara tegas berdiri
sendiri diluar matan hadist nabi.
Rosulullah SAW memberikan penjelasan atau syarah atas hadist ini yaitu dalam
bentuk perbuatanb dan pernyataan pada kesempatan lain yang kemudian direkam dan diikuti
sahabat, namun pada akhirnya apa yang mereka rekam itupun diiukti sebqgai hadist Nabi SAW
pula.
2. Periode sahabat
Pada masa khulafaur RAsyiddin, hadist nabi saw tetap dipelihara melalui hafalan
da nada pula yang menuliskannya. Pada masa ini syarah hadist belum mempunyai bentuk
sendiri, artinya apa yang menjadi penjelasan sahabat terhadap hadist Nabi SAW belum dinamai
syarah ( penjelasan) melaikan asar , karena yang menjadi dasar syarah para sahabat dan tabi’in
adalah apa yang disandarkan pada Rosulullah SAW pula (Hadist) , hanya saja umumnya para
ulama menyebut hadist yang bersandar kepada sahabat ini dengan sebutan hadis mauquf atau
banyak menyebut dengan asar.
Pada masa khalifah Abu Bakar dan Umar ( sesudah Rosulullah wafat) para
sahabat tidak lagi berdiam di Makkah, mereka pergi ke kota kota lain, sehingga kota- kota lain
menerima hadist.
Pada akhir kekuasaan Usman bi Affan , kekuasaan politik mulai memasuki
lapangan sunah yang ditandai dengan munculnya hadist- hadist palsu yang beredar dimasyarakat.
Hal inilah yang menjadikan pemicu bagi ulam hadist melakukan pemeliharaan sunnah Nabi
SAW tersebut , ulama hadist mulai mengumpulkan dan memidifikasikan Hadist Nabi SAW dan
menyebarluaskannya melalui sebuah periwayatan serat berusaha keras menentang orang- orang
yang mengembangkan hadist- hadist palsu.
3. Periode Tabi’in
Hal yang sama juga terjadi dijaman Tabiín . mereka belum disibukkan denagn
masayarakat hadist secara formal, karena disamping mereka masih mengetahui asbabul wurud
dari hadist- hadist nabi SAW dan syarah masih belum terlalu dibutuhkan saat itu mengingat
masih bnayaknya tokoh yang ahli dalam bidang hadist yang dapat dijadikan sandaran dalam
persoalan yang muncul.
Pada dasarnya periwatan yang dilakukan oleh tabi’in tidak berbeda denagan yang
dilakukan oleh para sahabat . mereka , bagaimanapun juga mengikuti para sahabat sebagai guru-
guru mereka .
Ketika pemerintahan dipegang oleh BAni Umayyah , Wilayah kekuasaan isalm
sampai meliputi Mesir, Persia ,Iraq, Afrika Selatan, Samarkand an Spanyol, disamping
Madinah, Makah, Basrah , Syam dan Khurasan.
Penjelasan 2:
At-tafsir
Al-jami’ Al-
Khabir
4. Sufyan Ast-Tsauri (W 161 H) Kufah Al-jami’ As-
Shaghir
Al-Faraaidh
Al-Itiqad