NIM : 1814301019
LAPORAN PENDAHULUAN
1) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukan keterlibatan otak yang lebih luas
dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbi
berhubungan dengan prilaku psikotik.
2) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan dan
masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya
skizofrenia.
3) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukan terjadinya atropi
yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofernia
kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan
atropi otak kecil (Cerebellu). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung
oleh otopsi (post-mortem).
b. Faktor psikologis
Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaaan yang dapat
mempengaruhi orienyasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.
2. Faktor presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno Hatta No. 1 Tanjungkarang Bandar Lampung
dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
a. Biologi
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang di terima oleh otak untuk di interprestasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3. Penilaian terhadap stresor
Rentang respons neorobiologi yang paling adaptif adalah adanya pikiran logis,
persepsi akurat, emosi yang konsisten dengan pengalaman, prilaku cocok, dan
terciptanya hubungan sosial yang harmmonis. Sementara itu, respons
maladaptif meliputi adanya waham, halusinasi, kesukaran proses emosi,
prilaku tidak terorganisasi, dan isolasi sosial: menarik diri. Berikut adalah
gambaran rentang respons neorobiologi.
Adaptif Maladaptif
Tingkatan halusinasi:
Intensitas halusinasi meliputi empat tingkat, mulai dari tingkat 1 hingga tingkat 4 :
Tingkat 1
Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang halusinasi merupakan pakan
suatu kesenangan. Karateristik halusinasi, klien mengalami ansietas kesepian,
rasa bersalah, dan ketakutan,mencoba berfokus pada pikiran yang dapat
menghilangkan ansietas, pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam
kontrol kesadaran (jika ansietas dikontrol).prilaku klien,klien sering
tersenyum,menggerakan bibir tanpa ada suara, menggerakan mmata dengan
cepat,respons verbal yang lambat, diam dan konsentrasi.
Tingkat 2
Menyalahkan tingkat ansietas berat halusinasi menyebabkan rasa antipati.
Karekteristik halusinasi pengalaman sensori menakutkan, mulai merasa
kehilangan kontrol, merasa di lecehkanoleh pengalaman sensori tersebut,
menarik diri dari orang lain. Prilaku klien, peningkatan sistem saraf otak,
tanda tanda ansietas, seperti peningkatan denyut jantung pernapsan, dan
tekanan darah, rentang perhatian menyempit, konsentrasi dengan pengalaman
sensori,kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dari realita.
Tiingkat 3
Mengontrol tingkat ansietas berat pengalaman sensori tidak dapat di tolak
lagi. Karakteristik halusinasi, klien menyerah dan menerima pengalaman
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno Hatta No. 1 Tanjungkarang Bandar Lampung
Halusinasi pendengaran
Do : mengarahkan telinga pada telinga pada sumber suara,marah marah
tanpa sesab yang jelas, bicara atau tertawa sendiri, menutup telinga.
Do : mendengar suara atau bunyi gaduh, mendengar suara yang menyuruh
untuk melakukan sesuatu yang berbahaya, mendengar suara yang
mengajak bercakap cakap, mendengar suara orang yang sudah meninggal.
Halusinasi penglihatan
Do : ketakutan pada sesuatu atau objek yang dilihat, tatapan mata menuju
tempat tertentu, menunjukan ke arah tertentu.
Ds : melihat mahluk tertentu, bayangan, seseorang yang sudah
menninggal,sesuatu yang menakutkan atau hantu cahaya..
Halusinasi pengecapan
Do : adanya tindakan tindakan mengecap sesuatu,gerakan mengunyah,
sering meludah atau muntah.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno Hatta No. 1 Tanjungkarang Bandar Lampung
Data subjektif
Berdasarkan data subjektif, klien dengan ganggaun sensori persepsi halusinasi
mengatakan bahwa klien:
- Mendengar suara suara atau kegaduhan
- Mendengar suara suara atau kegaduhan
- Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
- Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun, melihat hantu
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno Hatta No. 1 Tanjungkarang Bandar Lampung
atau monster.
- Menciium bau bauan seperti bau darah darah, urine, feses, kadang kadang
bau itu menyenangkan.
- Merasakan rasa seperti darah, urine, atau fases
- Merasa trakut atau senang dengan halusinasinya
Data objektif
Berdasarkan data objektif, klien dengan gangguan sensori persepsi
hallusinasi melakukan hal hal berikut :
- Bicara atau tertawa sendiri
- Marah marah atau tanpa sebab
- Mengarahkan telinga ke arah tertentu
- Menutup telinga
- SSMenunjuk nunjuk kearah tertentu
- Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
- Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau bauan tertentu
- Menutup hidung
- Sering meludah
- Muntah
- Menggaruk garuk permukaan kulit.
4. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menghadapi stresor.
5. Mekanisme koping
1) Regresi: regresi berhubungan dengan proses informasi dan upaya yang di
gunakan untuk menanggulangi ansietas. Senergi yang tersisa untuk
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno Hatta No. 1 Tanjungkarang Bandar Lampung
Do:
- Klien mulukai diri sendiri dan orang
lain
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno Hatta No. 1 Tanjungkarang Bandar Lampung
Do:
- Klien berjalan dengan menunduk
- Postur tubuh klien menunduk
- Klien enggan mencoba hal hal baru
- Kontak mata klien kurang
- Klien berbicara rendah dan lirih
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno Hatta No. 1 Tanjungkarang Bandar Lampung
B. Pohon masalah
1. Diskusikan masalah yang 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam
pasien merawat/melatih pasien merawat/ melatih merawat/melatih pasien merawat/melatih
2. Jelaskan pengertian, menghardik. Beri pasien menghardik dan menghardik, dan pasien menghardik
tanda & gejala, dan pujian memberikan obat. Beri memberikan obat & & memberikan obat
proses terjadinya 2. Jelaskan 6 benar cara pujian bercakap-cakap. Beri & bercakap-cakap
halusinasi (gunakan memberikan obat 2. Jelaskan cara bercakap- pujian & melakukan
booklet) 3. Latih cara memberikan/ cakap dan melaukukan 2. Jelaskan follow up ke kegiatan harian dan
KELAUR
3. Jelaskan cara merawat membimbing minum kegiatan untuk RSJ/PKM, tanda follow up. Beru
GA
halusinasi obat mengontrol halusinasi kambuh, rujukan pujian
4. Anjurkan membntu 3. Latih dan sediakan 3. Anjurkan membantu 2. Nilai kemamuan
4. Latih cara merawat pasien sesuai jadual waktu bercakap-cakap pasien sesuai jadwal dan keluarga merawat
haluasinasi : hardik dan memberi pujian dengan pasien terutama memberikan pujian pasien
5. Anjurkan membantu saat halusianasi 3. Nilai kemampuan
pasien sesuai jadual dan 4. Anjurkan membantu keluarga melakukan
memberi pujian pasien sesuai jadual kontrol ke
dan memberikan pujian RSJ/PKM
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno Hatta No. 1 Tanjungkarang Bandar Lampung
V. Daftar pustaka