A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Berikut ini adalah pengertian tentang CKD menurut beberapa ahli dan
adalah penyakit ginjal yang tidak dapat lagi pulih atau kembali sembuh
1
secara total seperti sediakala. CKD adalah penyakit ginjal tahap akhir
militus.
2. KLASIFIKASI
(Sudoyo 2010)
derajadnya.
(ml/mn/1.73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ↑ ≥ 90
2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↑ atau ringan 60-89
3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↑ atau sedang 30-59
4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↑ atau berat 15-29
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
Sumber : setiati,2015 Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam edisi 6. Jakarta
3. ETIOLOGI
(Sudoyo, 2014)
b. Proteinuria
2010)
d. Amiloidosis ginjal
sebagai berikut:
1) Bernafas secara normal (kebutuhan oksigenasi).
cairan).
aman nyaman).
4
12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi
(kebutuhan belajar).
bermain).
dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama
halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit)
pada individu dewasa, ginjal mengeksresikan sekitar 1500ml per hari. selain
itu ginjal juga menerima hampir 170 liter darah untuk disaring menjadi
urine. Produksi urine untuk semua kelompok usia adalah 1ml/kg/jam. Pada
individu dewasa, produksi urine sekitar 1,5 liter/ hari. Jumlah urine yang di
5
produksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron, dalam
Mubarak, 2008).
Retensi cairan dan natrium tidak terkontol dikarenakan ginjal tidak mampu
penyakit ginjal tahap akhir, respon ginjal yang sesuai terhadap perubahan
masukan cairan dan elektrolit sehari hari tidak terjadi. Natrium dan cairan
gagal jantung kongesti, dan hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi akibat
status uremik.
1) Kebutuhan oksigenasi
hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Jaringan yang melakukan
adanya pernafasan yang cepat dan dangkal (kussmaul), irama nafas yang
tidak teratur, frekuensi nafas yang meningkat diatas normal, adanya retraksi
akibat dari asidosis metabolik, pergerakan dada yang tidak simetris, vokal
fremitus cenderung tidak sama getarannya antar lobus paru, terdengar suara
dullness saat perkusi paru sebagai akibat dari adanya edema paru, dan pada
auskultasi paru cenderung terdengar adanya bunyi rales. Pada tahap lanjut
akan ditemukan adanya sianosis perifer ataupun sentral sebagai akibat dari
paru, nyeri dada dan sesak nafas akibat adanya penimbunan cairan di paru-
2) Kebutuhan nutrisi
pencernaan yang dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, dan
akibatnya akan terjadi mual. Faktor uremik disebabkan oleh ureum yang
berlebihan dalam tubuh. Ureum yang meningkat pada air liur diubah oleh
tidak pucat, akral tubuh teraba hangat. pada klien Chronic Kidney Disease
(CKD) cenderung ditemukan adanya rasa gatal sebagai akibat dari uremi
cenderung menurun (kembali > 3 detik). Pada tahap lanjut cenderung akan
urokrom, suatu penumpukan kristal urea di kulit (urea fross). Adanya gatal-
4) Kebutuhan aktivitas
memiliki hubungan saling timbal balik, jika salah satunya meningkat yang
lain menurun. Penurunan LFG menyebabkan peningkatan kadar fosfat
sekresi parathormon dari kelenjar paratiroid. Namun pada CKD, tubuh tidak
5. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Smeltzer dan Bare (2014) setiap sistem tubuh pada Chronic
gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, usia klien
9
dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala klien gagal ginjal kronis
a. Manifestasi kardiovaskuler
b. Manifestasi dermatologi
c. Manifestasi Pulmoner
d. Manifestasi Gastrointestinal
e. Manifestasi Neurologi.
f. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop. Manifestasi
6. KOMPLIKASI
10 kata
a. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik,
penyakit kardiovaskular.
11
d. Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi.
dengan derajatnya.
t tatalaksana
(ml/mnt/1,73m
1 >90 Terapi penyakit dasar,
kondisi komoroid,
evaluasi pemburukan
fungsi ginjal,
memperkecil
resiko
kardiovaskular.
2 60-89 menghambat pemburukan
fungsi ginjal
3 30-59 evaluasi dan terapi
komplikasi
4 15-29 persiapan untuk terapi
pengganti ginjal
5 <15 terapi pengganti
ginjal
1) cairan
muntah.
2) Elektrolit
13
80 mEq)/kg/hari pada anak, untuk mempertahankan
keseimbangan cairan.
klien.
mengering.
bila salah satu arteri (radilis/ ulnaris ) tidak teraba dan tidak
b. Penatalaksanaa kolaboratif
kalsium.
6) Suplemen besi dan folat atau tranfusi sel darah merah untuk anemia.
urea, kreatinin, adan asam urat dari darah klien masuk ke dalam
dialisiat.
16
prinsip osmosis, dan difusi atau ultrafiltrasi digunakan secara
1. PENGKAJIAN
a. Demografi.
c. Pengkajian Bio-psiko-Sosial
1) Aktivitas
istirahat
Gejala :
Tanda :
Sirkulasi Gejala :
Tanda :
pendarahan.
3) Integritas
Ego
Gejala :
perubahan kepribadian.
4) Eiminasi Gejala :
konstipasi.
Tanda :
pengguanaan diuretik.
Tanda :
6) Neorose
nsasi
Gejala :
19
Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot / kejang : sindrom
(neuropati perifer).
Tanda :
Tanda :
8) Pernafasan Gejala :
Tanda :
9) Keamanan Gejala :
Tanda : 20
d. Pemeriksaan fisik
2) Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi
3) Antropometri.
cairan.
4) Kepala.
21
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat
7) Abdomen.
perut buncit.
8) Genital.
9) Ekstremitas.
10) Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan
2. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisasi : PH asam, SDP, SDM, berat jenis urin (24 jam) : volume
yang berat.
2. Hitungan darah lengakap : penurunan hematokrit / HB , trombosit,
6. EKG : distritmia
kerusakan.
10. Pemeriksaan lab CCT (Clirens Creatinin Test) untuk mengetahui laju
72 x creatini serum
3. Diagnosa Keperawatan
24
4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Rencana asuhan keperawatan menurut Huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2015).
Fluid Management :
Definisi : Retensi cairan isotomik
Setelah dilakukan asuhan
1. Kaji status cairan ; timbang berat
meningkat keperawatan selama 3x24 jam
badan,keseimbangan masukan dan haluaran,
Batasan karakteristik : volume cairan seimbang.
turgor kulit dan adanya edema.
Kriteria Hasil:
Berat badan meningkat pada
2. Batasi masukan cairan.
waktu yang singkat Nursing outcomes classification
3. Identifikasi sumber potensial cairan.
Asupan berlebihan dibanding (NOC) : Fluid Balance
output Terbebas dari edema, efusi, 4. Jelaskan pada klien dan keluarga rasional
tekanan arteri pulmonalis Bunyi nafas bersih,tidak 5. Kolaborasi pemberian cairan sesuai terapi.
Distensi vena jugularis Memilihara tekanan vena 1. Ambil sampel darah dan meninjau kimia
sentral, tekanan kapiler paru, darah (misalnya BUN, kreatinin, natrium,
Perubahan pada pola nafas,
output jantung dan vital sign pottasium, tingkat phospor) sebelum
dyspnoe/sesak nafas,
normal. perawatan untuk mengevaluasi respon thdp
orthopnoe, suara nafas
crakles), kongestikemacetan paru, 2. Rekam tanda vital: berat badan, denyut nadi,
Mekanisme
pengaturan melemah
bawah ideal (NOC) : Nutritional Status dan hematocrit level yang menindikasikan
Dilaporkan adanya intake Nafsu makan meningkat status nutrisi dan untuk perencanaan
menelan/mengunyah
mulut
sensasi rasa
Perasaan ketidakmampuan
Miskonsepsi
Kehilangan BB dengan
makanan cukup
Keengganan untuk makan
tanpa patologi
Kurang berminat
terhadap makanan
rapuh
banyak (rontok)
Kurangnya
informasi, misinformasi
Faktor-faktor yang berhubungan :
Ketidakmampuan pemasukan
atau mengabsorpsi
zat-zat
gizi berhubungan
Bebas dari tanda tanda 4. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan /
ada sianosis dan dyspneu 1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles.
(mampu mengeluarkan
2. Ajarkan klien nafas dalam.
sputum, mampu bernafas
3. Atur posisi senyaman mungkin.
dengan mudah, tidak ada
rentang
Normal
4 Gangguan perfusi jaringan Tujuan: Nursing intervensi classification (NIC)
dan neuropati perifer. keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor adanya tanda – tanda kerusakan
Elastisitas dan
rentang normaal.
Pigmentasi dalam
rentang normal.
6. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
(Nursalam, 2008)
Pelaksanaan kepewatan
1. Menstimbangkan cairan
5. Mengstimbangkan aktivitas
7. EVALUASI KEPERAWATAN
- Nutrisi seimbang
- Aktifitas seimbang