Anda di halaman 1dari 9

STRUKTUR BERFIKIR ILMIAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen pengampu : Bapak Enjang,M.A.,M.Ud

Disusun Oleh :

Nabila Nurul Azmi (0106.2001.025)


Farika Awaliyah Jutifani (0106.2001.013)

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DR KHEZ MUTTAQIEN PURWAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR

DenganmenyebutnamaAllahyangMahaPengasihlagiMahaPenyayang, Kami
panjatkan puja dan puji atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada Kami, sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah Filsafat Ilmu ini dengan pembahasan Unsur-unsur Usaha Ilmiah.
Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada Sang Pembawa
Risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya, yakni Baginda Muhammad
SAW, keluarga, para sahabat, serta pengikutnya. Semoga syafa’atnya selalu
menyertai kehidupan ini.

Makalahinitelah di susundenganmaksimaldanmendapatkanbantuan dari


berbagai sumber sehingga dapat memperlancar proses pembuatannya. Untuk itu
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalahini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasa.Oleh karena itu
dengantanganterbukapenyusunmenerimasegalakritikdansaranyangmembangun dari
pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalahini.
Akhir kata Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan bermanfaat bagi para pembaca.

Karawang, 6Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Masalah................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir Ilmiah...............................................................................2
B. Fungi Berfikir Ilmiah........................................................................................2
C. Konsep Berpikir Ilmiah....................................................................................3
D. Hakikat Berpikir Ilmiah....................................................................................3
E. Metode dan langkah-langkah Berpikir Ilmiah..................................................4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah
dengan metode ilmiah.1Artinya, kegiatan meneliti adalah suatu kegiatan ilmiah yang
dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah tertentu, yang logis dan sistematis.Oleh karena
itu, hal yang penting yang harus diketahui oleh seorang peneliti adalah teknik pelaksanaan
penelitian tersebut. Selain itu, terdapat juga hal lain yang lebih penting dalam sebuah
penelitian yaitu memahami dasar pikiran yang melandasi penelitian tersebut. oleh karena itu,
dalam makalah ini kami akan membahas tentang rambu-rambu pikiran yang merupakan tema
pokok sebuah proses penelitian. 
Tema pokok merupakan hal yang harus dikuasai oleh seorang peneliti. Penguasaan tema
pokok dengan baik akan mudah dalam mengembanngkan berbagai variasi dari tema pokok
tersebut. Oleh karena itu, pembahasan tema pokok tersebut akan dijabarkan secara kronologis
dari metode keilmuan. Dengan demikian, seorang peneliti akan mengetahui sebuah struktur
penelitian tersebut.
Dalam kegiatan keilmuan, khususnya penelitian ilmiah, peneliti tidak hanya harus
menguasai struktur dan teknik penelitian yang benar, tetapi peneliti juga harus mampu
mengomunikasikan penelitian tersebut secara tertulis.Penulisan ini disebut dengan penulisan
keilmuan atau penulisan ilmiah.penulisan ilmiah tentunya harus mengikuti aturan-aturan
ilmiah. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas dua hal, yaitu bagaimana struktur
penelitian ilmiah dan bagaimana penulisan ilmiah dari penelitian tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, diantaranya ialah:
 Pengertian Berpikir
 Fungsi Berpikir Ilmiah
 Konsep Berpikir Ilmiah
 Hakikat Berpikir Ilmiah
 Metode dan langkah-langkah Berpikir Ilmiah

C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
 Untuk mengetahui pengertian Berpikir.

1
  Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan , (Jakarta:PT Grafindo, 2008), hal. 3
 Untuk mengetahui konsep berpikir Ilmiah.
 Untuk mengetahui hakikat berpikir Ilmiah.
 Untuk mengetahui metode dan langkah-langkah berpikir Ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BERPIKIR

Berpikir adalah memberikan gambaran adanya sesuatu yang ada pada diri
seseorang.Sesuatu yang merupakan tenaga yang di bangun oleh unsur-unsur dalam diri
seseorang untuk melakukan aktivitas.Pengertian berpikir secara umum adalah aktivitas
mental atau intelektual yang melibatkan kesadaran dan subjektivitas individu.Hal ini
dapat mengarah pada sesuatu yang berupa tindakan atau ide-ide atau pengaturan
ide.Berpikir juga mendasari segala tindakan manusia dan interaksinya. 2Dalam
melakukan aktivitas, manusia memang memiliki syaraf tersendiri dalam melakukan
tindakan, namun ada beberapa aktivitas manusia pula yang di pengaruhi oleh sistem
pikiran manusia.Berpikir terpusat pada otak manusia.Manusia juga sebagai makluk
sosial dan individual yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya.3
Berpikir merupakan proses yang mempengaruhi penafsiran terhadap
rangsangan-rangsangan yang melibatkan proses sensasi, persepsi, dan memori. Pada
saat seseorang menghadapi proses persoalan, pertama-tama ia melibatkan proses
sensasi, yaitu menangkap tulisan, menangkap gambar, ataupun juga menangkap suara.
Berikut definisi berfikir Ilmiah menurut para ahli:

1. Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia


untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk
sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
2. Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh
pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan
induksi dan deduksi.
3. Menurut 4 Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan
pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
4. Menurut Eman Sulaeman. Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan
pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan
ilmiah yang sudah ada.5

B. FUNGSI BERFIKIR ILMIAH

Fungsi berfikir ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan
kegiatan ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir ilmiah merupakan alat bagi
cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan
metode ilmiah.Pada hakikatnya sarana berfikir  ilmiah  merupakan alat yang
2
Wowo Sunaryo, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 12
3
Nur Kholis, Mengurangi Kekerasan Terhadap Anak Berbasis Pendekatan Pendekatan Pendidikan Multikultural,
(Al-Tahrir, Vol. 14, No. 2 Mei 2014)
4
Kartono, (1996), Khodijah (2006 : 118)
5
Burhanuddin Afid, (2013), Sarana Berfikir Ilmiah
membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada
langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah
maka sebelum kita mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah ini kita harus dapat
menguasai langkah-langkah dalam kegiatan langkah berfikir  tersebut. Sebagai
makhluk hidup yang paling mulia, manusia dikaruniai kemampuan untuk mengetahui
diri dan alam sekitarnya. Melalui pengetahuan, manusia dapat mengatasi kendala dan
kebutuhan demi kelangsungan hidupnya.Fungsi sarana ilmiah adalah membantu
proses metode ilmiah, dan bukan merupakan ilmu itu sendiri. Sarana ilmiah
mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kegiatan ilmiah secara menyeluruh dalam
mencapai suatu tujuan tertentu. Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah membutuhkan
alat bantu yang berupa sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah hanyalah alat
bantu bagi manusia untuk berpikir ilmiah agar memperoleh ilmu. Sarana berpikir
ilmiah bukanlah suatu ilmu yang diperoleh melalui proses kegiatan ilmiah.

C. KONSEP BERPIKIR ILMIAH


Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini
merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu
yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia
berpikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian, pembentukan pendapat, dan
kesimpulan atau keputusan dari sesuatu yang dikehendaki (achmadi, 1998).
Metode berpikir ilmiah memiliki peranan penting dalam membantu manusia
untuk memperoleh pengetahuan cakrawala baru dalam menjamin eksistensi
kehidupan manusia. Dengan menggunakan metode berpikir ilmiah, manusia terus
mengembangkan pengetahuannya (Liang, 1982).
Menurut Sugiharto (1996) ada 4 cara manusia memperoleh pengetahuan :
1. Berpegang pada sesuatu yang telah ada (metode keteguhan)
2. Merujuk kepada pendapat ahli
3. Berpegang pada intuisi (metode intuisi)
4. Menggunakan metode ilmiah
Dari keempat itulah, manusia memperoeh pengetahuannya sebagai pelekat dasar
kemajuan manuisa. Namun cara yang keempat ini, sering disebut sebagai cara
imuan dalam memperoeh imu. Dalam praktiknya, metode ilmiah digunakan
untuk mengungkap dan mengembangkan ilmu, melalui cara kerja penelitian
(Magnis, 1992).
D. HAKIKAT BERPIKIR ILMIAH

Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk
akal, dan  empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan, selain itu  menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah
proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak
pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada
sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal
yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di
dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau
kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang di
dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan yang
bersifat umum.Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah
dalam berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah
kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Mempunyai
metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan
pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode
ilmiah. Hakikat berfikir Ilmiah, sebagai makhluk hidup yang paling mulia, manusia di
karuniai kemampuan untuk mengetahui diri dan alam sekitarnya. Mengetahui
pengetahuan manusia bisa mengatasi kendala dan kebutuhan demi kelangsungan
hidupnya. Oleh karena itu tidak salah jika Tuhan menyatakan manusia lah yang
memiliki peran sebagai wakil Tuhan di bumi melalui penciptaan dan kebudayaan.

E. METODE DAN LANGKAH-LANGKAH BERPIKIR ILMIAH

Metode berpikir ilmiah tidak lepas dari fakta kejadian alam yang
kebenarannya selalu adahubungannya dengan hasil uji eksperimental.Jika suatu teori
tidak bisa dibuktikan dengan ujieksperimental maka dikatakan bahwa teori itu tidak
bisa diyakini kebenarannya karena tidakmemenuhi kriteria sebagai sains.6Pada
hakikatnya, berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran
secaradeduktif dan induktif.Masing-masing penalaran ini berkaitan erat dengan
rasionalisme atauempirisme.
Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran yang
tersusun secarasistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang
sudah ada.Berpikir ilmiah adalah metode berpikir yang didasarkan pada logika
deduktif dan induktif menurut (Mumuh mulyana Mubarak, SE).
 
 Metode Induksi
Metode Induksi adalah suatu cara penganalisaan ilmiah yang bergerak dari
hal-hal yang bersifat khusus (individu) menuju kepada hal yang besifat
umum(universal).Jadi carainduksi dimulai dari penelitian tehadap kenyataan
khusus satu demi satu kemudian diadakangeneralisasi dan abstraksi lalu diakhiri
dengan kesimpulan umum. Metode induksi ini memang paling banyak digunakan
oleh ilmu pengetahuan,utamanya ilmu pengetahuan alam,yang dijalankan dengan
cara observasi dan eksperimentasi.Jadi metode ini berdasarkan kepadafakta-fakta
yang dapat diuji kebenarannya. 
 Metode Deduksi
Metode deduksi adalah dkebalikan dari induksi. Kalau induksi bergerak dari
hal9ohalyang bersifat khusus ke umum, maka metode deduksi sebaliknya, yaitu : 

6
(Goldstein, 1980)
bergerak dari hal-halyang bersifat umum (universal ) kemudian atas dasar itu
ditetapkan hal-hal yang bersifatkhusus.
BAB III
PENUTUP
B. KESIMPULAN
Simpulan Berpikir ilmiah merupakan cara berpikir yang memiliki dan
menggunakan cara dan aturan tertentu dimulai dari adanya sebuah masalah sampai pada
langkah terakhir dengan sebuah penarikan kesimpulan Tidak semua berpikir bisa
dikatakan berpikir ilmiah, karena bagaimanapun juga berpikir ilmiah harus
menggunakan metode atau cara serta aturan tertentu yang telah ditetapkan. Setiap
manusia berhak untuk berpikir namun hanya manusia yang memiliki ilmu
pengetahuanlah yang bisa berpikir baik rasional dan kritis dalam memahami dan
memecahkan permasalahan Proses berpikir ilmiah itu melalui beberapa tahapan atau
rangkaian kerangka berpikir ilmiah, dengan menggunakan pedoman atau kerangka
berpikir ilmiah tentunya akan menghasilkan suatu pengetahuan yang berguna bagi
manusia lainnya atau masyarakat pada umumnya, bukankah orang yang paling
bermanfaat di muka bumi adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia
lainnya. Dengan fungsinya manusia sebagai khalifah fil ardi maka untuk mengawal
alam jagad raya ini manusia harus memaksimalkan otak dan pikirannya
didalammemikirkan dan manalar sesuatu dengan pedoman, acuan atau kerangka
berpikir ilmiah.Sehingga bisa menjaga alam jagad raya ini dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

1. Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan , (Jakarta:PT Grafindo,


2008), hal. 3
2. Wowo Sunaryo, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), hal. 12
3. Nur Kholis, Mengurangi Kekerasan Terhadap Anak Berbasis
Pendekatan Pendekatan Pendidikan Multikultural, (Al-Tahrir, Vol. 14,
No. 2 Mei 2014)
4. Kartono, (1996), Khodijah (2006 : 118)
5. Burhanuddin Afid, (2013), Sarana Berfikir Ilmiah
6. (Goldstein, 1980)
7. (Achmadi, 1998)
8. (Liang, 1982)
9. Sugiharto (1996)
10. (Magnis, 1992)

Anda mungkin juga menyukai