Anda di halaman 1dari 14

Islam dan Ajarannya

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam yang diampu oleh
Bapak Enan Kusnandar, M.Pd

Oleh:

Farika Awaliyah Jutifani (0106.2001.013)

Nabila Nurul Azmi (0106.2001.025)

Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Fakultas Tarbiyah (Keguruan)

STAI DR. KHEZ. Muttaqien

Purwakarta

2020/2021
DAFTAR ISI
Daftar Isi …………………………………………………………………. 2

Kata Pengantar ………………………………………………………….. 3

BAB I (Pendahuluan)……………………………………………………. 4

A. Latar Belakang ……………………………………………… 4


B. Rumusan Masalah………………………………………….... 6

BAB II (Isi)……………………………………………………………….. 7

Sumber Ajaran Islam………………………………………………... 8

A. Islam Sebagai Pandangan Hidup……………………………….. 10


B. Sistematika Ajaran Islam……………………………………….. 10
C. Pandangan Dunia Terhadap Islam……………………………... 12

BAB III (Penutup )………………………………………………………. 13

Kesimpulan………………………………………………………. 13

Daftar Pustaka………………………………………………………….... 14

2
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah-SWT yang Maha-Pengasih lagi Maha-


Panyayang, segala puji bagi Allah Tuhan semesta-alam. Sehingga makalah mata
kuliah Pengantar Studi Islam ini dapat selesai tanpa halangan yang berarti.
Makalah ini diberi judul Islam dan Ajarannya

Karya ilmiah ini disusun dengan usaha yang maksimal dan juga berkat
bantuan dari berbagai pihak. Pihak-pihak yang berkenan meluangkan waktu,
tenaga dan fikirannya untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami
sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Maka dari itu kami menyadari masih banyak kekurangan dalam karya
ilmiah yang kami buat. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal lain
yang tidak kami sadari. Oleh karena itu kami sebagai penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran sebagai sarana perbaikan karya ilmiah yang lebih
baik.

Purwakarta, 04 November 2020

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

َ‫ت لِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬


ُ ‫إِ ْذ قَا َل لَهُ َربُّهُ أَ ْسلِ ْم ۖ قَا َل أَ ْسلَ ْم‬ 
Islam (bahasa Arab): ‫الم‬T‫اإلس‬, adalah salah satu agama dari kelompok agama yang
diterima oleh seorang nabi (agama samawi) yang mengajarkan monoteisme tanpa
kompromi, iman terhadap wahyu, iman terhadap akhir zaman. Secara istilah, Islam
bermakna penyerahan diri ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah Allah serta pasrah
dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan hukum-hukum-Nya, Seorang muslim
mengikuti perintah Allah tanpa menentang atau mempertanyakannya, tetapi disertai usaha

“(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), “Berserahdirilah!” Dia


menjawab, “Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.”

Untuk Memahami Hikmahnya.

Qur'an Al-Baqarah:131
Islam lebih populer digunakan untuk agama yang dibawa
oleh Muhammad sebagaimana terdapat dalam sebuah ayat Alquran yang
diturunkan di akhir-akhir masa kenabiannya:

‫يت لَ ُك ُم اإْل ِ ْساَل َم ِدينًا‬


ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوأَ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫ْاليَوْ َم أَ ْك َم ْل‬

Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-
Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu. (Qur'an Al-Ma’idah:3)

Islam dapat juga disebut dengan iman, millah, dan syari’ah dalam pengertianya
sebagai aturan yang diturunkan oleh Allah melalui para utusan yang mencakup
kepercayaan, keyakinan, abad, akhlak, perintah, dan larangannya. Agama islam
berdasarkan kewajiban untuk berserah diri dan menunaikan ajarannya disebut islam, jika
dilihat berdasarkan kepercayaan terhadap Allah dan yang Dia turunkan, maka disebut
iman, karena islam terdokumentasi maka disebut millah, dank arena sumber hukumnya

4
adalah Allah maka disebut syari’ah.
Hampir setiap muslim di dunia ini tergolong dalam salah satu dari empat mazhab
besar yang diakui Islam, yaitu mazhab Syafi’i, mazhab Hanafi, mazhab Hambali, dan
mazhab Maliki. Setiap golongan atau mazhab tersebut tentunya berpegang teguh pada
ajaran Islam yang satu dan sama, meskipun dalam pelaksanaan syariatnya terkadang
terdapat sedikit perbedaan antara satu mazhab dengan mazhab lainnya. Ajaran Islam yang
fundamental dan tidak dapat dirubah adalah :

1. Allah SWT

Konsep tauhid atau kepercayaan tentang adanya keesaan Allah SWT dituangkan dalam
Surah Al-Ikhlas, dimana Allah merupakan Nama Tuhan atau Ilah dan merupakan satu-
satunya Tuhan bagi umat Islam. Dalam ajaran agama Islam, membayangkan bentuk Tuhan
tidak dapat dibenarkan dan dilarang karena bisa berujung pada pemberhalaan atau justru
penghinaan karena Allah SWT pada hakikatnya tidak serupa dengan apapun dan siapapun.
Islam menggambarkan Allah SWT dalam 99 nama yang disebut sebagai Asmaul Husna
yang menggambarkan sifat ketuhanan-Nya.

2. Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril. Secara harfiah, Qur’an berarti bacaan.
Umat Islam mempercayai bahwa Al-Qur’an disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui
Malaikat Jibril yang diturunkan secara bertahap antara tahun 610 hngga wafatnya Nabi
Muhamad SAW di tahun 632 M. Umat Islam juga percaya bahwa Al-Qur’an yang ada saat
ini sangatlah persis dan bahkan sama dengan apa yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya dan pengikutnya
akan menghafalkan dan menulis isi Al-Qur’an tersebut. Al-Qur’an mempunyai 114 surah
dan 6236 ayat. Al-Qur’an dijadikan sebagai sumber pedoman umat muslim dalam
berkehidupan karena di dalamnya terdapat banyak sekali ajaran dan syariat Agama Islam
yang memang harus diamalkan.

3. Nabi Muhammad SAW

Muhammad SAW merupakan nabi terakhir dalam agama Islam dimana mengakui

5
kenabiannya adalah salah satu syarat untuk dapat disebut sebagai seorang muslim
sebagaimana tercantum dalam dua kalimat syahadah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Sumber Ajaran Islam?
2. Bagaimana Islam Sebagai Pandangan Hidup?
3. Bagaimana Sistematika Ajaran Islam?
4. Bagaimana Dunia Terhadap Islam?

BAB II
ISI

6
Pengertian islam
Secara bahasa, Islam memiliki beberapa arti. Dalam bahasa Arab, Islam merupakan
mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang artinya taat, tunduk, patuh, berserah diri
kepada Allah.

Pengertian islam dalam Al-qur’an tertera pada surah Al-maidah ayat 3, yang artinya:
“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan
kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu”.

Kemudian dalam surah Ali Imran ayat 9 yang artinya:

"Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam."

Lalu disebutkan pula dalam surah Ali Imran ayat 85 yang artinya:

"Dan siapa saja yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan
dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi."

Dalam Hadits, Rasulullah pernah menjelaskan arti Islam. Hadits tersebut terkenal
sebagai hadits Jibril. Karena saat itu, malaikat Jibril dengan wujud laki-laki datang dan
menemui Rasulullah. Malaikat Jibril yang bertanya tentang Islam dan meminta penjelasan
pada Rasulullah, sebagai berikut:

Dari Umar radhiyallahu ta'ala 'anhu berkata,

“Ketika kami sedang duduk-duduk bersama dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul
seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, pada dirinya
tidak terlihat tanda-tanda seorang musafir, namun tidak ada satu pun di antara kami yang
mengenalnya. Hingga ia duduk di dekat Nabi SAW. Dia menempelkan lututnya ke lutut
Nabi SAW dan meletakkan telapak tangannya di atas paha Nabi”.

Dia berkata: Wahai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam? Rasulullah SAW
menjawab: Islam adalah engkau bersyahadat bahwasannya tiada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat,
menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Bitullah jika engkau
mampu melaksanakannya." (HR. Muslim).

7
Sumber Ajaran Islam

Sumber ajaran Islam itu ada tiga, yakni Al-Qur’an, Hadits (As-sunnah), dan
Ijtihad.Sumber ajaran Islam pertama dan kedua (Al-Qur’an dan Hadits/As-sunnah)
langsung dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, Sedangkan yang ketiga (Ijtihad)
merupakan hasil pemikiran umat islam, yakni para ulama mujtahid (yang berijtihad),
dengan tetap mengacu kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

1. Al-Qur’an
Secara harfiyah, Al-Qur’an artinya “bacaan” (qoroa-yaqrou-quranan), sebagaimana
firman Allah dalam QS. 75:17-18:
“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya dan membacanya,
jika kami telah selesai, maka ikutilah ‘bacaan’ itu”.
Al-Qur’an adalah kumpulan wahyu atau firman Allah yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad Saw, berisi ajaran tentang keimanan (alidah/tauhid/iman),
peribadatan (syariat), dan budi pekerti (akhlak).
Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw, bahkan terbesar pula
dibandingkan mukjizat para nabi sebelumnya, Al-Qur’an membenarkan kitab-kitab
sebelumnya dan menjelaskan hokum-hukum yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Hadits/As-Sunnah
Hadits disebut juga As-Sunnah. As-Sunnah secara bahasa berarti “adat-istiadat”
atau “kebiasaan”(tradisions). As-Sunnah adalah segala perkataan, perbuatan, dan
pernetapan/persetujuan serta kebiasaan Nabi Muhammad Saw. Penetapan (taqrir)
adalah persetujuan atau diamnya Nabi Saw terhadap perkataan atau perilaku
sahabat.
Kedudukan As-Sunnah sebagai sumber hokum Islam dijelaskan Al-Qur’an dalam
sabda Nabi Muhammad Saw.
“Demi tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman sehingga mereka
menjadikanmu (Muhammad) sebagai hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, lalu mereka tidak merasa berat hati terhadap keputusan yang kamu
berikan dan mereka menerima sepenuh hati”. (QS. 4:65)
Ketika Nabi Muhammad Saw masih hidup, beliau melarang sahabatnya
menuliskan apa yang dikatakannya. Kebijakan itu dilakukan agar ucapan-

8
ucapannya tidak bercampur-baur dengan wahyu (Al-Qur’an). Karenya seluruh
hadits waktu itu ada dalam ingatan atau hapalan para sahabat.
Kondifikasi hadits dilakukan pada pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (100
H/718 M), lalu disempurnakan sistematiknya pada masa Khalifah Al-Mansur (136
H/174 M). Para ulama waktu itu mulai menyusun kitab Hadits, diantaranya Imam
Malik dengan kitabnya Al-Muthwaththa, Imam Abu Hanafi menulis Al-fqhi, serta
Imam Syafi’I menulis Ikhtilaful Hadits, Al-Um, As-Sunnah.

3. Ijtihad
Secara bahasa, Ijtihad artinya usaha sungguh-sungguh yang dilakukan para ahli
agama (ulama) untuk mencapai suatu putusan (simpulan) hokum syara’ (syari’at
Islam) mengenai kasus yang penyelesaiannya belum tertera dalam Al-Qur’an dan
sunah.
Pada dasarnya, semua umat Islam berhak melakukan Ijtihad, sepanjang dia
menguasai Al-Qur’an, As-Sunnah, Sejarah Islam, juga berakhlah baik dan
menguasai berbagai disiplin Ilmu pengetahuan.
Lazimnya, Mujtahid adalah para ulama yang integritas keilmuan dan akhlaknya
diakui umat Isla. Hasil Ijtihad mereka dikenal sebagai fatwa. Jika Ijtihad dilakukan
secara bersama-sama atau kolektif, maka hasilnya disebut ijma’atau kesepakatan.
4. Qiyas
Qiyas adalah salah satu metode untuk menerapkan hukum Islam. Prinsip
dalam qiyas adalah menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Maknanya,
menyamakan ketentuan hukum antara sesuatu yang sudah ada aturan hukumnya,
dengan sesuatu yang lain yang belum diatur hukumnya, karena ada kesamaan illat
antara keduanya.

A. ISLAM SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

9
Islam berpandangan bahwa hakikat manusia ialah manusia itu merupakan
perkaitan antara badan dan ruh. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap
hidup. Cita-cita kebajikan, dan sikap hidup itu tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita,
kebajikan dan sikap hidup.[5]
Islam adalah nama agama yang lahir dari sebab turunnya wahyu ilahi kepada Nabi
Muhammad saw, yang kemudian difahami dan disebarkan oleh akal dan intuisi manusia.
Islam kemudian berkembang menjadi sebuah peradaban baru dengan struktur
konseptualnya yang kokoh dan universal. Perkembangan Islam keluar dari jazirah Arab
meluas diberbagai suku bangsa di dunia dengan tanpa mengalami perubahan pada prinsip-
prinsip dasarnya adalah diantara bukti bahwa Islam adalah agama untuk seluruh ummat
manusia. Prinsip-prinsip dasar Islam yang telah turun sempurna itulah sebenarnya yang
menjadi titik tolak perkembangan peradaban Islam dikemudian hari. Artinya Islam yang
turun membekali manusia seperangkat ritus peribadatan untuk beribadah kepadanya dan
pada saat yang sama juga mengajarkan pandangan-pandangan (view) fundamental tentang
Tuhan, kehidupan, manusia, alam semesta, iman, ilmu, amal, akhlak dan lain sebagainya.
Dengan bekal seperti itu Islam kemudian merupakan agama (din) dan sekaligus peradaban
(madaniyyah) nyang memiliki bangunan konsep (conceptual structure) yang disebut
pandangan hidup (worldview). Pandangan hidup (worldview) memiliki peran sebagai cara
pandang terhadap segala sesuatu dan secara epistemologis dapat berfungsi sebagai
framework dalam mengkaji segala sesuatu. Dalam kaitannya dengan poin yang terakhir
makalah ini akan mengupas pandangan hidup Islam sebagai sebuah konsep dan framework
kajian Islam. Hal ini penting dilakukan sebab Islam telah dipahami dengan menggunakan
pandangan hidup dan framework Barat seperti yang telah dilakukan oleh orientalis ataupun
Islamolog-Islamolog yang memilik cara pandang sendiri terhadap Islam.

B. SISTEMATIKA AJARAN ISLAM

Ada 3 (tiga) pokok yang diambil dari garis besar agama islam, yaitu:

Aqidah
Aqidah arti bahasanya ikatan atau sangkutan. Bentuk jamaknya ialah aqa’id. Arti aqidah

10
menurut istilah ialah keyakinan hidup atau lebih khas lagi iman

Aqidah dibangun atas 6 dasar keimanan yang lazim disebut Rukun Iman. Rukun iman
meliputi : iman kepada Allah swt, para malaikat, kitab – kitab, para Rasul, hari akhir, dan
Qodlo dan Qodar.

Syari’ah
Komponen Islam yang kedua adalah syari’ah yang berisi peraturan dan perundang-
undangan yang mengatur aktifitas yang seharusnya dikerjakan manusia. Syari’at adalah
sistem nilai yang merupakan inti ajaran Islam. Syari’ah aatau sistem nilai Islam yang
diciptakan oleh Allah sendiri.

Syari’ah arti bahasanya jalan, sedang arti istilahnya ialah peraturan Allah yang mengatur
hubungan manusia dengan tiga pihak Tuhan, sesama manusia dan alam seluruhnya,
peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan disebut ibadah, dan yang
mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam seluruhnya disebut
Muamalah. Rukun Islam yang lima yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji termasuk
ibadah, yaitu ibadah dalam artinya yang khusus yang materi dan tata caranya telah
ditentukan secara parmanen dan rinci dalam al-Qur’an dan sunnah Rasululah Saw.

Akhlak
Akhlak adalah berasal dari bahasa Arab jamat dari “khuluq” yang artinya perangai atau
tabiat. Sesuai dengan arti bahasa ini, maka akhlak adalah bagian ajaran islam yang
mengatur tingkahlaku perangai manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan akhlak dengan
“keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tanpa
melalui pertimbangan fikiran”.

Akhlaq merupakan komponen dasar Islam yang ketiga yang berisi ajaran tentang perilaku
atau sopan santun. Akhlaq maupun syari’ah pada dasarnya membahas perilaku manusia,
tetapi yang berbeda di antaranya adalah obyek materia. Syari’ah melihat perbuatan
manusia darin segi hukum yaitu : wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Sedangkan
aklaq melihat perbuatan manusia dari segi nilai / etika, yaitu perbuatan baik ataupun
buruk.

11
C. Pandangan Dunia Terhadap Islam
Istilah ‘pandangan dunia’(worldview) dapat diterapkan kepada “prinsip-prinsip
kepercayaan”, dan “ideologi” dapat digunakan dalam kaitannya dengan ‘hal-hal cabang
atau peraturan praktis universal’. Walaupun tetap harus dicatat bahwa, pandangan dunia
maupun ideologi tidaklah mengandung aspek-aspek partikular dari prinsip-prinsip dan
cabang-cabang. Ideologi juga dapat, kadang-kadang tumpang tindih dengan pandangan
dunia dan mengandung makna-makna dari pandangan dunia.
Islam adalah salah satu Agama yang memiliki penganut terbesar di Dunia,
sehingga islam menjadi agama yang mengandalkan massa sebagai faktor utama dalam
pengembangannya. Islam mengajarkan ummatnya untuk senantiasa menciptakan
kedamaian baik dari individu, keluarga, masyarakat secara nasional bahkan internasional.
Islam juga mengajarkan dan menjunjung tinggi toleransi antara ummat beragama, akan
tetapi mengapa dimata dunia, islam adalah agama teroris, dan selalu melakukan teror
diseluruh pelosok dunia.
Mungkin ini adalah kesalahan persepsi/pandangan terhadap islam, ataukah ada
pihak tertentu yang ingin merusak islam. Dalam masalah ini, kita tidak perlu berfikir
tentang kesalahan persepsi maupun pihak yang ingin merusak islam. Yang perlu dilakukan
adalah intropeksi diri sejauhmana kita telah berpartisipasi dalam menciptakan perdamaian,
baik di dalam lingkungan masyarakat maupun diskala universal.
Tidak ada satupun agama di muka bumi ini yang mengajarkan kepada
ummatnya untuk melakukan pengrusakan, kerusuhan dan teror. Semua agama
mengajarkan untuk senantiasa menciptakan kedamaian dalam hidup. Jika hal itu terjadi,
baik pengrusakan maupun teror, itu bukan karena agamanya yang mengajarkan demikian,
akan tetapi itu adalah murni kesalahan person yang kebetulan memeluk salah satu agama
tertentu.
Dengan demikian, islam bukanlah agama teroris, dan aksi teror yang terjadi di
beberapa daerah di Indonesia, bahkan di beberapa Negara itu adalah murni kesalahan
individu, yang kebetulan mereka memeluk agama islam.

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Matakuliah Pengantar Studi Islam ini dimaksudkan untuk mengantarkan para


mahasiswa mampu memahami Islam bukan secara normatif semata, melainkan menelaah
Islam aktual secara kritis, obyektif, dan sistematis. Kerangka berpikir tersebut pada
gilirannya mengantarkan pada pemahaman Islam yang universal, yang inklusif, dan Islam
yang rahmatan li al-‘alamin, sehingga mahasiswa memiliki aqidah yang kuat dan ibadah
yang baik, dan sekaligus memiliki pemahaman Islam yangsebenarnya. Matakuliah ini
memberikan wawasan kepada mahasiswa untuk melakukan kajian ilmu-ilmu keislaman
dengan paradigma integratif-interkonektif dengan pendekatan triangle yang mencakup tiga
entitas (hadlarah), yaitu: hadlarah al-nash, hadlarah al-ilm dan hadlarah al-falsafah.

Untuk mengantarkan pada kemampuan tersebut, maka kuliah dan diskusi dalam
matakuliah ini lebih difokuskan pada pengantar metodologi, prosedur, dan cara kerja
dalam mengkaji berbagai fenomena keagamaan Islam, baik Islam sebagai gejala budaya,
gejala sosial, maupun gejala kealaman, sehingga memberikan wawasan kepada mahasiswa
untuk mengembangkan kemampuan melakukan studi bidang ke-Islam-an.

13
B
Daftar Isi

Naim Ngainun, (2018), Pengantar Studi Islam, Tulungagung: Rajawali Pers

14

Anda mungkin juga menyukai