DI RSUD KOTA MADIUN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sunarsih Preeklampsia ialah hipertensi yang timbul ( STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun) setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria. ABSTRAK Preeklampsia merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Sedangkan Asfiksia adalah keadaan dimana bayi asfiksia ialah keadaan dimana bayi tidak dapat tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Ada beberapa faktor yang bernafas secara spontan dan teratur segera mempengaruhi kejadian asfiksia pada BBL salah setelah lahir. (Saifuddin, 2009). satunya adalah faktor preeklampsia pada ibu Menurut WHO di seluruh dunia terdapat hamil. Ibu hamil yang preeklampsia dapat menyebabkan hipoksia janin dalam uterus. kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun salah Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis satunya adalah preeklampsia, angka kejadian hubungan preeklampsia terhadap kejadia asfiksia preeklampsia diperkirakan sekitar 65.000 wanita pada BBL. Jenis penelitian yang digunakan adalah (12%) dan merupakan penyebab utama kematian analitik dengan pendekatan retrospektif. Populasi maternal. Berdasarkan menurut Survey Demografi dalam penelitian ini adalah bayi yang dilahirkan dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2011 sebanyak 65 bayi. Tehnik pengambilan sampel kejadian preeklampsia di Indonesia sebesar 23% dengan tehnik purposive sampling yaitu sebanyak 56 bayi di RSUD Kota Madiun. Untuk mengetahui dan merupakan salah satu penyebab kematian hubungan antara dua variabel tersebut dengan terbesar maternal kedua setelah perdarahan. menggunakan chi square dengan α 0,05 df=1. Sedangkan prosentase penyebab kematian ibu di Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 16 responden yang mengalami preeklampsia yang jawa timur tahun 2011 karena preeklampsia bayinya mengalami asfiksia sebanyak 9 bayi mencapai 27,7%. (DINKES JATIM, 2011). (56,25%) dan yang tidak mengalami asfiksia Sedangkan angka kematian bayi menurut WHO, sebanyak 7 bayi (43,75%). Sedangkan dari 40 responden yang tidak mengalami preeklampsia setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta yang bayinya mengalami asfiksia sebanyak 19 bayi bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini (47,5%) dan yang tidak mengalami asfiksia kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh sebanyak 21 bayi (52,5%). Dari hasil uji statistik kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada diperoleh X² hitung sebesar 0,0362 lebih kecil dari X² tabel sebesar 3,841 dengan α 0,05 df=1. masa BBL (usia dibawah 1 bulan). Penyebab Berdasarkan poladata yang diperoleh kematian BBL di Indonesia diantaranya asfiksia peneliti maka peneliti menyimpulkan bahwa ada (27%), BBLR (29%). (Asuhan Persalinan Normal, hubungan antara preeklampsia terhadap kejadian asfiksia pada BBL, walaupun secara statistik tidak 2008). Sedangkan menurut Depkes RI tahun 2009, bermakna. Saran dari penelitian ini ialah menyebutkan data kematian bayi di Jawa Timur pemberian pendidikan kesehatan untuk ibu hamil disebabkan oleh asfiksi neonatorum 23,13%, serta peran bidan pada saat ante natal care perlu ditingkatkan agar komplikasi apapun dapat dicegah prematur 21,3%, BBLR 16,4%, infeksi 9,2%, dan dideteksi lebih dini. kelainan kongenetal 4,6%. Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Kota Madiun didapatkan Kata kunci : preeklampsia, kejadian asfiksia data mulai dari bulan Januari – September 2013 terdapat 72 ibu preeklampsia dari 582 ibu bersalin (12,4%). Sedangkan jumlah kasus bayi yang mengalami asfiksia neonatorum adalah sejumlah 197 kasus dari 582 persalinan (33,8%). Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab utama kejadian preeklampsia serta mencegah kejadian asfiksia pada bayi adalah pelayanan antenatal yang berkualitas, asuhan persalinan normal atau dasar dan pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga profesional.
10 Hubungan Preeklampsia Terhadap...
Berdasarkan uraian dalam latar belakang Preeklampsia merupakan suatu sindrom masalah di atas, maka penulis tertarik untuk spesifik kehamilan dengan penurunan perfusi pada mengambil judul “Hubungan preeklampsia organ-organ akibat vasospasme dan aktivasi terhadap kejadian asfiksia pada BBL di RSUD endotel. Proteinuria adalah tanda yang penting dari Kota Madiun”. preeklampsia (William, 2005). Menurut 1.2 Rumusan Masalah Cunningham, F.Gery (2006), preeklampsia adalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang keadaan dimana hipertensi disertai proteinuria, diatas maka permasalahan penelitian adalah edema atau keduanya,yang terjadi akibat Adakah hubungan antara preeklampsia terhadap kehamilan setelah minggu ke-20, atau kadang- kejadian asfiksia pada bayi baru lahir khususnya di kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan RSUD Kota Madiun. hidatidiformis yang luas pada vili khorialis. 1.3 Tujuan Penelitian Preeklampsia merupakan penyulit 1.3.1 Tujuan Umum kehamilan yang ditimbulkan oleh kehamilan itu Untuk mengetahui hubungan preeklampsia sendiri. Preeklampsia yang masih ringan hanya terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di menunjukkan gejala hipertensi yaitu adanya RSUD Kota Madiun. kenaikan tekanan darah diastolik >90-110 mmHg 1.3.2 Tujuan Khusus dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam pada 1.3.2.1 Mengidentifikasi kejadian kehamilan >20 minggu. Dengan disertai proteinuria preeklampsia di RSUD Kota 1+. Preeklampsia berat dapat diketahui dengan Madiun. adanya kenaikan tekanan darah diastolik 1.3.2.2 Mengidentifikasi kejadian asfiksia >110mmHg, proteinuria 2+, oliguria, hiperefleksia, pada bayi baru lahir di RSUD Kota gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium. Madiun. (Salmah, 2006) 1.3.2.3 Menganalisis hubungan antara 2.1.2 Etiologi Preeklampsia kejadian preeklampsia terhadap Penyebab preeklampsia sampai sekarang kejadian asfiksia pada bayi baru belum diketahui secara pasti. Banyak teori yang lahir di RSUD Kota Madiun. menerangkan namun belum dapat memberi 1.4 Manfaat Penelitian jawaban yang memuaskan. Teori yang dewasa ini 1.4.1 Bagi institusi STIKES Bhakti Husada Mulia banyak dikemukakan adalah iskemia plasenta. Madiun. Namun teori ini tidak dapat menerangkan semua Menambah bahan kepustakaan dan hal yang berkaitan dengan kondisi ini. Hal ini menambah informasi mengenai hubungan disebabkan karena banyaknya faktor yang preeklampsia terhadap asfiksia pada bayi menyebabkan terjadinya preeklampsia (Wibowo baru lahir. dan Rachimhadi, 2006). 1.4.2 Bagi peneliti. Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum Dapat menambah hal-hal apa saja yang diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori diteliti sehingga digunakan sebagai referensi dikemukakan para ahli yang mencoba untuk penelitian selanjutnya. menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut “penyakit teori”. Namun belum ada yang TINJAUAN PUSTAKA memberikan jawaban yang memuaskan. Teori 2.1 Konsep Preeklampsia yang sekarang ini dipakai sebagai penyebab 2.1.1 Pengertian Preeklampsia preeklampsia adalah teori “iskemia plasenta”. Preeklampsia merupakan kesatuan Namun teori ini belum dapat menerangkan semua penyakit yang langsung disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan penyakit ini. Rupanya kehamilan. Definisi preeklampsia adalah hipertensi tidak hanya satu faktor yang menyebabkan disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan preeklampsia. Diantara faktor-faktor yang setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum sebab dan mana yang akibat (Winkjosastro, 2007). 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik ( Wibowo dan Rachimhadi, 2006).
Hubungan Preeklampsia Terhadap... 11
2.2 KONSEP ASFIKSIA NEONATORUM Hipotesis 2.2.1 Definisi H1: Ada hubungan preeklampsia terhadap kejadian Asfiksi neonatorum ialah keadaan dimana asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Kota Madiun. bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh METODOLOGI PENELITIAN hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul Desain penelitian adalah suatu strategi dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah untuk mencapai tujuan penelitian yang telah bayi lahir. (Wiknjosastro, 2007). ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau Akibat-akibat asfiksi akan bertambah buruk penuntun peneliti pada seluruh proses peneliti apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara (Nursalam, 2008). Penelitian ini menggunakan sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada jenis penelitian analitik, penelitian analitik yaitu bayi yang bertujuan mempertahankan penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala- mengapa fenomena kesehatan itu terjadi gejala lanjut yang mungkin timbul. Untuk (Notoatmodjo, 2010). mendapatkan hasil yang memuaskan, beberapa 3.2 Identifikasi Variabel Penelitian faktor perlu dipertimbangkan dalam menghadapi Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki bayi dengan asfiksia. Faktor-faktor tersebut ialah: oleh anggota-anggota suatu kelompok yang 1) etiologi dan faktor predisposisi; 2) gangguan berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain homeostatis; 3) diagnosis asfiksia bayi; dan 4) (Saryono, 2008). resusitasi. ( Wiknjosastro, 2007) Variabel bebas (independent) adalah 1.3 Kerangka Konsep variabel yang menjadi sebab timbulnya atau Kerangka konsep adalah konsep yang dipakai berubahnya variabel terikat, jadi variabel bebas sebagai landasan berfikir dalam kegiatan ilmu adalah variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, (Nursalam, 2007). 2012). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kejadian preeklampsia. Faktor ibu : Variabel terikat (dependent) adalah variabel 1. Preeklampsi Perdaraham yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena 5. Faktor yang abnormal adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012). Variabel mempengaruhi 2. Partus lama terikat pada penelitian ini adalah kejadian asfiksia asfiksia : atau macet pada BBL. Faktor janin : 3. Demam 1. Gangguan selama aliran darah persalinan 3.3 Definisi Operasional 2. Depresi 4. Kehamilan Definisi operasional adalah definisi pernapasan post matur berdasarkan karakteristik yang diamati dari 3. Perdarahan intrakranial sesuatu yang didefinisikan tersebut. Variabel yang 4. Prematur telah didefinisikan perlu dijelaskan secara 5. Mekoneum operasional, sebab setiap istilah (variabel) dapat 6. Kelainan tali pusat diartikan secara berbeda-beda oleh orang lain (Nursalam, 2011).
BBL dengan asfiksia
Gambar 2.1 Kerangka konsep hubungan
preeklampsia dengan kejadian asfiksia
12 Hubungan Preeklampsia Terhadap...
Tempat penelitian yang digunakan adalah RSUD Kota Madiun. Tabel 3.1 Definisi operasional kejadian 3.7.3 Rencana analisa data preeklampsia dengan kejadian asfiksia pada BBL 3.7.3.1 Analisa Univariat di RSUD Kota Madiun. Analisa univariat ini digunakan untuk Definisi menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik Variabel operasio- Parameter Alat ukur Skala Kode nal setiap variabel hasil penelitian, penyajiannya Variabel Hiperten Tekanan Lembar nominal 1 ibu dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase independet si darah ≥ isian preeklam : disertai 140/90 dengan psia/ekla dari tiap variabel. Untuk variabel preeklampsia kejadian proteinuri mmHg, data msi dengan mengklasifikasikan data ibu yang preeklamp- a dan proteinuria sekunder 0 ibu sia edema +, terlihat tidak mengalami preeklampsia bayi yang dilahirkan setelah edema pada preeklam mengalami asfiksia. Sedangkan untuk data bayi usia wajah, jari p-sia kehamila tangan, dan asfiksia dengan mengklasifikasikan dari data bayi n 20 kaki asfiksia dengan menggunakan lembar observasi. minggu. Lembar nominal 1 bayi Adapun rumusnya sebagai berikut : Variabel Hasil APGAR < 7 isian asfiksia 𝑆𝑆𝑆𝑆 dependent: penilaian asfiksia, ≥ 7 dengan 0 bayi 𝑁𝑁 = × 100% kejadian pada tidak data tidak 𝑆𝑆𝑆𝑆 asfiksia bayi asfiksia sekunder asfiksia pada BBL baru lahir 3.7.3.2 Analisis bivariat berdasar Analisa bivariat digunakan untuk melihat kan nilai APGAR hubungan antara variabel bebas (kejadian preeklampsia) dengan variabel terikat (asfiksia 3.4 Populasi dan Sampel pada BBL). Uji hipotesis pada penelitian ini 3.4.1 Populasi menggunakan Chi-square. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Untuk memenuhi hubungan preeklampsia bayi yang dilahirkan di RSUD Kota Madiun rata- dengan kejadian asfiksia pada BBL maka rata sebanyak 65 bayi/bulan. digunakan uji Chi Square dengan taraf signifikansi 3.4.2 Sampel 0,05 dengan langkah-langkah sebagai berikut : Sampel penelitian ini adalah sebagian bayi 1. Membuat tabel kontingensi yang dilahirkan di RSUD Kota Madiun pada bulan 2. Mencari frekuensi harapan (fh) masing-masing Januari – Maret 2014 sebanyak 56 orang sel dengan rumus : 3.4.3 Sampling 𝐶𝐶 × 𝑅𝑅 𝑓𝑓ℎ = Dalam penelitian ini menggunakan jenis 𝑛𝑛 nonprobability sampling dengan teknik purposive 3. Menentukan derajat kebebasan untuk Chi sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel Square dengan yang dikehendaki peneliti. (Notoatmodjo, Dk = (R-1) (C-1) Mencari 𝑥𝑥 2 dengan rumus 2010) 4. 3.5 Instrumen Penelitian 𝑓𝑓𝑓𝑓 − 𝑓𝑓ℎ Instrumen penelitian adalah alat atau 𝑥𝑥 2 = ∑ � �² fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam 𝑓𝑓ℎ pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah 5. Menentukan taraf signifikansi dan hasilnya baik (cermat, penelitian ini digunakan Suatu hubungan dikatakan signifikan data yang diperoleh dari rekam medik di RSUD bila 𝑥𝑥 2 adalah sama atau melebihi angka Kota Madiun. yang terdapat dalam tabel. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tingkat kesalahan 3.6 Waktu dan tempat penelitian 5% atau signifikansi 0,05. 3.6.1 Waktu penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Ho ditolak bila nilai 𝑥𝑥 2 hitung > 𝑥𝑥 2 tabel. September - Maret 2014. Ho diterima bila nilai 𝑥𝑥 2 hitung ≤ 𝑥𝑥 2 tabel. 3.6.2 Tempat penelitian
Hubungan Preeklampsia Terhadap... 13
asfiksia yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami 6. Menentukan koefisien kontingensi preeklampsia sebanyak 7 bayi (12,5%) dan yang Setelah dilakukan adanya hubungan antara dilahirkan oleh ibu yang tidak mengalami kedua variabel maka perlu diketahui preeklampsia sebanyak 21 bayi (37,5%). bagaimana keeratan hubungan kedua variabel Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa hasil tersebut, uji chi square didapat x² hitung sebesar 0,0362 yaitu dengan rumus : dengan α 0,05 dan df = 1 dan x² tabel 3,841 maka x² hitung < x² tabel sehingga H₀ diterima H₁ 𝑥𝑥 2 𝐾𝐾𝐾𝐾 = �𝑥𝑥 2 −𝑁𝑁 ditolak artinya tidak ada hubungan antara preeklampsia dengan kejadian asfiksia di RSUD Keterangan : Kota Madiun. KK : koefisien kontingensi 4.2 Hubungan Preeklampsia dengan Kejadian 𝑥𝑥 2 ∶ chi kuadrat Asfiksia di RSUD Kota Madiun. 𝑁𝑁: jumlah yang diobservasi (Budiarto, 2002) Dari data tabel 4.5 dapat diketahui bahwa 7. Menurut Sugiyono (2012) untuk memberikan dari 28 bayi yang mengalami asfiksia yang interpretasi koefisien korelasi antara dua dilahirkan oleh ibu yang mengalami preeklampsia variabel, maka digunakan pedoman sebagai sebanyak 9 bayi (16%) dan yang dilahirkan oleh berikut: ibu yang tidak mengalami preeklampsia sebanyak Korelasi (C) Tingkat hubungan 19 bayi (34%). Sedangkan dari 28 bayi yang tidak 0,00-0,199 Sangat rendah mengalami asfiksia yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami preeklampsia sebanyak 7 bayi (12,5%) 0,20-0,399 Rendah dan yang dilahirkan oleh ibu yang tidak mengalami 0,40-0.599 Sedang preeklampsia sebanyak 21 bayi (37,5%). 0,60-0,799 Kuat Pada preeklampsia akan terjadi spasmus 0,80-1,000 Sangat kuat arteriola spiralis desidua yang mengakibatkan menurunnya aliran darah ke plasenta sehingga HASIL DAN PEMBAHASAN terjadi gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi 4..1 Hubungan preeklampsia terhadap kejadian yang agak lama pertumbuhan janin terganggu, asfiksia pada BBL pada hipertensi yang lebih pendek bisa terjadi Tabel 4..1 Tabulasi silang hubungan preeklampsia gawat janin karena kekurangan oksigenasi, yang terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di akan menyebabkan bayi lahir dengan asfiksia. RSUD Kota Madiun (Winkjosastro, 2007). Asfiksia adalah penyebab Tdk Preeklampsi utama kematian dan morbiditas neonatus. preeklamp Jumlah a Adapun faktor yang dapat mengakibatkan sia asfiksia pertama keadaan ibu seperti preeklampsia F % F % F % dan eklamsia, perdarahan, partus lama atau Asfiksia 9 16 19 34 28 50 macet. Kedua keadaan tali pusat seperti lilitan tali Tidak 7 12,5 21 37, 28 50 pusat, tali pusat pendek. Ketiga keadaan bayi asfiksia 5 seperti bayi prematur, persalinan sulit, air ketuban Jumlah 16 28,6 40 71, 56 100 bercampur mekonium (Winkjosastro, 2008). 4 Berdasarkan teori dan fakta serta hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti Data diambil Januari – maret 2014, di ruang menyimpulkan bahwa hasil tidak ada hubungan Perinatologi RSUD Kota Madiun antara preeklampsia terhadap kejadian asfiksia Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari pada BBL merupakan kesimpulan sementara 28 bayi yang mengalami asfiksia yang dilahirkan karena hanya ditemukan 16 responden bayi yang oleh ibu yang mengalami preeklampsia sebanyak 9 dilahirkan oleh ibu dengan preeklampsia dalam bayi (16%) dan yang dilahirkan oleh ibu yang tidak waktu 3 bulan. mengalami preeklampsia sebanyak 19 bayi (34%). Sedangkan dari 28 bayi yang tidak mengalami
14 Hubungan Preeklampsia Terhadap...
Saryono.2008.Metodologi Penelitian Kesehatan KESIMPULAN DAN SARAN Penuntun Praktis Bagi Penulis. Yogyakarta:Mitra Cendekia Press. 5.1 Kesimpulan Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. dengan sampel 56 responden dapat diambil Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. kesimpulan sebagai berikut : Jakarta: EGC Sugiyono. 2010. Metode 5.1.1 Jumlah ibu yang melahirkan di RSUD Kota Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Madiun ibu dengan preeklampsia sebanyak Winkjosastro H. 2007. Ilmu Kandungan.Jakarta: 16 orang (28,6%). Yayasan Bina Pustaka. . 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan 5.1.2 Jumlah bayi asfiksia dari ibu dengan Bina Pustaka. preeklampsia di RSUD Kota Madiun sebanyak 9 bayi (56,25%). 5.1.3 Ibu dengan preeklmapsia cenderung melahirkan bayi asfiksia, walaupun secara statistik tidak bermakna. 5.2 Saran 5.2.1 Bagi RSUD Kota Madiun Diharapkan dapat memberikan informasi kontribusi pada tempat penelitian sehingga bidan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan seperti resusitasi penatalaksanaan bayi asfiksia dapat diterapkan dengan baik sesuai dengan teori yang telah dipelajari. 5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan DIII Kebidanan Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi institusi khususnya STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun sebagai masukan dan menambah referensi tentang preeklampsia dengan kejadian asfiksia. . DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko. 2002. Metodologi Penelitian
Kedokteran. Jakarta : Sebuah Pengantar. Cunningham F.G., 2006. Obstetri William. Jakarta: EGC. Manuaba, Ida Bagus. Gde., 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC. Mitayani. 2010. Mengenal Bayi Baru Lahir dan Penatalaksanaanya. Padang : Praninta Offset. Notoadmojo.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika . 2007. Konsep dan Penerapan Teknologi Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Saifuddin A.B., 2009.Buku Acuan Nasional Pealayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Santjaka, Aris.2011. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.