Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA TERHADAP

KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR


DI RSUD KOTA MADIUN PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sunarsih Preeklampsia ialah hipertensi yang timbul
( STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun)
setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria.
ABSTRAK Preeklampsia merupakan salah satu penyebab
mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Sedangkan
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi
asfiksia ialah keadaan dimana bayi tidak dapat
tidak dapat segera bernafas secara spontan dan
teratur setelah lahir. Ada beberapa faktor yang bernafas secara spontan dan teratur segera
mempengaruhi kejadian asfiksia pada BBL salah setelah lahir. (Saifuddin, 2009).
satunya adalah faktor preeklampsia pada ibu Menurut WHO di seluruh dunia terdapat
hamil. Ibu hamil yang preeklampsia dapat
menyebabkan hipoksia janin dalam uterus. kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun salah
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis satunya adalah preeklampsia, angka kejadian
hubungan preeklampsia terhadap kejadia asfiksia preeklampsia diperkirakan sekitar 65.000 wanita
pada BBL.
Jenis penelitian yang digunakan adalah (12%) dan merupakan penyebab utama kematian
analitik dengan pendekatan retrospektif. Populasi maternal. Berdasarkan menurut Survey Demografi
dalam penelitian ini adalah bayi yang dilahirkan dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2011
sebanyak 65 bayi. Tehnik pengambilan sampel
kejadian preeklampsia di Indonesia sebesar 23%
dengan tehnik purposive sampling yaitu sebanyak
56 bayi di RSUD Kota Madiun. Untuk mengetahui dan merupakan salah satu penyebab kematian
hubungan antara dua variabel tersebut dengan terbesar maternal kedua setelah perdarahan.
menggunakan chi square dengan α 0,05 df=1. Sedangkan prosentase penyebab kematian ibu di
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari
16 responden yang mengalami preeklampsia yang jawa timur tahun 2011 karena preeklampsia
bayinya mengalami asfiksia sebanyak 9 bayi mencapai 27,7%. (DINKES JATIM, 2011).
(56,25%) dan yang tidak mengalami asfiksia Sedangkan angka kematian bayi menurut WHO,
sebanyak 7 bayi (43,75%). Sedangkan dari 40
responden yang tidak mengalami preeklampsia setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta
yang bayinya mengalami asfiksia sebanyak 19 bayi bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini
(47,5%) dan yang tidak mengalami asfiksia kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh
sebanyak 21 bayi (52,5%). Dari hasil uji statistik
kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada
diperoleh X² hitung sebesar 0,0362 lebih kecil dari
X² tabel sebesar 3,841 dengan α 0,05 df=1. masa BBL (usia dibawah 1 bulan). Penyebab
Berdasarkan poladata yang diperoleh kematian BBL di Indonesia diantaranya asfiksia
peneliti maka peneliti menyimpulkan bahwa ada (27%), BBLR (29%). (Asuhan Persalinan Normal,
hubungan antara preeklampsia terhadap kejadian
asfiksia pada BBL, walaupun secara statistik tidak 2008). Sedangkan menurut Depkes RI tahun 2009,
bermakna. Saran dari penelitian ini ialah menyebutkan data kematian bayi di Jawa Timur
pemberian pendidikan kesehatan untuk ibu hamil disebabkan oleh asfiksi neonatorum 23,13%,
serta peran bidan pada saat ante natal care perlu
ditingkatkan agar komplikasi apapun dapat dicegah prematur 21,3%, BBLR 16,4%, infeksi 9,2%,
dan dideteksi lebih dini. kelainan kongenetal 4,6%. Berdasarkan studi
pendahuluan di RSUD Kota Madiun didapatkan
Kata kunci : preeklampsia, kejadian asfiksia
data mulai dari bulan Januari – September 2013
terdapat 72 ibu preeklampsia dari 582 ibu bersalin
(12,4%). Sedangkan jumlah kasus bayi yang
mengalami asfiksia neonatorum adalah sejumlah
197 kasus dari 582 persalinan (33,8%).
Berbagai upaya yang aman dan efektif
untuk mencegah dan mengatasi penyebab utama
kejadian preeklampsia serta mencegah kejadian
asfiksia pada bayi adalah pelayanan antenatal
yang berkualitas, asuhan persalinan normal atau
dasar dan pelayanan kesehatan neonatal oleh
tenaga profesional.

10 Hubungan Preeklampsia Terhadap...


Berdasarkan uraian dalam latar belakang Preeklampsia merupakan suatu sindrom
masalah di atas, maka penulis tertarik untuk spesifik kehamilan dengan penurunan perfusi pada
mengambil judul “Hubungan preeklampsia organ-organ akibat vasospasme dan aktivasi
terhadap kejadian asfiksia pada BBL di RSUD endotel. Proteinuria adalah tanda yang penting dari
Kota Madiun”. preeklampsia (William, 2005). Menurut
1.2 Rumusan Masalah Cunningham, F.Gery (2006), preeklampsia adalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang keadaan dimana hipertensi disertai proteinuria,
diatas maka permasalahan penelitian adalah edema atau keduanya,yang terjadi akibat
Adakah hubungan antara preeklampsia terhadap kehamilan setelah minggu ke-20, atau kadang-
kejadian asfiksia pada bayi baru lahir khususnya di kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan
RSUD Kota Madiun. hidatidiformis yang luas pada vili khorialis.
1.3 Tujuan Penelitian Preeklampsia merupakan penyulit
1.3.1 Tujuan Umum kehamilan yang ditimbulkan oleh kehamilan itu
Untuk mengetahui hubungan preeklampsia sendiri. Preeklampsia yang masih ringan hanya
terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di menunjukkan gejala hipertensi yaitu adanya
RSUD Kota Madiun. kenaikan tekanan darah diastolik >90-110 mmHg
1.3.2 Tujuan Khusus dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam pada
1.3.2.1 Mengidentifikasi kejadian kehamilan >20 minggu. Dengan disertai proteinuria
preeklampsia di RSUD Kota 1+. Preeklampsia berat dapat diketahui dengan
Madiun. adanya kenaikan tekanan darah diastolik
1.3.2.2 Mengidentifikasi kejadian asfiksia >110mmHg, proteinuria 2+, oliguria, hiperefleksia,
pada bayi baru lahir di RSUD Kota gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium.
Madiun. (Salmah, 2006)
1.3.2.3 Menganalisis hubungan antara 2.1.2 Etiologi Preeklampsia
kejadian preeklampsia terhadap Penyebab preeklampsia sampai sekarang
kejadian asfiksia pada bayi baru belum diketahui secara pasti. Banyak teori yang
lahir di RSUD Kota Madiun. menerangkan namun belum dapat memberi
1.4 Manfaat Penelitian jawaban yang memuaskan. Teori yang dewasa ini
1.4.1 Bagi institusi STIKES Bhakti Husada Mulia banyak dikemukakan adalah iskemia plasenta.
Madiun. Namun teori ini tidak dapat menerangkan semua
Menambah bahan kepustakaan dan hal yang berkaitan dengan kondisi ini. Hal ini
menambah informasi mengenai hubungan disebabkan karena banyaknya faktor yang
preeklampsia terhadap asfiksia pada bayi menyebabkan terjadinya preeklampsia (Wibowo
baru lahir. dan Rachimhadi, 2006).
1.4.2 Bagi peneliti. Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum
Dapat menambah hal-hal apa saja yang diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori
diteliti sehingga digunakan sebagai referensi dikemukakan para ahli yang mencoba
untuk penelitian selanjutnya. menerangkan penyebabnya, oleh karena itu
disebut “penyakit teori”. Namun belum ada yang
TINJAUAN PUSTAKA memberikan jawaban yang memuaskan. Teori
2.1 Konsep Preeklampsia yang sekarang ini dipakai sebagai penyebab
2.1.1 Pengertian Preeklampsia preeklampsia adalah teori “iskemia plasenta”.
Preeklampsia merupakan kesatuan Namun teori ini belum dapat menerangkan semua
penyakit yang langsung disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan penyakit ini. Rupanya
kehamilan. Definisi preeklampsia adalah hipertensi tidak hanya satu faktor yang menyebabkan
disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan preeklampsia. Diantara faktor-faktor yang
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang
setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum sebab dan mana yang akibat (Winkjosastro, 2007).
20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik (
Wibowo dan Rachimhadi, 2006).

Hubungan Preeklampsia Terhadap... 11


2.2 KONSEP ASFIKSIA NEONATORUM Hipotesis
2.2.1 Definisi H1: Ada hubungan preeklampsia terhadap kejadian
Asfiksi neonatorum ialah keadaan dimana asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Kota Madiun.
bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan
dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh METODOLOGI PENELITIAN
hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul Desain penelitian adalah suatu strategi
dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah untuk mencapai tujuan penelitian yang telah
bayi lahir. (Wiknjosastro, 2007). ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau
Akibat-akibat asfiksi akan bertambah buruk penuntun peneliti pada seluruh proses peneliti
apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara (Nursalam, 2008). Penelitian ini menggunakan
sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada jenis penelitian analitik, penelitian analitik yaitu
bayi yang bertujuan mempertahankan penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan
kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala- mengapa fenomena kesehatan itu terjadi
gejala lanjut yang mungkin timbul. Untuk (Notoatmodjo, 2010).
mendapatkan hasil yang memuaskan, beberapa 3.2 Identifikasi Variabel Penelitian
faktor perlu dipertimbangkan dalam menghadapi Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki
bayi dengan asfiksia. Faktor-faktor tersebut ialah: oleh anggota-anggota suatu kelompok yang
1) etiologi dan faktor predisposisi; 2) gangguan berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
homeostatis; 3) diagnosis asfiksia bayi; dan 4) (Saryono, 2008).
resusitasi. ( Wiknjosastro, 2007) Variabel bebas (independent) adalah
1.3 Kerangka Konsep variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
Kerangka konsep adalah konsep yang dipakai berubahnya variabel terikat, jadi variabel bebas
sebagai landasan berfikir dalam kegiatan ilmu adalah variabel yang mempengaruhi (Sugiyono,
(Nursalam, 2007). 2012). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
kejadian preeklampsia.
Faktor ibu : Variabel terikat (dependent) adalah variabel
1. Preeklampsi
Perdaraham yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
5.
Faktor yang abnormal adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012). Variabel
mempengaruhi 2. Partus lama terikat pada penelitian ini adalah kejadian asfiksia
asfiksia : atau macet
pada BBL.
Faktor janin : 3. Demam
1. Gangguan selama
aliran darah persalinan 3.3 Definisi Operasional
2. Depresi 4. Kehamilan
Definisi operasional adalah definisi
pernapasan post matur
berdasarkan karakteristik yang diamati dari
3. Perdarahan
intrakranial sesuatu yang didefinisikan tersebut. Variabel yang
4. Prematur telah didefinisikan perlu dijelaskan secara
5. Mekoneum operasional, sebab setiap istilah (variabel) dapat
6. Kelainan tali
pusat diartikan secara berbeda-beda oleh orang lain
(Nursalam, 2011).

BBL dengan
asfiksia

Gambar 2.1 Kerangka konsep hubungan


preeklampsia dengan kejadian asfiksia

12 Hubungan Preeklampsia Terhadap...


Tempat penelitian yang digunakan adalah
RSUD Kota Madiun.
Tabel 3.1 Definisi operasional kejadian 3.7.3 Rencana analisa data
preeklampsia dengan kejadian asfiksia pada BBL 3.7.3.1 Analisa Univariat
di RSUD Kota Madiun. Analisa univariat ini digunakan untuk
Definisi menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik
Variabel operasio- Parameter Alat ukur Skala Kode
nal setiap variabel hasil penelitian, penyajiannya
Variabel Hiperten Tekanan Lembar nominal 1 ibu dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase
independet si darah ≥ isian preeklam
: disertai 140/90 dengan psia/ekla dari tiap variabel. Untuk variabel preeklampsia
kejadian proteinuri mmHg, data msi dengan mengklasifikasikan data ibu yang
preeklamp- a dan proteinuria sekunder 0 ibu
sia edema +, terlihat tidak mengalami preeklampsia bayi yang dilahirkan
setelah edema pada preeklam mengalami asfiksia. Sedangkan untuk data bayi
usia wajah, jari p-sia
kehamila tangan, dan asfiksia dengan mengklasifikasikan dari data bayi
n 20 kaki asfiksia dengan menggunakan lembar observasi.
minggu.
Lembar nominal 1 bayi Adapun rumusnya sebagai berikut :
Variabel Hasil APGAR < 7 isian asfiksia
𝑆𝑆𝑆𝑆
dependent: penilaian asfiksia, ≥ 7 dengan 0 bayi
𝑁𝑁 = × 100%
kejadian pada tidak data tidak 𝑆𝑆𝑆𝑆
asfiksia bayi asfiksia sekunder asfiksia
pada BBL baru lahir 3.7.3.2 Analisis bivariat
berdasar Analisa bivariat digunakan untuk melihat
kan nilai
APGAR hubungan antara variabel bebas (kejadian
preeklampsia) dengan variabel terikat (asfiksia
3.4 Populasi dan Sampel pada BBL). Uji hipotesis pada penelitian ini
3.4.1 Populasi menggunakan Chi-square.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Untuk memenuhi hubungan preeklampsia
bayi yang dilahirkan di RSUD Kota Madiun rata- dengan kejadian asfiksia pada BBL maka
rata sebanyak 65 bayi/bulan. digunakan uji Chi Square dengan taraf signifikansi
3.4.2 Sampel 0,05 dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Sampel penelitian ini adalah sebagian bayi 1. Membuat tabel kontingensi
yang dilahirkan di RSUD Kota Madiun pada bulan 2. Mencari frekuensi harapan (fh) masing-masing
Januari – Maret 2014 sebanyak 56 orang sel dengan rumus :
3.4.3 Sampling 𝐶𝐶 × 𝑅𝑅
𝑓𝑓ℎ =
Dalam penelitian ini menggunakan jenis 𝑛𝑛
nonprobability sampling dengan teknik purposive 3. Menentukan derajat kebebasan untuk Chi
sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel Square
dengan yang dikehendaki peneliti. (Notoatmodjo, Dk = (R-1) (C-1)
Mencari 𝑥𝑥 2 dengan rumus
2010)
4.
3.5 Instrumen Penelitian
𝑓𝑓𝑓𝑓 − 𝑓𝑓ℎ
Instrumen penelitian adalah alat atau
𝑥𝑥 2 = ∑ � �²
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam 𝑓𝑓ℎ
pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah 5. Menentukan taraf signifikansi
dan hasilnya baik (cermat, penelitian ini digunakan Suatu hubungan dikatakan signifikan
data yang diperoleh dari rekam medik di RSUD
bila 𝑥𝑥 2 adalah sama atau melebihi angka
Kota Madiun.
yang terdapat dalam tabel. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan tingkat kesalahan
3.6 Waktu dan tempat penelitian
5% atau signifikansi 0,05.
3.6.1 Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Ho ditolak bila nilai 𝑥𝑥 2 hitung > 𝑥𝑥 2 tabel.
September - Maret 2014. Ho diterima bila nilai 𝑥𝑥 2 hitung ≤ 𝑥𝑥 2 tabel.
3.6.2 Tempat penelitian

Hubungan Preeklampsia Terhadap... 13


asfiksia yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami
6. Menentukan koefisien kontingensi preeklampsia sebanyak 7 bayi (12,5%) dan yang
Setelah dilakukan adanya hubungan antara dilahirkan oleh ibu yang tidak mengalami
kedua variabel maka perlu diketahui preeklampsia sebanyak 21 bayi (37,5%).
bagaimana keeratan hubungan kedua variabel Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa hasil
tersebut, uji chi square didapat x² hitung sebesar 0,0362
yaitu dengan rumus : dengan α 0,05 dan df = 1 dan x² tabel 3,841 maka
x² hitung < x² tabel sehingga H₀ diterima H₁
𝑥𝑥 2
𝐾𝐾𝐾𝐾 = �𝑥𝑥 2 −𝑁𝑁 ditolak artinya tidak ada hubungan antara
preeklampsia dengan kejadian asfiksia di RSUD
Keterangan :
Kota Madiun.
KK : koefisien kontingensi
4.2 Hubungan Preeklampsia dengan Kejadian
𝑥𝑥 2 ∶ chi kuadrat Asfiksia di RSUD Kota Madiun.
𝑁𝑁: jumlah yang diobservasi (Budiarto, 2002) Dari data tabel 4.5 dapat diketahui bahwa
7. Menurut Sugiyono (2012) untuk memberikan dari 28 bayi yang mengalami asfiksia yang
interpretasi koefisien korelasi antara dua dilahirkan oleh ibu yang mengalami preeklampsia
variabel, maka digunakan pedoman sebagai sebanyak 9 bayi (16%) dan yang dilahirkan oleh
berikut: ibu yang tidak mengalami preeklampsia sebanyak
Korelasi (C) Tingkat hubungan 19 bayi (34%). Sedangkan dari 28 bayi yang tidak
0,00-0,199 Sangat rendah mengalami asfiksia yang dilahirkan oleh ibu yang
mengalami preeklampsia sebanyak 7 bayi (12,5%)
0,20-0,399 Rendah
dan yang dilahirkan oleh ibu yang tidak mengalami
0,40-0.599 Sedang
preeklampsia sebanyak 21 bayi (37,5%).
0,60-0,799 Kuat
Pada preeklampsia akan terjadi spasmus
0,80-1,000 Sangat kuat
arteriola spiralis desidua yang mengakibatkan
menurunnya aliran darah ke plasenta sehingga
HASIL DAN PEMBAHASAN
terjadi gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi
4..1 Hubungan preeklampsia terhadap kejadian
yang agak lama pertumbuhan janin terganggu,
asfiksia pada BBL
pada hipertensi yang lebih pendek bisa terjadi
Tabel 4..1 Tabulasi silang hubungan preeklampsia
gawat janin karena kekurangan oksigenasi, yang
terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di
akan menyebabkan bayi lahir dengan asfiksia.
RSUD Kota Madiun
(Winkjosastro, 2007). Asfiksia adalah penyebab
Tdk
Preeklampsi utama kematian dan morbiditas neonatus.
preeklamp Jumlah
a Adapun faktor yang dapat mengakibatkan
sia
asfiksia pertama keadaan ibu seperti preeklampsia
F % F % F %
dan eklamsia, perdarahan, partus lama atau
Asfiksia 9 16 19 34 28 50
macet. Kedua keadaan tali pusat seperti lilitan tali
Tidak 7 12,5 21 37, 28 50
pusat, tali pusat pendek. Ketiga keadaan bayi
asfiksia 5
seperti bayi prematur, persalinan sulit, air ketuban
Jumlah 16 28,6 40 71, 56 100 bercampur mekonium (Winkjosastro, 2008).
4 Berdasarkan teori dan fakta serta hasil dari
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti
Data diambil Januari – maret 2014, di ruang menyimpulkan bahwa hasil tidak ada hubungan
Perinatologi RSUD Kota Madiun antara preeklampsia terhadap kejadian asfiksia
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari pada BBL merupakan kesimpulan sementara
28 bayi yang mengalami asfiksia yang dilahirkan karena hanya ditemukan 16 responden bayi yang
oleh ibu yang mengalami preeklampsia sebanyak 9 dilahirkan oleh ibu dengan preeklampsia dalam
bayi (16%) dan yang dilahirkan oleh ibu yang tidak waktu 3 bulan.
mengalami preeklampsia sebanyak 19 bayi (34%).
Sedangkan dari 28 bayi yang tidak mengalami

14 Hubungan Preeklampsia Terhadap...


Saryono.2008.Metodologi Penelitian Kesehatan
KESIMPULAN DAN SARAN Penuntun Praktis Bagi Penulis.
Yogyakarta:Mitra Cendekia Press.
5.1 Kesimpulan Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
dengan sampel 56 responden dapat diambil
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan.
kesimpulan sebagai berikut :
Jakarta: EGC Sugiyono. 2010. Metode
5.1.1 Jumlah ibu yang melahirkan di RSUD Kota Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Madiun ibu dengan preeklampsia sebanyak Winkjosastro H. 2007. Ilmu Kandungan.Jakarta:
16 orang (28,6%). Yayasan Bina Pustaka.
. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan
5.1.2 Jumlah bayi asfiksia dari ibu dengan Bina Pustaka.
preeklampsia di RSUD Kota Madiun
sebanyak 9 bayi (56,25%).
5.1.3 Ibu dengan preeklmapsia cenderung
melahirkan bayi asfiksia, walaupun secara
statistik tidak bermakna.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi RSUD Kota Madiun
Diharapkan dapat memberikan informasi
kontribusi pada tempat penelitian sehingga bidan
dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
seperti resusitasi penatalaksanaan bayi asfiksia
dapat diterapkan dengan baik sesuai dengan teori
yang telah dipelajari.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan DIII Kebidanan
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
institusi khususnya STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun sebagai masukan dan menambah referensi
tentang preeklampsia dengan kejadian asfiksia.
.
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko. 2002. Metodologi Penelitian


Kedokteran. Jakarta : Sebuah
Pengantar.
Cunningham F.G., 2006. Obstetri William. Jakarta:
EGC.
Manuaba, Ida Bagus. Gde., 2010. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta
: EGC.
Mitayani. 2010. Mengenal Bayi Baru Lahir dan
Penatalaksanaanya. Padang : Praninta
Offset.
Notoadmojo.2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
. 2007. Konsep dan Penerapan Teknologi
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Saifuddin A.B., 2009.Buku Acuan Nasional
Pealayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Santjaka, Aris.2011. Statistik Untuk Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Hubungan Preeklampsia Terhadap... 15

Anda mungkin juga menyukai