Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS UPAYA BIDAN DALAM PENANGANAN ASFIKSIA BAYI BARU

LAHIR DI PUSKESMAS KABUPATEN KARANGANYAR

Endah Marlina*, Any Apriyanti*


*Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar
email : endah.marlina@yahoo.co.id
email: anyapriyanti@yahoo.com

ABSTRAK

Upaya bidan dalam penanganan bayi baru lahir asfiksia masih rendah. Hal ini menjadi
salah satu penyebab semakin tinginya angka kematian bayi. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi Upaya bidan dalam Penanganan Asfiksia Bayi baru lahir di Puskesmas
Kabupaten Karanganyar. Rancangan penelitian ini adalah obsevasi eksplanatory analitik.
Populasi adalah seluruh bidan yang berada di 21 puskesmas wilayah Kabupaten
Karanganyar sejumlah 232 0rang. Sampel sebesar 70 orang yang diambil dengan teknik
multistage random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner tertutup. Analisis
data dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
menggunakan uji t secara partial variabel pengetahuan, motivasi, pelatihan berpengaruh
terhadap Upaya bidan dalam penanganan bayi baru lahir dengan asfiksia pada nilai
p<0.05. Dan pada uji F secara simultan pengetahuan, motivasi, pelatihan berpengaruh
terhadap Upaya bidan pada nilai p=0,000. Simpulan dalam penelitian ini adalah motivasi
dan pelatihan bidan paling dominan berpengaruh terhadap Upaya bidan dalam
penanganan bayi baru lahir dengan asfiksia. Saran dalam penelitian ini adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten Karanganyar perlu mencermati upaya penyelenggaraan pelatihan
dari segi frekuensi, jenis dan materi pelatihan.

Kata Kunci : Upaya, Bidan, Asfiksia

MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 16


1. PENDAHULUAN Dalam rangka menurunkan angka kematian
Salah satu keberhasilan program kesehatan ibu dan bayi, pemerintah menetapkan
adalah ditandai dengan adanya penurunan kebijaksanaan penempatan bidan, dengan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka tujuan utama meningkatkan kualitas dan
Kematian Bayi (AKB). Menurut WHO ( pemerataan pelayanan antenatal dan
2007), setiap tahunnya kira – kira 3% (3,6 prenatal. Oleh karena itu, bidan harus
juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami mempunyai Upaya Kerja yang baik.
asfiksia, hamper 1 juta bayi ini kemudian Upaya adalah proses pencapaian tugas yang
meninggal dunia. diberikan kepada seseorang dan hasil yang
Kematian bayi di Kabupaten Karanganyar dicapai seseorang dalam melakukan tugas
tahun 2008 sebanyak 27 orang dari 2.344 spesifik atau aktivitas dalam suatu periode
kelahiran hidup. Dari jumlah ini 41% atau waktu tertentu. Dan prilaku sesorang
disebabkan oleh asfiksia, Berat Badan Bayi akan menentukan hasil kerjanya (Robbins,
Lahir Rendah (BBLR) 22%, infeksi 7% dan 2010). Upaya kerja bidan dalam penanganan
sebab lain 30%. Angka ini lebih tinggi bila asfiksia dapat dinilai berdasarkan standar
dibandingkan dengan kematian bayi tahun asuhan praktik kebidanan penanganan
2007 yang berjumlah 15 bayi. asfiksia neonatorum.
Asfiksia Neonatorum adalah Hasil penelitian Puewati (2010) bahwa
kegawatdaruratan bayi baru lahir berupa Upaya bidan dalam penanganan asfiksia
depresi pernafasan yang berlanjut sehingga masih rendah (47%). Menurut Notoadmodjo
menimbulkan berbagai komplikasi. Oleh (2009) bahwa ada dua faktor yang
sebab itu, asfiksia memerlukan intervensi mempengaruhi terbentuknya prilaku yaitu
dan resusitasi segera untuk meminimalkan faktor intern meliputi; pengetahuan,
mortalitas dan morbiditas. motivasi, kecerdasan, emosi) dan faktor
Penyebab utama kematian neonatus ekteren meliputi; kepemimpinan, fasilitas
berhubungan secara intrinsik dengan serta sosio budaya.
kesehatan ibu dan perawatan yang diterima
sebelum, selama dan setelah melahirkan.
Asfiksia Neonatorum dan trauma kelahiran
pada umumnya disebabkan oleh manajemen
persalinan yang buruk dan kurangnya akses
ke obstetri.

MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 17


2. BAHAN DAN METODE Ni : Jumlah populasi tiap puskesmas
Metode penelitian ini merupakan penelitian N : jumlah populasi seluruhnya
obsevasi eksplanatory analitik. . Rancangan Variabel penelitian terdiri dari Variabel
dalam penelitian adalah cross sectional. bebas (independent) : pengetahuan (X1),
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas motiva dari si (X2), pelatihan (X3). Dan
Wilayah Kabupaten Karanganyar pada bulan Variabel terikat (dependent) : Upaya bidan
Mei sampai dengan Juli 2015. desa (Y)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Definisi Operasional pada variabel
bidan yang berada di 21 puskesmas wilayah penelitian yaitu Pengetahuan diukur dengan
Kabupaten Karanganyar sejumlah 232 0rang menggunakan indikator : 1) pengertian
Perhitungan besar sampel ditentukan dengan asfiksia neonatarum; 2) tahap – tahap dalam
menggunakan rumus Slovin penanganan asfiksia neonatarum; 3)
Rumus : standar praktik
N 232 Cara pengukuran dengan menggunakan
n= = kuesioner terstruktur dan responden diminta
= 70 menyatakan jawabannya atas pernyataan
1 + N( d )2 1 + 232 (0,1) 2 tentang pengetahuan . Skala : interval,
(Notoatmodjo,2005) Motivasi adalah tingkat keinginan atau
Keterangan : dorongan bidan puskesmas dalam
n : Jumlah samplel melaksanakan tugasnya yang berkaitan
N : Jumlah populasi dengan pelayanan penanganan asfiksia. Dan
d : tingkat kesalahan yang masih diukur dengan menggunakan indikator: 1)
ditolerir (d= 0,1) tanggung jawab; 2) prestasi kerja; 3) kerja
Pengambilan sampel dilakukan dengan sama. Variabel ini diukur melalui
teknik multistage random sampling wawancara dengan menggunakan kuesioner
Besar sampel bidan diambil dengan rumus terstruktur. Skala : interval, Pelatihan adalah
sebagai berikut : proses pembelajaran yang dilakukan oleh
Ni bidan desa dan terlihat perubahan –
ni = xn perubahan yang terjadi akibat proses belajar
N tersebut. Dan diukur dengan menggunakan
Keterangan : indikator: 1) frekuensi; 2) lamanya waktu; 3)
ni : jumlah sampel tiap puskesmas : relevansi dengan tugas kebidanan; 4)
n : Jumlah sampel seluruhnya manfaat terkait tugas pokok. Cara

MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 18


pengukuran melalui wawancara dengan terikat ( dependent) dan Uji Koefisien
menggunakan kuesioner terstruktur dan determinasi (R2) Uji Koefisien determinasi
observasi. Skala : interval dan Upaya bidan (R2) .
dalam melaksanakan standar penanganan Uji Persyaratan / Asumsi dengan
asfiksia adalah suatu proses kegiatan menggunakan Uji normalitas yang
pelayanan penanganan asfiksia pada bayi digunakan dalam penelitian ini adalah uji
baru lahir. Dan diukur dengan menggunakan Kolmogorov – Smirnov ( K- S), Uji
indikator: 1) persiapan resusitasi ; 2) Linearitas yang digunakan dalam penelitian
tindakan resusitasi 3) evaluasi tindakan. ini adalah Uji Durbin Watson. dan Uji
Cara pengukuran melalui wawancara dengan independensi (Uji multikolinieritas)
menggunakan kuesioner terstruktur. Skala :
interval 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Instrumen dalam penelitian ini berbentuk tes a. Pengetahuan
untuk mengukur variabel pengetahuan (X1) Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut
dan non tes (kuesioner atau angket) untuk Pengetahuan
mengukur variabel motivasi (X2), pelatihan Katagori Jumlah Persentase
(X3) dan Upaya (Y). Jenis kuesioner yang Baik 19 27,1
digunakan adalah kuesioner tertutup Cukup 37 52,9
Teknis Analisis Data dengan menggunakan Kurang 14 20,0
Uji statistik deskripsi dan Analisis regresi TOTAL 70 100
linier berganda. Hasil persamaan regresi Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa
tersebut kemudian dianalisis dengan pengetahuan bidan dalam pelayanan
menggunakan beberapa uji yaitu Uji t, penanganan asfiksia neonatarum dalam
dimana Kriteria ujinya adalah apabila nilai katagori cukup baik sebesar 37 (52,9% )
statistik t hitung perhitungannya lebih tinggi responden.
dibandingkan nilai t tabel, atau Sig t ≤ 0,05
maka Ho ditolak dengan tingkat
signifikansi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 5%, Uji F dimana bila
nilai F hutung > F tabel atau Sig.F ≤ 0,05,
maka Ho ditolak artinya variabel
bebas(independent) secara bersama- sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel

MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 19


b. Motivasi dalam katagori kurang sebesar 21(30,0%)
Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut responden.
Motivasi d. Upaya
Katagori Jumlah Persentase Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut
Baik 17 24,3 Upaya
Cukup 42 60,0 Katagori Jumlah Persentase
Kurang 11 15,7 Baik 16 22,9
TOTAL 70 100 Cukup 42 60,0
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa Kurang 12 17,1
motivasi bidan dalam melaksanakan TOTAL 70 100
tugasnya masih kurang yaitu sebesar Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan
11(15,7%) responden. bahwa Upaya bidan dalam katagori cukup
baik sebesar 42(60%) responden,
c. Pelatihan sedangakan pada katagori kurang sebesar
Tabel 4.3. Distribusi Responden Menurut 12(17,1%) responden.
Pelatihan 1. Uji Prasyarat
Jumlah a. Uji Normalitas
Katagor Persentas Hasil uji normalitas dengan menggunakan
i e uji Kolmogorov – Smirnov (K- S) pada data
Baik a. 1 25,7 ke empat variabel berdistribusi normal (nilai
8 Sig > 0.05) yaitu pengetahuan bidan (p=
Cukup b. 3 44,3 0,307), motivasi bidan (p=0,052), pelatihan
1 (p=0,070), Upaya bidan (p=0,160).
Kurang c. 2 30,0 b. Uji Linieritas
1 Hasil Uji Linearitas dengan menggunakan
TOTAL d. 7 100 uji Durbin Watson menunjukkan bahwa
0 tidak ada korelasi antar sisaan/eror atau
asumsi terpenuhi bahwa fungsi linier yaitu
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai statistik Durbin Watson (1,711) terletak
pelatihan bidan dalam katagori cukup baik diantara nilai tabel Durbin Watson (1,739)
sebesar 31(44,3%) responden, sedangkan dan 4 – DU (2,261).
c. Uji Multikolinieritas (independensi)

MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 20


Hasi Uji multikolinieritas menunjukkan d. Uji Koefisien determinasi (R2)
bahwa tidak ada satu pun variabel bebas R-Square = 0,759 artinya 75,9% variasi
yang memiliki nilai VIF (variance inflation variabel Upaya bidan dapat dijelaskan oleh
factor) lebih dari 10 atau nilai toleransi variabel pelatihan, motivasi dan
kurang dari 0,10. Jadi tidak ada masalah pengetahuan, sedangkan sisanya (100%-
multikolinieritas antar variabel bebas yang 75,9%=24,1%) disebabkan oleh faktor –
dimasukkan dalam model regresi. faktor lain.
e. Persamaan Regresi
2. Analisis Uji Hipotesis Y = -10,614 + 1,617 X1 +0,334X2+ 0,495X3
a. Uji Statistik Deskriptif + € , dimana Y = Upaya bidan, X1 =
pengetahuan bidan tentang pelayanan
menunjukkan bahwa mean variabel Upaya penanganan asfiksia, X2 = motivasi bidan
adalah 47,87 dengan standar deviasi 14,87. dan X3 = pelatihan bidan
Pengetahuan 14,81 dengan standar deviasi
2,475. Mean variabel motivasi 43,49 A. PEMBAHASAN
dengan standar deviasi 13,929. Mean 1. Pengaruh pengetahuan terhadap
variabel pelatihan 40,36 dengan standar Upaya bidan dalam penanganan bayi baru
deviasi 11,032. lahir dengan asfiksia
b. Uji t Hasil uji analisis data pada uji t
menunjukkan bahwa semua variabel bebas menunjukkan bahwa nilai sig atau p adalah
(pengetahuan, motivasi dan pelatihan) 0,002(<0,05) atau t hitung (3,176) > t tabel
mempunyai nilai sig atau p <0,05 atau t (1,6669) maka Ho ditolak. Hal ini berarti
hitung > t tabel (1,671) sehingga masing – koefisien regresi signifikan atau variabel
masing variabel secara individu mempunyai pengetahuan benar – benar berpengaruh
pengaruh yang signifikan terhadap variabel secara nyata terhadap Upaya bidan dalam
terikat (Upaya bidan). penanganan bayi baru lahir dengan asfiksia.
Hal ini juga bisa dilihat dari deskripsi data
c. Uji F bahwa katagori cukup baik pada variabel
menunjukkan bahwa nilai F hitung : 69,052 pengetahuan sebesar 37(52,9%) dan variabel
> F Tabel (2,53) atau nilai sig < 0,05. Hal ini Upaya sebesar 42 (60%).
berarti semua variabel bebas secara bersama Upaya bidan dalam melaksanakan standar
– sama mempunyai pengaruh yang penanganan asfiksia adalah kemampuan
signifikan terhadap Upaya bidan. bidan dalam melaksanakan proses kegiatan

MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 21


pelayanan penanganan asfiksia pada bayi mampu melakukan penatalaksanaan asfiksia
baru lahir. Faktor yang mempengaruhi bayi baru lahir dengan benar sehingga akan
kemampuan adalah pengetahuan dan berdampak pada tingginya angka kematian
ketrampilan. Hal ini sesuai dengan pendapat bayi karena asfisia.
Keith Devis dalam Mangkunegara (2000) Hasil penelitian ini juga konsisten dan
merumuskan Ability = Knowledge+Skill. relevan dengan hasil penelitian yang
Secara psikologis, kemampuan dilakukan Thomas Salamuk (2007) dalam
bidan/pegawai terdiri dari kemampuan Evaluasi Upaya Bidan Puskesmas Dalam
potensi dan kemampuan reality. Arinya Pelayanan Antenatal di Kabupaten Puncak
pegawai yang memiliki kemampuan di atas Jaya menyatakan bahwa pengetahuan
rata – rata dengan pendidikan atau berpengaruh terhadap Upaya bidan
pengetahuan yang memadai untuk puskesmas pada nilai sig atau p = 0.026.
menjalankan tugas/pekerjaan yang trampil 2. Pengaruh Motivasi terhadap Upaya
dalam mengerjakan pekerjaan sehari – hari bidan dalam penatalaksanaan bayi baru lahir
maka ia akan lebih mudah mencapai Upaya dengan asfiksia
yang diharapkan. Pengetahuan bidan dalam Pada hasil uji t menunjukkan bahwa nilai sig
penelitian ini diukur dengan menggunakan atau p adalah 0,000 (<0,05) atau t hitung
indikator pengetahuan bidan tentang 1) (4,102) > t tabel (1,6669) maka Ho ditolak.
pengertian asfiksia neonatarum; 2) tahap – Hal ini berarti koefisien regresi signifikan
tahap dalam penanganan asfiksia atau variabel motivasi benar – benar
neonatarum 3) standar praktik. berpengaruh secara nyata terhadap Upaya
Berdasarkan jawaban responden bahwa 67% bidan dalam penatalaksanaan bayi baru lahir
responden menjawab benar pada dengan asfiksia. Hal ini juga bisa dilihat dari
pengetahuan tentang pengertian asfiksia, dan deskripsi data bahwa motivasi bidan pada
33% responden menjawab salah. Sebesar katagori kurang sebesar 17 (24,3%) dan
55% responden menjawab benar dan 45% Upaya bidan dalam katagori kurang sebesar
salah pada pengetahuan tentang tahap – 12 (17,1%).
tahap dalam penanganan asfiksia. Sebesar Menurut teori atribusi atau Expectancy
75% responden menjawab benar dan 25% Theory, penampilan kerja dirumuskan
salah pada pengetahuan tentang standar sebagai berikut: P = M x A, dimana P
praktik. Jika bidan mempunyai pengetahuan (Performance), M (motivasi), A (Ability).
yang rendah tentang tahap – tahap dalam Sehingga dapat dijelaskan bahwa
penanganan asfiksia maka bidan tidak akan performance adalah hasil interaksi antara

MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 22


motivasi dengan ability (kemampuan dasar). dengan asfiksia sehingga akan angka
Dengan demikian orang yang tinggi kematian bayi karena asfiksia rendah.
motivasinya, tetapi memiliki kemampuan Sedangkan motivasi bidan untuk kerja sama
dasar yang rendah akan menghasilkan dalam penatalaksanaan bayi baru lahir
performance yang rendah, begitu pula dengan asfiksia kurang (55%). Sebagai
halnya dengan orang yang sebenarnya contoh 76% bidan menjawab tidak setuju
mempunyai kemampuan dasar yang tinggi pada item “Saya berusaha untuk membina
tetapi rendah motivasinya. Motivasi dalam hubungan kerja sama yang baik dengan
penelitian ini diukur dengan mengguanakan teman sejawat dan teman lainnya dalam
indikator: 1) tanggung jawab; 2) prestasi penatalaksanaan asfiksia neonatorum”. Hal
kerja; 3) kerja sama. ini disebabkan bidan merasa lebih nyaman
Berdasarkan jawaban responden bahwa bekerja secara sendiri. Kerja sama tim
motivasi bidan yang didorong karena rasa sangat diperlukan dalam melaksanakan
tanggung jawab menjalankan tugas tugas profesi bidan. Dengan kerja sama tim
profesinya cukup baik (76%). Sebagai akan memberikan manfaat yaitu (1) bidan
contoh bidan berusaha keras untuk akan terkontrol untuk bekerja sesuai dengan
memperbaiki Upaya dalam penanganan standar; (2) jika ada permasalahan berkaitan
asfiksia neonatorum dengan melaksanakan bayi baru lahir asfiksia akan mudah
standar pelayanan yang sudah dibakukan terselesaikan; (3) pengembangan profesi
oleh Depkes. Jika motivasi bidan rendah bidan dengan tukar pendapat terutama yang
dalam memperbaiki Upaya dengan tidak berkaitan dengan proses penolongan bayi.
melaksanakan penatalaksanaan asfiksia Teori motivasi berprestasi menyebutkan
sesuai standar maka akan mengakibatkan bahwa motif berprestasi diartikan (1)
tingginya angka kematian bayi karena Kecenderungan memperjuangkan
asfiksia. Dan motivasi bidan untuk kesuksesan atau memperoleh hasil yang
berprestasi dalam katagori baik (82%). sangat didambakan; (2) Keterlibatan ego
Sebagai contoh bidan senantiasa berusaha dalam suatu tugas; (3) Pengharapan untuk
bagaimana agar bisa mencapai sukses dalam melaksanakan tugas; (4) motif
kemajuan/prestasi ketika menyelesaikan untuk bertanggung jawab mengatasi
tugas – tugasnya sesuai dengan pedoman / rintangan atau berusaha melaksanakan
standar. Motivasi bidan yang baik akan secepat dan sebaik mungkin pekerjaan yang
berpengaruh pada baiknya Upaya bidan sulit. Motivasi berpretasi adalah kebutuhan
dalam penatalaksanaan bayi baru lahir untuk mendapatkan yang terbaik tanpa

MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 23


memandang reward eksternal. Teori dengan semangat kerja yang tinggi,
motivasi berprestasi menegaskan manusia memanfaatkan kemampuan dan
bekerja didorong oleh kebutuhan ketrampilannya semaksimal mungkin,
berprestasi, afiliasi, kekuasaan dan tanggung hingga diperoleh hasil Upaya yang tinggi
jawab. Kebutuhan berprestasi tercermin dari pula. Perilaku orang tersebut termotivasi
keinginan bersahabat, memperhatikan aspek untuk memenuhi kebutuhan berprestasinya
antar pribadi, bekerja sama, empati dan (need for achievement).
efektif dalam bekerja. 3. Pengaruh pelatihan terhadap Upaya
Motivasi kerja sangat besar pengaruhnya bidan dalam penanagnan bayi baru lahir
terhadap Upaya seseorang. Seorang dengan asfiksia
karyawan akan bekerja secara maksimal, Pada hasil uji t menunjukkan bahwa nilai sig
memanfaatkan kemampuan dan atau significance adalah 0,000 (<0,05) atau t
ketrampilannya dengan bersemangat, hitung (4,569) > t tabel (1,6669) maka Ho
manakala ia memiliki motivasi kerja yang ditolak. Hal ini berarti koefisien regresi
tinggi. Motivasi kerja tersebut akan tampak signifikan atau variabel pelatihan benar –
jelas dalam bentuk keterlibatan kerja. benar berpengaruh secara nyata terhadap
Mereka yang memiliki motivasi kerja tinggi Upaya bidan dalam penatalaksanaan bayi
akan lebih terlibat dibanding mereka yang baru lahir dengan asfiksia. Hal ini juga
memiliki motivasi kerja rendah. didukung dari deskripsi data bahwa katagori
Banyak pendapat para ahli yang cukup baik pada variabel pelatihan sebesar
menerangkan keterkaitan antara motivasi 31 (44,28%) dan variabel Upaya sebesar 42
kerja dan Upaya, diantaranya disampaikan (60%).
oleh McClelland, (1975), dalam Riggio, Frekuensi pelatihan bidan secara
(2003), dengan teori achievement keseluruhan pada katagori kurang.
motivation, dimana pencapaian Upaya Sedangkan lamanya waktu pelatihan pada
seseorang sangat dipengaruhi oleh katagori cukup. Materi yang diberikan
motivasinya untuk memenuhi kebutuhan- dalam pelatihan pada katagori baik/
kebutuhan (needs). Kebutuhan tersebut relevan.Semakin sering seorang bidan
terbagi menjadi : a) need for achievement; b) mengikuti pelatihan sesuai dengan waktu
need for power; dan c) need for affiliation. yang dibutuhkan dan materi yang relevan
Seseorang yang ingin mendapatkan prestasi maka akan berpengaruh pada peningkatan
kerja atau Upaya yang tinggi, maka Upaya bidan khususnya dalam
perilakunya diarahkan dalam bentuk bekerja

MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 24


penatalaksanaan bayi baru lahir dengan motivasi, pelatihan) secara bersama – sama
asfiksia. berpengaruh terhadap variabel Upaya bidan.
Latihan akan membentuk dasar dengan Hal ini dapat ditunjukkan pada hasil uji F
menambah ketrampilan dan pengetahuan yaitu nilai F hitung (69,419) > F Tabel
yang diperlukan untuk memperbaiki prestasi (2,53) atau nilai sig < 0,05. Hasil analisis
dalam jabatan sekarang atau dapat disajikan dengan persamaan regresi
mengembangkan potensinya untuk masa linier berganda sebagai berikut : Y = -10,614
yang akan dating. Pelatihan mampu + 1,617X1 +0,334 X2+ 0,495X3 + €
mengubah keadaan sehingga menjadi Koefisien variabel pengetahuan sebesar 1
menguntungkan, misalnya dengan pelatihan dan bertanda positif. Tanda positif
seseorang dapat melakukan hal – hal yang menunjukkan adanya hubungan yang searah,
belum bias dilakukan/ melakukan perubahan artinya jika pengetahuan meningkat 1 skor,
tanggung jawab. Hasil penelitian Wahid maka Upaya bidan akan meningkat sebesar
(2007) menyatakan bahwa pelatihan (p= 1,617 skor. Koefisien variabel motivasi
0,000) terbukti secara statistik mempunyai sebesar 0,334 dan juga bertanda positif. Hal
hubungan yang signifikan dengan Upaya ini berarti kenaikan 1 skor motivasi akan
bidan desa. Persamaan penelitian ini dengan mengakibatkan kenaikan 0,334 skor pada
penelitian tersebut adalah pada variabel Upaya bidan. Koefisien variabel pelatihan
yang dijelaskan yaitu Upaya bidan. sebesar 0,495 (juga bertanda positif), berarti
Perbedaannya, adalah terletak pada tujuan kenaikan 1 skor variabel ini akan
penelitian yaitu mengetahui faktor – faktor mengakibatkan kenaikan 0,495 skor Upaya
yang berhubungan dengan Upaya bidan desa bidan.
dalam menurunkan angka kematian maternal Variabel bebas yang mempunyai pengaruh
dan neonatal di Kabupaten Klaten. Letak terbesar terhadap Upaya bidan adalah
perbedaan lainnya adalah pada jumlah dan pelatihan dan motivasi, kemudian baru
jenis variabel yang diteliti. pengetahuan. Pelatihan mempunyai
4. Pengaruh secara simultan atau pengaruh besar karena dalam penanganan
bersama – sama antara pengetahuan, kasus asfiksia bayi baru lahir dibutuhkan
motivasi, pelatihan terhadap Upaya bidan ketrampilan khusus tidak hanya sekedar
dalam penatalaksanaan bayi baru lahir teori. Upaya bidan tentu akan dipengaruhi
dengan asfiksia oleh frekuensi pelatihan dan jenis pelatihan
Hasil analisis data menunjukkan bahwa yang pernah diikuti, misalnya dalam
semua variabel bebas (pengetahuan, penanganan penatalaksanaan asfiksia bayi

MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 25


baru lahir, tentu memiliki Upaya yang lebih 3. Ada hubungan antara pelatihan dengan
baik dibandingkan bidan yang belum pernah Upaya bidan desa dalam pelayanan
mengikuti pelatihan sejenis. Pelatihan dan penanganan asfiksia neonatarum di wilayah
pengembangan akan membantu bidan puskesmas Kabupaten Karanganyar pada
meningkatkan kompetensi mereka, sehingga hasil uji t dengan nilai sig.0,000 (α: 0.05).
pengaruh pelatihan terhadap Upaya terlihat 4. Adakah hubungan secara bersama –
jelas. sama antara pengetahuan, motivasi,
Terlihat pada koefisien Determinasi pelatihan, dengan Upaya bidan desa dalam
Berganda (R2) sebesar = 0,759 artinya pelayanan penanganan asfiksia neonatarum
75,9% variasi variabel Upaya bidan dapat pada hasil uji F dengan nilai P=0,000 (α:
dijelaskan oleh variabel pelatihan, 0.05).
pengetahuan, motivasi, sedangkan sisanya
(100%-75,9%=24,1%) disebabkan oleh DAFTAR PUSTAKA
faktor – faktor lain. Hal ini juga konsisten American Journal of Obstetrics and
dengan hasil penelitian Wahid Agus Riyadi Gynecology 2003;201:479-488.
(2007) yang menyatakan bahwa secara Fourth
simultan variabel motivasi, pelatihan, masa Degree Perineal Tear During Normal
kerja mempunyai hubungan yang signifikan Childbirth
terhadap Upaya bidan. Hal dapat dijelaskan Ardhanu Kusumanto. 2005. Analisis Faktor
jika terjadi peningkatan pengetahuan, – Faktor Yang Mempengaruhi
motivasi dan pelatihan maka Upaya bidan Terjadinya Asfiksia Pada Bayi Presentasi
akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Bokong d i Yogyakarta.
Tesis .IKM-UGM.Yogyakarta
SIMPULAN Carroli, G, Rooney,C, &Villar,J. 2001.How
1. Ada hubungan antara pengetahuan Affective Is Preventing Maternal
dengan Upaya bidan desa dalam pelayanan Mortaly and Serious Morbidityan
penanganan asfiksia neonatarum pada nilai Overview of The Evidence.
p= 0.002 (α: 0.05). Journal Black Science.
2. Ada hubungan antara motivasi dengan Danel S., Berg T., Johnson K. &Antrash S.
Upaya bidan desa dalam pelayanan 2003.The magnitude of maternal
penanganan asfiksia neonatarum pada nilai morbidity during labour and delivery in the
P=0,000 (α: 0.05). USA. American
Journal of Public Health.27 (3):28.

MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 26


Ghozali, Imam. 2007.Aplikasi Analisis Jakarta:Rineka Cipta.
Multivariat Dengan Program SPSS. Robbins,2006.Prilaku Organisasi.
Semarang: Badan Penerbit Undip Konsep.Kontroversi. Dan Aplikasi.
Gipson,1994. Organization Behavior.Edisi Jakarta:
ke7. Jakarta :Erlangga. Prehallindo.
Gould D. Midwifery cannibalism. British Ruky, 2003. Sistem Manajemen Upaya.
Journal of Midwifery Cetakan ke II. Jakarta: PT
2002;10(4):202 Gramedia Pustaka Utama.
Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Sandjaja B dan Heriyanto. 2006. Panduan
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penelitian. Cetakan kedua.
Rineka Jakarta: Prestasi Pustaka.
Cipta.
---------------- .2007. Promosi Kesehatan dan
IlmuPrilaku.

MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 27

Anda mungkin juga menyukai