Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat merupakan ujung tombak pelayanan di rumah sakit dan tenaga
yang paling lama berhubungan dengan pasien, serta kualitas pelayanan yang
dilaksanakan oleh perawat dapat dinilai sebagai salah satu indikator baik atau
buruknya kualitas pelayanan di rumah sakit (Makta dkk, 2013).
Berdasarkan pendekatan proses keperawatan, perawat diharapkan tidak
hanya mampu untuk melakukan suatu keterampilan, tetapi juga berfikir tentang
rasionalisasi dari apa yang mereka lakukan. Keterampilan keperaatan harus
didasari ilmu pengetahuan dan praktek dimana mencakup langkah-langkah
tertentu demi keselamatan dan kesejahteraan pasien dan perawat. Keterampilan
keperawatan merupakan salah satu alat pendukung untuk melaksanakan intervensi
keperawatan bagi pasien. Intervensi keperawatan adalah setiap tindakan yang
dapat dilakukan perawat atau didelegasikan oleh perawat secara legal dan mandiri
(Christensen, 2008).
Salah satu bentuk intervensi keperawatan yang memerlukan SOP yang
tepat adalah pemberian nutrisi melalui NGT (nasogastric tube). Tindakan
pemberian nutrisi melalui NGT adalah suatu tindakan pemberian makanan dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien melalui selang (tube). Tindakan ini bertujuan
untuk: pemenuhan nutrisi dengan memberikan makanan cair, memasukkan obat-
obatan cair atau obat-obatan padat yang dihaluskan, dan kumbah lambung
(Kusnanto dkk, 2016).
Ketetapan posisi NGT di lambung merupakan hal yang sangat penting
didalam melakukan pemberian nutrisi melalui NGT, jika posisi NGT salah maka
akan berdampak buruk bagi pasien. Salah satu prosedur yang jarang dilakukan
oleh perawat pada saat pemberian nutrisi melalui NGT adalah mengambil residu
lambung, untuk mengetahui ketepatan posisi NGT. Dengan aspirasi cairan
lambung meskipu tampak cairan keluar dari NGT berad didalam saluran

1
pernapasan atau kemungkinan NGT masuk kedalam intertinar (Penssylvania
Patient Safety Authority, 2010).

B. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari NGT
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Indikasi Dari Pemasangan NGT
3. Untuk Mengetahui Kontraindikasi Dari Pemasangan Nasogastrik Tube (NGT)
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Efek Samping Pemasangan Selang Nasogastrik
(NGT).
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Prosedur Pemasangan Nasogastrik Tube (NGT).
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Prosedur Perawatan Nasogastrik Tube (NGT).

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian NGT
Nasogastrik Tube atau NGT adalah suatu selang yang dimasukkan
melalui hidung sampai ke lambung, Sering digunakan untuk memberikan nutrisi
dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi
makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk
mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot, Manfaat dan Tujuan
pemasangan selang NGT :
1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisapnya apa yang ada dalam
lambung (cairan, udara, darah, racun).
2. Untuk memasukkan cairan (memenuhi kebutuhan caira atau nutrisi).
3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi
lambung.
4. Persiapan sebelum operasi dengan general anestensia.
5. Menghisap dan mengalirkan u tuk pasien yang sedang melaksanakan operasi
pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi
lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general anestensia).
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pasien terpasang selang NGT
(Nasogastrick Tube) :
1. Makan sebaikanya diberikan dalam keadaan hangat
2. Jenis makanan diberikan sesuai intruksi dokter – ahli gizi
3. Diperhatikan apakah makanan habis atau tidak
4. Obat-obatan yang harus diberikan sebelum makan
5. Teknik pemasangan NGT
Tanda Bahaya Penggunaan Selang Nasogastrik (NGT), Segera hubungi
dokter atau petugas medis jika Anda mendapati pasien yang menggunakan selang
nasogastrik mengalami kondisi berikut:
1. Sesak napas
2. Muntah

3
3. Nyeri pada ulu hati
4. Demam
5. Iritasi, kemerahan, pengelupasan kulit, atau pembengkakan pada lubang hidung
tempat selang nasogastrik terpasang
6. Penyumbatan pada selang yang tidak bisa diatasi dengan pembilasan di rumah

B. Indikasi Pemasangan NGT


Ada dua indikasi pemasangan selang NGT (nasogastrick) yaitu pada
orang dewasa dan pada bayi.
1. Pasien Dewasa :
a) pasien dengan trauma abdomen
b) pasien dengan pendarahan pada saluran pencernaan atas
c) pasien dengan keadaan koma
2. Pasien bayi atau balita :
a) Bayi yang tidak dapat makan
b) Bayi dengan kanker
c) Bayi dengan sepsis
d) Bayi dengan trauma
Berikut ini akan dijelaskan tata cara Pemasangan NGT (nasogastric tube)
pada orang dewasa
1. Persiapan Alat
a) Lampu senter atau penlight
b) Klem
c) Handuk kecil
d) Tisu
e) Spantel lidah
f) Sarung tangan dispossible
g) Plester
h) Nierbekken
i) Bak instrument
j) Selang nasogastrik sesuai ukuran

4
k) Pelumas atau jeli
l) Spuit berujung kateter 20 ml
m) Stetoskop
2. Prosedur Kerja
a) Cuci tangan dan atur peralatan.
b) Jelaskan prosedur pada pasien.
c) Bantu pasien posisi fowler
d) Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan
kanan (atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri).
e) Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui
satu lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang
hidung yang lain , bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue
lembab atau lidi kapas. Periksa adakah infeksi dll.
f) Tempatkan handuk mandi di atas dada pasien.
g) Persiapkan tissue
h) Gunakan sarung tangan.
i) Tentukan panjang selang yang akan dimasukkan da ditandai dengan
plester.
j) Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan
ujung melingkar selang pada ujung telinga, lanjutkan pengukuran dari
daun telinga ke tonjolan sternum,tandai lokasi di tonjolan sternum dengan
plester kecil
k) Minta pasien mengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang
hidung yang paling bersih
l) Pada saat anda memasukkan selang lebih dalam ke hidung, minta pasien
menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut.
m) Ketika selang terlihat dan pasien bisa merasakan selang dalam faring,
intruksikan pasien untuk mampu kepala kedepan dan menelan .
n) Untuk mengamankan selang, guntung bagian tengah plester sepanjang 2
inci, sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inci plester pada lubang

5
hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester
lilitan mengitari selang.
o) Plesterkan selang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien.

C. Kontraindikasi Pemasangan Nasogastrik Tube (NGT)


1. Kontraindikasi absolut pemasangan nasogastric tube adalah:
a) Trauma wajah/midface yang berat (adanya gangguan pada cribiform plate)
b) Adanya risiko memasukkan nasogastric tube ke intrakranial
c) Pada kasus ini sebaiknya gunakan selang orogastrik
d) Riwayat baru dilakukan operasi pada daerah hidung
2. Kontraindikasi relatif pemasangan nasogastric tube adalah:
a) Gangguan koagulasi
b) Sedang konsumsi obat antikoagulan
c) Varises esofagus
d) Striktur esofagus
e) Riwayat baru dilakukan ligasi (banding) varises esofagus
f) Tertelan bahan bersifat basa (risiko terjadinya ruptur esofagus)

D. Efek Samping Pemasangan Nasogastrik Tube
Beberapa efek samping yang dapat muncul dari pemasangan selang
nasogastrik adalah rasa mual dan muntah, perut kembung, serta naiknya makanan
dan obat dari lambung. Selain itu, risiko terjadinya cedera pada hidung,
kerongkongan, dan lambung saat pemasangan selang juga dapat terjadi.
Durasi Penggunaan Selang Nasogastrik atau Lamanya penggunaan
selang nasogastrik tergantung pada kondisi pasien dan tujuan pemasangannya,
tetapi sebaiknya digunakan hanya dalam jangka pendek. Selang ini bisa terpasang
hingga 4–6 minggu, namun harus diganti setiap 3–7 hari atau sesuai kebutuhan.

6
BAB III
PROSEDUR TINDAKAN

A. Prosedur Tindakan Pemasangan Nasogastrik Tube (NGT)


1. Melakukan Informed Consent kepada pasien.
a) Menjelaskan indikasi pemasangan NGT sesuai dengan kondisi pasien.
b) Prosedur pemasangan NGT.
c) Meminta persetujuan pasien.
2. Menyiapkan peralatan dan bahan untuk pemasangan NGT.

Gambar 1. Peralatan Pemasangan NGT

3. Mencuci tangan dan memakai Personel Protective Equipment ( Handscoen).


4. Memposisikan pasien setengah duduk dengan kepala sedikit di tekuk ke
depan (High Fowler) bila pasien sadar.
5. Memposisikan pasien dalam posisi telentang jika pasien tidak sadar.
6. Melakukan pengukuran / perkiraan batas lambung dengan menggunakan
NGT, yaitu dari hidung ke telinga, lalu dari telinga ke processus xiphoideus.

Gambar 2. Pengukuran Pemasangan NGT

7
7. Menentukan batas panjang NGT yang akan dimasukkan dengan melihat
indikator yang pada NGT
8. Mengoles NGT dengan K-Y Jelly. 8. Memasukkan NGT melalui hidung
secara pelan-pelan sampai mencapai lambung (sampai batas yang telah
ditentukan sebelumnya).
9. Menguji letak NGT apakah sudah sampai lambung dengan menggunakan
metode Whoosh tes :
a) Memasang membran stetoskop setinggi epigastrium kiri.
b) Melakukan aspirasi udara dengan spoit 10 cc.
c) Memasang spoit 10 cc yang telah berisi udara ke NGT.
d) Menyemprotkan udara yang berada di dalam spoit dengan cepat sambil
mendengarkan ada tidaknya suara “whoosh” pada stetoskop. Jika
terdengar suara “whoosh” maka NGT telah masuk ke dalam lambung. Jika
tidak terdengar maka selang NGT dimasukkan/dikeluarkan beberapa cm,
Kemudian dilakukan pengulangan metode “whoosh” hingga terdengar
suara pada stetoskop.

Gambar 3. Whoosh Test

10. Melakukan fiksasi NGT pada hidung dengan menggunakan plester.


11. Menyambungkan NGT dengan botol penampung.
12. Membuka dan membuang handschoen pada tempat sampah medis.
13. Melakukan cuci tangan.

8
B. Prosedur Perawatan Selang Nasogastrik Tube (NGT)
dalam perawatan selang nasogastrik tube harus diperhatikan beberapa
hal, berikut adalah penjelasannya :
1. Brsihkan area NGT di sekitar  hidung menggunkan lidi kapas yang lembab
dibasahi dengan air hangat.
2. Untuk mencegah sumbatan pada selang selalu bilas selang menggunakan air
setelah mmberikan makanan atau obat.
3. Jika terjadi sumbatan (macet) pada selang bisa dilakukan dengan  mendorong 
cairan sedikit  ke dalam selang menggunkan syringe 50 cc yang disi air
hangat. Jika masih tidak bisa hubungi dokter atau petugas kesehatan.
4. Sebelum pulang dari rumah sakit, tanyakan kepada dokter atau perawat
mengenai cara membuat makanan dan pemberiannya melalui selang
nasogastrik, dan jangan lupa untuk meminta jadwal pemberian makan.
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh selang.
6. Sebelum memberikan makanan atau obat, pastikan selang masih terpasang
sempurna dengan melihat lokasi penanda pada selang, dan pastikan pita
perekat masih berada pada tempatnya.
7. Saat pemberian makan hingga 1 jam setelah makan, tegakkan tubuh pasien
sehingga posisi kepalanya lebih tinggi daripada lambung.
8. Tempelkan pita perekat dengan baik agar selang tetap pada tempatnya. Pita
perekat dapat diganti setiap hari, atau saat pita perekat kotor atau basah.
Sebelum melepaskan pita perekat, oleskan sedikit air di atasnya dan area
sekitarnya, lalu cabut secara perlahan.
9. Selanjutnya Bilas selang setiap Anda selesai memberikan makanan atau obat,
agar selang tidak tersumbat, Caranya adalah dengan cara mengalirkan air
menggunakan syringe yang direkomendasikan oleh dokter.
10. Jaga kebersihan mulut pasien dengan menyikat giginya dan memberikannya
obat kumur, atau sesuai anjuran dokter.
11. Pasien masih dapat mandi seperti biasa setelah penutup selang terpasang
dengan rapat dan pita perekat terpasang erat. Setelah mandi, keringkan
hidung dan pita perekat hingga benar-benar kering.

9
12. Bersihkan dan keringkan kulit di sekitar hidung pasien dengan air hangat
secara berkala. Oleskan krim pelembap pada kulit di daerah hidung, terutama
jika ada kemerahan.
13. Jika terjadi penyumbatan pada selang nasogastrik, pastikan selang tidak
bengkok atau terlipat, lalu alirkan air hangat dengan kekuatan sedang
menggunakan syringe.
14. Jika pasien perlu menggunakan selang nasogastrik dalam jangka waktu lama,
ganti selang nasogastrik secara berkala dengan bantuan dokter atau petugas
medis. Jangan coba-coba untuk memasang sendiri selang nasogastrik jika
Anda belum dilatih untuk melakukannya.

10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nasogastrik Tube atau NGT adalah suatu selang yang dimasukkan
melalui hidung sampai ke lambung, Sering digunakan untuk memberikan nutrisi
dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi
makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk
mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.
Dalam perawatan selang Nasogastrik Tube (NGT) harus diperhatikan
beberapa hal, yaitu :
1. Bersihkan area NGT di sekitar  hidung menggunkan lidi kapas yang lembab
dibasahi dengan air hangat.
2. Untuk mencegah sumbatan pada selang selalu bilas selang menggunakan air
setelah mmberikan makanan atau obat.
3. Jika terjadi sumbatan (macet) pada selang bisa dilakukan dengan  mendorong 
cairan sedikit  ke dalam selang menggunkan syringe 50 cc yang disi air
hangat. Jika masih tidak bisa hubungi dokter atau petugas kesehatan
4. Sebelum pulang dari rumah sakit, tanyakan kepada dokter atau perawat
mengenai cara membuat makanan dan pemberiannya melalui selang
nasogastrik, dan jangan lupa untuk meminta jadwal pemberian makan.
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh selang.
6. Sebelum memberikan makanan atau obat, pastikan selang masih terpasang
sempurna dengan melihat lokasi penanda pada selang, dan pastikan pita
perekat masih berada pada tempatnya.
7. Saat pemberian makan hingga 1 jam setelah makan, tegakkan tubuh pasien
sehingga posisi kepalanya lebih tinggi daripada lambung.
8. Tempelkan pita perekat dengan baik agar selang tetap pada tempatnya. Pita
perekat dapat diganti setiap hari, atau saat pita perekat kotor atau basah.
Sebelum melepaskan pita perekat, oleskan sedikit air di atasnya dan area
sekitarnya, lalu cabut secara perlahan.

11
9. Selanjutnya Bilas selang setiap Anda selesai memberikan makanan atau obat,
agar selang tidak tersumbat, Caranya adalah dengan cara mengalirkan air
menggunakan syringe yang direkomendasikan oleh dokter.
10. Jaga kebersihan mulut pasien dengan menyikat giginya dan memberikannya
obat kumur, atau sesuai anjuran dokter.
11. Pasien masih dapat mandi seperti biasa setelah penutup selang terpasang
dengan rapat dan pita perekat terpasang erat. Setelah mandi, keringkan
hidung dan pita perekat hingga benar-benar kering.
12. Bersihkan dan keringkan kulit di sekitar hidung pasien dengan air hangat
secara berkala. Oleskan krim pelembap pada kulit di daerah hidung, terutama
jika ada kemerahan.
13. Jika terjadi penyumbatan pada selang nasogastrik, pastikan selang tidak
bengkok atau terlipat, lalu alirkan air hangat dengan kekuatan sedang
menggunakan syringe.
14. Jika pasien perlu menggunakan selang nasogastrik dalam jangka waktu lama,
ganti selang nasogastrik secara berkala dengan bantuan dokter atau petugas
medis. Jangan coba-coba untuk memasang sendiri selang nasogastrik jika
Anda belum dilatih untuk melakukannya.

B. Saran
Berdasarakan kesimpulan diatas maka dari itu diharapkan para
mahasiswa keperawatan lebih dapat meningkatkan pemahaman tentang
bagaimana cara perawatan Nasogastrik Tube (NGT) di rumah sakit atau di
kehidupan bermasyarakat, dan dalam makalah ini penulis menyadari masih
banyak kekurangan maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan guna lebih baik untuk kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Makta, dkk. (2013). Pengaruh Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat


Pelaksana di Unit Rawat Inap RS Stella Maris Makassar. Universitas
Hasanuddin.
Elfindri,dkk. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Baduose Media
Jakarta.
Seyedeh at all, (2016). Nurses Practice About Performance Of Nasogastric Tube
Feeding In Intensive Care Unit.
O’Shea, E. (2003). Self-Directed Learning In Nurse Education: A Review Of
Literature. Journal of Advanced Nursing, Vol 43 No 1

13

Anda mungkin juga menyukai