Anda di halaman 1dari 11

BAB II

ASAL MULA DAN PERTUMBUHANNYA

2.1 Antesenden-antesenden
Di lingkungan yang berbahasa Jerman, selama hampir satu abad berlangsung
protes yang melawan pereduksian status psikologi ke dalam ilmu pengetahuan alam.
Pada bab bab terdahulu kita menyinggung intensionalitas yang dikemukakan oleh
Brentano dan Husserl serta simbolisme yang dikemukakan oleh Cassirer sebagai
gambaran yang khas manusia dan sebagai proses proses yang patut diselidiki oleh siapa
pun yang mempelajari manusia. Salah seorang yang sejaman dengan ilmu pengetahuan
psikologi yang menekankan sifat dinamis dan pertumbuhan yang unik dari masing-
masing individu. la menegaskan bahwa ilmu pengetahuan alam psikologi tidak memadai
bagi pemahaman manusia. Dengan karakter atomistiknya, psikologi laboratorium
(wundt tidak bisa mempersepsi manusia sebagai keseluruhan. Murid Dilthey, Eduard
Spranger, yang lebih suka menggunakan metode intuitif dibandingkan metode
laboratorium, mempelajari kepribadian individu sebagai keseluruhan dalam relasi
dengan lingkungan historisnya serta dengan tujuan-tujuan dan nilai-nilainya. Dengan
hasil-hasil penelitiannya, aliran Wurzburg di bawah pimpinan Oswald Kulpe telah
memperlihatkan karakter tak bisa diukur yang terdapat pada proses proses berpikir.
Dalam nada yang sama, para tokoh psikologi Gestalt -Wertheimer, Kohler, dan Koffka-
menekankan nilai introspeksi fenomenologis dan mengaitkannya dengan eksperimentasi
objektf dalam pendekatan holistik mereka terhadap manusia. Semua peneliti Jerman
pelopor itu mengakui dimensi internal manusia sebagai urusan ilmu pengetahuan
psikologi.

Tokoh-tokoh psikologi Amerika yang mempelopori pembelaan terhadap apa


yang dewasa ini disebut psikologi humanistik adalah William James (1842.1910) dan G.
Stanley Hall (1844.1924). Keduanya mencita citakan psikologi ilmiah yang mengangkat
dan memelihara manusia sebagai keseluruhan. Mereka juga percaya bahwa psikologi
perlu menyelidiki kehidupan afektif manusia yang mendasari intelek dalam rangka
memahami kemanusiaan yang esensial dari manusia. Baik James maupun Hall
memandang dengan prihatin pada model manusia yang mekanomorfik yang ditonjolkan
oleh psikologi ilmiah pada jaman mereka. Kemudian, pada tahun 1930-an, tahun 1930-
an, Gordon Allport dan Henry Murray tampil sebagai tokoh-tokoh tori-teori kepribadian
humanistic. Satu dasawarsa kemudian, CarlRogers, pelopor terapi clientcentered atau
non-direktif, menerbitkan buku yang berjudul Counsling and Psychothraphy (1942), dan
Abraham Maslow menerbitkan rumusan awal bagi teorinya tentang motivasi (1943).
Bagaimanapun, para tokoh psikologi Amerika tersebut berteriak-teriak di alam liar yang
bebas, sebab pandangan-pandangan mereka tentang manusia tersisih jauh dari
kecenderungan yang umum dalam psikologi Amerika. Di Amerika, behaviorisme
memegang supremasi selama setengah abad pertama abad ke-20. Menjadi ahli psikologi
yang berorintasi humanistic sebelum tahun 1950 sama dengan terasing secara
profesional.

2
2.2 Kemunculan Psikologi Humanistik
Psikologi Humanistik dimulai di Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 1950-an.
Faktor yang memberi andil pada kemunculan Psikologi humanistik antara lain adalah:

A. Ketidakpuasan terhadap jalan yang ditempuh oleh psikologi awal abad ke-20, yaitu
ketidakpuasan pada Psikologi, terutama Psikologi Behavioristik. Para tokohnya
merasa bahwa psikologi behavioristik menjadi ‘mendehumanisasi’ yakni, meskipun
menunjukkan keberhasilan yang spektakuler dalam area-area tertentu, gagal untuk
memberikan sumbangan yang besar kepada pemahaman manusia dan kondisi
eksistensialnya.
B. Keyakinan yang dianut oleh sejumlah ahli psikologi yaitu, bahwa Psikologi telah
terlalu lama mempelajari fungsi-fungsi manusia, memusatkan perhatiannya pada
hal-hal sekunder dan periperal seraya mengabaikan hal-hal yang primer dan
esensial.

Di tengah ketidakpuasan terhadap Psikologi Behavioristik, selama tahun 1950-an


muncul buku-buku dan makalah-makalah yang menekankan person, nilai, dan orientasi
fenomenologis eksistensial, di antaranya adalah:

1. Maslow :
 Makalah (tahun 1950) tentang individu yang mengaktualisasikan diri.
 Buku (tahun 1954) berjudul : Motivation and Personality.
2. Buku Allport (tahun 1955) berjudul : Becoming.
3. Buku Moustakas (tahun 1956) berjudul : The Self.
4. Buku Gardner Murphy (tahun 1958) berjudul : Human Potentialities.
5. Buku John Cohen (tahun 1958) berjudul : Humanistic Psychology.
6. Buku B. Berelson dan G.A Steiner (tahun 1964) berjudul : Human Behavior: An
Inventory of Scientific Findings.

Tokoh-tokoh yang mengilhami Psikologi Humanistik antara lain:

1. Erich Fromm
2. Kurt Goldstein
3. Karen Horney
4. Gordon Allport
5. Henry Murray

3
Rangkaian Peristiwa

Tahun Tokoh & Peristiwa

Egon Brunswik (ahli psikologi dan filsuf) mendesak psikologi agar membebaskan diri dari
1954
ilmu pengetahuan alam yang nomotetik-reduksionis.

Robert Oppenheimer (ahli fisika), melalui suratnya yang dialamatkan kepada pertemuan
tahunan Perhimpunan Psikologi Amerika memperingatkan para ahli psikologi agar tidak
1955 mencontoh ilmu pengetahuan fisiknya yang telah ketinggalan zaman dan menganjurkan
pluralisme dalam metodologi yang akan mencakup metode-metode naturalistik dan
deskriptif.

Abraham H. Maslow memberikan nama ‘Kekuatan Ketiga’ kepada psikologi humanistik,


1958
suatu penamaan yang menghasilkan popularitas dan digunakan secara luas.

Maslow disebut sebagai pendiri psikologi humanistik, meskipun ia sendiri pada tahun 1970
1970 mengatakan bahwa psikologi humanistik adalah ‘hasil karya banyak orang’, dan “tidak ada
nama besar seseorang yang bisa digunakan untuk mengkarakterisasinya.”

Mendengar imbauan-imbauan itu, para ahli psikologi humanistik mengarahkan


usahanya pada ‘humanisasi’ psikologi yang menekankan pada spontanitas kendali internal,
keunikan manusia, dan masalah-masalah eksistensial.

Psikologi humanistik adalah sutu gerakan perlawanan terhadap psikologi yang


dominan mekanistik, reduksionistik, atau ‘psikologi robot’ yang mereduksi manusia,
menurut pernyataan James Bugental (1967), “ke dalam tikus putih yang lebih besar atau
komputer yang lebih lamban”.

Psikologi Humanistik adalah produk dari banyak individu dan merupakan asimilasi
dari banyak pemikiran, khususnya pemikiran fenomenologi dan eksistensial. Bagaimanapun,
psikologi humanistik juga adalah suatu ungkapan dari pandangan dunia yang lebih luas, serta
merupakan bagian dari kecenderungan humanistik universal yang mengejawantahkan diri
dalam ilmu-ilmu pengetahuan sosial, pendidikan, biologi, dan filsafat imu pengetahuan. Ia
adalah suatu segmen dari gerakan yang lebih besar yang mengaku hendak berlaku adil
terdahap kemanusiaan manusia serta – Menurut ungkapan Brewster Smith (tahun 1969) –
berusaha membangun ilmu pengetahuna tentang manusia yang diperuntukkan bagi manusia
pula.

4
2.3 Perkembangan Psikologi Humanistik
Perkembangan Psikologi Humanistik Garis besar umum psikologi humanistik
pertama kali dikemukakan oleh Maslow pada tahun 1954 dalam kepala suratnya yang
berbunyi: "Orang-orang yang menaruh minat pada studi ilmiah tentang kreativitas, cinta,
nilai-nilai yang lebih tinggi, otonomi, pertumbuhan, aktualisasi diri. dan asan kebutuhan
dasar". Manifesto psikologi humani yang pertama kali diungkapkan di Amerika adalah
pidato dengan judul Humanistic Psychology. A New Breakthrough yang dibacakan oleh
James T.Bugental dalam pertemuan Perhimpunan Psikologi Orange County (California)
pada tahun 1962, dan dimuat dalam American Psychologist pada tahun 1963.
Di Inggris, John Cohen, guru besar psikologi di Universitas Manchster, ia menjelaskan
posisi humanistiknya dengan mengatakan bahwa “subjek studi psikolgi tidak lain adalah
manusia; psikologi bukanlah bagian dari fisiologi. Langkah pertama kita karenanya
haruslah mempelajari apa yang khas paa manusia”.
Di Jerman, Albert Wellek, bekas guru besar psikologi dan direktur Institut Psikologi
Univendtas Mainz, seara konsisten menunjukkan penekanan pada unsur-unsur
humanistic dalam tulisan-tulisannya, khususnya tulisan di lapangan kepribadian di mana
ia memberikan sumbangan-sumbangannya yang paling besar.
Di Amerika, psikologi humanistic memperoleh dukungan pertama-tama dari para
psikoterapis,para ahli psikologi klinis dan para ahli psikologi yang menaruh perhatian
pada teori kepribadian, tetapi lambat laun ia memperoleh pengikut dari kalangan-
kalangan lain,yakni akademis dan eksperimental. Pada tahun 1969 Maslow diangkat
sebagai presiden Perhimpunan Psikologi Amerika yang merupakan tana bahwa tema-
tema humanistik yang didukungnya memperoleh pengakuan dan respek dari para ahli
psikologi Amerika. Pada tahun 1970, Perhimpunan Psikologi Amerika menyetujui
pembentukan Divisi Psikologi Humanistik (Divisi ke-32). Maksudnya adalah “untuk
menerapkan konsep-konsep, teori-teori, dan filsafat Psikologi Humanistik pada
penelitian, pendidikan, dan penerapan-penerapan professional pada psikologi ilmiah”.
Carmi Harari, seorang ahli psikologi klinis, terpilih sebagai presiden pertama ketika divisi
baru ini diresmi dibentuk pada tahun 1971.

2.4 Abraham H. Maslow


Abraham H. Maslow (1908-1970), seorang teoris kepribadian yang realistik,
dipandang sebagai bapak spiritual, pengembang teori, danjuru bicara paling cakap bagi
psikologi humanistik. Terlatih baik dalam psikologi eksperimen dan metodologi
ilmiahnya yang cermat.

Pada awalnya Maslow tertarik pada behaviourisme, tetapi kemudian


entusiasmenya terhadap behaviourisme itu hilang. Akhirnya, Maslow mengabdikan
hidupnya kepada pencarian suatu teori yang komprehensif tentang manusia yang
dilandaskan pada evidensi faktual, dapat diterima, dan berguna bagi umat manusia.

5
Maslow mengajar di Brooklyn Collage (1937-1951). Maslow menjadi guru besar
psikologi di Universitas Brandeis. Menjadi ketua departemen psikologi (1951-1961).
Tahun 1969, Maslow menjadi pengajar pada Yayasan William Price Laughin di Menlo
Park, California. Maslow menulis sejumlah buku. Buku-buku yang paling dikenal dan luas
dibaca adalahToward A Psychology of Being(1962), danMotivation and Personality
(1954).

Maslow dikenal dengan teorimotivasinya. Dalam bukunya yang berjudul


Motivation and Personality, yang merangkum sintesis tiga pendekatan yaitu, holistik,
motivasional, dan kultural. Maslow menguraikan lima kebutuhan bertingkat: kebutuhan-
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan rasa
memiliki, kebutuhan akan rasa harga diri, dan kebutuhanuntuk mengaktualisasi diri.

Berikut adalah rangkuman Maslow tentang keharusan-keharusan bagi masa


depan psikologi:

 Psikologi harus lebih manusiawi. Yakni lebih memusatkan perhatian pada masalah-
masalah kemanusiaan dibandingkan pada masalah-masalah keorganisasian
 Psikologi harus lebih memalingkan perhatian kepada studi tentang filsafat, ilmu
pengetahuan, estetika, dan terutama studi tentang etika dan nilai-niai
 Psikologi Amerika harus lebih berani, kreatif, dan harus mencoba menemukan,
bukan hanya waspada dan hati-hati dalamm enghindari kesalahan-kesalahan
 Psikologi harus menjadi lebih positif dan tidak negatif. Ia harus memiliki batas-batas
yang lebih tinggi dan jangan takut terhadap kemungkinan-kemungkinan yang lebih
tinggi yang ada pada manusia
 Psikologi harus mempelajari ke dalaman sifat  manusia. Selain tingkah laku yang
nampak mempelajari kesadaran dan ketidaksadaran
 Psikologi akademis terlalu eksklusif Barat Iya perlu juga mengambil sumber-sumber
dari timurIya terlalu menekankan objektivitas Terlalu umum Terlalu memusatkan
perhatian padahal-halluar Dan terlalu behavioral Serta harus belajar lebih banyak
tentang hal-hal yang subjektif, pribadi, batin, dan meditatif Introspeksi yang telah
dibuang sebagai suatu teknik yang harus dikembalikan ke dalam penelitian psikologi
 Para ahli psikologi harus mempelajari pengalaman-pengalaman yang bertujuan
disamping cara-cara mencapai tujuan yang pragmatis, berguna, dan bertujuan
 Psikologi harus mempelajari manusia bukansebaga itanahlempung yang pasif Yang
tidak berdaya yang di tentukan oleh kekuatan-kekuatan luar
 Kaum intelektual cenderung terserap oleh abstraksi-abstraksi kata-kata dankonsep-
konsep melupakan pengalaman nyata yang orisinil yang menjadi asal mula segenap
ilmu pengetahuan
 Pelajaran-pelajaran dari Psikologi gestalt dan teori organismik belum sepenuhnya
diintegrasikan kedalam psikologi manusia adalah unit yang tidak bisa direduksi
sekurang-kurangnya sejauh yang ditunjukkan Oleh penelitian-penelitian psikologi
segala sesuatu yang ada dalam dirinya berhubungan dengan segala sesuatu yang
lainnya dalam derajat yang lebih besar maupun yang lebih kecil

6
 Para ahli psikologi harus menyediakan lebih banyak waktu bagi studi yang intensif
tentang persentunggal yang unik serta harus menyeimbangkan perhatiannyapada
manusia yang di generalisasikan dan pada kesanggupan kesanggupan yang
digeneralisasikan dan diabstraksikan
 Akhirnya dengan mulai mengetahui lebih banyak tentang keinginan-keinginan yang
dilegitimasi dan tentang kebutuhan-kebutuhan akan pertumbuhan pribadi dari
pemenuhan diri atau akan kesehatan psikologis maka kita harus menyusun tugas
menciptakan kebudayaan yang sehat

Tentang tanggung jawab psikologi Maslow mengatakan “saya percaya bahwa


ahli psikologi menempati posisi yang paling penting di dunia dewasa ini saya
mengatakan demikian karena segenap masalah penting yang dihadapi oleh umat
manusia –perang dan perdamaian eksploitasi dan persaudaraan kebencian dan cinta
kesakitan dan kesehatan-kesalahan pengertian dan perhatian pengertian kebahagiaan
danketidakbahagiaan akan bergantung hanya pada pemahaman yang lebih baik tentang
sifat manusia dan pada masalah-masalah itulah psikologi harus menerapkan diri”

CIRI-CIRI PSIKOLOGI HUMANISTIK


Psikologi humanistik memberikan perhatian khusus pada cirri-ciri dan kesanggupan-
kesanggupan yang menjadikan manusia unik dan berbeda dengan hewan-hewan.

Berikut adalah 4 ciri psikologi humanistik :

- Memusatkan perhatian pada orang yang mengalami sehingga berfokus pada pengalaman
sebagai fenomenon primer dalam mempelajari manusia
- Menekankan pada kualitas-kualitas khas manusia seperti memilih, kreativitas, menilai, dan
realisasi diri sebagai dari pemikiran manusia yang mekanistik dan reduksionistik
- Menyandarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan
dipelajari dan prosedur penelitian apa yang akan digunakan, serta menentang penekanan
yang berlebihan pada objektivitas yang mengorbankan signifikasi
- Memberi perhatian penuh dan meletakkan nilai tinggi pada kemuliaan dan martabat
manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu

Meskipun memiliki ciri-ciri umum seperti diatas, namun para tokoh psikologi humanistik
memiliki pandangan yang berbeda satu sama lain. Pada tahun 1967, menurut Bugental
“psikologi humanistik banyak dipopulerkan oleh apa yang ditentang maupun oleh apa yang
diafirmasikannya.”
Psikologi humanistik memiliki ideologi yang heterogen karena inti konseptual dan dalil-
dalil positif dari psikologi humanistik sulit dipahami. Maka dari itu, Maslow (1969) menyebut
psikologi humanistik sebagai “koalisi berbagai sempalan psikologi ke dalam suatu filsafat
tunggal.”

7
Esensi filsafat tunggal yang disebutkan oleh Maslow berwujud pengakuan bahwa spesies
manusia memiliki ciri-ciri dan kesanggupan-kesanggupan yang unik; terdapat nilai-nilai utama
universal yang menjadi bagian dari alam biologis manusia bersifat naluriah dan tidak dipelajari.
Tujuannya untuk realisasi diri atau aktualisasi diri yaitu pengungkapan dan penggunaan
kemungkinan-kemungkinan dan kegunaan-kegunaan secara penuh.

2.6 Konsep-konsep Dasar dan Tujuan Utama


Charlotte Buhler pada tahun 1922-1938 saat ia menjadi guru besar psikologi di
Universitas Wina, ia melaksanakan studi-studi untuk memahami manusia sebagai
keseluruhan. Charlotte Buhler secara konsisten menekankan ciri-ciri psikologi humanistik
secara mendasar ; mencoba menemukan jalan masuk ke arah studi dan pemahaman
individu sebagai keseluruhan (semacam menuntut dan mengimplikasikan pengetahuan
tentang sejarah keseluruhan hidup individu) ; berhubungan erat dengan eksistensialisme
yang menjadi landasan filosofisnya, dan terutama dengan pengalaman intensionalitas
sebagai “inti diri dan motivasi individu ; dan bahwa konsep tentang manusia secara
sentral adalah kreativitas.

Tujuan utama psikologi humanistik.

Sebagaimana yang disebutkan oleh Bugental (1967), “mendeskripsikan secara


lengkap apa artinya sebagai manusia.” Meliputi pendeskripsian bakat-bakat bawaan
manusia, pertumbuhan, kematangan, penurunan, interaksi dengan lingkungan fisik dan
sosialnya, lingkup dan jenis pengalamannya, serta tempatnya di alam raya.

Meskipun sejumlah tokoh psikologi humanistik menentang behaviorisme dan


psikoanalisa, namun Maslow memandang psikologi humanistik sebagai “suatu struktur
yang lebih besar” yang mengakomodasi behaviorisme, psikoanalisa, dan pendekatan-
pendekatan lain dalam psikologi.

2.7 Penerapan-Penerapan
Psikologi humanistik menginsyafi roh manusia dan kebutuhannya untuk memuaskan
diri da untuk menemukan makna dalam hidupnya, serta percaya bahwa masing-masing
orang adalah agen yang paling bertanggung jawab atas kehidupan dirinya sendiri.
Karena itu prinsip-prinsip psikologi humanistik memiliki implikasi-implikasi bagi:
1. Etika (Kurtz, 1969)
2. Agama (Hammes, 1971)
3. Hukum (Stone, 971)

Para ahli berusaha menerapkan prinsip-prinsip mereka terutama pada pendidikan,


bisnis, dan psikoterapi.

8
Angan-angan Maslow adalah penciptaan masyarakat yang sinergik, atau,
sebagaimana disebutkan oleh Maslow, masyarakat yang sehat tempat orang-orang
bekerja sama bagi kemajuan bersama dan tempat mereka bisa mengembangkan
potensi-potensi serta memuaskan kebutuhan-kebutuhan tanpa membatasi kebebasan
sesamanya. Dengan kata lain, blueprint atau cetak biru program psikologi humanistik
adalah pencipataan masyarakat yang baik yang memungkinkan orang-orang mampu
mengaktualisasikan diri.

Penerepan prinsip-prinsip psikologi pada:

1. Pendidikan

Untuk menciptakan masyarakat yang sehat, dibutuhkan pendidikan yang sehat.


Dalam bukunya yang berjudul Psychology and the Human Dilemma (1967), Rollo May
menuding sekolah sebagai sumber utama kecemasan yang dipelajari dan kekecewaan
orang-orang yang ingin tumbuh. Nilai-nilai yang mereka anut dipaksakan oleh orangtua
dan penguasa pendidikan, bukan nilai-nilai pilihannya sendiri. Psikologi menolak
kekuasaan buta dan kebersaingan yang terdapat dalam pendidikan tradisional serta
mengajukan perkembangan internal dan penguatan diri sebagai alternatif. Psikologi
humanistik mengalihkan fokus pendidikan kepada potensi pertumbuhan dan aktualisasi
diri subjek didik.

Psikologi humanistik menuntuk adanya perubahan dalam pemikiran tradisional,


latihan guru-guru dan pejabat-pejabat pendidikan, serta modifikasi metode-metode
pengajaran.

Willis Harman (1971), seorang ahli pendidikan terkemuka dari Universitas Stanford,
meramalkan bahwa indiviu yang dididik dalam orientasi humanistik akan “menjadi
manusia yang otentik”.

2. Bisnis

Pembaharuan humanistik diperlukan dalam bisnis dan industri. Dalam buku Maslow
yang berjudul Eupsychian Management (1965), Maslow menguraikan teorinya tentang
manajemen yang mengandalkan keberadaan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi
dan kebutuhan-kebutuhan meta dalam diri segenap pegawai, tidak menjadi soal sebarap
tinggi taraf intelektual mereka.

Program manejemen Maslow diarahkan pada pembentukan relasi atasan-bawahan


yang demokratis dan membangkitkan motif-motif yang lebih tinggi. Tujuannya adalah
situasi kerja yang memungkinkan tercapainya aktualisasi diri dan pertumbuhan pribadi.

Di beberapa perusahaan tempat prinsip-prinsip Maslow diterapkan tercatat


keberhasilan yang nyata berupa peningkatan kebahagiaan pegawai, efisiensi dan
produktivitas maupun berupa kepuasan terhadap pelaksanaan program.

9
Hasil-hasil tersebut mengukuhkan keyakinan para ahli psikologi humanistik bahwa
taraf efisiensi yang paling tinggi hanya bisa dicapai dengan memperhatikan pemuasaan
kebutuhan aktualisasi diri.

3. Psikoterapi

Penerapan-penerapan psikologi humanistik dalam psikoterapi melalui gerakan


kelompok pertemuan barangkali paling luas, intensif, bervariasi, dan populer, tetapi juga
aspek yang paling kontroversial dari psikologi humanistik.

10
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Psikologi humanistik adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman


dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia.
Bagi sejumlah ahli psikologi humanistic ia adalah alternative, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi
humanistic yang lainnya mreupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan
psikoanalisi. Adapun pendekatan ini dianggap sebagai kekuatan ketiga dalam psikologi yang
menengahi kontras behaviorisme dan psikoanalisa.

Para pendirinya :

- Abraham H. Maslow (teori)


- Carl Rogers (teori kepribadian dan penerapan-penerapannya pada psikoterapi)
- Charlotte Buhler (penerapan-penerapan pada konseling dan psikologi perkembangan)
- James F.T. Bugental (penerapan-penerapan pada psikologi klinis)

SARAN

Kami sangat mengharapkan kritik serta saran dari pembaca karena dalam penyusunan
makalah ini, kami tidak luput dari kesalahan. Maka dari itu saran dan kritik sangatlah membantu
kami untuk memperbaiki, mengevaluasi, serta menjadikan makalah ini lebih baik dalam segala
aspeknya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Misiak, Henryk dan Virginia Staundt Sexton. Psikologi Fenomenologi, Eksistensial,


dan Humanistik. Bandung: PT Refika Aditama.

12

Anda mungkin juga menyukai