Anda di halaman 1dari 22

I.

PENDAHULUAN

Pada hakekatnya pergudangan merupakan suatu proses kegiatan

logistik/barang dalam gudang, baik yang bersifat administratif maupun

oprasional yang berhubungan dengan penatausahaan, tata kerja dan tata

ruang. Yang di mulai dari kegiatan penerimaan, pencatatan, pemasukan,

penyimpanan, pengaturan, pembukuan, pemeliharaan, pengeluaran dan

distribusi yang berakhir pada laporan pertanggung jawaban pengelola

gudang. Rangkaian tersebut untuk mendukung suatu sistem unit kerja

agar tercapai tujuan efektifitas dan efisiensi organisasi secara

keseluruhan. Oleh karena itu kegiatan penggudangan tidak sekedar

kegiatan memasukan barang dalam ruang penyimpanan barang

(gudang), namun kegiatan penggudangan mempunyai makna yang lebih

yaitu diperlukannya suatu perencanaan, pengorganisasian , dan

pengendalian logistik/barang.

Ada beberapa hal yang dapat di jadikan sebagai pedoman-pedoman

umum dalam pengelolaan gudang logistik/barang di kantor Departemen

Sosial di pusat maupun daerah yakni :

1. Menjaga kelancaran penerimaan dan pengeluaran

logistik/barang.

2. Menjaga ketertiban administratif penggudangan.

_____________________________________________________________________
1
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
3. Melakukan penyimpanan logistik/barang secara tepat sehingga

mudah di cek dan diambil.

4. Melakukan pengaturan logistsik/barang secara tepat sehingga

mampu menjamin keaman dan keselamatan barang serta

petugas.

5. Melakukan perawatan barang dengan baik.

Manajemen pengelolaan gudang yang tidak tertata dengan baik

dan Teratur tidak tertib dapat terjadi apabila dalam memperlakukan

pengelolaan dan penggudangan tidak tepat seperti :

1. Memperlakukan, memfungsikan gudang sebagai “bak sampah“

sehingga logistik yang rusak dan masih terpakai serta barang

persediaan, kardus-kardus, kertas-kertas secara campur aduk

semuanya dimasukan dalam gudang.

2. Sering kegiatan penggudang yang ditangani ala kadarnya tanpa

perencanaan yang baik, baik bekaitan dengan tata cara,

prosedur, maupun pengelolaan administratifnya.

3. Tidak dapat diketahuinya jumlah persediaan logistik/barang

secara tepat karena tidak tertibnya pencatatan penerimaan dan

penditribusian barang pada bagian gudang.

4. Banyaknya logistik / barang kadaluwarsa karena kesalahan

dalam pengeluaran logistik.

_____________________________________________________________________
2
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
5. Banyaknya kerusakan logistik ditempat penyimpanan/gudang

karena salah penempatan dan kesalahan perawatan.

6. Banyaknya logistik yang hilang karena tidak dilakukan

pengawasan secara ketat.

7. Lambatnya pelayanan pada penerimaan dan pendistribusian

logistik/barang akibat petugas tidak profesional.

Departemen sosial, memiliki gudang cukup banyak yang pada saat

ini Pengelolaanya berada dibawah wewenang dan tanggung jawab

Unit Kerja Eselon I baik yang berfungsi sebagai gedung tempat

penyimpan barang persediaan dalam kapasitas besar untuk bantuan

sosial kepada masyarakat, maupun gudang dalam kapasitas terbatas

sebagai tempat penyimpan barang persediaan perkantoran dan alat-alat

kantor lainya, Disamping itu terdapat gudang bantuan sosial yang berada

di 33 propinsi pembangunanya didanai dari dibiayai Dekonsentrasi

(APBN) yang pembinaan dan pengawasannya berada dibawah Unit

Kerja Eselon I.

Keberfungsian gudang tersebut perlu untuk terus ditingkatkan sesuai

dengan standar pengelolaan gudang, karena nilai Asset yang berada pada

gudang tersebut cukup besar jumlahnya. Oleh karena itu untuk

keseragaman dalam pengelolaan penggudangan perlu dibuat pedoman

pengelolaan gudang yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi para

_____________________________________________________________________
3
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
petugas gudang baik di pusat dan daerah, sehingga pengelolaan gudang

dapat berjalan tertib dan baik. Petugas pengelola gudang bertanggung

jawab menyampaikan laporan barang persediaan triwulan,semester dan

tahunan kepada Unit Kerja Eselon I dan laporan tersebut sesuai dengan

SIMAK BMN.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

1. MAKSUD

Pedoman manajemen pengelolaan ini disusun dengan maksud agar

dapat dijadikan acuan bagi para pengelola gudang baik pusat

maupun daerah.

2. TUJUAN

a) Terciptanya pengelola gudang yang profesional terhadap

administrasi gudang dapat berjalan secara tertib, lancar dan

benar dalam pengelolaan gudang.

b) Adanya kesamaan pemahaman petugas gudang pusat dan

daerah dalam mengelola gudang.

III. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang No. 6 Tahun 1974, Tentang Ketentuan-ketentuan

Pokok Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara RI Tahun 1974

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI No. 3039). Yang telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 11. Tahun 2009.

_____________________________________________________________________
4
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara ( Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara RI Nomer 4355);

3. Undang-Undang Nomer 15, Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ( Lembaran

Negara RI. Tahun 2004 Nomer 66, Tambahan Lembaran Negara

RI Nomor 4400 ).

4. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Sebagaimana

telah diubah beberapa kali Terakhir dengan peraturan Presiden RI

Nomor 80 Tahun 2006.

5. Keputusan Presiden RI Nomor.187/M Tahun 2004 Tentang

Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu. Sebagaimana Telah

Beberapa Kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden RI

Nomor 171/M Tahun 2005.

6. Peraturan Presiden RI. Nomer 09 Tahun 2005 Tentang Kedudukan

Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementriaan

Negara RI, Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

RI Nomor 62 Tahun 2005.

_____________________________________________________________________
5
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005

Tentang Unit Orgnisasi dan Tugas Eselon 1 Kementrian Negara

RI, Sebagaimana Telah diubah dengan Peraturan Presiden RI

Nomor 66 Tahun 2006.

8. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor.64/HUK/2002Tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pembukuan dan Penata Usahaan Barang

Milik Negara/ Kekayaan Negara di Lembaga Departemen Sosial.

9. Keputusan Mentri Sosial Nomer : 49/HUK/1999 Tentang Juklak

Tata Cara Penghapusan dan Pemanfaatan Barang Milik Negara

/ Kekayaan Negara:

10. Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor

82/HUK/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Sosial :

11. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor. 134/PMK.06/2005

Tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara.

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/ PMK/.06/2007 Tentang

Penata Usahaan Barang Milik Negara.

_____________________________________________________________________
6
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
IV. MEKANISME PENGELOLAAN GUDANG

1.Struktur Organisasi

Bahwa dalam menyusun struktur organisasi pengelolaan

gudang, harus senantiasa memperhatikan pembagian kerja, agar dapat

dicapai efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan penggudangan

logistik/barang. Apabila pengelolaan gudang dan volume beban

kerjanya masih relatif kecil maka cukup dikelola oleh 1-2 orang saja,

namun sebaliknya apabila pengelolaan gudang dan beban kerja besar,

maka diperlukan suatu organisasi sebagai unit kerja baru untuk

meggerakkan organisasi penggudangan sehingga dapat mencapai

hasil yang optimal.

Struktur Organisasi gudang (dalam kapasitas besar) di lingkungan

Departemen Sosial sebagai berikut:

1. Pengelola Gudang

a) Kepala gudang.

b) Subag. Tata usaha gudang.

c) Subag. Oprasional dan pengawasan gudang.

2. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Kepala Gudang;

 Mengendalikan kegiatan organisasi gudang.

 Menerima dan mengeluarkan barang.

_____________________________________________________________________
7
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
 Melakukan chek fisik sesuai jadwal yang telah di tentukan

 Menyampaikan laporan bulanan, triwulan, semester,

dan tahunan tentang kondisi gudang dan barang kepada

pimpinan Unit Kerja Eselon I.

 Bertanggung jawab atas barang yang berada di bawah

pengelolanya.

b. Subag. Tata Usaha Gudang ;

 Mencatat penerimaan barang.

 Mencatat pengluaran barang.

 Menyiapkan laporan hasil chek fisik barang kepada kepala

gudang.

 Membuat neraca penerimaan dan pengeluaran barang.

 Menyiapkan berita acara barang.

 Mempersiapkan surat masuk dan keluar barang.

 Menyusun laporan priodik gudang sebagai bahan


pertanggung jawaban.

c. Subag. Operasional Gudang ;

 Melakukan pemeriksaan dan pengawasan gudang.

 Melakukan chek fisik barang.

 Melakukan penataan barang sesuai dengan jenisnya


digudang.

 Melakukan pengawasan secara teratur di lingkungan gudang.

_____________________________________________________________________
8
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
 Mengawasi penerimaan dan pengeluaran barang yang berada
digudang.

 Menyusun laporan priodik perkembangan gudang yang


menjadi kewenanganya.

 Melakukan pengamanan gudang dan lingkungannya.

V. PENATA USAHAAN GUDANG

Kegiatan pergudangan tidak bisa dipisahkan dari administrasi,

pergudangan secara tertib dan benar, karena administrasi pergudangan

dapat dijadikan instrumen pengawasan dan pengendalian dalam

pengelolaan pergudangan, dengan adanya sistem administrasi

pergudangan yang benar keberadaan logistik / barang setiap saat

dapat dicek, baik berkaitan dengan nama, jenis, spesifikasi, jumlah

dan mutasi, bukti jumlah persediaan, maupun nilai logistik yang ada di

gudang. Bagi petugas gudang, administrasi pergudangan juga dapat di

gunakan sebagai alat pertanggung jawaban dalam pengelolaan

pergudangan yang di bebankan kepadanya.

Petugas gudang Departemen Sosial harus melengkapi sistem

administrasi pergudangan dengan menyediakan buku penerimaan

barang, buku pengeluaran barang, dan surat jalan barang, dan

delivery order (DO).

_____________________________________________________________________
9
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
1. Penerimaan Barang

Petugas gudang Departemen Sosial harus memiliki buku

penerimaan barang,buku tersebut untuk mencatat informasi yang

berkaitan dengan jenis dan spesifikasi barang, tanggal penerimaan,

jumlah nilai logistik yang meliputi harga persatuan dan jumlah

total dari sumber barang/ pendanaan barang.

Di samping itu setiap terjadi pencatatan pemasukan logistik/

barang ke dalam buku pencatatan harus di ikuti dengan bukti-bukti

penerimaan barang seperti surat jalan pengiriman barang/

penyerahan barang untuk setiap bukti pemasukan logistik harus di

bubuhi nomor sebagai kode bukti masuk / sesuai urutan yang

kemudian nomor kode bukti masuk ini ditulis dalam kolom nomor

kode bukti masuk dalam buku penerimaan gudang, penggunaan

nomor kode bukti masuk ini di maksudkan untuk mempermudah

pengecekan maupun pengawasan logistik ( contoh form terlampir).

2. Pengeluaran Barang

Setiap petugas gudang logistic / barang Departemen Sosial

harus memiliki buku pengeluaran barang, pada buku tersebut akan

berisi informasi yang berkaitan dengan jenis dan spesifikasi

logistik, tanggal pengeluaran, jumlah pengeluaran logistik.

_____________________________________________________________________
10
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
Terjadinya transaksi pengeluaran logistik di gudang harus di

ikuti dengan pencatatan pengeluaran barang ke dalam buku

pengeluaran barang, di samping itu harus melakukan pengisian

pengeluaran barang pada kartu barang sehingga nantinya dapat di

ketahui jumlah persediaan logistik jenis logistik tertentu.

Pada buku pengeluaran harus di ikuti dengan bukti-bukti

pengeluaran barang yang dapat berupa Delivery Order (DO) atau

surat penyerahan barang, surat jalan, di samping itu setiap bukti

pengeluaran barang harus di bubuhi nomor sesuai urutan yang

kemudian nomor kode bukti keluar di tuliskan pada kolom nomor

kode bukti keluar, dalam bukti pengeluaran gudang maupun kartu

persediaan. Penggunaan kartu keluar di maksudkan untuk

mempermudah pengecekan maupun pengawasan logistik

(contoh formulir terlampir ).

Untuk melengkapi administrasi gudang harus juga di

sediakan kartu persediaan barang, kartu tersebut di gunakan untuk

mancatat perubahan-perubahan jumlah persediaan logistik karena

adanya pemasukan logistik. Adapun informasi yang harus tertuang

dan tertulis dalam kartu persediaan logistik meliputi jenis dan

spesifikasi logistik, tanggal pemasukan / pengeluaran logistik,

kode nomor, surat bukti pemasukan barang / pengeluaran,

_____________________________________________________________________
11
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
asal / tujuan logistik, jumlah pemasukan / pengeluaran dan jumlah

sisa dalam kegiatan pengelolaan administrasi pergudangan, kartu

persediaan barang dalam bentuk kartu barng ini di buat rangkap

dua, satu untuk arsip dan satu lagi untuk di gantung, pada

kelompok jenis barang tertentu dimana barang tersebut di

tempatkan, sehingga hal ini untuk mempermudah pengecekan

logistik, terutama pengecekan terhadap jumlah persediaan logistik (

contoh terlampir).

3. Penataan Barang

Penataan ruang gudang merupakan penataan segmen-segmen

ruangan di dalam gudang serta pengaturan logistik di dalam ruang

gudang tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut bagi petugas

pengelola gudang Departeman Sosial hendaknya senantiasa

memperhatikan tata ruang gudang semaksimal mungkin agar proses

penerimaan dan pengeluaran barang dapat berjalan dengan lancar.

Ada beberapa tata letak ruang gudang yang harus di perhatikan

sebagai berikut:

a. Jarak Pendek

Ruang sebaiknya bisa di pergunakan sebaik mungkin sehingga

pelaksanaan kegiatan pengaturan barang dalam gudang dapat

melewati jarak sependek mungkin.

_____________________________________________________________________
12
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
b. Mengalirnya Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pengaturan barang di usahakan dengan

urutan yang teratur dari satu tempat ke tempat yang lain dengan

berurutan baik dengan metode FIFO ( first in first out ) yaitu

pengaturan barang yang lebih dahulu masuk gudang harus di

keluarkan pada urutan pertama pula atau metode LIFO ( Last in

last out ) yaitu pengaturan barang yang terakhir masuk dalam

gudang tetapi pertama kali keluarkan dalam gudang.

d. Mempermudah Pengawasan

Penataan ruang haruslah dapat membantu mempermudah

pengawasan atas pelaksanaan pengaturan barang.

e. Fleksibilitas Ruang

Penataan barang dalam gudang di usahakan sedemikian rupa

sehingga bila ada gangguan ruangan akan mudah di sesuaikan

dengan kebutuhan.

f. Alur Masuk dan Keluar Barang.

Arus keluar masuk barang di gudang harus

memperhitungkan semua unsur pekerjaan, mengelompoknya

bersama-sama dan menangani barang simpanan secara khusus

sesuai dengan kecepatan bergerak barang-barang itu.

Arus kegiatan di pertahankan untuk semua kegiatan yang di

_____________________________________________________________________
13
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
lakukan dan fleksibilitas tetap di pelihara, karena tiap bagian yang

ditunjukan dalam denah dapat di pindahkan. Satu daerah dapat di

buat lebih besar dengan mengurangi daerah yang lain, paling

sedikit dengan memindahkan partisi atau satu blok material

simpanan. Jenis media untuk penyimpanan yang akan dipakai

tidak di perlihatkan. Ini jelas tergantung pada karakteristik

barang-barang yang akan disimpan. Prinsip-prinsip yang

digambarkan dalam denah ini dapat pula di pakai pada daerah

pergudangan terbuka ( contoh denah terlampir ).

4. Perlengkapan Pendukung Gudang

Pada gudang milik Departeman Sosial di pusat dan daerah perlu

di dukung dengan kelengkapan yang memadai sehingga petugas

gudang dapat bekerja secara optimal dalam memberikan

pelayanan arus barang, adapun kelengkapan yang di perlukan

gudang Departemen sosial:

a. Di ruang Kerja.

1) Meja dan kursi sesuai kebutuhan kerja petugas

( jumlah petugas ).

2) Komputer 2 unit.

3) Lemari kayu susun 1 unit.

4) Filling Cabinet 2 unit.

_____________________________________________________________________
14
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
5) Mesin fotokopi 1 unit.

6) AC Split.

7) Kursi tamu.

b. Di Gudang.

1) Palet ( Sesuai kebutuhan ).

2) Forklift.

3) Tangga.

4) Mobil truk.

5) Alat pemadam kebakaran.

6) Area bongkar muat yang memadai.

c. Perlengkapan petugas gudang.

1) Pakaian petugas gudang.

2) Sarung tangan.

3) Helm gudang.

4) Sepatu bot.

5) Lampu sorot / senter.

5. Tempat Penyimpanan

Gudang yang tidak di pergunakan secara maksimal sesuai

dengan kapasitasnya menggambarkan tidak efisien dalam

pemanfaatannya. Prinsip efisien penyimpanan logistik/ barang

yang efisiensi akan meliputi penyusunan dan pemanfaatan ruang

_____________________________________________________________________
15
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
berkonsentrasi setinggi mungkin. Kondisi ini berlaku untuk setiap

jenis logistik/ barang dan memungkinkan pengaturan lalu lintas

dengan frekuensi tinggi bila di butuhkan pada proses penyimpanan.

Apabila ada jenis logistik / barang yang membutuhkan frekuensi

lalu lintas tinggi sekali, namun di simpan di ruang yang sangat

terbatas tanpa memisahkannya dari jenis logistik lain, kondisi ini

akan mengakibatkan kegiatan rutin gudang tidak tercukupi.

 Cara penyimpanan

Dalam kegiatan pergudangan terdapat 5 jenis cara penyimpanan

yang lazim di pergunakan pada gudang yaitu :

 Penerimaan logistik, kegiatan ini termasuk dalam proses

pemeriksaan dan penempatan.

 Pengiriman logistik/ barang, kegiatan ini termasuk proses

pengumpulan permintaan, pengemasan, dan pemuatan untuk

di angku.

 Perhitungan stok, kegiatan ini dapat di lakukan setiap waktu

tertentu atau dapat pula setiap tahun.

 Pemeriksaan stok, kegiatan ini berupa pemeriksaan stok

secara berkala, pengecekan dan penempatan kembali stok

bila di perlukan.

_____________________________________________________________________
16
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
 Pemeliharaan penyimpanan, kegiatan ini dapat berupa

perencanaan kembali serta perubahan penempatan stok,

untuk menjaga stok yang sejenis dapat di tempatkan

berkelompok untuk melancarkan penyelesaian ke empat

proses sebelumnya.

Penyimpanan logistik yang efektif membutuhkan kerapihan

metode dan disiplin karena setiap logistik yang di simpan

membutuhkan cara penanganan yang berbeda. Penempatan/

penyimpanan logistik dalam gudang dapat memanfaatkan rak

( bin ) palet atau tempat penyimpanan peti kerja.

 Rak ( Bin )

Rak ( bin ) terbuat dari kayu / papan di desain untuk menyimpan

barang yang kecil dan ringan yang biasanya di gunakan dengan

frekuensi tinggi. Pengambilan dan pengembalian barang dari rak

ini cukup mempergunakan tangan. Pada gudang yang

memanfaatkan banyak rak, akan memudahkan pengaturan barang

kebutuhan untuk keperluan sehari-hari perkantoran sebagai barang

persediaan seperti ATK dan lain-lain.

 Pemagaan ( Racking )

Rak di gunakan sebagai media penyimpanan bagi barang-barang

berbentuk memanjang yang terlalu besar atau terlalu berat. Rak

_____________________________________________________________________
17
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
jenis ini dapat berfungsi untuk menyimpan stok persediaan,

bentuknya bervariasi sederhana, terbuat dari kayu/ baja ringan

dengan sistem knock down. Dimana ketinggian dapat diatur untuk

memungkinkan penyimpanan palet atau peti kayu di dalam segala

ukutan dan berat.

 Rak ( Bin )

Daerah penyimpanan terbuka yang di gunakan untuk menaruh

barang yang besar dan berat membutuhkan perhatian khusus agar

pemakaiaannya efisien dan optimal. Pengoperasian jenis

penyimpanan ini melibatkan peralatan yang mahal seperti crane,

forklift prinsip ini juga dapat pada sistem penyimpanan.

2 ( dua ) jenis rak tersebut di atur, jenis barang stok yang keluar

masuk dengan frekuensi tinggi di simpan di lokasi yang mudah dan

terdekat dengan fasilitas bongkar muat lay out dari daerah

penyimpanan terbuka harus memiliki jalur-jalur yang memadai

yang memungkinkan peralatan berat / kendaraan berat dapat

bergerak dengan leluasa.

_____________________________________________________________________
18
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
VI. PENGAWASAN GUDANG

Ada beberapa hal penting untuk di perhatikan bagi petugas

pengelola gudang Departemen Sosial sehubungan dengan kegiatan

pengawasan barang dalam gudang antara lain :

1. Mengcek barang dan laksanakan program kebersihan gudang

secara periodik.

2. Menjaga gudang dari kebocoran atap, merembesnya air

melalui lantai dan masuknya butir-butir air hujan melalui

jendela / ventilasi.

3. Hindarkan penempatan barang yang bias mempengaruhi dan

menyebabkan penurunan kualitas ataupun kerusakan pada

barang yang ada.

4. Cek instalasi listrik di ruang secara periodik.

5. Menyediakan alat pemadam kebakaran sebagai tindakan

antisipasi adanya kebakaran.

6. Mengatur aliran dan temperatur udara yang cukup sehingga

tidak membahayakan bagi petugas gudang maupun merusak

barang.

7. Menyediakan alas untuk setiap barang agar tidak mudah rusak

karena kelembapan.

_____________________________________________________________________
19
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
8. Menempatkan barang yang berat dan atau besar di bagian

bawah dan yang ringan dan atau kecil di bagian atas.

9. Menempatkan pada tempat khusus yang aman ataupun

terkunci untuk barang-barang kecil yang sejenis atau

mudah di curi.

VII. PELAPORAN

Pelaporan merupakan suatu informasi tentang data-data logistik/

barang yang ada di gudang dan di buat secara periodik serta

berkesinambungan dari proses penerimaaan sampai pengeluaran

maupun penyaluran logistik/ barang tersebut. Bagi petugas gudang

Departemen Sosial penyajian laporan harus dilaksanakan sebagai

berikut :

1. Laporan Kondisi Logistik/ Barang Bulanan

Untuk mengetahui kondisi Logistik/ Barang pada akhir bulan yang

berfungsi sebagai alat kontrol bagi Departemen Sosial khususnya

dalam menyusun rencana kebutuhan, laporan ini dibuat setiap akhir

bulan berdasarkan laporan harian dan mingguan.

2. Laporan Kondisi Logistik / Barang Tahunan

Untuk mengetahui kondisi Logistik / Barang setiap akhir tahun

per 31 Desember dilakukan Stock Opname untuk mengetahui stok

barang persediaan berdasarkan tansaksi penerimaan dan

_____________________________________________________________________
20
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
pengeluaran, laporan ini di buat akhir tahun yang di kenal dengan

laporan tahunan.

3. Laporan Stock Opname

Laporan berdasarkan hasil pemeriksaan logistik/ barang pada akhir

tahun oleh tim secara terpadu, hasil laporan Stock Opname ini

dijadikan sebagai bahan untuk menghitung nilai saldo awal

logistik / barang pada awal tahun berjalan.

4. Laporan Kondisi Barang Rusak

Untuk mengetahui kondisi barang rusak dan kadaluarsa yang ada di

gudang secara keseluruhan dan pelaporannya di buat berdasarkan

hasil penilaian petugas gudang dan dilengkapi dengan acara

pemeriksaan barang.

_____________________________________________________________________
21
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang
VIII. PENUTUP

Pedoman manajemen pengelolaan gudang ini di harapkan dapat

di jadikan sebagai acuan dalam proses penerimaan barang, penataan

barang, pengeluaran barang, dan pelaporan barang, agar petugas

gudang Departemen Sosial dapat lebih tertib secara adminstratif

dalam pengelolaan gudang di maksud. Penyusunan pedoman

manajemen pengelolaan gudang ini masih banyak mendapat

kekurangan karena keterbatasan literatur, guna penyempurnaan

pedoman manajemen pengelolaan gudang ini kami mengharapkan

masukan dan saran dari berbagai pihak.

_____________________________________________________________________
22
___
Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang

Anda mungkin juga menyukai