SISTEM DDT
Penyusun
Tim Sistem DDT
Buku Pegangan Mahasiswa
KETERAMPILAN
DASAR DIAGNOSTIK DAN
TERAPI
KETERAMPILAN
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSTIK UMUM
PENYUSUN :
PENGERTIAN
TUJUAN
2. Mampu memeriksa tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, suhu, nadi dan
pernafasan dengan menggunakan alat-alat yang sesuai secara benar.
- Memeriksa tekanan darah dengan tensimeter dengan cara yang berurutan dan
benar sejak persiapan sampai selesai.
- Memeriksa suhu badan dengan termometer dengan cara yang tepat dan benar.
- Memeriksa pernafasan dengan cara yang benar.
- Memeriksa frekuensi nadi dengan benar.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fisik dasar meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.
- Mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik.
- Melakukan pengamatan, serta melihat langsung badan/anggota badan pasien.
- Melakukan perabaan, baik dengan jari, ujung jari atau tangan ataupun dengan
kedua telapak tangan untuk mengetahui tanda-tanda vital.
- Melakukan perkusi dengan cara yang benar sehingga didapat suara ketukan
yang jelas.
- Melakukan auskultasi dengan alat stetoskop dengan proses yang benar.
1. Daftar panduan belajar untuk anamnesis, pemeriksaan fisik dasar dan tanda vital.
2. Stetoskop, termometer, tensimeter, manikin.
3. Status penderita, pulpen, pensil
Metode Pembelajaran :
DESKRIPSI KEGIATAN
I. ANAMNESIS
1. Proses Konsultasi
a. Membuka Sesi Konsultasi
Bangun sambung rasa dengan cara menyapa, bersalaman, memperkenalkan
diri dan mengkonfirmasi identitas dan karakteristik pasien
Jelaskan tujuan sesi, meminta persetujuan pasien bila diperlukan
Identifikasi masalah utama pasien atau hal yang ingin dibicarakan pasien
menggunakan
pertanyaan pembuka yang sesuai (misal:”ada masalah apa?” atau ”apa yang bisa
saya bantu?” atau “ada keluhan apa?”)
Dengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan pasien tanpa memotong
atau mengarahkan jawaban pasien.
Konfirmasi masalah yang ada dan menanyakan adakah masalah lainnya (mis:
”jadi ada sakit kepala dan capek-capek, ada lagi yang lain?” atau “apakah ada
perubahan dengan berat badan?”, dan lain-lain)
b. Mengumpulkan Informasi
Dorong pasien menceritakan perjalanan penyakitnya mulai awal sampai saat ini
menggunakan kata-katanya sendiri (menggali apa yang menyebabkan
kedatangannya hari ini)
Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup dengan tepat, dimulai dengan
pertanyaan terbuka dilanjutkan dengan pertanyaan tertutup.
Dengarkan pasien dengan penuh perhatian, membiarkan pasien
menyelesaikan perkataannya tanpa diinterupsi, memberikan waktu bagi pasien
untuk berpikir sebelum menjawab, atau meneruskan pembicaraan setelah jeda
sejenak.
Amati respon pasien secara verbal maupun non-verbal (mis: mendorong pasien
berbicara, memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengatur apa yang akan
diutarakan, melakukan refleksi isi, membuat interpretasi bahasa tubuh, ucapan,
ekspresi wajah)
Klarifikasi kembali pernyataan pasien bila kurang jelas atau meminta penjelasan
lebih lanjut (misalnya: ”bisa dijelaskan apa yang dimaksud dengan kepala terasa
melayang?”)
Rangkum pada akhir satu bagian konsultasi untuk memastikan bahwa pengertian
dokter sama dengan pasien sebelum pindah ke bagian berikutnya; meminta pasien
mengoreksi bila ada interpretasi yang kurang tepat, atau meminta pasien
memberikan penjelasan lebih lanjut.
Jika membaca, mencatat atau menggunakan komputer, tidak mengganggu jalannya
sesi konsultasi. Saat melakukan pemeriksaan fisik menjelaskan prosesnya dan meminta
izin. Berikan perhatian khusus terhadap hal-hal sensitif yang dapat membuat pasien
merasa malu atau menyakitkan pasien, termasuk pemeriksaan fisik. Jelaskan alasan
pertanyaan atau pemeriksaan fisik yang mungkin dirasa tidak masuk akal.
pengobatan)
15. Menggali riwayat sosial (kehidupan sehari-hari, pekerjaan yang
dilakukan dan kebiasaan keseharian yang mungkin berkaitan
dengan gejala yang dirasakan) seperti merokok dan konsumsi
minuman beralkohol
15. Melakukan cek silang
Tim Penyusun
2021
PENGERTIAN
Ampul adalah wadah gelas bening dengan bagian leher menyempit. Wadah ini
berisi obat dosis tunggal dalam bentuk cair. Untuk mengunakan obat dari wadah ampul
ini, harus mematahkan leher ampul.
Vial adalah wadah dosis tunggal atau multi dosis dengan penutup karet di atasnya.
Cap logam melindungi penutup steril sampai vial siap digunakan. Vial berisi medikasi
dalam bentuk cair dan atau kering. Vial merupakan sistem tertutup dan harus
menyuntikkan udara ke dalam vial untuk memudahkan mengambil cairan di dalamnya.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan sudah dapat
menyiapkan obat suntikan dari ampul dan vial.
TARGET PEMBELAJARAN
Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan sudah dapat:
- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk persiapan obat suntikan dari ampul dan
vial.
- Melakukan prosedur persiapan obat suntikan dari ampul,
- Melakukan prosedur persiapan obat suntikan dari vial.
METODE PEMBELAJARAN
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.
2. Ceramah.
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
tanya jawab 2. Instruktur memberikan contoh bagaimana cara
mempersiapkan obat suntikan dari ampul dan
vial
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan instruktur memberikan
penjelasan tentang aspek-aspek yang penting.
4.Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
dan instruktur menanggapinya.
3. Praktek bermain 50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan
peran dengan 2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang
umpan balik mempersiapkan obat suntikan dan satu orang
sebagai pengamat/asisten
3. Mahasiswa bergantian melakukan persiapan
obat suntikan dari ampul dan vial
4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan
melakukan supervisi menggunakan check list
5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu
kali.
4. Curah pendapat/ 15 menit Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa mudah,
Diskusi apa yang sulit dan kendala-kendala yang dialami.
Total waktu 100 menit
PENUNTUN BELAJAR
KETRAMPILAN MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL
DAN VIAL
(digunakan oleh Mahasiswa)
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak
sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya, tetapi tidak efisisen
3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan
efisien.
TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.
KASUS
NO LANGKAH KLINIK
MELAKUKAN PERSIAPAN 1 2 3
1. Lakukanlah persiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Lakukanlah cuci tangan
MENYIAPKAN OBAT SUNTIK DARI AMPUL 1 2 3
3. Campurlah cairan obat dalam ampul dengan cara menyentil
bagian atas ampul dengan perlahan dan cepat dengan ujung salah
satu jari.
4. Letakkanlah bantalan kasa kecil atau kapas alkohol mengelilingi
leher ampul.
5. Patahkankanlah leher ampul ke arah menjauhi tangan. Jika leher
ampul tidak patah, gunakan metal file untuk mengikir salah satu
sisi leher.
6. Peganglah ampul, dengan posisi menjorok atau tegak.
7. Masukkanlah jarum spoeit ke dalam lubang ampul, ujung jarum
jangan menyentuh pinggiran ampul.
8. Isaplah cairan obat pelan-pelan ke dalam spoeit dengan menarik
pengisap ke belakang.
9. Pertahankanlah ujung jarum di bawah permukaan cairan, yang
memungkinkan semua cairan masuk ke dalam spoeit.
Catatan : Jika terisap gelembung udara, janganlah mendorong
udara ke dalam ampul.
Untuk mengeluarkan gelembung udara : Pegang spoeit dengan
jarum mengarah ke atas, sentil bagian barrel, tarik bagian
pengisap sedikit, dorong ke atas untuk mengeluarkan udara.
MENYIAPKAN OBAT SUNTIK DARI VIAL 1 2 3
1. Lepaskanlah penutup logam untuk memajang penutup karetnya.
2. Usaplah permukaan penutup karet dengan alkohol 70%
3. Lepaskanlah penutup jarum, lalu tariklah pengisap pelan-pelan ke
belakang untuk mengumpulkan sejumlah udara yang sama
dengan volume medikasi yang akan diaspirasikan.
KETERAMPILAN
MENYUNTIK INTRAKUTAN
Tim Penyusun
2021
Menyuntik obat adalah prosedur invasif yang mencakup memasukkan obat melalui
jarum steril yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh. Karakteristik jaringan
mempengaruhi kecepatan penyerapan obat dan awitan kerja obat,oleh karenanya sebelum
menyuntik obat harus diketahui volume obat yang akan diberikan, karakteristik obat dan
letak/anatomi tempat yang akan disuntik.
Suntikan intra kutan adalah menyuntik obat ke dalam jaringan kulit. Tujuan suntikan
intra kutan:
1. Mendapatkan reaksi setempat misalnya skin test antibiotik
2. Mendapatkan atau menambah kekebalan, misalnya suntikan BCG
TUJUAN
Metode pembelajaran
KETERAMPILAN
MENYUNTIK SUBKUTAN
Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi 27
Buku Pegangan Mahasiswa
Tim Penyusun
PENGERTIAN
Menyuntik obat adalah prosedur invasif yang mencakup memasukkan obat
melalui jarum steril yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh. Karakteristik jaringan
mempengaruhi kecepatan penyerapan obat dan awitan kerja obat,oleh karenanya sebelum
menyuntik obat harus diketahui volume obat yang akan diberikan, karakteristik obat dan
letak/anatomi tempat yang akan disuntik.
Untuk suntikan subkutan, medikasi dimasukkan ke dalam jaringan ikat jarang di
bawah dermis. Jaringan subkutan tidak mempunyai banyak pembuluh darah maka
absorpsi obat agak sedikit lambat dibandingkan suntikkan intramuskuler. Jaringan
subkutan mengandung reseptor nyeri, jadi hanya obat dalam dosis kecil yang larut dalam
air, yang tidak mengiritasi yang dapat diberikan melalui cara ini.
Indikasi
Tujuan suntikan subkutan: Memasukkan cairan medikasi ke jaringan di bawah kulit. Jenis
obat yang sesuai adalah dosis kecil, larut dalam air dan tidak mengiritasi.
Tujuan pembelajaran
Tujuan instruksional umum
Setelah melakukan latihan menyuntik subkutan diharapkan mahasiswa:
- Mampu menyuntik subkutan sesuai dengan prosedur yang benar.
Metode pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.
2. Ceramah.
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
jawab 2. Instruktur memberikan contoh bagaimana
cara melakukan suntikan subkutan pada
KETERAMPILAN
MENYUNTIK INTRAMUSKULER
Tim Penyusun
BLOK DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI
PRODI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
KETERAMPILAN MENYUNTIK
INTRAMUSKULER
PENGERTIAN
TUJUAN
- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan suntikan intra muskuler.
- Menentukan lokasi-lokasi penyuntikan intra muskuler.
- Melakukan prosedur menyuntik intra muskuler secara benar.
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
jawab 2. Instruktur memberikan contoh bagaimana
cara melakukan suntikan intra muskuler
pada manikin. Mahasiswa menyimak dan
mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan instruktur memberikan
penjelasan tentang aspek-aspek yang
penting.
KETERAMPILAN
MENYUNTIK INTRAVENA
Tim Penyusun
PRODI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
KETERAMPILAN
MENYUNTIK INTRAVENA
PENGERTIAN
Teknik Penusukan vena secara transkutan dengan jarum tajam yang kaku ( wing needle,
abbocath, jarum yang dilekat pada spoeit atau vakutainer) disebut punksi vena. Tujuan
umum punksi vena salah satunya untuk pemberian cairan obat intra-vena.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai melakukan latihan keterampilan ini mahasiswa diharapkan sudah dapat
melakukan penyuntikan intra-vena.
TARGET PEMBELAJARAN
Setelah selesai melakukan latihan keterampilan ini mahasiswa diharapkan sudah dapat:
- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan penyuntikan intravena
- Menentukan lokasi-lokasi vena untuk penyuntikan
- Menyuntik intra-vena dengan prosedur yang benar dan efisien.
METODE PEMBELAJARAN
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.
2. Ceramah.
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
DESKRIPSI KEGIATAN
PENUNTUN BELAJAR
KETRAMPILAN MENYUNTIK INTRA-VENA
(digunakan oleh Mahasiswa)
KASUS
NO LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Lakukanlah persiapan alat-alat yang akan digunakan.
2. Pastikan identitas pasien. Anda tidak mau menyuntikkan
obat ke pasien yang salah dan jelaskan prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
12. Ambillah spoeit yang telah diisi dengan obat yang akan
disuntikkan dan cek ada tidaknya udara dalam spoeit.
PENGERTIAN
TUJUAN
- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemberian obat dengan
bolus Intravena.
- Menentukan lokasi pemberian obat dengan bolus Intravena
- Melakukan prosedur pemberian obat dengan bolus Intravena secara benar.
Metode pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.
2. Ceramah.
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
mengamati.
penting.
pengamat/asisten penyuntik.
check list
kali.
4. Curah pendapat/diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa
yang dialami.
Total waktu 100 menit
KETERAMPILAN
MENGGANTI PEMBALUT KERING
Tim Penyusun
PRODI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
TUJUAN PEMBELAJARAN
SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti latihan keterampilan ini mahasiswa diharapkan sudah dapat:
1. melakukan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan pada tindakan mengganti
pembalut kering.
2. melakukan prosedur mengganti pembalut kering dengan bnar dan efisien
METODE PEMBELAJARAN
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Parsipasi aktif dalam skills lab. (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
KEWASPADAAN PETUGAS
Saat melepaskan atau memasang balutan, perhatikan untuk tidak mengubah posisi atau
menarik drain. Bila luka kering dan utuh, penyembuhan mungkin optimal dengan tidak
dibalut.
Harus memakai sarung tangan dan membuang pembalut bekas ke dalam tempat sampah
medis Alat pelindung mata harus dipakai bila terdapat risiko kontaminasi okular, seperti
cipratan dari luka.
DESKRIPSI KEGIATAN
KETERAMPILAN
MENGGANTI PEMBALUT KERING
( Digunakan oleh Peserta )
KASUS
NO. LANGKAH/ KEGIATAN
1 2 3
1. Jelaskan prosedur kepada klien dengan menggambarkan
langkah-langkah perawatan luka.
2. Susun semua peralatan yang diperlukan di meja tempat tidur
(jangan membuka peralatan).
3. Ambil kantung sekali pakai dan buat lipatan di atasnya.
Letakkan kantung dalam jangkauan area kerja anda.
4. Tutup ruangan atau tirai tempat tidur atau atur partisi di
sekitar tempat tidur. Tutup semua jendela yang terbuka. Bantu
klien pada posisi nyaman dan selimut pasien mandi hanya
untuk memanjakan tempat luka. Instruksikan klien untuk
tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
5. Cuci tangan secara menyeluruh
6. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan
plester, ikatan, atau balutan.
7. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya
dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada
balutan. (bila masih terdapat plester di kulit, ini dapat
dibersihkan dengan aseton).
8. Dengan sarung tangan atau forsep, angkat balutan,
pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien.
Catatan : bila terdapat drain, angkat satu balutan setiap kali.
9. Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan
larutan steril atau larutan fisiologis
10. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan.
11. Buang balutan kotor pada kantung sampah, hindari
kontaminai permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan
dengan menarik bagian dalam keluar. Buang di tempat yang
tepat.
12. Buka nampan balutan steril atau secara individual tertutup
bahan steril. Tempatkan pada meja tempat tidur atau di
samping pasien. Balutan, gunting, dan forsep harus tetap pada
nampan steril atau dapat ditempatkan pada penutup steril yang
terbuka digunakan sebagai area steril. Buka botol atau
bungkusan larutan antiseptic dan tuangkan ke dalam basin
steril atau di atas kasa steril.
13. Bila penutup atau kemasan kasa steril menjadi basah akibat
larutan antiseptic, ulangi persiapan bahan.
14. Kenakan sarung tangan steril
15. Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak darin, integritas
PENDAHULUAN
Mengganti balutan basah ke balutan kering adalah tindakan pilihan untuk luka
yang memerlukan debridemen. Bagian yang basah dari balutan secara efektif
membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik. Kasa lembab langsung mengabsorpsi semua
eksudat dan debris luka. Lapisan luar kering membantu menarik kelembaban dari luka ke
dalam balutan dengan aksi kapiler.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan latihan keterampilan ini mahasiswa diharapkan sudah dapat
melakukan prosedur mengganti pembalut kering.
SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan latihan keterampilan ini mahasiswa diharapkan sudah dapat:
melakukan persiapan alat untuk prosedur mengganti pembalut basah
melakukan prosedur mengganti pembalut basah yang benar dan efisien
diperlukan)
DESKRIPSI KEGIATAN
KETERAMPILAN
MENGGANTI BALUTAN BASAH KE KERING
( Digunakan oleh Peserta )
KASUS
NO LANGKAH/ KEGIATAN
1 2 3
1. Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan
langkah-langkah perawatan luka
2. Susun semua peralatan yang diperlukan di meja tempat tidur
(jangan dibuka dahulu).
3. Ambil kantung sekali pakai dan buat lipatan di atasnya.
Letakkan kantung dalam jangkauan area kerja anda.
4. Tutup ruangan atau tirai tempat tidur atau susun sekat
disekitar tempat tidur. Bantu klien pada posisi yang nyaman.
Instruksikan klien untuk tidak menyentuh area luka atau
peralatan steril.
5. Cuci tangan secara menyeluruh
6. Letakkan bantalan tahan air di bawah klien.
7. Kenakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan
plester, ikatan, atau perban.
8. Lepaskan plester dengan melepaskan ujungnya dan menarik
secara perlahan, sejajar dengan kulit dan kearah balutan. (Bila
masih terdapat sisa perekat di kulit, dapat dihilangkan dengan
aseton).
9. Dengan tangan yang telah menggunakan sarung tangan atau
forsep, angkat balutan
Catatan : Bila terpasang drain, lepaskan satu lapis setiap kali.
10. Bila balutan pelekat pada jaringan di bawahnya, jangan
dibasah. Perlahan bebaskan balutan dari eksudat yang
mongering, ingatkan klien tentang penarikan dan
ketidaknyamanan.
11. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan.
TIM PENYUSUN
Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab
5. Evaluasi melalui check list
LANGKAH KLINIK
- Intermediate
Pemeriksaan Ultrasonografi dengan densitas :
- Hiperekoik
- Hipoekoik
- Normoekoik (isoekoik)
Pemeriksaan CT-Scan dengan densitas :
- Hiperdens
- Hipodens
- Isodens
Pemeriksaan MRI (T1 & T2) dengan densitas :
- Hiperintens
- Hipointens
- Isointens
PANDUAN KERJA
KETERAMPILAN
TEKNIK CUCI TANGAN
PENYUSUN :
KETERAMPILAN
TEKNIK CUCI TANGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa harus sudah mampu melakukan cuci tangan rutin & asepsis secara baik, benar
dan efisien.
TARGET PEMBELAJARAN
Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa harus sudah mampu:
1. melakukan persiapan alat/bahan dengan benar
2. melakukan cuci tangan biasa dan cuci tangan asepsis dengan benar
CUCI TANGAN
Cuci tangan didefinisikan sebagai: proses membuang kotoran dan debu secara
mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air.
Kesehatan dan kebersihan tangan secara bermakna mengurangi jumlah mik-
roorganisme penyebab penyakit pada kedua tangan dan lengan dengan demikian dapat
meminimalisasi kontaminasi silang (misalnya dari petugas kesehatan ke pasien).
Dari sudut pandang pencegahan infeksi, praktik kesehatan dan kebersihan
tangan (cuci tangan rutin dan cuci tangan bedah) dimaksudkan untuk mencegah infeksi
yang ditularkan melalui tangan, dengan menyingkirkan kotoran dan debu serta
menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit. Dengan cuci tangan dapat
dihilangkan bukan saja sebagian besar organisme yang ditularkan melalui kontak dengan
pasien dan lingkungan, tetapi juga sebagian organisme yang hidup pada lapisan-lapisan
kulit yang lebih dalam. Selain memahami pedoman dan anjuran kesehatan dan
kebersihan tangan, petugas kesehatan juga harus memahami tujuan, dan khususnya
keterbatasan penggunaan sarung tangan.
Tujuan pelatihan cuci tangan adalah mendidik mahasiswa Fak. Kedokteran tentang :
Pentingnya kesehatan dan kebersihan tangan, bagaimana melakukan langkah-
langkh cuci tangan dan menggosok tangan dengan benar; dan
Bukti yang mendukung langkah ini dalam mengurangi penularan
mikroorganisme sehingga mengurangi frekuensi penularan infeksi pada pasien.
Cuci tangan bukan hanya harus dilakukan oleh petugas kesehatan, tetapi juga
oleh semua orang. Dengan cuci tangan, penyebaran infeksi yang bisa ditularkan dari
kedua belah tangan dapat dikurangi. Cuci tangan rutin bisa dilakukan oleh setiap orang,
yaitu dengan mencuci kedua belah tangan dengan sabun dan air bersih setelah ke toilet,
menggendong bayi, atau mengganti pakaian bayi yang kotor, atau melakukan tugas
lainnya (membersihkan sayur-sayuran, daging segar atau ikan), yaitu pekerjaan yang
potensial dapat menyebabkan kontaminasi kedua belah tangan. Cuci tangan rutin dapat
mengurangi sekitar 45% kejadian penyakit diare, sehinggga dapat menyelamatkan nyawa
sejuta anak setiap tahun.
INDIKASI
1. Indikasi cuci tangan rutin:
Sebelum memulai pekerjaan rutin dan sebelum pulang ke rumah.
Sebelum melakukan pemeriksaan pada seorang penderita
Setelah selesai melakukan pemeriksaan pada seorang penderita
Waktu keluar dari kamar kecil
Sebelum memakai sarung tangan
Setelah melepas sarung tangan
2. Indikasi cuci tangan asepsis:
Sebelum melakukan tindakan invasif
Bila ada kemungkinan tangan terkontaminasi
Pada keadaan dimana tangan telah terkontaminasi
PENUNTUN PEMBELAJARAN
Universal Precaution
1. Cuci Tangan 7 Langkah
Tujuan: Mahasiswa mampu melakukan cuci tangan 7 langkah yang baik dan benar untuk
perlindungan dokter dan pasien
Alat dan Bahan: -
Teknik Pemeriksaan
1. Basahkan kedua telapak tangan
setinggi pertengahan lengan dengan air
mengalir, kemudian ambil sabun.
tangan dan lengan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun non-antimikroba lalu
keringkan tangan dan lengan bawah. Setelah menggunakan produk, biarkan tangan dan
lengan kering sempurna sebelum menggunakan sarung tangan steril.
Analisis Tindakan/Perhatian
1. Penggunaan sabun khusus cuci tangan baik berbentuk batang maupun cair sangat
disarankan untuk kebersihan tangan yang maksimal.
2. Tujuh (7) langkah mencuci tangan di atas umumnya membutuhkan waktu 15 – 20
menit. Mencuci tangan secara baik dan benar memakai sabun penting untuk mencegah
kuman dan bakteri berpindah dari tangan ke tubuh anda.
3. Cuci tangan dilakukan untuk dekontaminasi tangan saat:
a. Sebelum kontak langsung dengan pasien.
b. Sebelum menggunakan sarung tangan steril.
c. Sebelum memasukkan alat invasif yang tidak membutuhkan prosedur operasi.
d. Setelah kontak dengan kulit pasien yang intak.
e. Setelah kontak dengan cairan tubuh atau ekskresi, membran mukosa, kulit yang tidak
intak, dan pembalut luka.
f. Saat berpindah dari bagian tubuh yang terkontaminasi ke bagian yang bersih saat
merawat dan memeriksa pasien.
g. Setelah kontak dengan peralatan medis dan benda lainnya yang berada disekitar
pasien.
h. Setelah melepas sarung tangan.
i.Sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
Referensi
1. World Health Organization. WHO guidelines on Hand hygiene in health care. First
Global Patient Safety Challenge Clean Care is Safer Care. 2009.
2. Boyce JM, Pittet D. Guideline for hand hygiene in health-care settings,
recommendations of the healthcare infection control practices advisory committee
and the HICPAC/SHEA/APIC/IDSA hand hygiene task force. MMWR
2002:51(16):19-31.
3. 3M Health Care. Recommendations from the CDC Guideline for Hand Hygiene in
Healthcare Settings [Internet]. Available at: http://www.cdc.gov/handhygiene/.
PENUNTUN PEMBELAJARAN
TEKNIK CUCI TANGAN
NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS
A. CUCI TANGAN BIASA (RUTIN) 1 2 3
1. Lepaskan cincin, arloji, gelang dan lain-lain perhiasan di
pergelangan tangan dan jari. Simpan ditempat yang aman.
2. Gulunglah lengan baju sampai sebatas siku.
3. Basahilah tangan dengan air mengalir, lalu kecilkan aliran air.
4. Tuangkanlah kira-kira 3 ml sabun cair, dan ratakan diseluruh
tangan.
5. Gosokkanlah kedua telapak tangan
6. Gosokkanlah telapak tangan kanan pada punggung tangan
tangan kiri dan sebaliknya silih berganti
7. Gosoklah jari-jari, dengan memasukkan jari-jari tangan kanan
disela-sela jari-jari tangan kiri sambil menggosok. Lakukan
sebaliknya secara silih berganti.
8. Gosoklah kedua ibu jari dan area sekitarnya.
9. Bersihkan dan gosokkanlah ujung jari dan kuku jari kedua tangan
dengan menggosokkan ujung jari tangan kiri pada telapak tangan
kanan.Lakukanlah hal yang sama pada tangan yang lain..
10. Gosoklah kedua pergelangan tangan silih ber-ganti.
11. Bilaslah kedua tangan dengan air mengalir, mulai dari ujung jari
sampai kesiku. Air tidak boleh mengalir ke arah ujung-ujung jari
12. Tutuplah keran tanpa menyentuh dengan tangan yang sudah
dicuci, yaitu dengan menggunakan siku, kertas tissue atau lap
bersih.
13. Keringkanlah tangan dengan lap bertsih atau tissue
B. CUCI TANGAN ASEPSIS 1 2 3
1. Lakukan cuci tangan biasa
2. Bilaslah kedua lengan sampai siku dengan air mengalir
3. Tuanglah kira-kira 3 ml antiseptik ke telapak tangan dan sapukan
merata pada kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan, jari-
jari dan sela jari-jari.
4. Keringkan tangan dengan jalan mengangin-anginkan.